The Taboo Alchemist

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Based on The Legendary Moonlight Sculptor By Nam Hee Sung

Warning : Gaje, Abal, Typo,banyak unsur- unsur dari anime / manga / light novel lain

Don't like don't read


.

.

Chapter 1 : Weed The God of War

Toko game, siang hari di kawasan Akihabara.

"Hey hey apakah kau pernah mendengar, ada game baru yang sangat terkenal saat ini. Namanya adalah Royal Road. Game ini bahkan punya acara TV-nya sendiri lho."

"Oh ya kudengar itu adalah game Virtual Reality. Game dimana kita bisa berpetualang layaknya dengan tubuh kita sendiri. Ditambah lagi game itu adalah game Virtual Reality pertama di dunia."

"Acara TV-nya bahkan selalu mendapatkan rating tertinggi."

"Ya, kau betul. Aku juga pernah menontonnya. Kualitas game-nya benar-benar bagus. Serasa kau berpetualang sungguhan."

"Benarkah? Buatan mana? Sony, Sega, Bandai, Konami, atau buatan Amerika?"

"Sayang sekali, game itu bukanlah game buatan Jepang atau Amerika. Itu adalah game buatan Korea. Nama perusahaan yang membuatnya adalah Unicorn Corporation."

"Kedengaranna menarik. Dimana kita bisa membelinya?"

"Kau bisa membelinya melalui situs jual beli online. Disana kau bisa memesan kapsul gamenya termasuk dengan pemasangannya yang dipasang oleh staff dari perusahaannya."

"Begitu ya, aku akan segera memesannya."

"Lalu aku juga pernah dengar tentang Bad Ray. Dia adalah player terkuat dalam Royal Road untuk sementara ini. Levelnya sudah mencapai diatas 400. Dia sudah setara dengan monster kelas bos lho."

"Player yang kekuatannya setara denan monster kelas bos! Aku ingin bertemu dengannya. Pasti dia memakai equipment-equipment mahal, yang harganya bisa jutaan."

"Tentu saja. Jangan remehkan player terkuat dalam Royal Road."

"Dia juga adalah player yang memegang posisi tertinggi di guildnya. Nama guildnya adalah guild Hermes. Guild yang mempunyai basis di kerajaan Haven. Guild ini sangat kuat. Bahkan kerajaan Haven harus berpikir ribuan kali bila ingin menyerang guild ini."

"Bahkan negara tempat basisnya sendiri takut untuk menyerang mereka. Keren sekali."

"Yah itu bukanlah hal yang terlalu berlebihan. Guild Hermes bahkan bisa disebut sebagai guild terkuat di Royal Road saat ini."

Sementara itu, di belakang mereka.

"Heh Royal Road-kah. Kedengarannya menarik." Seseorang menyeringai mendengar informasi tersebut.

"Aku harus segera mencari informasinya sekarang." Dengan segera dia mengetikkan keyword Royal Road pada search engine di internet.

Royal Road Search Sources

Hall of Fame | Royal Road

Berita Harian Royal Road

Weed The God of War

Bad Ray The King

Weed The Lord of Morata

Weed The Amazing Sculptor

Morata, pusat berkumpulnya petualang di Benua Utara

"Kenapa banyak sekali. Apakah game ini sebegitu populernya, ya? Lebih baik kupilih yang mana ya? Hall Of Fame sepertinya ini isinya tentang player-player terkenal. Aku jadi penasaran seperti apa orang-orang terkuat di Royal Road." Klik Hall of Fame.

Di sini terpampang berbagai video petualangan orang-orang terkenal di Royal Road.

Pertempuran Weed melawan Bone Dragon

Pertempuran Orc Karichwi (Weed) melawan Immortal Legion

Pertempuran Weed melawan Order of Embinyu

Pertempuran Weed vs Pegassus di Todeum

Pertempuran Weed vs True Blood Vampires di Morata

'Apa-apaan ini, semuanya berdurasi lebih dari 30 jam, bahkan ada yang lebih dari 40 jam. Seperti apa pertempuran dari orang bernama Weed ini. Dia pastilah player legendaris sehingga bisa menyandang nama The God of War.'

'Aku harus segera pulang dan menontonnya.'

Sesampainya di rumah.

"Tadaima..."

PRANK PYARRR

'Mereka bertengkar lagi ya. Dasar orang tua sialan. Bisanya merusak mood saja.'

Dengan mengendap-ngendap, dia berusaha masuk tanpa ketahuan. Dia ingin segera masuk ke kamarnya yang nyaman. Dan menyaksikan petualangan Weed.

'Hah... Akhirnya aku sampai juga ke kamar. Tenyata memang benar kata orang, kamarku istanaku.'

Dia dengan segera merebahkan dirinya ke kasur dan menyalakan komputernya. Mengakses situs Hall of Fame | Royal Road.

Dia menggunakan undian untuk memilih video manakah yang harus dia tonton pertama.

"Cap cip cup kembang kuncup pilih mana yang mau dicup!"

Akhirnya pilihannya jatuh pada video Pertempuran Orc Karichwi (Weed) melawan Immortal Legion. Ini adalah video pertempuran dari seekor Orc yang memimpin bangsa Orc dan Dark Elf melawan Immortal Legion yang dipimpin oleh seorang Lich yang bernama Lich Shire.

VIDEO, START !

Pertempuran ini dimulai dengan pertempuran antara Orc dan Dark Elf yang berlangsung di Lands of Despairs. Seorang Orc dengan badan yang lebih besar dan mengerikan dari Orc-Orc lainnya muncul dan memimpin ras Orc melawan ras Dark Elf. Dia adalah Orc Karichwi, yang sebenarnya adalah seorang player yang mempunyai skill untuk merubah bentuk fisik dirinya menjadi sosok yang lain.

Dia memulai perang dengan sebuah lagu paling mengerikan yang pernah ada. Sebuah lagu dengan lirik yang mengerikan. Nada yang begitu sumbang, yang seolah-olah kau akan tuli seketika begitu mendengarnya. Dalam lagunya itu mengandung sebuah kutukan yang bisa melemahkan semangat lawan dan meningkatkan moral pasukannya, pasukan Orc.

Ras Orc dan Ras Dark Elf. Mereka adalah ras yang sudah lama hidup dalam ketegangan. Ketegangan itu disebabkan karena ras Orc yang bodoh memiliki kebiasaan merusak alam. Merusak alam adalah hal yang sangat dibenci oleh ras Elf yang hidup dengan menyatu daengan alam. Mereka juga sering berseteru, untuk membuktikan siapa yang paling kuat dan berkuasa atas Lands of Despairs.

Perang dimulai dengan Weed yang memimpin para Orc untuk menyerbu benteng tempat ras Dark Elf tinggal. Pertempuran berlangsung sangat sengit. Ras Dark Elf cerdik dengan kemampuan memanah yang tinggi yang jumlahnya hanya ribuan melawan ras Orc bodoh dengan kemampuan fisik yang tinggi yang jumlahnya ratusan ribu.

Ras Dark Elf meskipun kalah jumlah, dengan kecerdikan dan kemampuan mereka dalam menggunakan sihir yang menyatu dengan alam, mereka bisa membalas serangan ras Orc. Meski begitu ras Orc dengan jumlahnya yang sangat banyak, tanpa kenal takut. Mereka menyerbu ke benteng ras Dark Elf layaknya semut yang merayap menuju gula yang lantai.

Pertempuran melawan ras Dark Elf mulai mencapai akhirnya. Ketika ras Dark Elf yang jumlahnya sedikit mulai kelelahan dan akhirnya terdesak mundur sampai pertahanan terdalam mereka. Mereka terdesak karena serangan terkomando dari Weed yang berhasil membantai ratusan Dark Elf yang berada di dalam benteng.

Dalam pertempuran ini Weed tak henti-hentinya berteriak dan membimbing ras Orc yang bodoh dan mengorganisir mereka untuk melakukan serangan-serangan yang bisa membuat pertahanan ras Dark Elf runtuh. Dia juga terus menebaskan pedangnya seolah tanpa lelah, untuk menebas, menangkis dan membunuh lawannya. Tapi perlu diketahui, dalam pertempuran tersebut, weed membawa sebuah tas besar yang ternyata tas berisi item-item rampasan. Kau bisa menebak dari mana asalnya, ratusan item itu.

Kemudian pada akhirnya, ras Orc menang. Mereka adalah penguasa Lands of Despairs sekarang. Namun bahaya yang lebih besar mengancam. Pasukan Immortal Legion yang dipimpin oleh Lich Shire. Murid langsung dari Necromancer terkuat, Barkhan Demorph.

Untuk menghadapi pertempuran besar itu, yang merupakan inti dari quest kelas A yang Weed jalani. Weed berusaha untuk menyatukan kekuatan antara dua ras yang saling bermusuhan, yaitu ras Orc sang penguasa baru dari Lands of Despairs. Dan ras Dark Elf yan baru saja kalah dari pertempuran untuk mendominasi kekuasaan di Lands of Despairs.

Dengan kemampuan berdiplomasi yang begitu tinggi, Weed berhasil menyatukan kekuatan dari kedua ras yang bermusuhan tersebut. Bahkan Weed berhasil menggalang bantuan dari kerabat ras-ras tersebut. Mereka bersatu untuk menghadapi bahaya yang benar-benar nyata dari Immortal Legion yang dipimpin oleh Lich Shire.

Kerabat-kerabat dari ras Dark Elf dan ras Orc berkumpul dengan jumlah yang begitu fantastis. Mereka muncul dari bagian-bagian lain Lands of Despairs. Dan jumlah mereka bahkan lebih dari 2 juta. Tentu saja dari 2 juta bala bantuan yang terkumpul. Yang paling banyak dari mereka tentu saja adalah ras Orc. Karena mereka memiliki reproduksi yang tinggi. Bahkan mereka tak perlu melakukan hubungan sex untuk memiliki anak. Hanya dengan makan bersama dalam satu meja saja, pada malam hari. Esoknya kau pasti bisa melihat orc-orc kecil berkeliaran disekitar mereka. Oleh karena itu, orc merupakan bidak perang yang paling tidak perlu kau khawatirkan untuk kau korbankan.

Melihat hal ini tentu saja Weed seperti merasakan kalau Dewi Keberuntungan sedang memihak padanya. Dengan itu dia memanggil anak buahnya yang lain, yaitu para wyvern. Mereka bisa dibilang adalah sejenis naga kecil yang bisa terbang. Dengan bentuk tubuh yang tidak terlalu bagus. Padahal mereka adalah sesuatu yang bisa disebut sebagai naga mini.

Weed juga mengumpulkan manusia-manusia yang tinggal disekitar Lands of Despairs. Para Priest dari Order of Freya dan para prajurit dari kerajaan Rossenheim datang untuk membantu Weed. Melihat begitu banyak pasukan yang datang. Dia seolah-olah telah mendapatkan hembusan angin kemenangan menerpa wajahnya yang begitu mengerikan.

Lalu sebuah lagu kutukan dimulai. Sebuah lagu yang menjanjikan kemenangan, namun juga menjanjikan kekalahan yang menyakitkan bagi lawan. Salah satu liriknya adalah..

"Mati Immortal Legion, mati! Chwichwi chwiik! Siapa yang akan menang? Aku akan menang! Para Undead yang kucintai. Beri aku exp dan item! Muncullah, para Undead! Cepat muncullah!"

Seolah menjawab panggilan itu, tanah di Lands of Despairs bergetar begitu kuat. Menandakan begitu banyaknya para undead yang bangkit dari alam kematian hanya untuk berperang dan menginvasi daratan. Mereka terdiri dari begitu banyak undead seperti para skeleton, zombie, ghoul, bahkan prajurit legendaris tanpa kepala, dullahan muncul di medan peperangan untuk membantu Immortal Legion.

Para skeleton melangkah sembari kita bisa mendengar geseekan dari sendi-sendi mereka yang rapuh. Ada juga skeleton yang membawa bagian tubuhnya sendiri untuk digunakan sebagai senjata.

Para zombie melangkah begitu pelan. Mereka menyeret kaki mereka sendiri untuk bisa sampai di medan perang ini. Sembari berjalan mereka juga menghembuskan nafas beracun yang bisa membunuhmu dalam hitungan menit, hanya dengan menghirupnya.

Melihat itu, para Dark Elf dan bahkan Orc-pun bergetar ketakutan. Namun, ekspresi tenang dan perkataan Weed berhasil meningkatkan moral pasukannya. Yah, meskipun bukan dengan kata-kata yang baik sih.

"Cwiikk Cwikk para undead yang bau. Mereka bahkan tak pernah mandi. Oleh karena itu jangan sampai kalian mati, dan berubah seperti mereka. Begitu kalian mati. Kalian tidak akan bisa mandi, kalian juga tak akan bisa makan. Lama kelamaan perut kalian akan kurus, kulit kalian akan mengelupas, dan juga rambut kalian akan rontok dan menjadi botak. Apakah kalian mau? Kalah dari makhluk menjijikkan ini, dan berubah menjadi bagian dari mereka cwikk?"

"Cwwikk tidak mau! Aku ingin terus hidup dan makan banyak-banyak." Seekor Orc menjawab diikuti sahutan dari Orc-orc lainnya.

"Kita tidak akan mati. Kita akan terus hidup dan menguasai tanah ini!"

"Ya betul, kita akan menang dan hidup dengan bebas sesuai keinginan kita."

"Bunuh mereka."

"Musnahkan mereka."

"Bantai mereka semua."

"Kita adalah yang terkuat dan tak terkalahkan."

YEAHH UUUUUUUUOOOOOOOOOOO CCCWWWIIIIKKK

Para undead semakin mendekat. Pasukan aliansi Dark Elf-Orc sudah bersiap untuk menghadapi mereka. Dari kejauhan langit tampak menggelap seolah-olah kedatangan Immortal Legion akan membawa badai menuju ke Lands of Despair.

Perang akhirnya pecah, para undead dipaksa untuk bertarung di medan yang merugikan bagi mereka. Perang yang pecah di Lembah Yunopu, bagian dari Lands of Despair ini. Merupakan halaman rumah bagi ras Orc dan Dark Elf. Sehingga mereka adalah yang paling diuntungkan jika bertarung di sini. Para Dark Elf bertarung dari tempat yang tinggi dengan panah-panah mereka. Sedangkan para Ors dipimpin langsung oleh Weed untuk bertarung di garis depan melawan para undead.

Ghoul menyebarkan racun kemana-mana. Zombie dengan gerakan mereka yang lambat dan sempoyongan menyerang sambil tertatih-tatih. Skeleton soldier menyerang dengan mengayunkan tulang-tulang mereka. Suasana perang tampak begitu ricuh dan ramai.

Namun satu hal yang hampir pasti dalam perang tersebut, yaitu semua yang berhadapan langsung melawan Weed akan dibantai dan kehilangan seluruh itemnya. Dia bahkan tak melewatkan satu copper-pun tergeletak di tanah. Dia bahkan tanpa rasa takut, akan mengambil satu copper tergeletak di tanah. Padahal dia sedang dalam pertarungan.

Weed mengorganisir para Orc untuk melawan para Ghoul yang menyebarkan racun kemana-mana. Dia membawa jumlah yang terlalu banyak bahkan hanya untuk membasmi satu Ghoul.

Dia berniat meminimalisir kemampuan spesial dari Ghoul, yaitu memakan makan mayat dan memulihkan diri sendiri dengan itu. Sehingga selama ada mayat maka Ghoul akan semakin kuat.

Namun dengan jumlah pasukan yang dibawa oleh Weed, yang bahkan seola-olah kita tidak akan tahu kapan habisnya. Dia menggunakan keuntungan dalam jumlah sehingga efek racun dari Ghoul menjadi sesuatu yang kecil yang bahkan bisa ddiabaikan dengan mudah.

Weed dengan tenang berburu dan membantai para undead yang menghalangi jalannya. Dia bisa tenang seperti itu karena dia telah diberi blessing oleh para priest. Juga didukung oleh prajurit dari Rossenheim yang gagah berani.

Weed bahkan berburu sambil memgobati para Orc yang terluka dengan skill bandage-nya yang luar biasa. Dia bisa menyembuhkan luka-luka, dari yang ringan sampai yang cukup parah.

Di jeda-jeda pertempuran Weed juga masih sempat menyiapkan makanan untuk para pasukan. Juga tetap mengkomando pasukan. Dia menggunakan sebuah skill yang seolah-olah membuatnya memiliki tangan ketiga yang membantunya dalam bekerja.

Hingga beberapa waktu kemudian, pertempuran pertama berakhir. Para orc sibuk merayakan kemenangan mereka saat itu dengan makan dan mabuk. Padahal Weed memrintahkan mereka untuk kembali ke bentng dan bersiap untuk gelombang serangan berikutnya. Hal ini membuat Weed marah.

"CEPAT KEMBALI KE POS KALIAN MASING-MASING!" weed berteriak.

"Ooohh suara yang memiliki otoritas yang tinggi, cwikk."

"Kita harus mematuhinya!"

"Ayo kembali ke pos kita."

Namun sebelum mereka berhasil kembali ke pos mereka masing –masing dan membentuk ulang barisan. Gelombang kedua dari serangan Immortal Legion telah datang melalui celah-celah pegunungan.

Mereka adalah para zombie dan undead hewan liar. Mereka muncul dengan jumlah yang jauh lebih banyak yang sebelumnya. Mereka memberikan serangan kejutan yang sanggup membuat pasukan Weed terpukul mundur.

Ditambah lagi pasukan khusus penyerang berat. Mereka datang dengan bersenjatakan alat-alat berat yang biasa digunakan untuk meruntuhkan benteng.

Kedatangan mereka menjadi sebuah pukulan telak bagi pasukan Weed.

Hal ini menjadikan pertempuran pertama mereka, hanyalah seperti permainan anak-anak belaka. Meskipun begitu, mereka yang berada di belakang tengah berusaha memupuk pertahanan mereka. Sedangkan yang berada di depan berteriak-teriak dalam keputus asaan.

"Tidak, aku tak mau melakukan ini lagi."

"Biarkan aku mati."

"bunuh saja aku."

Para Dark Elf dan Orc merasakan takut yang amat sangat. Mereka bahkan merasa lebih baik mati. Daripada harus ikut berperang melawan Immortal Legion.

Dengan segera Weed memerintahkan para priest menyanyikan sebuah himne dari Order of Freya.

"Oh! Sang Dewi Freya yang sangat cantik! Tanganmu yang lembut membelai rambutku, memberikan keagungan yang tiada batas. Instrument yang aku mainkan adalah karena aku mencintaimu pada pandangan pertama. Mencintaimu selamanya, hal itu tidak akan pernah berubah, dan didedikasikan padamu."

Berkat nyanyian dari para priest. Kekacauan dalam formasi kini telah teratasi. Rasa takut dan frustrasi yang menyerang dalam otak dan pikiran pasukan Weed sekarang telah hilang. Saat ini, mereka tengah berusaha bangkit kembali dan mengatur formasi.

"Para Orc konsentrasilah pada pertempuran di depan! Para Dark Elf gunakan sihir kalian untuk melawan undead yang menembus diniding."

Dengan semangat para Dark Elf segera melaksanakan perintah Weed.

"Fire Bullet!"

"Burning Arrow!"

"Flare!"

"Elemental Shock!"

Sedangkan para Orc terus mengayunkan senjata mereka ubtuk menebas dan memukul mereka agar menjauh dari benteng. Tak lupa mereka juga melontarkan kalimat – kalimat hinaan pada para undead.

"Rasakan itu! Undead sialan! Cwikk!"

"Hahaha cwikk kalian tak bisa melawan para Orc terhormat."

"Cwikk Sadari posisimu! Cwikk Dasar makhluk rendahan!"

"Kalian bukanlah apa – apa melawan kami! Cwikk !"

Tiba - tiba beberapa pasukan Orc ada yang terlihat seperti tercekik dan akibatnya, mereka mengauk dalam benteng. Tak salah lagi itu adalah ulah dari para Ghost yang merasuki para Orc.

Dengan terjadinya hal itu pertempuran sekali lagi jatuh ke dalam kekacauan. Darah umpah dimana – mana.

"Para Orc yang masih waras, angkat senjata dan bunuh mereka semua!"

"Kalian para Orc tuli, lambat, bodoh! Cwikk chwikkk cwikk ! Bergeraklah dengan cepat! Kalian mau melihat teman kalian mati begitu saja! Cwikk cwikk! Kalian para Dark Elf! Kenapa mata kalian tertutup ? Kalian tidur ?Cwikk! Kalau kalian tidur pulang saja sana ke pangkuan ibumu! Dasar tidak berguna !"

Dengan omelan yang terus keluar tiada henti, sedikit demi sedikit Weed mulai menarik mundur pasukannya ke dalam benteng. Hal itu membuat bagian depan benteng kosong. Sehingga para Undead masuk begitu saja melalui pintu tersebut.

Namun ternyata itu hanyalah jebakan! Para Undead yang masuk segera dikepung dari tiga sisi. Sebuah strategi yang sangat efisien untuk mengahabisi musuh.

Pasukan Weed terus mundur ke belakang menuju ke sebuah ladang tanaman yang berdaun kuning. Weed tanpa ragu memerintahkan mereka untuk terus mundur, selagi dia dengan cekatan membabat seluruh tanaman kuning yang ada di ladang itu. Bahkan dalam situasi terdesak dia masih sempat untuk menuai keuntungan dengan mencuri tanaman di ladang itu!

Gelombang kedua dari pertempura sudah selesai. Weed sedng mengobati pasukan yang terluka. Dia juga menyaipkan makanan untuk mereka yang lapar.

Banyak para Orc yang memilih untuk makan dan beristirahat untuk memulihkan HP (Health Point) mereka. Sedangkan para Dark Elf tengah bermeditasi untuk memulihkan MP (Mana Point) mereka.

Weed keluar menuju puncak dari tempat peristirahatan mereka. Dia berteriak dengan keras.

"Hey kalian para undead! Apa hanya itu yang bisa kalian lakukan? Ayo maju sini! Berikan serangan terbaik yang kalian miliki! Majulah! Akan kuajarkan kepada kalian kekuatan sejati dari makhluk yang benar – benar hidup! Cwikk cwikk!"

Teriakannya sangat keras. Bergema ke seluruh penjuru lembah. Bulu - bulu burung menyenar di udara ketika para burung terbang karena mendengar teriakan Weed.

Weed menghentak - hentakkan senjatanya ke tanah. Mendengar itu pasukannya bersorak sorai dan ikut menhentak – hentakkan senjata mereka ke tanah. Menimbulkan getaran yang kuat pada tanah. Seolah – olah tanah sedang dilanda gempa bumi lokal.

Seolah menjawab tantangan dari Weed. Gelombang serangan berikutnya datang. Kali ini jauh lebih besar dari yang pertama ataupun yang kedua.

Dari celah pegunungan lagi – lagi munvul pasukan undead.

Kali ini yang muncul adalah monster – monster dari pegunungan Yuroki.

Kerangka tulang yang besar dari ksatria undead.

Makhluk raksasa muncul dengan langkahnya yang begitu besar dan menggetarkan.

Itu merupakan gelombang serangan dari 10.000 undead kuno dan 5.000 undead raksasa.

Namun yang muncul tak hanya segitu saja. Para Serpa Witch. Penyihir hitam yang menunggangi badak raksasa juga muncul.

Jumlah penyihir hitam itu mencapai lebih dari 3000!

Apalagi mereka adalah penyihir hitam bawahan langsung Lich Shire. Mereka pastinya memiliki kemampuan kutukan yang sangat kuat.

Badak – badak raksasa yang mereka tunggangi juga mengerikan. Mereka hanya berlari ke depan dan menerjang pohon – pohon raksasa yang ada di hadapan mereka.

Terlalu banyak undead yang muncul untuk dihitung. Mereka adalah pasukan elit sebenarnya dari Lich Shire.

Langkah dari pasukan undead begitu kuat dan menggetarkan.

Hal itu lagi – lagi membuat mental pasukan Weed turun. Namun Weed dengan segera meningkatkan moral pasukannya. Dan memerintahkan mereka memerintahkan pasukannya untuk menyerang mereka.

Para pasukan Orc dalam jumlah ratusan dibutuhkan hanya untuk mengalahkan satu monster raksasa itu. Pertempuran menjadi lebih sengit.

Immortal Legion yang mengerikan.

Para makhluk besar itu sacara individual adalah monster yang sangat kuat. Lebih mengerikannya lagi mereka dalam keadaan berkelompok. Sehingga semakinsulit untuk mengalahkan mereka.

Dari sekian banyak undead yang muncul, jumlah Zombie dan Ghost adalah yang paling sedikit. Namun secara individual mereka juga merupakan monster yang cukup kuat.

Hal ini merupakan tekanan yang besar bagi pasukan Weed. Banyak dari mereka yang tak terpengaruh oleh perintah Weed dan mulai membuang senjatanya dan lari dari medan perang. Namun entah kenapa tidak ada rasa takut yang muncul di wajah Weed. Dia malah memunculkan ekspresi bahagia.

Apa kalian tahu apa yang ada dalam pikirannya?

Musuh yang kuat ?

ExP (Experience Point) yang banyak?

Ataukah item – item langka dari para undead ?

Tentukanlah sendiri!

"Para Dark Elf! Bunuh mereka dengan panah!"

Weed memberikan komando pada para Dark Elf. Yang dengan segera dilaksanakan oleh mereka.

50.000 anak panah perak yang ditembakkan terbang menutupi matahari. Panah – panah itu menghujam tanpa ampun ke para pasukan undead yang menerjang.

Para undead kuno seperti namanya mereka juga bersenjatakan senjata – senjata kuno. Dengan perisai mereka yang sudah berkarat dan dimakan usia tentu saja itu tak akan bisa menghentikan laju dari anak panah yang diarahkan pada mereka.

"Pasukan udara serang mereka!"

Dari sisi gunung yang lain, muncullah para Wyvern yang merupakan bawahan Weed. Salah satu dari mereka turun dan dijadikan tunggangan oleh Weed.

Sebagian dari para Wyvern ada juga yang dipersenjatai dengan air suci. Selagi mereka terbang di udara mereka juga menyiramkan air suci kepada para undead yang ada di bawahnya.

Para undead berteriak kesakitan karena terkena siraman air suci. Air suci memiliki efek yang fatal bagi mereka, para undead yang mrupakan makhluk kegelapan.

Air suci terus disiramkan. Anak panah perak terus ditembakkan. Medan perang dipenuhi oleh teriakan – teriakan undead yang kesakitan karena efekserangan tersebut.

Badak – badak raksasa menerjang ke tembok pertahanan tanpa bisa dihentikan. Dalam terjangannya mereka menyeruduk, menginjak, bahkan menanduk apapun yang menghalangi jalan itu membuat Orc – orc yang menjaga tembok menjadi pucat pasi.

Melihat itu Weed dengan segera menginstruksikan pada para Dark Elf untuk menggunakan sihir mereka pada badak – badak itu. Sehingga badak – badak itu akhirnya bisa dihentikan.

Weed juga memanggil bala bantuan yaitu Vampire Lord Tori dan Death Knight Van Hawk. Mereka ditugaskan untuk membantu pasukan untuk mengalahkan para Serpa Witch yang menunggangi Badak raksasa.

Dengan segera Vampire Tori menyerang para undead dengan berbagai black magic miliknya.

"Stone Curse." Para undead yang memandang matanya segera berubah menjadi batu.

Angin berputar mengelilingi Vampire Tori, menandakan bahwa dia akan menggunakan skill terkuat miliknya.

"Tornado Blade!" Angin tornado menerbangkan para undead yang berusaha menyerangnya.

Sebuah skeleton berjubah muncul dari celah pegunungan. Di mahkotanya tertabur berlian – berlian yang begitu indah.

Dia adalah si monster bos, pemimpin dari Immortal Legion yang luar biasa. Lich Shire, si undead necromancer yang juga murid langsung dari undead necromancer terkuat Barkhan Demorph.

"Aku akan mwarnai tanah ini dengan kegelapan. Immortal Legion, maju. Bunuh mereka. Jadikan mereka rekan – rekan kita." Kedatangan Lich Shire ke medan perang diiringi dengan komandonya kepada para undead.

Undead Lich Shire muncul dengan berbagai equipment – equipment mahal dan langka. Melihat itu pandangan Weed berubah menjadi beringas. Seolah – olah dia menemukan mangsa yang besar.

"Mangsa terakhir kita telah tiba ! Para Orc dorong dindingnya! Dan hancurkan mereka!" komando dari Weed adalah untuk mendorong dinding yang menjadi pemisah antara mereka dengan para Undead.

Segera dinding yang tampak dibangun dengan asal – asalan rubuh seketika. Dan bongkahan batu – batu segera menggelinding ke lembah.

Longsoran batu – batu besar menghantam para undead. Ada juga yang berusaha menghindarinya, dengan melompat namun ada juga yang kehilangan keseimbangan dan akhirnya ikut menggelinding ke lembah bersama batu – batu itu.

"Corpse explosion." Untuk mencegah Lich Shire membangkitkan para mayat. Pasukan Weed menggunakan sihir untuk meledakkan mayat – mayat itu.

"Sadarilah posisimu. Dasar makhluk rendahan! Gravity!"

Lich Shire menggunakan sihir untuk memanipulasi gravitasi. Membuat pasukan udara milik Weed terjatuh.

Namun itu hanya sementara, Vampire Lord Tori segera mengganggu Lich Shire dan menyebabkan sihir itu gagal dipertahankan.

Gangguan itu menyebabkan Lich Shire marah. Karena dia tak hanya diganggu oleh Tori, tapi ia juga diganggu dengan serangan dari sihir suci para Priest dan siraman air suci dari para Wyvern.

"Daemon Spear!"

Dari tangannya Lich Shire mengeluarkan aura kegelapan berwarna hitam. Aura itu kemudian membentuk sebuah tombak hitam yang memancarkan aura yang mengerikan.

Dengan kekuatan penuh tombak itu dilemparkan pada para priest yang mengganggunya.

SRRATT JLEBBB

Para priest tertusuk oleh Daemon Spear. Melihat itu Weed tak tinggal diam. Dia memerintahkan pasukannya untuk menolong para priest yang tertusuk. Juga memerintahkan para Wwyvern untuk memusatkan penyiraman air suci pada Lich Shire.

Akhirnya dengan luka – luka yang terus menumpuk akibat serangan berelemen suci yang diarahkan padanya. Lich Shire mulai mencapai batasnya. MP-nya turun ke level terendah.

Namun dia tak akan mati dengan begitu mudah. Dia terus memberikan perlawanan.

"Vampire Lord Tori! Bukankah kau adalah undead yang telah bersumpah setia pada Lord Barkhan! Kenapa kau berkhianat kepada tuan kita ?"

"Maafkan aku, aku sudah punya majikan baru sekarang!"

"Tak apa, kembalilah kepada kami dan ayo kita menguasai dunia bersama – sama."

" Apakah mungkin aku akan diterima kembali ? padahal aku telah berkhianat. Kalau begitu baiklah. Aku akan memihak padamu Lich Shire."

Dengan membelotnya Vampire Lord Tori. Lich Shire menjadi tak memiliki keraguan lagi dalam menyerang. Vampire Lord Tori adalah monster kelas bos berlevel diatas 400. Apalagi dia datang kesini dengan men-summon pasukan vampire-nya.

Vampire adalah monster dengan kemampuan spesial ysitu menghisap darah lawan untuk memulihkan HP dan MP. Oleh karena itu dimedan perang seperti ini. Dimana banyak Orc dan Dark Elf yang bertempur. Mereka bisa menjadi masalah yang amat serius.

Weed dengan skill lari cepatnya, berlari langsung menuju ke arah Lich Shire. Dia berniat mengakhiri petempuran ini dengan membunuhnya.

"Sword Kaiser!"

Namun serangan itu belumlah cukup kuat untuk menghabisinya. Lich Shire menggunakan mana terakhirnya untuk menyerang Weed.

"Frost!"

Kristal – kristal es mulai terbentuk. Tak diragukan lagi, serangan itu diarahkan kepada Weed.

"Para Dark Elf! Serang dia! Abaikan saja aku!"

Para Dark Elf dengan patuh melaksanakan perintah Weed.

Serangan sihir dan anak panah muncul dari berbagai penjuru. Tujuannya adalah Weed dan Lich Shire.

Weed dan Shire terkena hujan serangan. Sembari menahan rasa sakit akibat serangan itu, Weed terus menahan Lich Shire agar tidak kabur.

Tentu saja, setelah keduanya terkena hujan serangan itu, tak lama kemudian mereka mati.

VIDEO, END!

"apa – apaan ini. Betul – betul luar biasa. Benar- benar terasa seperti perang sungguhan ! Royal Road, aku harus segera memainkannya! Aku ingin! AKU INGIIIIIN SEKALI!"

Dia dengan terburu – buru memesan kapsul Royal Road. Tak peduli berapapun biayanya dia akan membayarnya. Uang bukanlah masalah besar baginya.

ESOKNYA

Hari yang ditunggu – tunggu telah tiba. Staf dari perusahaan game Royal Road, Unicorn Corporation telah selesai memasngkan kapsul gamenya.

"Terima kasih banyak telah bersedia berlangganan dengan menggunakan layanan kami tuan."

"Sudah tak perlu basa – basi lagi. Aku sudah menanda tanganinya, cepat pergilah! Aku harus segera bermain game ini! Kalian hanya pengganggu, cepat pergi sana!"

Tanpa belas kasih dia mengusir para staf tersebut dengan kasar. Tak peduli akan perasaan orang lain ataupunpndangan orang lain terhadap dirinya.

"Tap – tapi..."

"Tak ada tapi – tapian, cepat pergi sana, kalian hanya mengganggu kesenanganku saja!"

"Tapi kami belum menjelaskan detainya pada anda."

"Apa itu ?" Dia bertanya dengan rasa bingung.

"Kami belum menemukan stop kontak untuk listriknya. Bisa anda beritahu pada kami?"

"Eh – eh stop kontak ? stop kontak ? GAWAT AKU BELUM BAYAR LISTRIK! Tunggu sebentar aku harus membayar listrik dulu!"

Dengan buru – buru dia pergi ke konter pembayaran listrik terdekat dan kembali lagi dalam waktu lima menit, dengan berlumuran darah pada wajahnya.

"Anda tidak apa – apa tuan. Sepertinya anda terluka parah!"

"Tak apa. Yang lebih penting. Aku lupa sesuatu!"

"Apa itu?"

"Aku lupa bawa uang. Dan akibatnya, ketika aku berlari aku menabrak lapak pedagang tomat di pasar."

"Oh begitu. Lain kali anda harus lebih hati – hati tuan."

"Ya ya. Bisakah kalian pergi dulu ? Aku akan mengatasinya sendiri nanti!"

'Orang ini menyebalkan sekali. Aku jadi tak tahan harus memukulnya' Batin si staf perusahaan.

"Sebelum itu bisakah anda memberitahu kami dimana stop kontaknya?"

"Eh – eh stop kontak ? STOP KONTAK ? GAWAT AKU BELUM BAYAR LISTRIK! Tunggu sebentar aku harus membayar listrik dulu!"

Dengan buru – buru dia pergi ke konter pembayaran listrik terdekat dan kembali lagi dalam waktu lima menit, dengan berlumuran darah pada wajahnya.

"Anda tidak apa – apa tuan. Sepertinya anda terluka parah!"

"Tak apa. Yang lebih penting. Aku lupa sesuatu!"

"Apa itu?"

"Aku lupa bawa uang. Dan akibatnya, ketika aku berlari aku menabrak lapak pedagang tomat di pasar."

"Oh begitu. Lain kali anda harus lebih hati – hati tuan."

"Ya ya. Bisakah kalian pergi dulu ? Aku akan mengatasinya sendiri nanti!"

'Rasanya seperti deja vu. Apa benar peristiwa yang barusan ku alami ini adalah deja vu?' Batin si staf perusahaan.

"Sebelum kami pergi, bisakah anda memberitahu kami dimana stop kontaknya? Kami perlu memastikan stop kontanya aman. Untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan anda ketika masuk ke dalam dunia game."

"Oh begitu ya. Eh – eh stop kontak ? STOP KONTAK ? GAWAT AKU BELUM BAYAR LISTRIK! Tunggu sebentar aku harus membayar listrik dulu!"

Dengan buru – buru dia pergi ke konter pembayaran listrik terdekat dan kembali lagi dalam waktu lima menit, dengan berlumuran darah pada wajahnya.

"Anda tidak apa – apa tuan. Sepertinya anda terluka parah!"

"Tak apa. Yang lebih penting. Aku lupa sesuatu!"

"Apa itu?"

"Aku lupa bawa uang. Dan akibatnya, ketika aku berlari aku menabrak lapak pedagang tomat di pasar."

"Oh begitu. Lain kali anda harus lebih hati – hati tuan."

"Ya ya. Bisakah kalian pergi dulu ? Aku akan mengatasinya sendiri nanti!"

'Sepertinya kejadian barusan terulang lagi. Tapi untungnya ketika dia pergi aku sudah menemukan stop kontaknya. Sekarang aku sudah bisa pergi dari sini. Selamat tinggal orang gila.'

"Ya baik saya akan segera pergi. Terima kasih sudah berlangganan layanan kami. Selamat menikmati game-nya tuan."

Dengan bahagia staff itu pergi dari rumah pelanggan barunya.

"Nah...waktunya main game !"

Log in ke Royal Road?

Ya | Tidak

Ketika pesan tersebut muncul, dia berteriak tanpa ragu-ragu.

"YA!"

Scan pada retina dan pembuluh darah anda membuktikan bahwa anda pengguna yang belum terdaftar. Apakah anda ingin membuat akun baru?

Ya | Tidak

Ketika dia terhubung dengan Royal Road, suara pertama yang mencapai telinganya adalah sebuah suara feminim.

Dia melihat ke sekeliling untuk melihat siapa yang berbicara pada dia, tetapi disana tidak ada siapapun juga, hanya ada ruang kosong.

"Ya!"

Pilih nama avatar and...

"Naruto."

Naruto adalah nama aslinya. Sebuah nama yang terdengar unik bagi orang – orang Jepang masa kini. Dan itu sesuai dengan sifatnya yang nyentrik.

Pilih jenis kelamin anda, laki-laki, perempuan atau netr...

"Laki-laki!"

Royal Road memilki empat puluh sembilan ras. Anda harus memilih ras anda dari dua puluh sembilan ras utama...

"Manusia!"

Anda bisa mengubah penampilan an...

"Sebagaimana aku sekarang ini."

Akun anda telah aktif. Statistik dan profesi anda akan ditentukan selama anda bermain Royal Road...

"Lewati!"

Pilih kota dan kerajaan dimana anda ingin memulai

"Benteng Serabourg, Kerajaan Rosenheim!"

Selamat datang di Royal...

"Lewati!"

Tak mau membuang waktu Naruto langsung log in ke dalam game favoritnya saat ini, yaitu Royal Road.

.

.


ini cuma alasan awal Naruto main Royal Road. tentu saja kedepannya bakal beda dari Novel aslinya.

Terima kasih bagi yang sudah mau baca karyaku ini.