Conditional: you better read this :

Conditional: you better read this :

- Umur Shika cs 18, Temari 21

- Masalah denga Akatsuki udah selesai. Anggota Akatsuki masih hidup DAN hidup dengan tenang di Konoha dan Suna.

Note: Keberatan? Ya, gak usah baca… No flame!

--

Chapter 1 : Cewek Merepotkan

Shikamaru dan Temari tidak pacaran.

Walau mereka rutin berkencan selama lima tahun belakangan. Walau mereka pernah berpelukan, bahkan berciuman beberapa kali (tapi mereka tidak pernah bergandengan tangan, karena Temari berkeras dia bukan cewek lemah yang harus digandeng setiap saat).

Walau Temari selalu menginap di rumah Shikamaru bila sedang berkunjung ke KOnoha sendirian (bila sedang bersama kedua adiknya, mereka akan mencari hotel).Walau Shikamaru rela mengikuti tes Jounin (dan babak belur karenanya) hanya karena Temari bilang dia suka pada cowok yang lebih kuat (atau setidaknya sama kuat).

Walau semua orangyang mengenal mereka, kecuali Kankuro dan Gaara, mengira bahwa mereka pacaran, bahkan beberapa anak cewek menyarankan hal itu.

Walau Temari sudah beberapa kali menolong Shikamaru (Shikamaru : "Hey! Cuma dua kali kok!"). Walau… ibu Shikamaru sudah bilang akan merestui hubungan mereka (setelah tahu latar belakang Temari).

Mereka TIDAK pacaran.

Yah, setidaknya mereka belum meresmikannya. Dan entah kapan niat untuk itu muncul dalam diri pemalas Shikamaru. Untungnya, salah satu dari keuntungan memiliki sewek tomboy seperti Temari, Temari tidak pernah mendesak, apalagi memaksa Shikamaru untuk itu. Sebaliknya, cewek pirang itu tampak cukup menikmati hubungan tanpa status mereka.

Shikamaru tidak akan mengakui ini, terutama di depan Ino (yang akan dengan senang hati menceramahinya betapa pentingnya "meresmikan" suatu hubungan), tapi, berdasarkan standar seorang Nara Shikamaru, masalah tentang peresmian hubungan itu terlalu merepotkan. Sementara keuntungan yang dia dapat tidak seberapa bila dibandingkan dengan kerepotan-kerepotannya.

Kerepotan-kerepotan seperti komitmen, yang menurut Shikamaru justru mengekang dan (khas Shikamaru) merepotkan. Belu lagi masalah kecemburuan. Yah, bukannya Shiakamaru punya banyak fans seperti Sasuke (punya fans itu mrepotkan!), dan Shikamaru juga tidak tahu apakah Temari adalah cewek pencemburu atau tidak. Tapi, mengingat temperamen Temari, sebaiknya dia tidak nekad mencobanya. Demi keberlangsungan hidupnya.

Last but not least, masalah adik-adiknya Temari, yang sedikit (coughsarkastikcough) protektif terhadap kakak perempuan mereka satu-satunya. Gaara, dengan atau tanpa Shukaku, tetaplah berbahaya. Dan posisinya sebagai Kazekage memberinya kebebasan untuk melakukan semua yang dia mau. Belu lagi Kankuro, yang dilihat dari wwajahnya saja sudah horror, dan kalau kena jurusnya (entah apa nama jurusnya, terlalu merepotkan untuk diingat, panjang sekali) dijamin dia akan mendekam di rumah sakit untuk beberapa minggu.

Merepotkan.

Sementara keuntungannya, cuma memastikan dia sebagai satu-satunya "cowok istimewa" Temari.

Jelas tidak sebanding, kan?

Tapi, ketika Temari ditemukan sedang jalan dengan cowok lain (yang TAMPAN, asal tahu saja) bahkan mereka bernincang-bincang sambil tertawa ringan. Akankah rasa malas Shikamaru terkalahkan?

--

Shikamaru sedang memandangi awan di tempat favoritnya, seperti biasa. Bahkan ketika sedang santai begini, pikirannya melayang kemabali ke tugasnya, terima kasih untuk Temari.

Sebentar lagi ujian Chuunin, dan salah satu dari sedikit keuntungan yang dia dapat adalah dia bebas misi. Karena dia harus menemani Temari sebagai perwakilan Suna. Tapi, karena urusan menyangkut ujian Chuunin sudah selesai (ya, selesai. Dan jauh lebih cepat dari yang dia perkirakan, terima kasih untuk Temari yang membuatnya kerja dua kali lipat lebih keras dari biasanya) jadi dia bisa santai sekarang.

"Ah, enaknya jadi awan…" piker Shikamaru, ketika dia mendengar seseorang meneriakkan namanya, dan langkah kaki yang menuju ke arahnya. Mengenal suara itu, dan tahu topik apa yang akan dibicarakan, dia bangkit duduk dengan malas.

"Ino, berapa kali harus kubilang kalau aku tidak akan—" tapi kata-katanya terputus.

"Bukan itu, BODOH!!" teriak Ino, nyaris histeris, "Temari-san!"

Begitu mendengar nama kunoichi itu, tidak bisa tidak, dia jadi lebih tertarik dengan pembicaraan ini.

"Temari? Ada apa dengan dia?" tanyanya tenang, walau sebenarnya ada kecemasan dalam hatinya. Mengingat sifat Temari, bukan tidak mungkin cewek itu terlibat masalah dan sedang berada di rumah sakit karena itu (walau dia sangsi akan hal itu. Bila Temari terlibat dalam suatu pertengkaran, yang harus dicemaskan adalah musuhnya, bukan Temari).

"Temari-san! Dia sedang jalan dengan cowok lain!"

--

"Temari-san! Dia sedang jalan dengan cowok lain!"

Untuk beberapa saat, Shikamaru hanya dapat menatap Ino dengan wajah blank.

"…Apa?" hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya.

"Temari-san. Sedang. Jalan. Dengan. COWOK. LAIN!!" teriak Ino.

Shikamaru hanya menatap Ino, lalu dia kembali membaringkan diri, tangan bersilang di belakang kepala, tampak sesantai biasanya.

"Kasihan Shika, saking shocknya jadi idiot begitu," begitu pikir Ino.

"Shika—"

"Dengan siapa?" tanya Shikamaru tenang, "Kankuro? Gaara? Atau malah dua-duanya?" bibir Shikamaru terangkat, membentuk seringai. Saat itulah Ino sadar, Shikamaru bukannya jadi idiot, tapi dia Cuma tidak menanggapi berita yang dibawanya dengan serius, bahkan cenderung tidak percaya.

"Shikamaru!! Ini serius!!" Ino menjert. Shikamaru menghela nafas. Cewek. Merepotkan.

--

"Jadi, Temari-san jalan dengan cowok lain. Lalu…?" tanya Ino antusias.

"'Lalu'…?" Shikamaru memiringkan kepalanya, bingung, "lalu apa?"

"IDIOT!!" piker Ino, menepuk keningnya. Dia lalau menarik nafas, panjang, "Sabar…"

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Ino, menatap tajam kea rah Shikamaru seakan menantang 'Katakan semua itu terlalu merepotkan untuk diurus, dan aku AKAN membunuhmu. Pelan-pelan DAN menyakitkan,'. Shikamaru sweat drop, dia bangkit duduk.

"Entahlah," Shikamaru mengangkat bahu, "mungkin kamu salah lihat,"

"Tidak mungkin! Hanya Temari-san yang punya model rambut begitu!" Ino berkeras.

"Maksudku, mungkin mereka bukan sedang 'jalan' seperti yang kau duga,"

"Lalu aoa yang mereka lakukan, huh?" Ino menatap galak.

"Entahlah. Mungkin saja sedang berjalan ke tempat latihan, hendak berduel misalnya," Shikamaru mengangkat bahu lagi, "kau tidak pernah tahu dengan seorang Temari,". Ino terdiam. Shikamaru berpikir, mungkin Ino sedang benar-benar memikirkan kemungkinan itu. Oh, betapa salahnya dia. Karena beberapa detik kemudian…

"NA-RA-SHI-KA-MA-RU!!"

Shikamaru menutup telinganya dengan kedua tangannya. Dia menghela nafas, dia tahu kalau Ino sudah teriak seperti itu, lebih baik permintaaannya dituruti.

"Kau pikir orang yang akan berduel akan tertawa-tawa bagitu, hah!? Kau pikir…" teriak Ino

"Merepotkan…" gumam Shikamaru.

--

"Jadi… Dia… jalan dengan siapa?" tanya Shikamaru, menahan diri untuk tidak menguap.

"Aku tidak melihatnya dengan jelas, tapi yang pasti cowok itu keren! Rambutnya hitam oanjang, kulitnya putih, nyaris pucat, matanya tajam, bulu matanya lentik. Dia tinngi, langsing, dan…" Ino menceritakan dengan semangat.

Dan ocehan Ino lewat begitu saja.

"Ino…Bukannya tadi kau bilang kau tidak melihatnya dengan jelas!?" gerutu Shikamaru dalam hati.

"Tapi, rasanya cowok itu familiar…" Ino menggantung kalimatnya, jari telunjuk di bibir. Mendengar itu, Shikamaru jadi lebih tertarik. Kalau Ino merasa familiar, seharusnya Ino mengenalya, begitu juga dengan Shikamaru.

"Tapi, kalau aku mengenal orang itu, kenapa orang itu mashi mau 'jalan' dengan Temari?" pikir Shikamaru. Siapa cowok yang berani menggoda ceweknya (walau belum resmi)?

Mengingat ceweknya (belum resmi) sedang jalan dengan cowok lain, sedikti banyak membuat darah Shikamaru mendidih. Walau amarahnya belum bias mengalahkan rasa malasnya.

Jadi, kesimpulannya, Shikamaru marah karena ceweknya (belum resmi, Shika… Author ditimpuk) jalan dengan cowok lain, tapi terlalu malas untuk melakukan sesuatu, apa pun itu.

"Entah kenapa cowok itu rasanya mirip seseorang…" Ino berhenti sebentar, "ah, itu dia! Da mirip Sasuke! Tapi rambut Sasuke kan pendek…"

Rambut hitam panjang, kulit pucat, tinngi, langsing. Cukup banyak cowok seperti itu di Konoha. Tapi, yang mirip Sasuke… hanya ada seorang. Dan tidak buth seorang jenius untuk mengetahui siapa orang itu.

"… Uchiha Itachi…"

--

Note:

- Ah! Akhirnya chapter satu kelar juga! Ah, aku ngetiknya buru-buru, jadi kalau ada salah ketik, maklumin aja yah ;

- Shika dapat pesaing yang cukup berat, huh? grin iya, saya tahu kalau Ita sama Tema kelihatannya gak nyambung sama seklai, tapi kalau dipikir-pikir, ada kok yang ngehubungin mereka. Guess what? Itu bakal saya kasih tahu di chapter depan! evil laugh (tapi, kalau saya lupa mohon diingatkan baik-baik…)

Btw, bear with me! I am a slow updater! Sabar yah!

Disclaimer: (harus kah?) bukan saya yang buat atau punya Naruto series, kalau iya… grin kisame pasti udah jadi cowok cakep! Seenggaknya manusia…