Tops Bet
A Fanfiction Made by murakami-y
Pairing : Vkook/Taekook; top!Taehyung x bottom!Jungkook
Slight NamJin; top!Namjoon x bottom!Seokjin
Really slight YooMin; top!Yoongi x bottom!Jimin
Rate : M for sex scene and pwp
.
Enjoy~
.
Libur setelah berhari—tidak—berbulan-bulan bekerja keras dengan jadwal tidur yang tak menentu itu luar biasa bukan? Inipun dirasakan oleh member boyband naik derajat, Bangtan Boys, walau mungkin diantar sampai dorm oleh manajernya tapi di saat pria berkacamata itu pulang semuanya berteriak penuh kepuasan.
Tanpa basa-basi mereka menghabiskan hari libur pertamanya dengan memenuhi kebutuhan tidur mereka yang kurang.
Esoknya…
"Kalian berempat mau kemana?" tanya Seokjin melihat keempat anaknya memakai pakaian keluar.
"Aku dan hyung akan pergi ke taman bermain~! Yumi-ssi bilang disana sedang tidak banyak pengunjung dan selama kita menggunakan masker tidak akan ketahuan." Jawab Jimin penuh antusias sedangkan pasangannya hanya diam.
"Pergi jalan-jalan bersama TaeTae hyung! Kemanapun! Yang penting bermain!" Jungkook pun sama antusiasnya.
"Kalau begitu hati-hati, kalian tahu siapa yang harus dihubungi jika dikerumuni 'kan?"
Keempat pemuda itu mengangguk. Tepat di saat mereka hampir keluar dari pintu utama, "Ah. Jimin, Jungkook hubungi aku jika terjadi sesuatu." Para bottom line itu mengerti dan hanya mengangguk patuh.
"Taehyung." Yoongi memanggil. Taehyung langsung mendongak menatap langsung mata sipit pemuda yang begitu mencintai kumamon lebih dari apapun itu. "Jangan lupa." Ucapnya singkat, padat dan jelas alien itu hanya mengangguk.
"Aku akan menunggunya, Tae."
Jungkook tidak akan luput untuk menyadari perubahan wajah kekasihnya yang sejenak menjadi masam setelah diingatkan oleh para hyung-nya. Tapi dia berpikir mungkin mereka hanya menitipkan sesuatu jadi ia tak terlalu memedulikannya.
.
Berpisah dengan pasangan Yoongi dan Jimin, mereka pergi membeli perhiasan seperti gelang yang sama kemudian pergi ke café yang sudah menjadi khusus bagi para member karena pemiliknya mengenal dekat remaja perempuan yang selalu menjaga mereka dari belakang sehingga tidak akan banyak fans. Mereka berdiam disana cukup lama, tak menyadari sore mulai datang dan sesuai jadwal mereka akan pergi ke hotel sebagai—inti dari kencan ini.
.
.
Klik.
Kaget karena pergelangan tangannya yang diborgol matanya refleks menatap mata tajam Taehyung meminta penjelasan. "Ingin mencoba yang baru… Apa Kookie tidak mau?" tanyanya dengan wajah memelasnya. Jungkook hanya menghela napas singkat sebelum berkata bahwa itu tidak apa-apa walaupun yakin pergelangan tangannya akan memerah dan otomatis harus menemukan alasan yang tepat saat pemilihan kostum untuk tampil nanti.
Hah, betapa dia akan menyesali keputusannya. Kelinci memang sudah biasa tidak bisa melihat tatapan lapar dari pemangsanya.
Jungkook menutup matanya menikmati sentuhan jari pada seluruh tubuhnya, sentuhan yang lembut dan pelan sungguh lebih memabukkan dibandingkan alkohol termahal di dunia. Ah, biarkan dia menikmatinya dahulu sebelum bertemu neraka.
.
.
"T-Tae? Kenapa…berhenti?" tanya Jungkook dengan takut karena semua pergerakan Taehyung berhenti secara tiba-tiba.
Tapi yang didapatkan sebagai balasan hanyalah kecupan di keningnya dan bisikan 'sayang' yang lembut. Taehyung bangkit dan berjalan menjauh dari tempat tidurnya, mata bulat Jungkook mengamati semua pergerakan kekasihnya, bagaimana tangannya mengambil kamera digital yang kemudian diletakkan di atas lemari dimana pihak hotel dengan sengaja menyimpan lemari yang berhadapan langsung ke tempat tidur. Terkadang Jungkook begitu merinding dengan pikiran kotor pihak hotel ini.
Lampu merah sebagai penanda kamera dalam keadaan merekam menyala dan Jungkook langsung tahu Taehyung berniat merekam kegiatan panas mereka. Memberontak, tapi tak menghasilkan apapun. Terpekik kaget saat kasurnya bergoyang sedikit, melihat seringaian menyeramkan Taehyung tidak membuat ketakutannya semakin baik.
"A-Aku…tidak..mau… Taehyung… Tidak…Kumohon.."
"Hush, baby… Tidak apa-apa. Beberapa menit lagi kau bahkan tidak sadar sedang direkam dan mendesah nikmat sampai tidak mengetahui apapun…"
Setitik air mata turun begitu lidah lincah Taehyung menjilat daun telinganya, bibirnya bergetar mengeluarkan rintihan nikmat. "Selain… jariku yang menggerayangi kulit putihmu… lalu turun menuju lubang yang selalu lapar… memasukkan jariku ke dalamnya, menggaruk, menggunting, memelintir sampai sisi jalangmu muncul… memohon sambil menggoyangkan pinggulmu agar…"
"Memasukkan penisku masuk ke dalam, mengoyak lubangmu dan membuatmu gila akannya."
"A-Aah! Tae…hyu..nghh… A-akuhh.."
Menutup matanya, membuat air matanya yang telah terkumpul jatuh, bibirnya sudah tidak kuat menahan rintihannya karena libidonya yang sudah terlalu memuncak. Tubuhnya bergetar hebat, haus akan sentuhan memabukkan Taehyung. Semua reaksi yang dikeluarkannya hanya membuat sisi sadistis kekasihnya makin muncul. Aneh, dia begitu mencintai pemuda bergigi kelinci ini namun mencintai di saat ia menjadi jalang di atas kasur. Tapi namanya mencintai harus menerima semua sisinya bukan?
Keduanya berciuman sejenak, penuh kelembutan dan Taehyung mengubah posisi pemuda di bawahnya menjadi doggy style walau wajahnya dibenamkan ke dalam bantal.
"Nngaah! Ahhn!"
Jari telunjuk Taehyung masuk dengan kasar ke dalam lubang surgawi Jungkook, memekik kaget karena tidak ada pemberitahuan menyebabkan dia secara refleks mengetatkan lubangnya. Jari keduanya masuk dan sampai jari ketiganya lalu mulai melakukan gerakan menggunting.
Rasanya begitu menyakitkan, sudah lama mereka tidak melakukan ini, lubangnya sudah tidak terbiasa lagi. Tapi sepertinya dia sudah harus mulai terbiasa karena jadwal mereka yang sudah renggang dan hormon Taehyung yang sama sekali tak bisa dikontrol. "Sialan… Lubangmu menelan jariku, sayang." Geram Taehyung dengan suara rendahnya.
"…Sa…kith.. T-Tae…hyung…"
"Wae? Apa kamu bilang? Sakit?" goda Taehyung, ayolah, dia tahu mengapa yang Jungkook rasakan itu sakit tapi dia akan berpura-pura bodoh kali ini.
"Lebih..d-dalamhh…"
Plak!
"Aku bertanya mengapa terasa sakit! Bukan menanyakan apa yang kau inginkan, jalang!"
Pipi bokongnya memerah karena tamparan keras tangan besar kekasihnya. Seharusnya yang ia keluarkan itu rintihan kesakitan tapi yang dikeluarkannya malah desahan nikmat.
"Aku bertanya sekali lagi, jalang. Kenapa terasa sakit?"
Pertanyaan tersebut dilontarkan sekali lagi, ditambah geraman galak seorang Kim Taehyung, gerakan jarinya pun berhenti seketika. Entah mengapa muncul rasa gatal di dalamnya yang membuatnya ingin menangis sekeras-kerasnya. Namun dia harus menjawab pertanyaannya…ataukah harus?
"K-karena…ahh… Hyung… tidak mengenai prostatku…" ucap Jungkook dengan bibir yang bergetar, "L-lebih dalam... Hancurkan l-lubangku…Taehyung-ie...aahn..! Ku-kumo…honnhh..!"
Hanya diperlukan waktu setengah detik dan gerakan kecil untuk…
"AAHHHH! D-Disanahh! Ahhh! Aku... sukahh j-jari..ahh..muuhh…"
Taehyung sudah tidak dapat menahan seringai puasnya, jika saja Jungkook bisa melihat wajahnya. Kau tahu? Itu ide yang cemerlang. "Tatap wajahku, Kookie." Perintahnya, yang mutlak untuk dituruti.
Dengan susah payah Jungkook mengangkat wajahnya, pipinya basah karena air mata tak kuat menahan kenikmatan, air liurnya yang turun dari sudut bibirnya, rambutnya yang berantakan, peluh yang terkumpul di dahinya dan desahan-desahan kecil dari bibir merah mudanya. Karena posisinya, dia tidak dapat begitu jelas melihat Taehyung apalagi dengan penerangan yang minim.
Taehyung—kekasihnya—dengan napas yang memburu, peluh di sekujur tubuhnya, dadanya yang bidang dan jangan lupakan celana yang masih dipakainya dengan bulge yang terlihat jelas menyiratkan betapa dia menikmati permainan ini. Saat melihat seringai wajahnya, Jungkook tidak dapat menahannya lagi ditambah jari panjang itu dengan sengaja menabrak kasar prostatnya.
"Ha… A-aku… T-Tidakkh.. Cumming…Ahh! Aahn! H-HYUUNG..!"
Splurt!
Tubuh Jungkook menegang, mengeluarkan spermanya ke seprai putih. Menikmati orgasme terintens yang pernah dirasakannya, sekejap otaknya benar-benar terasa kosong. Mukanya memerah menyadari hanya melihat wajah tampan dihiasi seringai Taehyung membuatnya sampai pada puncaknya, ah, betapa jalangnya ia sekarang.
'Jungkookie?'
Matanya membulat sekejap, sejak kapan ponselnya tersimpan di sebelahnya? Yang sekarang tepat berada di depan wajahnya. Tunggu, Jungkook benar benar tak ingat mengapa ponsel itu ada disana.
"Jin-hyung meneleponmu, Jungkook-ah."
Bahkan dia tidak ingat mengangkatnya.
Tunggu, akhirnya dia ingat, sebelum Taehyung naik ke tempat tidur. Ada suara dering… dan… Taehyung… menyimpan ponselnya disamping Jungkook dengan alasan "agar Jin-hyung bisa ikut bersenang-senang", Jungkook tidak menjawab panggilannya, jadi ia kira Seokjin pasti sudah menutup sambungan teleponnya. Oh Tuhan, biarkan Jungkook mati sekarang juga.
"J-Jin..-hyung…"
'A-Ada apa, Jungkookie?'
Mendengar suara terbata Seokjin membuat rasa malu Jungkook semakin meledak. Bayangkan saja kau menelepon teman baikmu yang terkenal polos dan tidak pernah melakukan hal seperti itu tiba-tiba mendapatkannya mendesah nikmat pasca orgasmenya.
"T-tolong… tutup tele..ponnya…"
Tak ada balasan dari seberang.
"J-Jin—"
'Ah! M-maaf, tadi aku melamunhh..N-Nam..joonnh… T-Tunggu…'
"Namjoon hyung, jika ingin kita bisa bermain bersama." Ucap Taehyung dengan mudahnya sambil mengeluarkan jemarinya yang entah mengapa basah.
'Hah… Apa maksudmu bermain bersama? Di saat kita sudah selesai, kemudian suara dari Jungkook-ah datang. Kau..ahh… yang—Fuck! Sempit sekali! Kau merasakannya, Hyung? Lubangmu! Basah! Karena cairanku yang sebelumnya!'
'Aaah! D-Daddyhh~! Daddy…begituhh…besar..ahh~!'
Entah Taehyung yang tiba-tiba bosan dan Jungkook yang sudah terlalu lelah namun keduanya terdiam mendengar suara speaker ponsel yang dengan keras mengeluarkan suara desahan penuh kenikmatan dari hyung tertuanya, yang memang seperti seorang ibu di dorm mereka. Dan ditambah… daddy kink? Leader-nya yang di panggung begitu berwibawa dan keren tapi juga penghancur segalanya memiliki kesenangan akan panggilan itu?
Kedua pemuda yang termasuk paling muda ini menganga tak percaya, hampir saja mood-nya hilang sampai Jungkook mendongakkan kepalanya ke belakang, matanya berlinang air mata dan bibirnya yang bergetar bertanya, "A-Apa… TaeTae-Hyung juga… ingin… dipanggil… daddy…?"
Melihat Jungkook yang selalu berusaha setengah mati menerima semua rasa sakit, semua sisi sadis Taehyung seketika membuat sisi tersebut hilang begitu saja. Pergelangan tangannya yang memerah karena terkadang ditarik oleh pemiliknya tapi borgol yang menghalanginya, punggungnya yang telah ia tandai karena terlalu berbahaya jika ia menandai lehernya yang mudah terlihat.
"Tidak. Aku lebih suka kau memanggil namaku." Ucapnya kemudian mengesap leher putih Jungkook tanpa membuat tanda, "Apa… kau ingin mengganti posisi?"
Jungkook menggeleng pelan, memperlihatkan senyum malaikatnya. "Aku suka begini. K-Karena…" pipinya memerah, "P-Penis Taehyung bisa…masuk lebih dalam. Menyentuh bagian terdalamku. B-Biarkan aku…menerima spermamu Taehyung-ie dan… mengandung anakmu…"
Beginilah perbedaan dirty talk Taehyung dan Jungkook, jika dirty talk Taehyung penuh dengan kata-kata frontal yang mesum, Jungkook mengatakannya dengan senyum lembut dan penuh dengan kata yang memiliki unsur 'mengandung'. Dan pemuda kelinci tersebut tahu itu akan membuat hewan buas di dalam kekasihnya muncul lagi.
"A-Aku…suka dengan dirimu yang…kasar.."
"Perkosa...aku…"
Hewan buasnya muncul kembali, dengan kasar membuka ikat pinggangnya dan mengeluarkan kejantanannya yang telah mengeluarkan pre-cum karena permainannya sebelumnya ditambah Jungkook yang mencapai orgasme sambil memanggil namanya dengan keras.
"Kau jalang kau tahu? Mengandung anakku? Jangan berbohong. Kau suka saat aku memperkosamu kasar dan memasukkan penisku dengan kasar. 'Perkosa aku'? Tenang saja, sayang. Aku akan memperkosamu sampai kau tidak bisa berjalan dan kau akan latihan dengan keadaan seperti itu."
Taehyung mensejajarkan kejantanannya dengan lubang berkedut yang sudah lapar akan penis besar kekasihnya. Menarik napas sejenak dan langsung melesakkan penisnya ke dalam, langsung menyentuh prostat Jungkook membuat pemuda kelinci itu mengeluarkan desahan penuh nikmat, mendapatkan orgasmenya lagi.
"Haa!…Aahhn! B-Besarrhh… Penishh… Hyung..hh…"
Dari ekor matanya, ia melihat penisnya yang mengeluarkan cairan dalam setiap hentakan pada lubangnya. Dirinya berpikir, betapa tubuhnya menjadi sama dengan jalang. Hanya memikirkannya membuat pikirannya mulai menjadi kosong, hanya dapat mendesah dengan mulut yang terbuka lebar sambil meneteskan salivanya.
"Jungkookhh..hh… Kau begitu nikmat.." geram Taehyung mempercepat gerakannya.
"Hyunghh.. A-aku… Merasa…ahhn…aneehhh… Aku… T-takutth… Mmmaaah~!"
"J-Jangannh!" desahan Jungkook mulai dihiasi dengan tangisan, makin terdengar jelas saat tangan bebas Taehyung memijat penis mungil Jungkook. Penisnya berkedut dan beberapa detik kemudian lengkingan suaranya terdengar bersamaan dengan tangan Taehyung yang basah. Ini sudah ketiga kalinya Jungkook orgasme.
Napasnya berantakan, peluh semakin membanjiri kulit putihnya. Tidak ada kata yang pantas untuk keadaan Jungkook selain, menggairahkan.
Namun Taehyung pun menyadari penis Jungkook yang tak berhenti mengeluarkan cairannya.
"H-Hyuunggiehh… T-Tolo..nggh… A-akuhh…ti..daakkhh…bisaahh… berhentiiihhh… Aahhh! H-HYUNGIEHH!"
Dan Jungkook lagi-lagi mengeluarkan spermanya. Tidakkah ada yang bisa menghentikan Jungkook untuk berhenti membuat dirinya begitu jalang? Juga, siapapun hentikan Taehyung yang menggerakkan pinggulnya terlalu cepat sehingga kepala tempat tidurnya menabrak dinding berkali-kali dan suara derit yang semakin menjadi-jadi.
Pikiran Jungkook telah hilang entah kemana, kepalanya terasa pening, seluruh tubuhnya sudah tidak bisa ia rasakan lagi bahkan dia tidak mengeluarkan desahan nikmat lagi, hanya membuka mulutnya mengeluarkan suara-suara yang tak jelas dan air liur yang membasahi bantalnya. Yang dirasakannya hanyalah nikmat surgawi dari dimasuki oleh penis, ah, sepertinya dia tidak akan puas tanpa dimasuki kasar oleh pria lagi.
Penis Taehyung berkedut, menandakan kedatangannya yang sebentar lagi. Bibirnya mengeluarkan geraman dan beberapa kata kasar mengatakan betapa nikmatnya lubang Jungkook, lubang yang memijat pelan penisnya.
"Aku akan datang…Jungkook.. Telan semua..cairanku..ggh.." Taehyung, langkanya memberitahukan dia akan datang biasanya dia akan datang begitu saja tanpa memberitahu.
"Mmmh~! Datanglahh… B-Berikanhh…aku cairan…muuh. Ha…milihh…akuuhh..!"
Taehyung menghentakkan penisnya beberapa kali, sampai pada hentakan terakhirnya yang menyentuh bagian terdalam kekasihnya. Menyemburkan spermanya sambil tetap menggerakkan pinggulnya pelan bahkan memutarnya. Sedangkan Jungkook, merasakan panas di dalamnya juga rasa penuh membuatnya menyemburkan spermanya—lagi.
Selesai dengan masa orgasmenya, keduanya mengatur napas. Jungkook telah kehabisan tenaganya terjatuh ke kasur walau telah terkotori oleh spermanya. Taehyung membuka borgolnya dan lengan yang memerah itu jatuh terkulai. Panas mereka sudah turun, dan Taehyung membawa Jungkook ke dalam ciuman mesra, meski tak dibalas sedikitpun karena lawannya sudah terlalu lelah.
Melepaskan bibir merah muda dan kedua matanya langsung menatap mata bulat Jungkook yang merah karena terlalu banyak menangis. Bibir Jungkook membentuk senyuman tulus, "Aku mencintaimu… Taehyung.."
"Aku pun, Jungkook. Jangan pernah meninggalkanku, selamanya… Ya?"
"Tentu saja, Hyungie."
Keduanya berciuman lagi, saling bertatapan.
"Ronde kedua?"
"Hyungie… Aku lelah…" Jungkook langsung memasang muka cemberutnya.
"Arra, arra. Kalau begitu, aku keluarkan ya."
Menarik napas, menahan dirinya agar tidak terangsang lagi saat mengeluarkan penisnya. Jungkook meringis merasakan cairan sperma Taehyung yang mengalir turun ke pahanya. Taehyung membaringkan dirinya di samping member sekaligus kekasihnya, tersenyum lagi sambil mengelus pipi kemudian berpindah ke rambut hitamnya.
"Hyung… Sebenarnya rekaman itu untuk apa?" tanya Jungkook, matanya tertutup menikmati elusan lembut Taehyung.
"Hmm… Itu… Aku kalah taruhan, dan… aku harus merekam saat kita melakukan itu. Lalu menunjukkannya ke Yoongi hyung dan Namjoon hyung. Ehehe…" kekeh Taehyung ditambah senyuman bodohnya.
"Kenapa harus ikut taruhan di saat hyung tahu tidak bisa menang apapun?"
"Tunggu, apa maksudmu aku tidak pernah menang apapun? Aku menang waktu kita memainkan—"
"Iya…iya. Tapi benar-benar… kalian para top dan dunia mesum kalian.. Apa tidak apa-apa dibiarkan merekam terus?"
"Biarkan. Aku sudah malas bergerak dan survei mengatakan bahwa setelah seks, pasangan lebih suka bermesraan seperti ini. Jadi biarkan koalamu ini terus memelukmu, ya?"
Jungkook mengangguk pelan, rasa kantuk mulai mendominasinya dan elusan pada pipinya tidak membuat keadaan semakin baik. Tak lama kemudian, ia tertidur disusul dengan Taehyung.
Tapi, apakah mereka yakin tidak melupakan sesuatu? Seperti… panggilan telepon?
END
Author's Note (or message?)
Pertama-tama biarkan aku mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya bagi yang telah menemukan dan membaca ff ini sampai akhir. Aku masih merasakan banyaknya kekurangan dalam penulisanku jadi kupikir tidak akan ada orang yang membacanya sampai akhir.
Ini adalah ff pertamaku (ff pertama langsung rate M, coeg sekali…) dan aku baru memasuki fandom screenplays jadi aku itu author newbie pangkat seribu. Senang bergabung disini dan mari kita semua membagikan kebahagiaan ff rate M~
Karena aku author ff newbie, jika memiliki kritik atau saran tolong beritahu aku. Supaya aku bisa lebih mengembangkan dan memperbaiki apa yang kurang dari ff ini atau lebih tepatnya, penulisanku. Mohon bantuannya para readers dan author lainnya~
Semoga nanti aku bisa membuat yang YoonMin atau NamJin.
Tolong panggil aku dengan M.Y ~ Maafkan jika author's note ini begitu panjang.
