Disclaimer:
Naruto: Masashi Kishimoto
Re: Creators: Daiki Kase
.
.
.
Pairing: Naruto x Altair
Rating: T
Genre: romance/fantasy/scifi
.
.
.
Altair, The Guardian Angel
By Hikasya
.
.
.
Chapter 1. Keajaiban terjadi
.
.
.
Di dunia ini, tidak ada yang mustahil. Apapun akan terjadi jika ada keajaiban yang muncul secara tiba-tiba. Hal itu terjadi di liburan musim panas.
Namikaze Naruto, yang kesepian karena tidak memiliki teman selama menderita kelumpuhan akibat kecelakaan yang menimpanya sejak setahun yang lalu, memaksanya untuk selalu tinggal di rumah. Ia juga terpaksa tidak masuk sekolah seperti biasa sehingga ia harus mengikuti pendidikan home schooling.
Sekarang ia duduk di kelas 12. Tidak lama lagi, ia akan menamatkan pendidikannya setara SMA. Karena trauma yang sangat berat, ia tidak mau keluar rumah meskipun orang tuanya ingin membawanya keluar rumah. Bahkan sering juga teman-teman terdekatnya mengunjunginya, tapi ia tidak mau menemui mereka.
Ia masih teringat kecelakaan itu. Kecelakaan tabrak lari yang menyebabkan ia kehilangan kekasihnya yang sangat dicintainya, Yukisa Altair, yang kini sudah pergi jauh mendahuluinya.
Di kamar yang hening dan gelap itu, Naruto mengurungkan dirinya. Meskipun Ibunya berkali-kali memanggilnya untuk segera makan, tapi ia tidak mau keluar kamar.
"Naruto! Ayo, cepat makan, nak!" terdengar suara ibu, Namikaze Kushina, yang memanggil dari luar kamar.
"Aku belum lapar, Bu," jawab Naruto yang sibuk bermain game di tabletnya.
"Jangan telat makan. Kamu harus makan tepat waktu agar kamu cepat sembuh."
"Aku tidak akan sembuh. Tidak akan bisa berjalan seperti dulu. Aku lumpuh, dan tidak bisa apa-apa lagi sekarang."
"Jangan bilang begitu, Naruto."
"Sudahlah, Bu! Biarkan aku sendiri! Aku mohon!"
"Tapi, Naruto."
"Aku mau sendiri sekarang!"
"Baiklah, jika itu maumu."
Kushina menghelakan napasnya. Ia pun berwajah suram, merasa sedih karena Naruto menjadi penyendiri seperti ini.
Naruto berubah drastis pasca kecelakaan itu. Ia tidak seperti Naruto yang dulu, yang selalu ceria dan bersemangat serta senang berteman. Sekarang, ia selalu menghabiskan waktunya di kamar, hanya sekedar melakukan apa yang disukainya.
Dengan berat hati, Kushina meninggalkan Naruto. Ia berjalan gontai menuju ke lantai satu karena kamar Naruto berada di lantai dua.
Saat ini, Naruto sedang bermain game bertemakan militer. Ia sangat suntuk, ingin mempunyai teman, tapi teman-temannya sudah kecewa karena ia memutuskan hubungan dengan mereka. Berharap dengan tidak ada orang yang berhubungan dengan masa lalunya, ia bisa melupakan masa lalunya yang kelam, tapi justru menjadi bumerang berat yang menyiksa batinnya.
Game yang memeras otak, membuatnya betah untuk berlama-lama melototi layar tablet itu. Tanpa disadari sebelumnya, ia tiba-tiba menemukan sosok gadis yang menjadi tokoh antagonis di game itu, yang sangat mirip dengan kekasihnya yang sudah meninggal. Apalagi nama gadis itu juga sama dengan kekasihnya.
"Al-Altair?" Naruto membelalakkan matanya dengan ekspresi yang syok ketika player yang digerakkan dengan sistem komputer, yang bernama Altair, menyerang player utama yang digunakan Naruto.
Pertarungan sengit terjadi di latar belakang sebuah danau yang berada di perkotaan peradaban tinggi. Altair menggunakan senjata yang menyerupai biola sehingga menghasilkan serangan gelombang suara yang sangat besar. Lawannya pun sukses terkena serangannya itu.
DHUAAAR!
Ledakan dahsyat terjadi, mewarnai area pertarungan itu. Tiba-tiba, efek ledakan itu mengenai tablet Naruto, yang sangat mengejutkan Naruto. Tablet menjadi terbakar, kemudian meledak.
"Wuaaah!" teriak Naruto yang spontan melempar tablet yang meledak itu ke arah lain. Akibatnya, tangannya terkena luka bakar sebatas pergelangan tangannya. Ia merintih kesakitan, lalu dikejutkan lagi dengan sosok yang berdiri di sampingnya.
Saffir biru itu terbelalak karena terkesiap setengah mati. Sosok gadis berambut putih panjang yang diikat twintail dan berpakaian militer, benar-benar hadir di depan matanya. Sungguhan.
"Ka-Kamu?" Naruto panik. Ia tidak bisa bergerak seakan membatu. Apa lagi dua tangannya terluka karena terkena semburan ledakan tablet yang dipegangnya barusan. Sehingga ia tidak bisa mendorong mundur kursi roda yang didudukinya.
"Kamu terluka, Namikaze Naruto," gadis itu berjalan mendekati Naruto. Kemudian ia menggenggam dua tangan Naruto.
PAAATS!
Cahaya putih bersinar muncul tatkala tangan gadis itu bersentuhan dengan tangan Naruto. Laki-laki berambut pirang itu terkesiap lagi karena luka bakar di dua tangannya tiba-tiba menghilang begitu saja seperti sihir.
Sedetik kemudian, cahaya putih itu menghilang. Gadis itu melepaskan tangannya dari tangan Naruto. Ia mundur beberapa langkah dan memandang Naruto dengan serius.
"Lukamu sudah hilang, Namikaze Naruto," ucap gadis itu dengan nada yang tenang.
"Ba-Bagaimana bisa kamu melakukannya?" tanya Naruto dengan ekspresi yang syok.
"Jangan tanyakan hal itu. Yang penting kamu sudah sembuh."
"Kalau begitu, terima kasih, Altair."
Naruto tidak terbata-bata lagi mengatakannya. Altair masih memandangnya dengan lama.
"Kamu tahu juga dengan namaku."
"Tentu saja. Namamu tertera di Player Name yang berada di atas kotak nyawa."
"Oh. Itu benar."
"Lalu ... Apa yang terjadi sehingga kamu bisa muncul di sana? Setahuku, kamu bukan termasuk tokoh di game itu."
"Aku datang hanya untuk menemuimu, Namikaze Naruto."
"Maksudmu?"
"Aku, Altair. Tokoh yang diciptakan orang yang bernama sama denganku, memintaku untuk menemani dan menghiburmu yang sedang kesepian. Dia tidak ingin melihatmu menjadi seperti ini. Tetaplah menjadi Naruto yang dulu."
Altair mengatakannya dengan nada yang tenang. Naruto terdiam. Wajahnya berubah suram dengan sorot mata yang meredup sayu. Ia memegang dua sisi kursi roda yang didudukinya.
"Kamu tahu tentang kecelakaan yang menimpaku, setahun yang lalu? Aku divonis dokter, tidak akan bisa berjalan lagi karena tulang kakiku mengalami keretakan akibat digilas mobil yang menabrakku. Aku tidak bisa melakukan apapun lagi selain hanya diam duduk di kursi roda. Harapanku sudah hancur. Masa depanku juga sudah hancur. Tidak ada lagi yang bisa kubanggakan."
"Masa depanmu masih bersinar, Namikaze Naruto."
"Eh?"
Naruto terpaku karena mendengar jawaban Altair. Gadis berambut putih itu, tetap berdiri di sana dengan tenang.
"Kamu bisa melakukan apa saja, asal kamu berusaha dan tetap maju untuk melakukannya. Jangan terlalu meratapi masa lalu, hal itu akan membuatmu semakin terpuruk. Pandanglah masa depan dengan cahaya semangat hidup yang baru," sahut Altair yang menjulurkan tangannya ke depan. "Itulah yang dikatakan Penciptaku padaku."
"Begitu ya," ujar Naruto yang mengangguk mengerti. Wajahnya perlahan-lahan cerah.
"Ada harapan baru untuk sembuh. Aku yakin kamu bisa berjalan lagi, Naruto. Aku yang akan menyembuhkanmu dengan apa yang kulakukan sebelumnya."
Altair masih bersikap tenang. Naruto pun merasakan kakinya merasa hangat karena tiba-tiba muncul cahaya putih bersinar yang menyelimuti kakinya.
PAAATS!
Terjadilah perubahan besar pada diri Naruto setelah cahaya putih itu menghilang. Naruto bisa merasakan kakinya yang semula tidak bisa dirasakannya, kini bisa bergerak seperti biasa. Secara perlahan-lahan, dua kaki itu bergerak sehingga Naruto merasa sangat senang.
"Kakiku bisa bergerak! Aku bisa berjalan lagi!"
Saking bahagianya, Naruto berusaha bertolak dari kursi roda yang didudukinya selama setahun ini. Ia bersusah payah mengangkat badannya dengan cara menopangkan dua tangannya ke lengan kursi roda agar ia bisa berdiri.
"Ukh, aku harus bisa!" Naruto mengeraskan wajahnya sembari menggeretakkan gigi-giginya.
Kedua kakinya berhasil bertumpu di lantai, namun ia belum bisa menyeimbangkan kakinya, mengakibatkan ia tumbang ke depan.
"Wuaaah!" Naruto berteriak panik.
GREP!
Ia ditahan oleh Altair yang akhirnya menjadi pelukan.
"Hati-hati! Sebaiknya kamu tidak memaksakan dirimu untuk langsung berjalan. Kamu harus belajar berjalan dari awal lagi."
Ucapan Altair membuat Naruto terpaku. Dalam jarak yang sangat dekat, mata biru itu bertemu pandang dengan mata merah muda itu, yang menarik kembali jantung Naruto berdetak kencang lagi.
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
A/N:
Cerita khusus pairing Naruto x Altair. Ya, saya kepikiran buat cerita ini setelah menonton anime Re: Creators yang menyebabkan saya suka dengan Altair. Jadinya, saya berpikir menjodohkan Naruto dengan Altair dalam cerita ini. Maaf, cuma cerita fanfic ya. Di canonnya, Naruto tetap sama Hinata kok.
Semoga nggak ada yang mengutuk saya menjadi batu gara-gara suka membuat cerita baru di tengah-tengah cerita yang belum selesai. Kebiasaan saya udah mendarah daging sejak saya mulai aktif di ffn. Di wattpad, juga begitu. Tapi, saya tetap konsisten kok untuk melanjutkannya dengan cara mencicil sedikit demi sedikit.
Biarpun ffn sepi, sedikit pembaca dan sedikit review, itu nggak akan mengurangkan minat saya untuk tetap berkarya di ffn. Ya, salah satu cerita ffn yang saya tulis dulu, udah ada dijadikan original fiction dengan jalan cerita dan tokoh yang berbeda, terus dipublikasikan di wattpad, tapi malah yang baca sedikit ketimbang di ffn.
Tahun 2019, inilah tahun saya untuk aktif di ffn. Tahun sebelumnya, saya jarang aktif karena menulis novel digital yang dimuat di Cabaca dan sekarang novel itu sudah sampai di tahap complete, memungkinkan saya bisa berkonsentrasi untuk menulis cerita lain di sela-sela kesibukan saya yang juga bekerja sebagai karyawati di dunia nyata. Menulis adalah profesi sampingan saya yang belum juga mendapatkan hasil apa-apa.
Oke, sampai di sini. Lalu cerita ini ditargetkan sampai 3 chapter saja. Saya ucapkan terima kasih buat yang baca dan review.
Senin, 4 Februari 2019
