Side by Side
By Dragonjun
Harry Potter itu adalah milik J.K. Rowling.
Chapter 01
Apa yang akan terjadi setelah ini? Aku sendiri bingung untuk menjawabnya. Semua yang terjadi padaku saat ini adalah buah dari kebodahanku. Aku tertawa miris mengingatnya, karena seorang Hermione Granger, penyihir paling pintar akhirnya bertindak bodoh. Kemenangan besar bagi mereka yang menunggu kejatuhanku.
Untuk pertama kalinya perjalanan dengan menggunakan kereta Hogwarts terasa begitu lama. Aku mengutuk diriku sendiri, kenapa aku tidak ber-apparate saja? Aku sudah lulus ujian dan juga sudah cukup umur. Lagipula tidak ada yang keberatan kalau aku tidak menaiki Hogwarts express. Bahkan tidak ada yang susah payah untuk menemaniku duduk di kompartemen ini, tidak pula aku bisa dengan mudahnya duduk bersama mereka. Tidak dengan tatapan jijik dan kata-kata mereka kemudian yang membuat sakit.
Pintu di kompartemenku terbuka, aku menengadah melihat siapa yang masuk. sudah dalam beberapa minggu ini tidak ada yang bicara dengannya. Jangan lupa juga keheningan saat nama ku di panggil ke depan podium tadi di acara penutupan sebagai lulusan terbaik, tidak ada yang membuang waktu hanya untuk tepuk tangan basa-basi, mungkin pengecualian untuk guru-guru.
"Hello, Hermione," kata Luna dengan nada datarnya yang biasa.
"Hello," jawabku pendek.
"Aku tidak menganggumu bukan?" tanyanya.
Aku mengeleng takjub karena Luna kemudian duduk di depanku dan membuka majalah Quilber dengan santainya.
Kami hanya saling diam. Merasa tidak ada yang bisa dibicarakan, namun harus aku akui aku merindukan seseorang untuk ku ajak bicara.
"How your day?" tanyaku pelan hampir berbisik.
"Good," jawabnya singkat. "Aku mendapatkan surat dari Rumania, aku akan berangkat lusa," katanya lagi.
"Kau akan ke Rumania? Untuk apa?" tanyaku tidak begitu penasaran, hanya ingin membuat percakapan saja.
"Aku akan mempelajari naga."
"Aku tidak tau kau tertarik mempelajari naga," kataku agak mengejek, aku selalu kesulitan untuk menahan hal itu jika berhadapan dengan Luna, kadang dia tidak rasional hal yang sangat berbalik denganku.
"Memang tidak terlalu. Tapi aku akan mulai melakukan perjalanan dari sana, kemudian semua tergantung dari apa yang akan aku dapatkan," katanya menjelaskan. Kemudian dia menjelaskan rencananya untuk pergi. Lebih karena tidak ada hal yang bisa aku lakukan dan juga karena mungkin perasaan rindu akhirnya memiliki teman bicara aku mendengarkan Luna bercerita.
Dia bercerita tentang rencana untuk berkeliling dunia untuk melihat satwa-satwa gaib yang ada di seluruh dunia. Suatu ambisi yang menurutku sangat hebat. Tanpa aku sadari aku mengagumi sosok Luna Lovegood, hal yang tidak aku bayangkan sebelumnya. Bukan berarti aku menganggapnya bukan orang baik, tapi lebih seperti kali ini aku menganggapnya sebagai pribadi yang menarik.
"Jadi apa yang akan kau lakukan, Hermione?" Tanya Luna membalas semua ceritanya.
"Aku mengajukan lamaran pada kementrian sihir, tepatnya pada bagian regulasi mahluk gaib. Kau tau ambisi untuk kesejahteraan peri rumah," jawabku.
"Itu bagus. Tapi apa kau benar-benar ingin melakukannya? Apa kau benar-benar mengenal peri rumah? Mereka tidak akan pernah ingin di bebaskan, dan para pemiliknya pun akan sangat sulit memerdekakan budak mereka," kata Luna bijak.
Aku mengangguk setuju.
"Ya, aku tau itu akan sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin. Aku ingin melakukan sesuatu yang berguna," jawabku.
"Apa menurutmu apa yang akan aku lakukan tidak berguna?" Tanya Luna.
"Tidak, bukan begitu," jawabku cepat.
"Aku tau, aku hanya bercanda Hermione." Jawabnya masih datar seperti biasa.
"Tapi kalau aku boleh memberi saran padamu, kau tidak akan berbuat banyak terhadap SPEW, tidak sampai kau memiliki kedudukan yang tinggi dan memiliki kewenangan untuk mengatur itu semua," kata Luna lagi.
"Ya, aku tau," kataku merasa kalah. Sejujurnya aku juga merasa seperti itu ambisiku untuk memerdekakan peri rumah harapannya adalah nol. Tapi aku masih berharap bisa meningkatkan kesejahteraan mereka," kataku tidak ingin terlihat menyedihkan.
"Tapi aku tidak punya pilihan lain, Luna. Aku tidak seperti mu, aku tidak menyukai satwa-satwa gaib dan berencana berkeliling dunia. Aku hanya ingin melakukan hal yang berguna."
"Kadang mereka memang sangat keras," kata Luna pengertian.
Aku mengangguk.
"Hermione, kalau kau sempat, kirimlah burung hantu padaku. Dan aku juga akan menulis padamu kalau aku bisa, aku yakin pos burung hantu tidak akan tersesat sejauh apapun aku pergi, kita teman bukan," katanya sambil tersenyum.
Aku membalas senyumnya, dan tanpa kusadari air mataku menetes. Ku ingat lagi kata-kata Harry mengenai dekorasi kamar Luna yang terdapat lukisan mereka yang saling bertaut dari kata friend. Mengenang Harry saja membuatku sedih, tidak pernah terpikirkan kalau Harry juga akan berpaling darinya sama seperti yang lain. Tapi Luna, dia tau rasanya tidak memiliki teman, dan sangat menghargai teman yang dia miliki, aku beruntung salah satu diantara orang yang dianggap teman olehnya. Sebuah senyuman, sebuah senyuman dan itu mengangkat banyak sekali beban dalam hidupku beberapa minggu belakangan ini.
Perjalanan dengan Hogwarts express berjalan lebih menyenangkan, sampai akhirnya mereka tiba di King Cross. Luna berpamitan segera setelah dia melihat sosok ayahnya. Ditinggal sendiri, aku bisa merasakan lagi semua tatapan jijik padaku.
Aku menghela nafas dalam, ku langkahkan kaki untuk meninggalkan King Cross tanpa menoleh ke belakang. Mungkin melarikan diri bukan sikap Gryffindor, tapi untuk kali ini saja, untuk kali ini saja aku ingin lari dari semua ini.
…
Seminggu setelah aku pulang dari kelulusanku. Aku kembali ke rumah orang tua-ku, rumah ini begitu tampak terlalu besar untuk ku tinggali sendiri. Ayah dan ibuku sudah meninggal karena kecelakaan mobil saat mereka di Australia, namun dengan bantuan Kingsley mereka bisa di makamkan di Inggris.
Selama seminggu ini aku sudah bekerja keras menata hidupku lagi. Aku sendirian dan merasa kesepian. Aku melakukan korespondensi dengan Professor McGonagall –yang untungnya masih bersimpati terhadapku- akhirnya aku mendapatkan tempat di salah satu universitas sihir di Perancis, aku akan melakukan pendidikan Healer selama dua tahun di sana. Setelah mendapatkan kepastian itu, aku segera mengurus hipotik rumah dan juga mengatur tempat tinggalku di Perancis nanti. Untungnya aku masih memiliki sanak saudara di sana, setidaknya mereka bisa menampung untuk beberapa minggu sebelum mencari tempat tinggal sendiri.
Hari ini aku akan berangkat ke Perancis memulai hidupku yang baru. Aku mengunjungi makam kedua orang tuaku untuk berpamitan, bahkan para tetangga-tetangga yang hanya pernah kutemui lagi di beberapa waktu saat musim panas. Aku merasa tidak perlu berpamitan pada Harry atau Ron ataupun Ginny. Mereka sudah mengatakan dengan jelas untuk tidak ingin berhubungan denganku lagi.
Setidaknya aku tetap akan melakukan hal yang berguna. Aku bisa menolong orang lain jika aku menjadi Healer, bukan begitu. Aku jelas meminta Professor McGonagall untuk merahasiakan semua ini, bukan berarti mereka akan mencari ku sampai menanyakannya pada Professor McGonagall, hanya untuk berjaga-jaga. Aku ingin membuka lembar baru dan meninggalkan semua.
_TBC_
An/ Ini adalah bagian dari cerita Love and Pride. Tapi ini khusus TheoMione. Seperti yang saya bilang kalau kisah Hermione dan Theo agak tidak pas kalau saya masukkan ke dalam Love and Pride. this story full Theo-Mione.
