AN : Hi... ini cerita pertama gw jadi harap maklum yah kalo masih jelek hehehe

Attack On Titan dan semua characternya bukan punya gw kecuali jalan ceritanya :p

" Bicara"

Bicara dalam hati

"Mati... gw telat lagi !"

Eren Jaeger yang berumur 18 mempunyai tubuh yang langsing dan tinggi, ia Bersekolah di SMATitan salah satu SMA seni terbaik di Asia, SMA itu dinamakan demikian karena ukuranya yang memang bukan main main bahkan gedung itu memiliki 20 lantai totalnya, bayangkan saja seorang Eren Jaeger yang mendapatkan kelas di lantai 10 dan harus menaiki tangga karena lift di sana rusak seakan akan dewi keberuntungan sedang buang muka kepadanya

"Gila akhirnya yampe juga" Eren pun membuka pintu ruang kelasnya masih dalam kondisi keringat mengucur deras dan nafas yang tersenggal senggal bagaikan sehabis lari maraton, tetapi untungnya dosen di sana belum datang jadi ia lekas menempati kursinya yang berada dekat di jendela di sebelah sahabatnya Armin dan Jean

"Telat lagi Jaeger" kata Jean sambil menyeringai jahil ke arah Eren sedangkan Eren hanya bisa memandangnya dengan tajam

"Diam kau muka kuda !" kata Eren dengan kesal sambil melemparkan barang barang Armin ke wajah Jean yang sangat mudah mengelak sambil menyengir nyengir membuat Eren bertambah kesal sedangkan Armin hanya bisa menghela nafas dan menggeleng gelengkan kepalanya

"Jean berhentilah menjahili Eren dan Eren berhentilah melemparkan barang orang lain ke arah Jean" Kata Armin sambil mendorong wajah kedua laki laki tersebut yang sudah hampir berkelahi tapi untungnya tak lama kemudian Irvin sensei datang sehingga pertengkaran kedua orang tersebut terpaksa berhenti jika tidak ingin mendapat hukuman

Pada jam istirahat Eren dan teman temanya duduk melingkar di bawah pohon sambil membawa makanan mereka masing masing, duduk bersama sama pada jam istirahat memang sudah merupakan ritual mereka setiap hari

"Eheh... udah pada denger rumor belum" kata Connie sambil melambai lambaikan tanganya menarik perhatian teman temanya yang lain termasuk Eren

"Rumor apaan emangnya Con ?" kata Reiner sambil menyuapkan sesendok besar nasi kedalam mulutnya

"Itu loh Rei, katanya kan ada hantu di hutan di selatan sana" kata Connie bersemangat sambil menunjuk nunjukan sumpitnya entah ke mana sedangkan Eren langsung pucat mendengarnya karena ia takut dengan hantu terlebih lagi rumahnya berada sangat dekat dengan hutan tersebut bagaikan istilah yang sering teman temanya bilang "Ahh lu mah kepeleset juga nyampe" (#LOL)

"Iya gw juga udah denger tuh" kata Sasha pacar Connie tak kalah semangat sambil terus menggigiti rotinya dengan ganas

"Iya katanya banyak yang denger suara dari dalam hutan kaya manggil manggil gtu" kata Bertholdt membuat wajah Eren semakin memucat dan hal itu dengan cepat di sadari oleh Armin dan Jean dua teman baiknya

"Eren, ada apa ?" tanya Armin kawatir melihat wajah Eren yang telah memucat

"Oh iya, Eren kan rumahnya deket situ pasti dia takut" kata Jean sambil menyeringai membuat Eren berkeringat dingin

Mati aja lu Jean

"E-engga kok gw kaga takut" kata Eren berusaha meyakinkan teman temanya

"Udahlah Jean" kata Armin sambil menggeplak wajah Jean dengan buku yang selalu ia bawa bawa membuat teman temanya yang lain terbahak bahak sedangkan Eren hanya bisa menghela nafas lega

Thanks Armin

*

*
Sepulang sekolah Eren langsung pulang ke rumahnya dengan perasaan cemas dan ia langsung mengunci pintu rumahnya, ia hidup sendirian di sebuah rumah yang cukup besar karena kedua orang tuanya sedang bekerja di luar kota sedangkan hutan yang teman temanya maksut hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya yang membuat Eren bertambah takut

Mati gw gmn kalo hantu itu bener bener ada batin Eren dalam hati tapi memutuskan untuk mencoba kegiatan lain agar rasa takutnya hilang, ia pun menggambil novel kesayanganya dan mulai membaca, tetapi baru beberapa menit ia membaca terdengar olehnya suara seperti retakan suatu benda yang membuanya jatuh dari tempat duduknya

Krek...krekk...kerekk

Suara retakan itu terus berlanjut dan suara itu datangnya dari dalam hutan, walaupun Eren merasa takut setengah mati tetapi ternyata rasa penasaranya lebih besar, ia pun mengambil jaket dan senter lalu berjalan ke arah sumber suara tersebut, tak lama berjalan suara itu berhenti tetapi Eren terus saja berjalan lebih jauh ke dalam hutan tersebut dan sampailh ia di sebuah batu hitam mengkilat yang mencurigakan, dengan ragu ragu Eren mendekatinya dan menempelkan telinganya pada benda tersebut

Krek...krekkk...krekkk

Benda itu kembali membuat suara retakan dan keluarlah tangan dari benda tersebut sedangkan Eren tak bisa bergerak karena terlalu takut, perlahan lahan benda itu mulai hancur berkeping keping dan nampaklah seorang pemuda dengan rambut hitam dengan poni terbelah dua dengan mata tertutup akibat cahaya senter milik Eren, Eren yang merasa mengarahkan senter ke arah seseorang itu tidak sopan segera mematikan senternya dan kegelapan langsung menyambut dirinya membuat jantungnya berdetak cepat

"Um.. halo kalu saya boleh tau siapa anda ? kenapa anda berada di sini malah malam ?" kata Eren ragu ragu karena ia tidak bisa melihat apapun tapi kemudian ia merasakan sesuatu merayap di kakinya sehingga ia mengeluarkan suara kecil dari tenggorokanya, sesuatu yang menyentuh kakinya tersebut perlahan lahan naik dan akhirnya naik ke tubuh Eren seperti bayi yang menempel pada ibunya sedangkan Eren masih kaku karena terkejut tapi akhirnya sadar ketika mendengar suara geraman di dekat telinga kanannya

Eren pun memberanikan dirinya menyalakan senernya kembali dan nampaklah laki laki yang tadi ia lihat menempel pada dadanya dengan tangan berada di bahunya dan kakinya mencengkram erat pinggang Eren menolak untuk melepaskanya dengan pasrah akhirnya Eren membawa pemuda tanpa nama itu pulang ke rumahnya