Dark Kingdom
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
This story belongs HinataHyuuga8
Genre : Fantasy and Romance
.
Kerajaan Uchiha. Sebuah kerajaan besar yang berada di utara Konoha. Rakyatnya makmur dan sejahtera di bawah pimpinan Raja Fugaku dan ratunya, Ratu Mikoto. Kerajaan Uchiha mempunyai 2 putra. Itachi, sang putra mahkota yang telah tewas dalam perang. Dan Sasuke, pangeran yang sangat dilindungi karena trauma akan kematian Itachi.
Sasuke Uchiha, tumbuh menjadi seorang pangeran tampan namun sangat dingin terhadap semua orang, kecuali ketiga sahabatnya, Naruto, Sakura, dan Hinata. Naruto Uzumaki, putra tunggal dari penasihat kerajaan Minato Namikaze. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan Sasuke. Ia ramah dan bersemangat. Sakura Haruno, putri kerajaan tetangga, Kerajaan Haruno. Sakura dititipkan ke Kerajaan Uchiha karena keadaan kerajaannya yang sedang terancam. Ia berwajah cantik dan manis dengan aura musim semi yang selalu memancar. Dan Hinata Hyuuga, putri sulung Hiashi Hyuuga, panglima perang sekaligus penasihat kepercayaan raja. Ia seorang gadis yang pendiam dengan kemampuan berperang yang sangat hebat, menurun langsung dari sang ayah. Ia seorang gadis yang cantik namun ia selalu menyembunyikan kecantikannya dengan berpakaian sederhana.
Sejak kecil mereka selalu bersama. Setiap hari, Naruto dan Hinata mengunjungi istana untuk bermain juga belajar bersama. Naruto dan Hinata dilatih untuk melindungi Sasuke dan Sakura. Latihan ini langsung diberikan oleh Hiashi. Walau latihan yang diberikan terbilang keras apalagi untuk Hinata yang seorang perempuan, latihan tersebut membuahkan hasil. Hinata dan Naruto menjadi remaja yang mahir bermain pedang, berkuda, dan memanah walau usia mereka masih belia. Kemampuan mereka bahkan di atas rata – rata.
"Oi, Teme, coba kejar aku!" Naruto berteriak kearah Sasuke yang sedang duduk di atas rerumputan.
"Hn," Sasuke hanya menjawab singkat tanpa berpindah dari posisi duduknya.
"Oi, Teme, ayo bermain," Naruto berpaling dan berlari kearah dimana Sasuke duduk.
"Sudahlah Naruto, mungkin Sasuke-sama capek," Hinata berkata lembut sambil meletakan keranjang bunga yang ia bawa.
"Benar, Naruto," Sakura menimpali perkataan Hinata.
Naruto hanya menghela nafas. Tiba – tiba, ia menarik tangan Hinata.
"Ayo, sudah waktunya latihan," Naruto menarik tangan Hinata.
"I-ini masih pukul 2 siang. Kita latihan pukul 3," Hinata menolak namun tetap membiarkan Naruto menarik tangannya.
Pipi Hinata sedikit memerah. Namun, Naruto tetap menarik tangan Hinata meninggalkan taman istana.
"Jaa, Sakura-sama, Sasuke-sama," Hinata melambaikan tangannya pada Sakura dan Sasuke.
Sasuke menatap Hinata dengan mata onyx-nya. Sakura melambaikan tangannya dengan riang menatap kepergian kedua sahabatnya.
Sasuke sebenarnya sudah lama memendam rasa kepada Hinata. Hinata yang pendiam selalu menarik perhatian Sasuke. Namun, Hinata tidak tertarik sama sekali oleh Sasuke. Ia justru jatuh cinta pada Naruto, teman latihannya. Naruto juga mencintai Hinata membuat hubungannya keduanya kian hari kian dekat. Sasuke tidak menyukai keadaan ini, tapi, ia juga terlalu gengsi untuk menunjukan perasaan pada Hinata. Sementara Sakura, semua tahu putri itu menyukai Sasuke. Tapi Sasuke seakan tidak peduli pada Sakura.
.
.
"Awas ya, Hinata," Naruto berseru sambil mengayunkan pedang kayunya.
Hinata hanya tersenyum sambil bersiaga. Di sinilah mereka biasa berlatih, di belakang kediaman Hyuuga yang dilengkapi hutan kecil.
Hinata menahan serangan Naruto dengan mudah dan mengembalikan serangan tersebut membuat Naruto terjatuh. Selama ini, Hinata selalu menang terhadap Naruto. Ia memang memiliki bakat yang luar biasa. Walau umurnya baru saja meninjak 12 tahun, ia sudah mahir berperang.
Hiashi memandang kedua muridnya berlatih. Di sampingnya Minato ikut berdiri sambil berbincang ringan dengan Hiashi. Hiashi dan Minato memang bersahabat. Hinata sangat sering bermain ke rumah Naruto walau sekadar bercakap – cakap. Kushina, ibu Naruto, sangat menyayangi Hinata, seperti anaknya sendiri. Begitu pun sebaliknya. Hinata yang sudah tidak memilik ibu, menyayangi Kushina seperti ibunya sendiri.
Hinata dan Naruto berlatih hingga larut malam. Hinata mengajak Naruto untuk mampir ke rumahnya sebentar untuk istirahat. Di dalam rumah kediaman Hyuuga yang sangat besar, seorang pelayan menghampiri Hinata.
"Hinata-sama, anda diminta ke istana sekarang bersama Naruto-sama. Katanya ada urusan penting," Shion, pelayan pribadi Hinata memberi tahu.
Hinata dan Naruto saling berapandangan. Tak lama, mereka sudah mengendarai kuda dengan cepat menuju istana. Ternyata istana sedang diserang. Hinata dan Naruto diminta memeberi pertolongan. 2 remaja berusia 12 tahun itu segera berangkat.
Sesampainya di istana, semuanya terasa sepi. Para penjaga tergeletak membuat Hinata dan Naruto bergidik ngeri. Mereka segera mencari Sasuke dan Sakura. Akhirnya sampailah mereka di aula utama.
"Sasuke-sama, Sakura-sama," Hinata berteriak memanggil keduanya.
Naruto mengikuti teriakan Hinata. Tak lama kemudian, terdengar suara bisikan.
"Aku di sini, Dobe," Naruto yang mendengarnya segera menyadari itu suara Sasuke.
Hinata menemukan Sasuke dan Sakura bersembunyi.
"Ayo, kita harus segera keluar," Hinata segera berlari keluar.
Tiba – tiba, sekelompok orang berpakaian hitam muncul. Hinata dan Naruto segera merapatkan diri melindungi Sasuke dan Sakura. Mereka sudah dilatih beberapa formasi untuk menghadapi musuh. Untunglah, Naruto dan Hinata membawa pedang.
"Lindungi Sasuke-sama dan Sakura-sama," bisik Hinata pelan.
Beberapa detik kemudian, kelompok tersebut menyerang. Dengan sigap, Naruto dan Hinata melumpuhkan rang – orang tersebut. Namun, orang – orang tersebut seakan tidak ada habisnya. Mereka terus berdatangan. Hinata dan Naruto sangat lelah dan mereka sudah terluka parah terkena tebasan pedang. Namun, mereka tetap berusaha melindungi Sasuke dan Sakura. Mereka bingung dengan tidak adanya pasukan batuan yang datang dari kerajaan. Ternyata, semua pasukan dipusatkan melindungi raja dan ratu.
Sasuke dan Sakura hanya dapat memandang kedua sahabat mereka bertarung dengan cemas. Tiba – tiba seorang dari kelompok penjahat itu mengarahkan pedang kearah Sasuke. Hinata dengan cepat melindungi Sasuke. Ia menutup matanya erat. Namun, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Ia membuka matanya untuk memastikan apa yang terjadi. Ia melihat Naruto tertusuk pedang untuk melindungi dirinya.
Hinata segera berlari kearah Naruto yang terbaring lemah. Air mata mulai membanjiri pipinya. Ia menggenggam tangan Naruto dengan erat. Tapat saat itu, berpuluh – puluh pasukan datang dan melindungi Sasuke dan Sakura. Perkelahian pun terjadi. Hinata tetap menatap Naruto tak percaya. Sasuke dan Sakura ikut mendekat.
"Hi-hinata…," Naruto berusaha berbicara.
"Na-Naruto," Hinata menggenggam erat tangan Naruto.
"Be-berjanjilah padaku, k-kau akan selalu me-melindungi Sa-sasuke-sama d-dan Sakura-sama," kataa Naruto terbata – bata. "Ka-kalung ini un-untukmu. A-aku minta tolong ja-jaga ibuku. Aku me-mencintaimu, Hi-hinata."
"Diam. Lukamu sangat parah. Dasar bodoh. Kenapa melindungiku," Hinata berusaha menahan tangisnya yang terlanjur pecah.
Naruto hanya tersenyum lalu mengelus pipi Hinata. Ia memberikan kalung berbandul hijau ke genggaman Hinata. Ia memandang Hinata untuk terakhir kalinya. Kemudian matanya berpaling kearah Sasuke dan Sakura. Tak lama, ia menghembuskan nafas terakhirnya.
"NARUTOOO…" Hinata berteriak frustasi.
Hinata menagis sejadi – jadinya. Sakura ikut menangis tidak percaya. Sementara Sasuke berusaha menyembunyikan tangisnya.
Hiashi dan Minato tiba dengan pedang masing – masing. Minato terlihat syok melihat anaknya terbaring lemah. ia berusaha memanggil anaknya. Sementara Hiashi memeluk Hinata yang mulai kehilangan kendali. Ia mengerti betapa sayangnya Hinata kepada Naruto. Tapi, NAruto telah tiada.
.
.
Hinata berdiri di atas sebuah bukit, menatap langit sore yang semakin mendung. Ia masih mengenakan baju berkabung. Baru saja ia selesai mengahdiri upacara pemakaman Naruto. Ia teringat bagaimana dulu ia sering menatap langit bersama Naruto seusai berlatih. Air mata kembali mengalir. Hinata berusaha menahannya. Namun, ia tidak bisa.
Hujan rintik mulai turun. Membasahi tubuh mungil Hinata. Namun, Hinata membiarkan air hujan membasahi tubuhnya. Bercampur dengan air mata kesedihannya. Ia menatap kalung yang diberikan Naruto yang kini menghiasi lehernya.
"Naruto," isak Hinata pelan di bawah rintik hujan.
Author's Note : Akhirnya selesai juga Chapter 1. Di chapter selanjutnya, author akan menceritakan kejadian 5 tahun setelah inseiden Naruto meninggal. Mohon review-nya ya. Sampai jumpa seminggu lagi di chapter kedua. ^^
