MATHEMATIC'S IN ROMANCE

.

Ngga tahu kenapa feelnya lagi kuat banget ke ChangKyu. Jadi memutuskan ff ini dibuat khusus buat couple yang emang pada doyan matematik =_= Kalimat bergaris miring pov-nya Kyu ya ^^ ff ini TERINSPIRASI dari sebuah cerita kawan. Selamat membaca.

.

.

*Kyuhyun POV*

Aku berdiri dalam diam, menatap bangunan di depanku dengan gugup.

Sesekali aku melirik tulisan 'KAIST HIGH SCHOOL' di gerbang bangunan itu untuk meyakinkan diri.

Kuhirup nafas dalam-dalam dan kulangkahkan kakiku gugup, menembus kokohnya gerbang besar itu.

Aku masih takut jika para sunbaenim itu masih mengawasi dan siap membentakku.

Namaku Cho Kyuhyun.

Dan hari ini adalah hari kelima aku menginjakkan kaki di sekolah baruku, setelah melewati masa ospek selama 4 hari.

Aku datang pagi sekali, tidak mau mengambil resiko untuk terlambat.

Suasana sekolah masih sunyi senyap.

Hanya beberapa orang yang sudah tiba di sekolah.

Aku berjalan perlahan menyuri koridor menuju kelasku.

Tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada seseorang yang berlari kencang ke arahku.

"Anyeong" ucap orang itu.

Seorang pemuda tampan dengan senyuman cerahnya.

"A-Anyeong" jawabku gugup.

Pemuda itu terdiam.

Kulihat alisnya terangkat melihatku.

Aku bingung.

Apa maksudnya orang ini?

Menyapaku lalu sedetik kemudian seakan tak pernah melakukan hal itu.

"Pagi, Changmin~ah!" kudengar suara lain di belakangku.

Suara wanita.

Astaga!

Ternyata dia menyapa wanita di belakangku.

Dengan kepala menunduk aku berjalan perlahan.

Shit!

Aku malu sekali.

"Hi Jess. Tumben pagi sekali kau datang"

"Jangan menyindirku. Aku harus menyalin tugas Seororo dulu. Tugas Kangin saenim itu membunuh otak kananku! "

"Hahaha tidak pernah berubah. Queen of copycat"

"Diamlah tidak lucu!"

"Ah Jess, kapan Olimpiade Matematika mulai pembinaan?"

Langkahku terhenti.

Mereka membicarakan Matematika?

Kau tahu? Aku menggilai Matematika!

"Ung~ Kulihat pengumuman kemarin kalau tidak salah Sabtu ini"

Walau aku tidak memandangnya.

Aku sudah tahu lelaki yang baru kutahu namanya adalah Changmin itu sedang mengangguk-angguk paham.

Aku masih terdiam di tempatku berdiri.

Menunggu lelaki bertubuh tinggi itu lewat agar aku bisa mendaftarkan diri dalam Olimpiade Matematika.

Dan kejadian itu spontan sekali, saat pemuda itu lewat di depanku, aku langsung memegang lengannya!

Well, maksudnya aku ingin menahannya, karena ia terlihat terburu-buru.

Ia memandangku bingung, dan seketika itu juga aku kehilangan kata-kata.

Entah karena apa tapi kuyakin wajahku sudah merona.

GOSH!

Wajah itu- kenapa wajah itu terlihat sempurna di mataku.

"Maaf?" tanyanya hati-hati.

Aku berdeham dan melepaskan peganganku pada lengannya.

"A-aku murid kelas 1, Na-namaku C-Cho Kyuhyun!"

"Lalu?"

"A-Aku ingin mendaftarkan diri dalam Olimpiade Matematika."

Tiba-tiba wajah bingung laki-laki tampan itu berubah total.

Ia tersenyum lebar kepadaku.

Dan oh Tuhan! Ada lonjakan kecil di dadaku, tempat hatiku berada.

"Benarkah? Bagus! Pembinaan akan dimulai Sabtu besok! Oh ya, perkenalkan namaku Jung Changmin, kelas 3 Akselerasi." jawabnya bersemangat.

Dan ia mengulurkan tangannya tanda berkenalan.

Aku terima uluran tangan itu.

Dan efeknya adalah debar jantungku menjadi tak beraturan.

Aku tak menjawab, aku kehilangan berjuta kosakata di dalam otakku.

"Ok Kyu. Sampai jumpa Sabtu besok!" serunya sambil melepaskan tanganku.

Aku mengangguk dan tersenyum gugup.

Saat ia pergi, aku memandangi tanganku yang kurang dari semenit tadi bersentuhan dengan tangannya.

Dan kemudian apa lagi yang kulakukan selain tersenyum?


Sabtu telah tiba dan aku sekarang sedang bergulat dengan soal olimpiade matematika.

Namja Jung itu selalu membantuku,

Dan sensasi yang sama setiap dekat dengannya selalu terjadi.

Debar jantung tak beraturan, kehilangan kosakata, dan menjadi gugup.

Aku menjadi sangat dekat dengan Changmin dan kami sering belajar bersama.

Terkadang kami berdebat masalah konsep matematika dan penerapannya.

Aku sangat senang berada di dekatnya.

Dan aku menyadari satu hal.

Aku telah jatuh cinta pada matematika.

Dan jatuh cinta pada pemuda ini.

Bolehkah?

Selesai pembinaan.

Changmin menghampiriku dengan wajah serius dan menyodorkan kertas berisi pertanyaan.

"Berikan bentuk paling sederhana dari 9x – 7i 3 (3x – 7u)!".

Aku segera mengerjakannya dan kurang dari semenit kemudian sudah mendapatkan jawabannya.

"Jawabannya i 3 u!" seruku bangga.

Changmin berdeham, lalu menggeleng.

"Jadi, jawabannya apa?" tanyanya dengan suara yang aneh.

Aku bingung.

"i 3 u! Apa aku salah? Tapi aku yakin ini benar!"

"Ini bukan benar atau salah, tapi iya atau tidak. Cermati pertanyaan itu!" ucapnya.

Aku berpikir keras i 3 u apa artinya?

Tunggu-

Bukankah ini-

Artinya?

I love you?

Nafasku tercekat.

Aku merasakan gejolak kebahagiaan di dadaku.

Mungkinkah Changmin— menyatakan cinta?

Aku tak dapat berkata apa-apa.

Tapi aku menulis lagi di lembaran yang ia berikan padaku.

Tulisannya: 128v(e980+86).

Aku menyodorkan lembaran itu kepadanya.

"Apa maksudnya ini? Mengapa variabel "e" diletakkan di depan?" tanyanya gugup.

"Ini bukan masalah penulisan variabel yang tepat, tapi cobalah kamu tutup bagian atas angka-angka itu, dan bacalah maksudnya!" jawabku gugup.

Kini gilirannya berpikir keras.

Sampai semenit kemudian senyuman lebar mengembang di wajahnya sambil memandangku.

"Benarkah maksudnya ini 'I love you too'?"

Aku hanya mengangguk pelan, dan ikut tersenyum.

Kami saling berpandangan beberapa detik dan tertawa bersama.

Kami pun bangkit dari bangku, dan Changmin Jung mengulurkan tangannya seperti pertama kali kami bertemu.

Aku menerima ulurannya sambil tersenyum.

Kali ini ia tak melepaskan tanganku, melainkan menggenggam tanganku erat-erat.

Kami pun berjalan perlahan sambil mendengarkan detak jantung masing-masing yang berdetak kencang.

END

Terima Kasih sudah membaca ^_^

Irisajung