.:.
YOU
Main cast : saiino
Rated : M
Genre : Romance, Hurt/ comfort.
Disclaimer : naruto masashi kishimoto
warning : gaje, OOC, typo, maybe (cerita pasaran), AU, tidak ber- EYD,
_DON'T LIKE DON'T READ!_
.
.
.
"Als de tong in onze mond die we.. ( seperti lidah ia di mulut kita.. )
Niet meer voelen- ( tak terasa- )
Als het hart in onze borst dat we.. ( seperti jantung ia di dada kita.. )
Niet kunnen tasten- ( tak teraba- )
Want dat is immers onze bestemming! ( karena memang demikianlah suratannya! )
Mijn echtgenote" ( istriku )
.
.
.
CHAP 1
" Maaf sai- kun tapi aku benar benar tidak mencintaimu. Kau hanyalah sahabat bagiku. Aku mencintai sasuke, dan aku juga sudah berpacaran dengannya." Tuturnya,
Deg..
.
.
.
Ah..ia lupa! 'tadi sakura memberiku bingkisan, kira- kira apa ya isinya? ' batinnya.
Ia membuka surat hardcover berwarna navy blue itu.
Lukisan bunga yang indah di tiap sisinya membuatnya terkesan sekaligus curiga.
Begitu pula dengan ornamen mewah khas undangan formal
Dengan inisial couple S & S warna perak
Tunggu.
Inisial?
Apa ini?
Undangan pertunangan?
Sai membuka surat itu, dan matanya melebar. Tubuhnya menegang. Ia merasa jantungnya berhenti saat itu juga.
"sasuke… dan … sakura?"
Secepat inikah?
Atau dunia berusaha menipunya
.
.
.
.
Sepertinya sakura gemar sekali membuat sai kaget. Bisa- bisa ia mati muda.
Mulai dari berusaha memikirkan kata- kata yang tepat untuk menyatakannya. Hei itu tidak mudah loh bagi sai. Rasanya jantungnya seperti senam dengan semangatnya.
Yang kedua saat akan menyatakan cintanya, dia harus menutupi kegugupannya. menetralisir saja sangat sulit bagaimana menutupi semua kegugupannya. Doki- doki jantungnya.
Ketiga dahinya berkeringat. Tubuhnya kaku. Kata- kata yang sudah ia siapkan begitu manisnya bahkan tidak terucap. Lidahnya kelu. Pada akhirnya yang terucap dari dirinya hanyalah..
' aku mencintaimu. Maukah kau menjadi pacarku? ' benar- benar kalimat yang tidak etis untuk menyatakan cinta. Tapi, mau bagaimana lagi hanya kalimat itu yang bisa terucap dari bibirnya. Setidaknya ada kalimat yang dapat ia ucapkan saat ia sudah melangkah terlalu jauh.
Keempat, 'maaf sai- kun' oh shit! Gadis musim semi itu tidak tahu betapa sulitnya ia mempersiapkan, bersiap menyatakan, dan saat menyatakan dengan penuh pengharapan. Rentetan kalimat itu membuat tubuhnya mati rasa. Jantungnya ingin loncat dari tempatnya. Selesai sudah pengharapannya. Dengan hasil yang tidak diharapkan tentunya.
Kelima, undangan pertunangan itu…dia ingin mati hari ini juga.
Walaupun dia tahu memang akan jadi seperti ini akhirnya. Tapi mengapa rasanya sakit sekali saat kenyataan pahit itu menjadi nyata?
Pada hari itu juga ia menjadi manusia yang tak memiliki perasaan. Tak bisa memahami, Juga mengerti perasaannya sendiri. Bahkan ia memiliki buku dengan berbagai judul yang berhubungan tentang perasaan. Terlihat seperti orang yang dungu.
.
.
.
Malam itu sangat dingin. Kebanyakan orang akan bergelung dibawah selimut tuk mencari kehangatan. Bagi sepasang suami-istri ini adalah saat yang tepat untuk saling berbagi kehangatan. Dibawah lampu temaram, bahkan ada yang gelap gulita. Mungkin dengan bantuan sinar rembulan sebagai cahaya alaminya. Memadu kasih tuk menyatakan cinta.
Tapi tidak dengan sai, wajahnya datar tapi menyimpan luka yang yang mendalam.
Besok..
Ya besok.
Hari pertunangan antara sasuke dengan sakura. Dia sudah mengeyahkan perasaannya. Tidak, dia bukan mengeyahkannya tetapi merubahnya menjadi sisi kelamnya..
siapapun tidak ingin mengetahuinya.
Tapi jauh didalam hatinya ada sebuah sisi kelam yang ia tutup rapat- rapat. Sisi kejamnya..
Banyak orang yang tak menyangka akan hal itu..namun mungkin sebentar lagi sisi kelamnya akan terkuak. Bersamaan dengan takdir yang telah diatur oleh tuhannya.
Sepertinya ia harus menjernihkan pikirannya kali ini
.
.
.
" bisakah kau mengubah takdir? Bukankah ada pepatah yang mengatakan ' kau memang bisa mengubah nasib dengan usaha, tapi tidak dengan takdir. Itulah garis takdir yang telah tuhan tetapkan. Yang bisa kau lakukan hanyalah menjalaninya dengan penuh keihklasan maka kau akan mendapatkan kebahagiaan ' jadi, benarkah hal itu? "
.
.
.
( ino POV )
Aku berjalan mondar- mandir di kamar kesayanganku. Shit..! , Sedari tadi aku terus meremas- remas kedua telapak tanganku dengan kuat secara bergantian. Terkadang aku juga memelintir rok ku, double shit! yah.. rok ku menjadi korban. Dari yang tadinya klimis (?) sekarang menjadi kusut -_-" .
aku benar- benar takut dan juga sangat gugup. Bagaimana tidak? Hari ini adalah hari besar sahabatku.. yah sakura. Dia akan bertunangan dengan uciha sasuke yang notabene nya pernah kucintai juga.
.
.
Awalnya aku tidak mencintainya, aku hanya berpura- pura.. untuk mengobarkan semangat persaingan kami. Dulu saat dia mengatakan bahwa dia menyukai sasuke dengan malu- malu (pengucapannya menjadi terbata- bata seperti hinata dan oh god! Lihat wajahnya merah sekali seperti tomat kesukaan kekasih yang notabene nya mereka akan bertunangan itu) karena dia tidak berani menungkapkan perasaannya dimana dia hanya berani memendam dan menunggu perasaannya pada uciha bungsu itu, akhirnya aku mengatakan bahwa aku juga menyukainya dan menantangnya untuk memperebutkan uciha bungsu dengan persaingan secara sehat.
Tapi perempuan mana yang tidak terbuai oleh pesona uciha itu? Tatapannya yang tajam, ketampanan yang mendekati sempurna, dan jangan lupa sifat dingin khas uciha yang diterbarkan pada setiap wanita yang ada di depannya. Mau tidak mau aku ikut terjerat dalam pesonanya.
Dari yang mulanya aku hanya iseng agar sahabatku ini mau menyatakan cintanya malah ikut menyatakan cinta. Tapi dari sekian banyak pernyataan cinta yang diterima sasuke hanya sakuralah yang dia terima. Dan beginilah akhirnya mereka pun menjadi sepasang kekasih aku patah hati..
tapi aku juga tidak terlalu terbawa suasana, hanya sedikit sakit rasanya. Dengan tulus ku dukung kisah cinta mereka dan mereka melabuhkan cinta mereka dalam pernikahan. Tapi karena terlihat terburu- buru akhirnya mereka memilih mengikat hubungan mereka dulu dalam tahap yang cukup serius yaitu pertunangan.
.
.
.
Betapa bahagianya aku melihat sakura yang girang karena ia tidak pernah menyangka mereka akan jauh seperti ini. Mungkin itu adalah kebahagiaan tersendiri bagi sakura. Binar matanya menampakkan betapa tulus cintanya kepada uciha itu.
Aku juga bisa melihat betapa cintanya sasuke terhadap sakura, walaupun dia orang yang terkesan dingin dan cuek tapi aku bisa melihat cinta itu dari perhatiannya kepada sakura. Selama sahabatku bahagia maka aku akan ikut bahagia. Karena kami sudah bersahabat sejak kecil dan kami ini sahabat sejati! Kalau hanya masalah sepele saja sih kami akan menghadapinya. Tinggal mengalah dan merelakan hal yang terjadi dan berusaha bersikap dewasa saat menghadapi masaah itu.
.
.
.
Dan yang membuatku merasa takut dan gugup adalah karena di acara pertunangan sakura nanti aku akan mendampingi dan menggiring (?) sakura hingga sampai ditempat sasuke berdiri juga tempat mereka nanti saling melingkarkan benda pengikat di jari manis mereka.
sebuah perlambangan sebulat cintanya, keperakan dengan inisial S & S...Sweet sekali. Sudah jelas bahwa nanti akan banyak mata juga yang melihatku #kePDan.
Dan diantara banyak orang nanti akan ada seseorang yang membuat jantungku berdebar- debar. Siapa lagi kalau bukan si tuan kulit pucat yang akhir- akhir ini cukup dekat denganku dan selalu membuat jantungku berdetak 3x lipat lebih cepat dari biasanya.
Debaran itu akan selalu terjadi ketika dia memandangku. Nah sudah jelas bukan alasan aku merasa takut dan gugup?
Aku takut jika nanti dia memandangku lagi aku akan salah tingkah. Kalau biasanya aku salah tingkah ma tidak papa. Karena hanya ia yang melihat, tapi nanti?! Semua orang melihatku salah tingkah?! Taruh mana mukaku.
.
.
.
Aku melirik jam di dinding sebelahku..
APA?! Aduh bagaimana ini lima menit lagi aku akan mendampingi sakura
Kenapa waktu berjalan cepat sekali?
" ayolah ino pig! Santai..kau tidak boleh tegang, karena jika kau tegang nanti aku bisa keringat dingin dan makeup yang sudah sedemikian rupa ini akan luntur. Dan itu sangat tidak etis! " kataku dengan diriku sendiri dengan menghadap cermin besar sambil menepuk pipiku.
Ketukan di pintu membuyarkan lamunanku
" ino pertunangannya akan dimulai " kata ibu sakura
" Hei..ino pig! "celetuknya mengagetkan
" ADA APA FOREHEAD?! " jawab ino tak kalah nyaringnya
" Aish.. bisa tidak sih kau tidak berteriak seperti itu? Sudah teriakanmu seperti 5 oktaf nyaring dengan toa pula! " omel sakura
" habisnya kau sendiri, aku sedang melamun dengan indahnya malah kau mengagetkan. Huh menyebalkan! " katanya
" Ino 2 hari sebelum pertunanganku menginaplah dirumahku " pintanya
" heh?! Kau tidak sedang kesambet kuntilanak di jembatan desa seberang kan? Atau malah kau di jampi- jampi oleh mbah dukun yang cara menjampinya menyemprotkan cairan apalah itu..euh! " tuduhnya
" heh kau jika menuduh jangan yang aneh- aneh.. begini ino pig, aku memintamu 2 hari menginap dirumahku karena yah… aku sendiri tidak tahu, hitung- hitung hadiah petunangan untuk sahabat tercintamu ini. Juga sebenarnya ada satu permintaan lagi hehe " pintanya
" what the hell.. ada apa lagi? " katanya dengan gaya angkuh yang dibuat- buatnya
" hehe.. aku ingin kau yang mengiring aku saat pertungananku besok, makannya menginaplah dirumahku 2 hari sebelum pernikahan " jelasnya
"yah baiklah.. lagipula aku tidak ada pekerjaan.. dan hitung- hitung hadiah pertunanganmu, jadi aku tidak perlu menghadiahimu lagi haha.. " katanya
" heh?! Ya tidak begitulah ino pig.. kau juga harus memberiku hadiah " gerutunya
" yare- yare " desahnya
" huwa argatou ino pig.. kau memang sahabat sejatiku, muachh…"
" hei sakura ya ya sama- sama tapi tidak perlu juga kau memelukku seerat ini dan juga apa tadi itu euhh.. pipiku terkontaminasi bibir kotormu huh! "
"apa- apaan kau ini ino pig " ujarnya sambil memanyunkan bibirnya
" bi hari ini semua makananku dibayar sakura " ucapnya berteriak
" heh ino kau mengatakan seenaknya pantatmu saja, aku tidak bawa uang! Hei tunggu! "
-SKIP TIME-
" apa- apan ini dekorasi dan semua yang ada disini berwara pink?! " celetuknya
" kau harusnya bersyukur masih mending kau diberi tumpangan kamar, dan juga warna pink itu jauh lebih baik ketimbang warna ungu! " ejeknya
" memang apa masalahmu dengan warna ungu?! Lagipula kau yang memintaku untuk menginap disini. Ini kuanggap hadiah pertunanganmu, kalau tidak mana sudi aku mau menginap disini dimanapun aku berada kamarkulah yang paling nyaman "
" ya ya terimakasih karena menyanggupi permintaanku..tapi warna pink jauh lebih bagus dan satu lagi kamarku itu yang paling nyaman TITIK! "
" hei apa- apaan kau ini -
Pada akhirnya malam itu dipenuhi argument dan adu mulut antara mereka berdua
Senyum itu merekah begitu saja saat ia mengingat lagi hal itu…
Apapun yang terjadi dan yang akan terjadi itu akan selalu menjadi kenangan yang takkan dilupakannya.
.
.
.
Sai sampai di rumahnya dini hari, sialnya dia mabuk berat sehingga terpaksa tertidur di salah satu kamar sewaan bar di sudut kota. Dan lebih sialnya lagi tadinya saat ia terbangun ada wanita jalang yang mencoba merayunya.
Suasana di club malam terasa begitu meriah. Mereka bahkan terlihat begitu semangat menikmati kebersamaan malam ini, kecuali sai
" mari kita bersulang untuk kesuksesan bisnis kita berkat usaha kita semua "
" kampai..! "
Dari gaya berpakaian dan caranya meminum vodka mudah bagi sai untuk mengenalinya. Dia direktur salah satu perusahaan yang mengikat kontrak dengan perusahaan miliknya. Sai mendecih, perempuan- perempuan jalang itu bergelayut manjadi lengan- lengan orang itu. Dengan gerakan sensual yang mengundang. Pakaiannya yang bahkan menurut sai lebih baik telanjang sekalian. Cih.. benar- benar jalang. walaupun tontonan gratis seperti ini memang sudah biasa bagi sai, bahkan sai juga sering digelayuti oleh pelacur- pelacur itu, tetap saja itu membuatnya muak.
" aku ingin mencoba martini itu " pintanya sambil menunjuk salah satu botol yang berjejer rapi.
" ya tuhan sai.. kau bahkan sudah meminum 2 vodka. Apa itu tidak cukup? Pandanganmu saja sudah mengabur " kata sang bartender
" bukankah aku sudah membayar.. bahkan tip nya pun 2x lipat dari harga vodka itu " geramnya
" bukan masalah uang sai.. kau adalah pemilik perusahaan, aku tidak pernah meragukan berapa banyak hartamu. Tetapi jika kau tetap ngotot mau minum lagi bagaimana kau menyetir? "
" aku tidak peduli berikan botol itu, atau kuhancurkan bar kecilmu ini! "
" sai aku bahkan sudah menganggapu sebagai anakku sendiri. Ini jangan banyak- banyak " seraya memerikan botol itu
" … "
" jika nanti kau sudah mabuk berat maka terpaksa kau kusewakan salah satu kamar disini, mengerti "
" … "
" dasar anak ini "
Kejadian seperti itu memang sudah biasa terjadi padanya.
" hah.. menyebalkan "
Kepalanya bahkan masih pening pagi ini, kalau tidak mengingat acara tunangan hari ini, ia tidak akan memotong jam tidurnya.
" nona apa kau butuh bantuan? " tanyanya dengan sopan dan tentunya disertai senyum palsunya
Gadis itu terkejut. Saat sedang merapikan bunga kenapa ada pria tampan yang memberikan pertolongan. Tapi tunggu.. bukankah itu sai? Pipinya merona malu saat mengingat pertemuan pertamanya dengan sai. Panggilan nona cantik itu lho yang membuatnya err.. ke-GR-an.
" yamanaka- san"
" eh.. ya? "
" ini bunganya "
" ah, ya.. terimakasih"
" sama- sama, senang bisa membantumu "disertai senyum manisnya itu
Ino hanya membalas dengan senyum manisnya
" mau sekalian kuantar? Sepertinya kerepotan. Belanjaanmu sebanyak itu dan kau hanya berjalan "
"ehm.. tidak usah, terima kasih dan maaf merepotkan "
" sudahlah.. aku tidak suka penolakan "
" etto, ya sudahlah "
" nona duduklah didepan, kalau kau duduk dibelakang aku malah terlihat seperti supir pribadimu "
" hh.. baiklah"
Akhirnya gadis itu berpindah di kursi depan dengan gugupnya
" dimana rumahmu? "
" tidak jauh dari sini, makannya aku memilih berjalan kaki "
" adakah waktu luang? "
" mungkin, sore ada apa? "
" hanya mengobrol biasa, jam 4 sore kujemput. Jadi bersiaplah "
" hah?! Seenaknya saja kau memutuskan "
" hei kau kecilkan suaramu, hh..hitung- hitung perkenalan " tidak lupa dengan senyum palsunya
"baiklah"
Ino mengutuk dirinya. Biasanya di depan orang lain dibandingkan bebek tetangga saja lebih cerewet dirinya-_- , tapi kenapa sekarang tidak?
Bercakap langsung dengan pria yang membuatnya terpesona, oh..dia tidak bisa berkutik
" empat rumah setelah ini adalah rukoku "
" disitu? "
" iya "
Akhirnya mobil itu berhenti pada tempat yang dituju
" perlu kubantu nona? "
" ti- tidak usah, aku bisa sendiri "
" nona jangan lupa nanti sore ya, jaa! "
.
.
.
Tapa disadari sudut bibirnya tertarik membentuk senyum tipis yang tak kentara
