Yahoo! Himegami disini! ;)

Uhmmm gimana mengatakannya ya? Pokoknya ini fic Dangan Ronpa pertama saya tehee :)

Setelah nonton Dangan Ronpa the Animation saya jadi tertarik, truss mau maenin gamenya.

But...BUt..BUT! GUE KAGAK PUNYA PSP! Kepaksa harus maen pake emulator di laptop! Tchhh!

Tapi Bodo amat yang penting maen dahh, walaupun sekarang masih bingung nyetting emulatornya!

Yakk mari kita mulai cerita kita, tapi pertama ehemmm

Diclamer : Dangan Ronpa bukan punya ane! Yang punya 'Spike Chunsoft'


Boku to Kimi

-Normal POV-

Di malam setelah First Class Trial berlangsung, Naegi Makoto sang siswa dengan status 'Super Highschool Level Good Luck' berjalan ke kamarnya di lorong gelap nan sepi, yang ada dipikirannya adalah bahwa dia mulai meragukan kewarasan dan kepercayaannya terhadap 'orang-orang' disekitarnya.

Tentu saja, setelah mengetahui bahwa temannya, Maizono yang dia sudah anggap sebagai 'sidekick'nya berencana membunuhnya, hati Naegi sangatlah terpukul akan pengkhianatan itu, setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Naegi tiba di depan kamarnya, yang tentu saja sudah diperbaiki karena kasus pembunuhan Maizono, akhirnya Naegi mencoba melupakan hal itu dan mencoba untuk tidur.

"SIAL!" teriak Naegi setelah dia membaringkan badannya diatas kasurnya, dengan kesal dia menutupi matanya dengan tangan kanannya, berharap agar air matanya tidak membasahi pipinya, tapi sudah terlambat, genangan air hangat itu sudah tak terbendung lagi.

'Ting Tong'

Tiba-tiba saja terdengar suara bel pintu diluar kamar Naegi.

'Tamu? Kali ini siapa lagi?' ujar Naegi dalam hatinya dan sambil mengusap air matanya.

Sesaat sesudah Naegi turun dari kasurnya, pemuda itu berjalan kearah sebuah laci dan membukanya, disitu terdapat sebuah pisau kecil yang biasa dipakai untuk memotong roti.

'Mengingat kasus Kuwata, mungkin metode self-defense ini cukup berbahaya, tapi kurasa tidak ada salahnya jika aku menyimpan ini, kalau dengan pisau kecil ini tidak akan ada yang menyadari kalau aku mengambilnya, mengingat banyak pisau kecil yang tersedia di dapur' katanya lagi dalam hati dan menyimpannya ke dalam jaketnya, yang kemudian dia berjalan untuk membukakan pintu kamarnya.

"Ki-Kirigiri-san!?" Naegi langsung terkejut dan mundur selangkah ke belakang, karena telah membukakan pintu kamarnya kepada seseorang yang benar-benar tak terduga.

"Kau tidak perlu sekaget itu kan Naegi-kun?" kata si gadis berambut ungu sambil tersenyum kearahnya, sementara Naegi masih agak terkejut dan mempersilahkan perempuan itu masuk kedalam kamarnya, mengingat bahwa perempuan yang satu ini sudah sangat berjasa membelanya di Class Trial beberapa waktu yang lalu.

"Naegi-kun, mungkin aku agak sedikit lancang tapi aku kesini untuk membicarakan soal-"

"Aku tahu, soal Maizono-san kan?" jawab Naegi tiba-tiba.

"Benar, kalau begitu aku akan langsung ke intinya, memang benar kalau Maizono Sayaka mencoba menjebakmu dalam pembunuhan tempo hari, dan itu adalah sebuah fakta yang tidak dapat dihindari" kata perempuan itu dengan nada datar.

"..." Naegi yang mendengar itu semakin menunduk dan mendesah pelan.

"Tapi, apa kau tahu apa yang ada dipikirannya saat dia sedang sekarat menunggu ajalnya?" lanjut perempuan itu.

"Haha, soal itu mana kutahu" jawab Naegi.

"Itu tentu saja, tapi kau masih dapat menteorisasikan apa yang ada dipikirannya kan? Misalnya saat menjelang ajalnya, dia berpikir untuk mencari cara untuk menyelamatkanmu, dengan meninggalkan pesan kematiannya untuk melindungimu" kata-kata perempuan itu barusan membuat Naegi sedikit membuka matanya.

"Bukankah, yang dia lakukan hanya untuk balas dendam terhadap Kuwata-kun yang ingin membunuhnya?" jawab Naegi, dengan nada agak kesepian.

"Itu bisa jadi, mengingat kemungkinan itu tak terbatas, tapi teoriku berkata lain, dia ragu-ragu, dia ragu-ragu untuk menipumu, dia ragu-ragu untuk mengkhianati kepercayaanmu padanya" jawab perempuan berambut ungu itu dengan nada datar seperti biasa.

"..." Naegi masih terdiam seperti biasa, namun sorot matanya sedikit berubah mendengar kata-kata perempuan itu.

"Jangan salah paham, aku berkata seperti ini, karena aku yakin kalau kau Naegi Makoto dapat melewati semua kepedihan ini, dengan meninggalkan semua hal-hal itu, dengan melupakan kematian teman-teman mu" kata perempuan itu lagi.

"Melupakan katamu? Jangan bercanda, aku tidak akan melupakan kematian teman-temanku, baik itu Maizono-san maupun Kuwata-san, karena aku akan terus mengingat mereka dan hasrat mereka masing-masing" jawab Naegi dengan nada mantap, sementara lawan bicaranya sedikit terkejut dengan jawabannya membuatnya tersenyum.

"Sepertinya kau lebih memilih jalan yang cukup sulit, tapi aku senang kau berkata seperti itu" jawab Kirigiri.

'Terima kasih Kirigiri-san dengan ini aku bisa berpikir dengan jernih sekarang, tapi ada satu hal yang aku curigai, mau apa dia repot-repot datang kesini untuk menghibur orang seperti aku, mau apa juga dia membantuku dia Class Trial beberapa waktu yang lalu, apa karena dia ingin menunjukkan kepercayaannya padaku, atau dia hanya ingin mendapatkan kepercayaanku dan berniat untuk... tidak pasti bukan itu, kalau bukan itu berarti... mungkin patut kucoba' pikir Naegi dalam hatinya.

"Daripada itu, apa aku boleh tahu kenapa kau bisa langsung tahu kalau aku ingin membicarakan soal Maizono Sayaka?" tanya Kyouko tiba-tiba.

"Ahh soal itu? Tentu saja karena aku adalah 'Esper' " jawab Naegi dengan senyum diwajahnya.

"Ehhh?" jawaban Naegi membuat Kirigiri agak terkejut.

"Hahaha aku bercanda" jawab Naegi dengan tawa kecil.

"Fufufu, kau suka melawak juga Naegi-kun, kalu begitu aku permisi dulu" kata Kirigiri yang hendak berjalan keluar kamar Naegi.

"Aku 'mencintai' Maizono-san dan akan terus mencintainya" kata Naegi tiba-tiba, membuat Kirigiri yang hendak pergi sedikit terkejut dan menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Naegi, berusaha menunjukkan wajah datarnya.

"Karena itu, aku butuh bantuanmu, untuk mengalahkan Monokuma, untuk keluar dari lubang neraka ini, untuk terus hidup demi dirinya! Karena itu Kirigiri-san tolong pinjamkan kekuatanmu!" lanjut Naegi yang berjalan kedepan dan memegang kedua pundak Kirigiri dari depan.

Sang perempuan hanya menatapnya dengan pandangan terkejut dengan apa yang dikatakan pria di depannya itu.

"Ahh... Soal itu... Mungkin tidak banyak tapi...aku akan berusaha sebisaku" jawab perempuan yang bersangkutan itu, namun ada yang berbeda dari kata-katanya, di mulutnya terdengar nada ketidakyakinan dan sorot matanya memantulkan kesedihan, dan yang jelas hal ini benar-benar terlihat oleh Naegi.

'Bingo!' kata Naegi dalam hati.

"Kalau begitu, aku mohon bantuannya, Kirigiri-san!" jawab Naegi sambil melepaskan pundaknya dan memegang tangan perempuan itu di depannya.

"A...Aku mengerti" jawab Kirigiri yang berusaha tersenyum melihat pria di depannya.


"Aku mencintai Maizono-san dan akan terus mencintanya, katanya ya?" bisik Kirigiri di lorong setelah pergi meninggalkan kamar Naegi, di tengah jalan Kirigiri berhenti dan menyandarkan kepalanya di dinding sebelahnya.

"Ternyata kau cukup sadis juga ya, Makoto-kun" kata Kirigiri dengan mata berkaca-kaca sambil meremas dadanya.

Di sisi lain Naegi Makoto yang saat ini terbaring di kasurnya menggumam.

"Maaf Kirigiri-san, mungkin cara barusan agak kejam tapi terima kasih, dengan ini aku telah mengetahui perasaanmu yang sesungguhnya, karena semua itu akan kubalas dengan sebuah harapan yang kau idam-idamkan" kata Naegi tersenyum lebar, sampai akhirnya dia menutup matanya untuk tidur

To be Continue~~~


Fiuhhh selesai juga akhirnya, tinggal nunggu chapter selanjutnya

Nahh reader-tachi sekalian tolong Review and Favorite kalau berasa menarik dan mau tau kelanjutannya ya,

karena itu tolong dukungannya ya :)