Karma's Secret
Assassination Classroom © Matsui Yuusei
Rio Nakamura duduk bosan didepan kekasih berambut merahnya.
Mereka bukan sedang kencan. Lagipula Rio yakin kalimat Karma-mengajak-Rio-kencan adalah salah satu keajaiban dunia. Karma lebih suka mengencani wasabi, dan Rio merasa tolol ketika menyadari dirinya cemburu pada wasabi.
Mereka kini hanya duduk diam berdua didalam ruang kelas E (tentu hanya berdua jika Ritsu tidak dihitung), membolos jam pelajaran olahraga. Karma menutup matanya, mencoba tertidur. Dan Rio tidak akan membiarkan Karma tertidur begitu saja.
Maka, Rio melemparkan satu pertanyaan absurd;
"Hey, Karma! Kenapa kau dipanggil dengan nama kecilmu?"
Karma membuka sebelah matanya, "Karena Akabane bukan marga asliku,"
Rio tidak kaget. Ia dulu sempat mengira Karma adalah anak dari seorang teroris karena sikapnya yang seperti itu.
"Lalu, apa marga aslimu?"
Karma menatap Rio horor. Ia memajukan tubuh, sampai dadanya menabrak meja. "Kau yakin ingin tahu?" Rio mengangguk.
Karma mengembalikan posisi tubuhnya seperti semula, dimana punggungnya bersentuhan dengan kursi. Tangan kanan Karma merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah gunting merah. Rio cengo.
"Ayahmu seorang mafia?"
Karma menggeleng.
"Ayahmu seorang pemilik pabrik gunting?"
Ckriss
Karma memainkan guntingnya. "Ini soal kakakku,"
Rio berpikir sejenak. "Kakakmu seorang penjahit?"
Karma menabrakkan dahinya keatas meja. "Kakakku masih kelas dua SMA dan dia seorang atlet, bukan penjahit. Lagipula kakakku adalah Point Guard terbaik se-Jepang tahu!"
"Memangnya kakakmu terkenal ya? Coba berikan ciri-cirinya, biar aku tebak!" Rio menantang, lumayan untuk mengusir kebosanan. Ia mengambil buku catatan terdekat yang entah milik siapa, sekalian pulpennya untuk mencatat.
"Pertama. Rambutnya merah,"
"Oh, sama sepertimu ya?" Rio mengomentari.
"Kedua. Atlet basket. Kapten, posisi Point Guard,"
"Ketiga. Punya kepribadian ganda, matanya beda warna,"
"Kakakmu ajaib, Karma,"
"Keempat. Sekarang tinggal di Kyoto. Bersekolah di SMA Rakuzan. Sampai disini kau sudah tahu?" Rio mengamati catatannya, kemudian menggeleng lemah. "Belum,"
"Kelima dan seterusnya. Dijuluki raja gunting. Punya teman yang warna rambutnya pelangi. Bisa bermain piano dan biola. Pintar. Tampan. Absolut. Mutlak. Semua yang dilakukannya pasti benar. Sampai disini, kau sudah tahu?"
Lagi-lagi, Rio menggeleng.
"Yang bisa kusimpulkan, kau dan kakakmu beda jauh ya. Dia jauh lebih unggul darimu dalam berbagai bidang. Kecuali pelajaran, sih. Kalian sama-sama jenius,"
Ckriss ckriss
"Dan kau belum tahu siapa dia? Riochan, kamu kudet banget. Putus yuk?" Karma frustasi. Rio segera menyilangkan kedua tangannya didepan wajah.
"Dia seterkenal itu? Cepat katakan saja namanya," Rio merajuk. Karma mendengus pelan.
"Namanya Akashi Seijuurou, puas?"
Loading. . .
27% Completed
53% Completed
78% Completed
100% Completed
"WHAT? AKASHI? YAKIN? KYYAAAAA HUSBAANDOKUUU! Karma, tadi kamu minta putus, kan? Putus aja, yuk! Tapi kenalkan aku sama kakakmu plis. Siapa tahu kakak dan adik seleranya sama," Rio kumat. Karma hanya bisa mengelus dadanya sembari merapalkan berbagai mantra yang diajarkan Hazama padanya. Ia tidak lupa juga untuk menyesali perkataan mengajak putusnya pada Rio.
Mulai saat itu, Rio selalu menempeli Karma dimanapun. Bahkan Rio juga mengobrak-abrik isi handphone Karma untuk mencari nomor telepon atau alamat email Akashi Seijuurou.
Dan sore harinya, Karma menelepon Akashi, memintanya untuk tidak pulang ke Tokyo setahun ke depan.
FIN
A/N : Astagaa aku seneng banget nistain Karma sama Rio ya ;-;
btw ini seharusnya masuk crossover, tapi kan Akashi diawal masih misteri jadi aku masukin reguler orz LoL
