Sister sister's?

Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

Side story from Murasakibara Twins?!

[Brother!GoM x Sister!OC]

Romance, Family

Rate T possible M (Beda per-chap)

Warning: Standard Warning Applied

DLDR!

Chapter 1 – Murasakibara Atsuko

Ada yang bertanya, seperti apa sosok Murasakibara Atsuko yang konon membuat siswa Yosen bertekuk lutut padanya? Dia tinggi, 178cm bukan hal normal mengingat ia keturunan jepang asli. Mengingat ia kembaran titan ungu –Murasakibara Atsushi– yang tingginya 208cm tersebut tidaklah kaget, mungkin gen keluarga. Dia cantik? Ayolah! Kalau dia tidak secantik itu mana mungkin dia menjadi model Victoria Secret di Paris? Bahkan Aomine Daiki yang notabene hanya takluk pada err... Horikita Mai saja mengakui kalau dia mempunyai tubuh yang aduhai. Rambut ungunya sama seperti milik Murasakibara, hanya saja rambut Atsuko jauh lebih panjang. Tapi, beberapa kebiasaan anehnya itu yang lebih luar biasa. Contohnya—

1 Oktober 2015

"Atsushiiiiii!" teriaknya di pintu gym dan ia segera berlari menuju kembarannya, Murasakibara. Beberapa pasang mata menatapnya lapar.

"Are~? Atsu-chin ngapain kesini?" tanya Murasakibara malas. Atsuko mengedip-kedipkan matanya sambil melirik sensual pada sesuatu di tangannya. Membuat para pria yang berada di gym tersebut berusaha keras untuk tidak 'menyerang' kembaran ace Yosen tersebut.

"Yakin kau tidak mau merasakan ini, Atsushi?" ujarnya dengan nada menggoda.

Ia lalu menatap Atsuko dan seketika wajahnya menjadi berbinar-binar melihat bungkusan di tangannya. Murasakibara berlari menerjang Atsuko, mengangkat tubuhnya dan memutarnya. Mereka semua penasaran dengan isi kotak yang dibawakan Atsuko.

"Arigato neee Atsu-chin sayang~" teriak Murasakibara kegirangan, tapi belum sempat ia meraih bungkusan di tangan Atsuko, gadis itu menahannya. "Eh! *Embrasse-moi d'abord, Atsushi!" gerutunya sebal.

"Nani? Baiklaaaah~"

CHUUUU~

"Murasakibara sialan!"

"Enaknya jadi kau Murasakibaraaaaa!" beberapa teriakan bergema di gym melihat Murasakibara mencium kembarannya di bibir, namun kedua orang itu nampak biasa saja.

"Anak baik, ini **Macaroon kesukaanmu sudah datang, kalau kurang aku sudah beli banyak camilan khas Paris, kuletakkan di kamarmu. Dan mana Tatsuya?" tanyanya sambil masih memegang satu bungkusan lagi.

"Wah benarkah itu kau, Atsuko-chan?" tanya seorang pria bersurai hitam yang menutupi mata kanannya.

"TATSUYAAAAAAAA~!" Atsuko berteriak kegirangan dan menerjang Himuro hingga terjatuh. Himuro hanya tertawa sambil mengacak-acak rambut Atsuko.

"Kau sudah kembali kesini? Dan lihatlah gadis kecil tomboy ini sudah bertransformasi jadi bidadari cantik rupanya. Bagaimana kabarmu?"

"Baru dua bulan yang lalu, dan aku punya kabar baik untukmu, Tatsuya." Jawabnya sambil menyeringai.

"A-apa i-itu?" Himuro merasakan aura-aura gelap di sekitar Atsuko. Atsuko menarik pelan kerahnya dan berbisik di telinga Himuro. "Aku akan bersekolah di Yosen, kebetulaaan~ aku sekelas denganmu, Himuro Tatsuya." Himuro langsung facepalm dan tak berkutik sama sekali.

"Haaa~ Atsu-chin sekelas dengan Muro-chin? Kudoakan semoga Muro-chin bisa tenang yaaa~ dan kuharap kejadian sewaktu taman kanak-kanak dulu tidak terulang lagi~" ujar Murasakibara sambil tersenyum dan menepuk bahu Himuro.

"Jangan ingatkan aku tentang kejadian itu lagi, Atsushi. Itu... Mengerikan." Jawab Himuro pokerface.

"Maaf, maaf aku tidak akan mengulanginya lagi Tatsuyaaaa~" celoteh gadis itu sambil mencubit-cubit kedua pipinya. "Nee Atsushi! Pinjamkan aku ponselmu. Aku mau menelepon seseorang." Murasakibara langsung memberikan ponselnya tanpa babibu.

"Moshi-moshi?" ia berbicara dengan seseorang di seberang telepon, membuat para laki-laki diam-diam menguping pembicaraan itu. "Ah bisa bicara dengan Midorima-kun? Ah maaf? Oh dia masih ada urusan ya, boleh aku tahu aku berbicara dengan siapa? Takao-kun baiklah! Tolong sampaikan pada Midorima-kun aku akan menemuinya di Shutoku besok! Baiklah Arigato nee Takao-kun!"

"MI-MI-MIDORIMA SHINTARO?" Semua orang berteriak bebarengan tepat setelah gadis itu mematikan telepon.

"Yap, aku ada janji dengannya hari ini. Mungkin aku harus pergi sekarang. Jaa Atsushi~" ia berjinjit untuk mencium Atsushi dan beralih kepada Himuro. "Jaa Tatsuya! Kalau kau senggang mampirlah kerumah, aku pasti akan senang menghabiskan waktu bersamamu lagi. Dan..." Atsuko mencium pipi kanan Himuro dan melesat keluar gym.

Sempat-sempatnya ia berhenti di depan kerumunan anggota klub basket yang sudah ingin menyerangnya dari tadi. "Ah aku lupa! Senang bertemu denganmu Okamura-senpai, Fukui-senpai dan Ryuu-senpai!" katanya sambil menebarkan kissbye.

"Akhirnya kali ini ada gadis cantik yang mengingat namakuuuu! Dan kau selalu saja beruntung, Himuro!" Cerocos Okamura dengan wajah berbinar-binar lalu berubah kesal.

"Beruntung ada gadis cantik yang mau mengingat namamu, kapten gorila." Sahut Fukui dengan senyum mengejek. "Dan tunggu sebentar! Apa hubungannya dengan pemain Shutoku itu, Murasakibara?"

Semua mata menoleh pada Murasakibara yang asyik dengan camilannya. "Aaa~ Soal itu, kurasa Atsu-chin menyukai Mido-chin, bahkan ketika pertama bertemu saja, Atsu-chin sudah mencium Mido-chin tepat di bibirnya." Penjelasan yang sukses membuat seluruh anggota klub basket Yosen nosebleed.

-0-

Atsuko bergegas pulang ke rumah dan menyiapkan barang-barang untuk pergi ke Tokyo besok. Kemudian ponselnya berdering, ada panggilan masuk.

"Moshi-moshi?" jawab Atsuko.

'Moshi-moshi. Ini aku Midorima-nanodayo. Kau yakin akan pergi menemuiku di Shutoku-nodayo? Jangan bercanda! Butuh waktu 7 jam untuk menempuh perjalanan dari Akita ke Tokyo-nanodayo."

"Ah sudahlah tak apa Midorima-kun, lagipula aku juga ingin liburan kesana. Pokoknya sampai jumpa besok, tunggu saja aku pasti sudah menunggumu di depan gerbang Shutoku, jaa ne!"

'O-oi! Tunggu dulu-nodayo—"

Klik

Atsuko memutuskan sambungan dan menghela nafas. Lalu ia mengutak-atik ponselnya.

To : Atsushi

Subject : Liburan

Nanti sore aku akan pergi ke Tokyo membawa mobil, nanti akan kubawakan banyak maiubo kesukaanmu. Jaga diri dirumah ya Atsushi! Lalu ia menekan tombol send dan menyiapkan kopernya. Beberapa menit kemudian, ponsel Atsuko berdering. Panggilan masuk dari Atsushi.

'Atsu-chiiiiin~ kau pergi dengan siapa?'

"Pergi sendirian saja Atsushi, ada apa? Kau mau ikut?"

'Boleh? Tapi katanya Atsu-chin bawa mobil Atsu-chin, aku tak mau kalau naik itu~' perempatan muncul di kening Atsuko.

"Cerewet sekali Atsushi, kalau kau mau ikut, akan kupesankan tiket pesawatnya Atsushiiii! Aku hanya ingin menjajal mobil baruku saja kok. Kau tak apa kan naik pesawat sendiri?" katanya sambil membuka browser di laptopnya. Sementara di seberang telepon, Murasakibara bergumam mengiyakan. "Nee, kau mau yang jam berapa, Atsushi?"

'Ummmmm... –kraus– pukul berapa –kraus– ya? Pukul –kraus– 10 pagi?' Atsuko sibuk mencari tiket penerbangan dan akhirnya ia menemukan satu.

"Pukul 10.15 berangkat dari Akita, sampai sana pukul 11.25, Nippon Airlines. Ingat Atsushi, jangan sampai terlambat, nanti bukti pembayarannya akan kusimpan di kamarmu, oh ya, kau menginap dimana?"

'Dipikir nanti saja nee Atsu-chin, kan ada Mido-chin, Kuro-chin dan yang lain. Arigato nee Atsu-chiiiiiin~ sampai jumpa besok, hati-hati di jalan yaaaa~' Atsuko menutup telepon dan bergegas ke garasi rumahnya.

"Dasar Atsushi! Mobil bagus begini kenapa dia tak mau naik?" ujarnya sambil berbinar menatap mobil Aston Martin DB9 Volante berwarna ungu tersebut. "Besok kita akan bersenang-senang di Tokyo, baby!"

2 Oktober 2015

'Gila! Apa yang gadis itu pikirkan-nodayo?! Menyetir sendiri? Ini Akita ke Tokyo-nanodayo! Argh! Kuharap dia baik-baik saja-nanodayo.' Pemuda bersurai hijau itu mengacak-acak rambutnya dengan gemas. Ia terbangun dari tidurnya dan melihat jam dinding.

"Pukul 8 pagi, sudah sampai mana dia-nanodayo?" tanyanya pada diri sendiri. Ia bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi.

Ting-tong!

Suara bel berbunyi, Midorima baru saja selesai mandi, ia berjalan gontai menuju lantai bawah.

Ting-tong! Ting-tong! Ting-tong!

"Tunggu sebentar-nanodayo!" Midorima mengira yang datang adalah Atsuko, namun ternyata...

"Shin-chaaaan! Lama sekali kau membukakan pintunya! Ayo pergi ke sekolah, hari ini ada latihan pagi!"

"Bakao berisik-nanodayo! Kukira dia yang datang-nanodayo!" geram Midorima sambil membetulkan kacamatanya. "Tunggu sebentar-nanodayo, aku mau menonton oha-asa dulu." Ia melenggang masuk dan menyalakan televisinya. Sementara Takao mengerjap tidak percaya, "Dia...? Siapa...?"

Konichiwa Minna-san! Mari kita saksikan siaran oha-asa pagi ini! Hari ini adalah harinya cancer! Keberuntunganmu akan terjaga apabila berdekatan dengan libra hari ini, dan lucky item cancerhari ini adalah... Gantungan kunci berbentuk hati! Selanjutnya untuk libra, lucky item anda merupakan gantungan kunci berbentuk panah!

Midorima facepalm. 'tunggu dulu-nanodayo! A-aku cancer dan di-dia libra-nodayo! Beruntunglah dia datang hari ini-nanodayo! Dan lucky item kami hampir sama, aku hati dan di-dia panah-nanodayo...'

Blush!

Wajah Midorima memerah menyadari sesuatu, ia lalu mengambil lucky item dan segera keluar menghampiri Takao.

"Sudah selesai, Shin-chan? Are? Wajahmu kenapa memerah begitu? Kau demam?" Takao mencecarinya dengan berbagai macam pertanyaan.

"Ti-tidak-nanodayo! Ce-cepat berangkat-nodayo!" sentaknya sambil membetulkan letak kacamatanya. Takao menyeringai.

"Are~ Are~ Kau sedang jatuh cinta ya, Shin-chan?" bisiknya sambil menaik-turunkan alisnya.

"U-urusai yo, ba-bakaoooo!" cetusnya sambil menaiki gerobak, dan mereka berdua berangkat menuju Shutoku. Beberapa menit kemudian, mereka hampir sampai disana, namun terhalang oleh kerumunan orang yang sedang mengerumuni sesuatu.

"Ada apa disana-nanodayo?" tanya Midorima, Takao menggeleng pelan. "Mari kita lihat Shin-chan!" Takao menggeret Midorima menuju kerumunan tersebut.

"Ada ap— HUWAAAAA!" Takao berteriak histeris melihat sesuatu di depannya, begitu juga Midorima yang langsung sweatdrop. Mobil sport warna ungu yang mungkin Aston Martin DB Volante itu terparkir dengan indahnya di gerbang Shutoku. Tak lama kemudian, seorang gadis keluar dari mobil mewah tersebut.

"YA-YA-YANG PUNYA MO-MOBIL SP-SPORT I-ITU SE-SE-SEORANG GA-GADIS?!" Takao sukses berteriak histeris. Gadis itu melihat ke arah kerumunan orang, dan matanya tertuju pada seseorang disana.

"MIIIIDORIMA-KUUUUUUUN!" gadis itu berteriak dan menerjang Midorima dengan pelukannya, sementara orang-orang disitu berteriak tak kalah histerisnya.

"Ja-jadi di-dia pa-pacarnya Mi-midorima?"

"MIDORIMA SHINTARO PACARNYA SESEKSI ITU?!" kata demi kata terlontar disana. Sementara Takao berusaha menyimpulkan sesuatu.

"Pacar? Bukan sepertinya, apa mungkin gadis itu yang janji bertemu denganmu kemarin, Shin-chan?" Tanya Takao menyelidiki.

"Ba-bakao! Di-dia bu-bukan pa-pacarku-nanodayo! Di-dia kembarannya Murasakibara-nanodayo!" Jawabnya gugup. Sementara gadis itu melepaskan pelukannya.

"Eh kenapa semua memperhatikan kita, Midorima-kun?" tanyanya dan ia menoleh ke arah Takao. "Dari suaramu, sepertinya kau yang mengangkat teleponku kemarin, benarkan, Takao-san?"

Takao mengangguk antusias. "Nee, jadi ini yang namanya Atsuko, adiknya Murasakibara... Cantik juga," Goda Takao sambil nyengir lebar, sementara Midorima menyadari aura-aura 'lapar' di sekelilingnya.

"Lebih baik kau ikut masuk dengan kami ke gym-nanodayo." Bisik Midorima sambil menyeret Atsuko masuk ke gym. Midorima menghela nafas pelan, bagaimana bisa gadis ini berpakaian seperti ini? Hotpants jeans super pendek, ditambah kaosnya yang memperlihatkan perut ratanya, ia menggunakan cardigan rajutan dan beanie dan kaos kaki hingga ke atas lutut yang untungnya menutupi kaki jenjangnya ditambah dengan converse hitamnya.

"Yang benar saja-nanodayo, kau menyetir dari Akita ke Tokyo menggunakan pakaian seperti ini-nodayo?! Ini Jepang bukan Paris-nodayo, kalau Murasakibara tahu ia akan membunuhku-nodayo! Eh bukan berarti aku peduli padamu-nodayo," ujarnya sambil menaikkan kacamata sementara Atsuko facepalm.

Atsuko menyikut Takao yang ada di sebelahnya sembari berbisik, "Dia itu... Tsundere ya?"

"Dia itu tsundere akut, Atsuko-chan!" jawab Takao sambil terkekeh geli. Ketika mereka bertiga sampai di pintu gym. Seorang laki-laki menunjuk Atsuko, "Ini dia yang punya mobil sport tadi Otsubo-senpai! Sudah kubilang dia pacarnya Midorima!"

"Cu-cukup-nanodayo! Dia bukan pacarku-nanodayo! Di-dia adiknya Murasakibara-nanodayo!"Midorima menggeram kesal dan berjalan menuju bench. Sementara itu, Atsuko mengikuti Midorima dari belakang.

"Anooo... Midorima-kun, bolehkah aku ikut bermain basket juga?" tanyanya dengan pandangan berbinar-binar. Sesaat wajah Midorima memanas karenanya. Di-dia me-memang sangat cantik-nanodayo! A-ayo kontrol dirimu-nanodayo!

"Te-terserah saja-nanodayo." Ujar Midorima sambil berjalan ke arah ruang ganti. Setelah berganti baju olahraga, ia menemukan gantungan berbentuk hati, segera saja ia teringat soal lucky item Atsuko. Ketika ia kembali ke gym, ia mendapati Atsuko sedang berbincang-bincang dengan anggota klub basket lainnya.

"Nee. Atsuko-chan tahu banyak tentang mobil ya? Dan ngomong-ngomong, mobilmu keren banget!" ujar Takao antusias.

"Arigatoooo Takao-kun, tidak banyak sih... Tapi hanya sekedar tahu saja. Yang satu ini baru kudapatkan hasil menang balapan di Paris kemarin, hehehe..." Ujarnya nyengir sementara Takao dan yang lain sweatdrop.

"Atsuko, cepat kesini-nanodayo." Panggil Midorima sambil menaikkan kacamatanya. Atsuko berlari menuju Midorima. "Kau bisa main basket kan-nodayo?"

Atsuko mengangguk pelan. "Dasar-dasarnya aku tahu, tapi... Atsushi memberi tahuku kalau Midorima-kun itu three pointer terbaik di Teiko dulu, ajari aku yaaaaa?" Atsuko memasang puppy eyes yang begitu menggemaskan.

Tahan-nanodayo, tahaaaaan! Rupanya Midorima sedang berperang dengan hatinya sendiri. Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Ini lucky itemmu hari ini-nodayo."

"Gantungan kunci?" Tanya Atsuko. Midorima mengangguk. "Tunggu sebentar!" Atsuko berlari ke bench dan memasang gantungan itu pada resleting tasnya lalu kembali lagi. "YOOOOSH! Mari kita mulaiiiii!"

"Baiklah-nodayo, berdirilah di garis setengah lingkaran itu-nanodayo." Atsuko mengangguk dan berjalan menuju arah yang ditujukan Midorima, sementara Midorima mengambil sekeranjang bola basket dan meletakkannya di samping mereka.

"Sekarang coba kau lemparkan bola ini-nanodayo." Atsuko menerima satu bola, ia memasang kuda-kuda ala Murasakibara dan menembak bolanya.

Trakkkk

Meleset.

"Teknikmu sudah bagus-nodayo, tadi itu hampir masuk, cuma ketinggian saja-nodayo. Sekarang perhatikan caraku menembak-nanodayo." Midorima memasang kuda-kuda andalannya dan bola itu tentu saja tidak meleset. "Cobalah sekali lagi-nodayo."

Atsuko kembali mendribble bola, ia sedikit menekuk lututnya dan memegang bola dengan kedua tangannya. "Tunggu dulu-nanodayo." Midorima berdiri di belakang Atsuko. "Kau tak perlu menekuk lututmu-nanodayo, kau sudah cukup tinggi." Nafasnya menggelitik tengkuk Atsuko, sesaat wajahnya menghangat.

"Dan caramu memegang bola masih salah-nodayo..." Midorima berbisik di telinga kanan Atsuko dan memposisikan kedua tangannya di tangan Atsuko. "Sekarang, shoot."

Bola itu melayang dengan indahnya dan masuk tanpa menyentuh ring sedikitpun. Atsuko terbelalak dan Midorima tersenyum tipis. "Kau berbakat juga-nanodayo." Kedua mata mereka saling bertatapan dan mengunci, Midorima semakin mengurangi jarak diantara kedua wajah mereka, dan...

"EHEM!" Midorima tersentak dan Atsuko memalingkan wajah, wajah keduanya sudah sama-sama memerah. "Benar dia bukan kekasihmu, Midorima?" tanya Miyaji-senpai sambil menyeringai.

"Bu-bu-bukan-nanodayo!" racaunya sambil membetulkan kacamata yang sesungguhnya tidak melorot sama sekali itu. "Atsuko, tunggu sebentar disana-nodayo." Midorima menunjuk kursi kosong di sebelah Takao. Ia mengangguk pelan dan berjalan menghampiri Takao.

"Tadi itu romantis sekali Atsuko-chan! Kalau saja Miyaji-senpai tidak menegur kalian, pasti kalian sudah—"

"DIAM!" Atsuko berteriak sambil menutupi wajahnya yang merah seperti kepiting rebus. "Tadi itu bisa saja ciuman pertamaku, Takao-kun." Ujarnya sambil menenggelamkan wajahnya di tas yang dibawanya.

"UPS— HAHAHAHAHA!" Tawa Takao menggelegar dan Atsuko mencebikkan bibirnya sambil menatap Takao sebal. "Gomen gomen! Hahaha! Habisnya kalian berdua lucu sekali, bahkan wajahmu tak kalah merah dengan wajah Shin-chan!" Takao menunjuk Midorima yang sedang berlatih. "Ngomong-ngomong, sudah berapa lama kau kenal dengan Shin-chan?"

"Ehm— sebulan mungkin? Aku baru saja tiba dari paris akhir Agustus yang lalu, namun setelah pertemuan pertama kami, aku lumayan sering bertemu dengannya." jawab Atsuko sambil menerawang. "Awalnya aku tidak bertemu dia dulu, malah aku bertemu dengan temannya yang berambut pirang dan navy blue itu... Baru setelahnya aku bertemu dengan... Err... Keropo? Kokoro? Aduh aku lupa—"

"Kuroko?" Sambung Takao. Atsuko mengangguk kencang, "Yap... Kuroko, setelahnya baru aku bertemu Midorima-kun."

"Lalu, bagaimana menurutmu tentang teman-temannya Murasakibara?" tanya Takao penasaran.

"Ummm... Kise Ryota... Dia model sama sepertiku juga rupanya, Aomine hobinya bertengkar dengan Kise kan? Dan Kuroko... Hawa keberadaannya tipis sekali. Midorima..." Atsuko menghela nafas panjang. "Dia yang paling menarik perhatianku."

Takao menyeringai jahil. "Alasannya?"

"Biasanya orang mengataiku aneh karena mempercayai ramalan, tapi Midorima satu-satunya orang yang antusias ketika mendengarku berbicara soal itu, dan kurasa kami sangat cocok." Takao sukses facepalm.

"Err... Kalian memang cocok sih, hehehe..." beberapa menit kemudian ponsel Atsuko berdering, Midorima selesai latihan dan Atsuko memutuskan sambungannya.

"Sudah selesai?" Midorima mengangguk pelan dan Takao memasuki lapangan. "Hari ini kau ada acara, Midorima-kun?"

"Tidak ada-nodayo. Kenapa memangnya?"

"Atsushi ada di Tokyo sekarang, dan ia ada di hotel tempatku menginap sekarang, mau bertemu dengannya?"

"Boleh juga-nanodayo, kau duluan saja-nanodayo, nanti aku—"

"TIDAK! Kita berangkat bersama saja. Yuk!" Atsuko menarik Midorima keluar gym dan menuju mobil.

"Biar aku saja yang menyetir-nanodayo! Bisa saja kau kelelahan menyetir semalaman-nanodayo." Atsuko tersenyum lebar.

"Areee~ kau mengkhawatirkanku, Midorima-kun?"

"Bu-bukan begitu-nanodayo! Aku hanya tidak ingin terjadi apa-apa kalau kau menyetir sambil mengantuk begitu-nanodayo!" Atsuko melemparkan kunci mobilnya dan ditangkap oleh Midorima.

"Dasar tsundere!" Gumam Atsuko

-0-

"Kau menginap dimana-nodayo?" tanya Midorima tanpa mengalihkan perhatian dari jalan.

"Di Ritz-Carlton. Kau tahu?"

"Hn. Itu kan-nodayo?" Midorima menunjuk salah satu bangunan pencakar langit. "Kalau tidak salah, bukankah kakak laki-lakimu juga mempunyai rumah disini, kenapa menginap di hotel-nanodayo?"

Atsuko mendengus kesal. "Akihiro? Tidak mungkin aku tinggal dengannya, hubunganku dengan calon tunangannya sungguh buruk! Dia itu rivalku waktu masih SMP! Dan aku sungguh tidak percaya bisa bersaudara ipar dengannya. Lagipula aku dapat voucher hotel ini berlaku untuk 5x datang dan berlaku untuk Suite pay off 50%. Rugi juga kan, kalau tak dipakai?"

"Benar juga-nanodayo, di lantai berapa?" Tanya Midorima setelah memasuki basement.

"53." Mereka berdua turun dan masuk ke lobby dilanjutkan dengan lift menuju lantai 53. Sampailah mereka di lantai tersebut dan hanya ada 1 pintu super besar disitu. Atsuko menekan-nekan bel kamar tersebut. "ATSUSHI! CEPAT BUKAKAN PINTU—"

TBC