-Stuck in the Elevator-

Warning : OOC, Shou-ai, AU, minim pendeskripsian keadaan, kebanyakan dialognya.

Characthers : the Akatsuki

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : kalau udah baca pasti tahu

Pada suatu minggu pagi yang indah di kediaman mahluk-mahluk yang tidak biasa, sebut saja Akatsuki. Mari kita dengar gumaman (percakapan) mereka.

"hmm… apa ya? Setelah di lipat seperti ini, seharusnya… uhm, di gunting,kah?"

"haruskah aku membeli piercieng baru? Yang ini sudah berkarat… tapi memangnya aku punya uang? Ha… ha…"

"oh, Jashin-sama yang terkasih, kapankah hamba akan menemukan jodoh hamba yang sexy?"

"baka, berdoalah agar diberikan rezeki uang yang banyak! Bukannya jodoh yang sexy!"

"Hitam, bagaimana menurutmu?"

"menurutku, bagus… Tih,"

"hm~ hm~ kupu-kupu yang lucu kemanakah engkau terbang? La la la~ "

"Akh! Itachi-san, itu dango rasa apaan? Kok baunya kayak…"

"iya, ini dango limited edition! Rasa terbaru, rasa ikan teri!"

"the f**k?! tidak… jangan makan se-speciesku…"

"lebay, ah!"

"Deidara… bersihkan tanah liatmu! Jorok tau!"

"un? Iye Danna, ntar lagi ajah…"

Untuk beberapa saat tiba-tiba suasana menjadi hening.

"…"

"kok hening, sih?" Tanya sang Leader memecahkan keheningan.

"uh… ini weekend ya…" gumam satu-satunya gadis di situ.

"Tobi, bosan! Ayo jalan-jalan!" "ide bagus! Ayo kita pergi ke suatu tempat!" seru Pein yang menyetujui ajakan sang leader di balik layar dari grup bernama Akatsuki itu.

"pake uang sendiri-sendiri ya." Ucap si bendahara Akatsuki. "hm.. ide yang bagus… ayo kita jalan ke mall!" Usul Konan. "emang ke mall mau ngapain, un?" "mau jalan-jalanlah…" jawab Konan dan Sasori serempak sambil sweatdrop. "ok! Semuanya, Ayo siap-siap!" seru Hidan yang kemudian kepalanya di geplak Pein. "siapa Leadernya, hah?" Tanya Pein dengan style gadis yandere. "ahahahah… mas Pein lah, siapa lagi?" jawab yang bersangkutan seraya mengelus-elus kepalanya yang tadi kena geplak. "OK, Semuanya, let's siap-siap!" seru Pein sok bahasa inggris. "kalau gak bisa bahasa inggris, gak usah sok-sok-an, deh." Sweatdrop si Uchiha penggemar dango. Dan kemudian semuanya pun pergi ke ruangan mereka masing-masing untuk bersiap-siap.

7 menit kemudian…

"Semuanya dah siap?" Tanya Konan. "Sudaaah…" jawab semuanya serempak. "Baiklah ayo kita pergi!" Seru Konan. "Ayooo!" seru semuanya berbarengan. 'begitu Konan yang ngemimpin, dia kagak protes, cuih! Jashin-sama sabarkanlah hamba-mu ini' inner si penganut Jashin. "Tunggu!" tiba-tiba Konan menghentikan langkahnya. "ada apa?!" kaget semuanya serempak (lagi). "kita perginya naik apa ya?" Tanya Konan, semuanya pun sweatdrop berbarengan (lagi). "baiklah Konan, biar aku yang memimpin barisan." Pein pun mengambil alih barisan(?). Secara tiba-tiba terbesit sebuah ide di otak Pein.

"Kita akan bagi lima tim, sesuai dengan partner masing-masing, ya. Dan kita akan berlomba siapa yang sampai duluan, tim yang Sampai terakhir kali, harus teraktir makan siang! Kita ketemuan di Mall Konoha lantai 8 di restoran Hyuuga! Ok?" Jelas Pein. Kakuzu merinding begitu dengar kata 'teraktir' "Ok! Siapa takut?" Ucap Itachi dengan percaya diri. "heh! Aku tidak akan Kalah! Un!" Seru Deidara tak mau kalah dari Itachi. "ehem…'aku'?" Tanya Sasori pada Deidara. "err… maksudnya kita, hm!" "bukan 'kita'! Tapi, 'Kami' dasar payah!" ralat Sasori. "ah, ya itulah." "bocah ini…" "aku juga tidak akan kalah! Karena Jashin-sama akan membantuku!" "selama aku bersama Itachi-san aku tidak akan kalah." "Tobi pasti menang! Iya'kan Zetsu-san?" "err… iya Tobi, dan kalau kau menang begitupun aku…" "kita juga tidak akan kalah! Iya'kan Pein?" "hm, pasti. Baiklah Ayo kita mulai! GO!" semuanya pun langsung berlari dan mencari kendaraan untuk di naiki.

Deidara dan Sasori.

"baiklah, Danna, kita naik apa?" "hm… haruskah kerumahku dan naik mobilku?" "eeh… tapi rumah Danna'kan jauh." "kalau begitu… kita naik itu saja!" Sasori menunjuk dua sepeda yang tidak ada empunya. "hm… boleh juga un. Tapi kita harus cepat." "kalau begitu, ayo cepat!" "un!"

Konan dan Pein.

"Pein, kau sudah merencanakan ini sejak awal'kan?" "err… nggak sih, tadi nggak sengaja muncul ide." "Huh! Kupikir kau sudah menyiapakan Motor untuk memboncengku, ternyata…" "maaf, Konan…" "huu ya sudahlah… ayo kita naik itu saja!" Konan menunjuk bus yang akan berhenti di halte di dekat mereka. "o, ok!" "kamu yang bayar, ya?" "oh, ok…" 'apapun demimu Konan…'

Itachi dan Kisame.

"Jadi, Itachi-san, kita naik apa nih?" "hmh! Aku akan memanggil supir keluargaku kesini dan mengantar kita!" "seperti yang diharapkan dari calon penerus pemipin clan Uchiha!" "sekarang kita tunggu, sambil duduk santai dan memakan dango limited edition ini! Kau mau?" "eeh… tidak, terima kasih…"

Tobi dan Zetsu

"Zetsu-san! Zetsu-san! Kita naik itu yok!" Tobi menunjuk ke arah odong-odong yang nggak sengaja lewat. "Tobi, kita'kan mau ke mall" "gak apa-apa! Nanti Tobi bilang sama supirnya untuk ngebawa kita kesana." "ng, tapi'kan…" "ayolah…. Ayolah… ayolah…" rengek Tobi, jadi mau nggak mau Zetsu harus mengiyakan permintaan Tobi si anak cengeng.

Hidan dan Kakuzu.

"Baiklah Kakuzu, Let's GO! Erm… Kakuzu?" Hidan berbalik dan menyadari kalau Kakuzu tidak ada. "err… Kakuzu, dimana kau?" (Hidan tidak tahu kalau Kakuzu sudah pergi duluan, semenjak Pein selesai menjelaskan.) "Jashin-sama, beritahu hamba, dimana partner seperjuangan hamba?" doa si anak sholeh.

Di Perjalanan…

Deidara dan Sasori.

"uh, Deidara… kenapa melambat? Kamu capek?" "iya… Danna, haah.. haah…" "kan aku sudah bilang, kita ambil sepedanya dua aja!" "tapi'kan Danna… itu namanya'kan mencuri…" "nggaklah" "ha?" "ini'kan Sepeda orang tuaku." "HAH?!" "tuh" Sasori menunjuk label di sepeda itu yang bertuliskan 'Akasuna' "jadi?" Tanya Deidara "sepertinya orang tuaku sedang naik sepeda ditaman, dan mungkin mereka sedang istirahat dan meninggalkan sepedanya, lalu…" "…Danna belum permisi'kan? ini sama aja dengan mencuri!" "iya, deh." "jadi nanti ortu Danna pulangnya gimana?" "boncengan lah! Kita aja bisa boncengan, masa mereka nggak?" "tadi Danna suruh ambil dua-duanya…" "ya itu 'kan… ah…" Sasori kehabisan Kata-kata. "ah, Deidara… sepertinya akan hujan…" "masih gerimis, un! Aku akan mempercepat kayuhanku!" "kenapa tidak aku saja yang mengayuh? Bilang saja kau sudah lelah!" "kalau Danna yang Kayuh, kita sampainya Tahun depan, un! Aku yang ngebonceng Danna yang lebih kecil dariku saja kelelahan, apalagi kalau Danna yang memboncengku yang lebih-" "Berisik! Diam dan mengayuh saja!" "un~"

Konan dan Pein.

"Pein…" "ya Konan?" "itu…" Konan menunjuk ke luar jendela. "oh, gerimis!" "bukan Cuma itu saja Pein! Lihat, kita terjebak Macet!" "TIIIIDAAAA-Ough!" "Jangan BERISIK!" "I, iya…" "Pein, sekarang gimana dong?" "yaa… yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa agar mereka juga terjebak macet." "kau, benar… eh, Pein! Itu kan…" Konan melihat ke arah salah satu penumpang yang berlari ke luar bus. "Kakuzu?!" "sial! Kalau kita tidak cepat, dia bisa nyampe duluan!" "gimana dong, Konan?" "kita berdoa aja deh, di luar'kan gerimis, nggak mungkin'kan aku keluar lari-lari ditengah gerimis? Aku benci basah!" "ya, mari kita berdoa saja."

Itachi dan Kisame.

"Akhirnya, Sampai juga, kenapa lama sekali, sih? Loh? Ngapain Sasuke juga ikut? Naruto juga?" "maaf, Itachi, tadi gerimis jadi aku numpang sama Sasuke deh, kan satu arah" jawab seorang bocah berambut kuning. "pak Supir, bisa jelaskan?" "tadi saya sedang menjemput Sasuke-san saat Itachi-san menelepon." "Sasuke, kamu baru dari mana? Ini'kan hari minggu? Juga dengan Naruto? Jangan bilang kalau kalian-" Sasuke memotong pemikiran Fujo kakaknya "Nii-San, kau lupa ya? Setiap hari minggu'kan aku latihan band!" "oh, iya, ya" "ayo kita cepat masuk Itachi-san, sudah mulai hujan, nih" ucap Kisame "bukannya kau suka hujan?" "kita harus segera ke mall, atau kita akan kalah!" "kalah pun aku tidak takut" sombong Itachi seraya menggenakan kacamata hitam dan masuk ke dalam mobil. "ya lah tu, yang anak konglomerat Uchiha."

Tobi dan Zetsu.

"Gawat Zetsu-san! Kita terjebak macet!" "kalau begitu ayo kita jalan kaki saja Tobi, lebih cepat" "ayo! Tapi kita lari aja, biar lebih cepat lagi!" "tapi gerimis," "kan Cuma gerimis, bukan hujan! Kita harus cepat!" "kau benar Tobi, kalau begitu ayo kita turun!" Tobi dan Zetsu pun turun dari odong-odong "makasih ya paman!" kata Tobi ke pada si pembawa odong-odong. "sama-sama adek baek…" 'kau ini ada-ada saja, Tobi' inner Zetsu.

Hidan dan partnernya yang hilang.

"Kakuzu dimanakah engkau~? Apakah engkau tak tahu aku lelah mencari dirimu? Jangan bersembunyi~ beritahu aku dimana kau berada~ aku sungguh sangat merindukan dirimu~ jawab aku, oh my baby~~" nyanyi Hidan ditengah-tengah gerimis, sambil jalan santai menuju ke mall.

Kakuzu yang sedang berada di barisan paling depan. (emang balapan?)

"Cih! Sial! Aku harus cepat! Pokoknya aku tidak akan pernah mau mentraktir 8 orang! Mentraktir diri sendiri saja aku pelit! Apa lagi buat 8 orang?" ucap Kakuzu yang sedang berlari, sekitar 600 m ke depan di akan sampai ke tempat tujuannya, jadi dia memutuskan untuk berlari saja, karena tempat tujuannya sudah tidak jauh lagi.

Back to

Deidara dan Sasori.

"Time out! Sasori no Danna! Aku dah lelah, istirahat bentar, ya?" "ayo kita gantian saja!" "nggak bisa, un. Karena sekarang hujan… kita istirahat saja dulu." "Kau lemah Sekali, Deidara!" "Danna berat! Aku tidak lemah!" "Aku tidak berat! Kau yang terlalu lemah, seperti banci!" "…Apa….?" Deidara psycho mode : on "BERPENGANG YANG ERAT KALAU TIDAK MAU MATI! HAHAHAHA! UN!" Deidara pun mengayuh sepedanya dengan kecepatan 'Max Maximal Greget Super' "Kyaaa!" Sasori yang menyadari dirinya baru saja berteriak seperti seorang gadis pun memeluk Deidara dengan penuh kebencian 'aku akan membunuhnya setelah ini' itu yang dia pikirkan saat itu.

Konan dan Pein.

"Konan! Itu Deidara sama Sasori'kan?" "eh, iya! … …apa mereka gay?" bingung Konan begitu melihat Deidara yang sedang membonceng Sasori, Dimana Sasori sedang memeluk erat Deidara. "Hahahaha masih jaman naek sepeda?" itu komentar Pein. "Hahahah masih jaman ngajak cewek ke mall naik bus?" "kan kamu yang ngusulin naik ini?" "jadi naek apa lagi? Naik odong-odong?" "nggak gitu juga, kali…" "mending boncengan mesra kayak gitu daripada kayak gini, huh!" "apa? Mesra?" "nggak, nggak apa-apa".

Itachi dan Kisame.

"Kok macet, sih?" Protes Itachi. "padahal kita harus cepat-cepat,-" "ah, sudahlah aku gak takut kalah kok" 'anak ini sombong betul' inner Kisame sambil sweatdrop. "eh itu'kan Hidan! Ngapain dia kayak orang galau gitu? Dan mana Kakuzu?" Tanya Itachi yang tidak sengaja melihat Hidan yang sedang berjalan ditengah hujan sambil bernyanyi-nyanyi gaje. "sudahlah Itachi-san, itu bukan urusan kita" "kau benar".

Tobi dan Zetsu.

"Ojek?" Tanya Zetsu sweatdrop melihat pilihan tumpangan Tobi kali ini, cukup masuk akal sih. "antar kami ke Mall Konoha secepat mungkin yah!" "ok" dan lalu Tobi dan Zetsu pun pergi menggunakan ojek.

Hidan dan Partnernya yang tak ada di sisinya.

"sialan kau Kakuzu! Menurut Jashin-sama, kau sudah pergi meninggalkanku duluan!" Hidan yang sedang menggerutu melihat sebuah skateboard yang sedang tergelatak lemas tak berdaya, yang kemudian dia ambil secara bodo amat dan menggunakannya untuk pergi ke tempat dimana dia bisa bertemu partner kesayangannya itu.

Kakuzu yang 200m lagi sampai ke tujuan

"Akhirnya! Akhirnya!" ucapnya seraya meneteskan air mata kebahagiaan karena penderitaannya akan segera berakhir.

To be Continued

.

.

.

.

.

Ada yang berani review agar lanjut ke chapter selanjutnya? Siapa yang sampai duluan ya kira-kira? Dan siapa yang akan kalah, hm? Dan apa yang terjadi sehingga sesuai dengan judulnya? Muahahahaha, karena itu, segera review!

-Saran sangat dibutuhkan.-