Acero nel mio cuore
Kuroko no basuke disclaimer by Fujimaki Tadoshi-sensei
Rate : T
Chapter 1
Bagaimana jika dunia yang kamu tempati tidak menerima kehadiranmu . Kehadiran mu adalah salah satu dari sekian banyak hal didunia ini yang seharusnya tidak ada. Namun dari segala orang yang ada di dunia ini , dari sana segalanya bermula . Segala hal yang menjadi cerita awal sebuah kehidupan. Lika – liku perjuangan yang menyakitkan dan menyedihkan.
Langit telah menampakkan warna orange ke jingga-annya, terlihatlah pemuda berambut biru layaknya langit di musim semi. Kulitnya yang putih pucat, Matanya yang membola jika penasaran, pipi gembulnya yang akan memerah saat di cubit, malu atau ngambek. Bibir tipisnya yang membuat para seme inign menciumnya. Layaknya ciptaan Tuhan yang paling sempurna seandainya ia adalah seorang perempuan.
Udara sore itu terasa dingin karna sedang musim hujan, namun lelaki tersebut tidaklah goyah seperti para manusia lain yang akan dengan senang hati bergelung di bawah selimut. Di bangku taman , ia duduk , membaca buku. Buku yang ia tidak tahu bahwa isinya akan menentukan masa depannya kelak . Buku mengenai segala jenis tumbuhan dan seluk beluk kesusahannya. Namun , dari sekian triliun pohon , yang di minati lelaki itu hanyalah 1 dan tumbuhan tersebut tidak akan pernah dapat ia lihat.
" Tetuya ! "
Di tengah – tengah asiknya membaca , seseorang memanggil nya. Ya , lelaki itu bernama Tetuya . Jika orang lain bertanya ia dari keluarga mana, maka ia tidak akan menjawab. Nama keluarganya hanya boleh di ketahui oleh orang terdekatnya saja.
Karna merasa keasikannya mengagumi tumbuhan subtropis tersebut terganggu, Tetuya pun mendongakkan kepalanya dan menatap lelaki yang memanggilnya tadi. Dengan sebal pula Tetuya menutup keras buku yang tebalnya mengalahi kamus translate indonesia-inggris.
"ada apa Akashi-kun? "
Tanpa ijin , lelaki yang di panggil Akashi duduk di sebelahnya. Menghimpitnya hingga terpaksa Tetuya harus bergeser. Dan untungnya bangku taman itu panjang. Akashi menyilangkan kakinya lalu menopang kepalanya dengan tangan kanan sembari menatap Tetuya.
"Tetuya, kamu tidak bosan setiap hari menatap di halaman yang sama? Dan , seharusnya kamu bisa kan membaca itu di dalam kamar tanpa ber dingin – dingin di luar seperti ini?"
Akashi , dia adalah teman maya yang menjadi real. Hubungan mereka bisa di katakan teman, sahabat. Namun bagi yang tak mengerti mengenai hubungan mereka , pasti menganggap mereka lebih dari teman ataupun sahabat. Siapa yang mengira sebanyak apapun perhatian dan marah Akashi pada Tetuya , nyatanya mereka hanya lah sahabat tidak lebih?.
" diluar, aku bisa lebih menikmatinya Akashi-kun . Dan , kamu tentu tahu aku suka dengan dingin . Sedingin apapun udara , tubuhku akan selalu panas . "
Perkataan Tetuya di buktikan dengan Tetuya yang menyentuhkan tangannya ke pipi tirus Akashi yang terasa dingin. Tetuya , wanita penyuka dingin dan benci dengan panas meski tubuhnya lemah. Ia berprinsip bahwa kelemahan nya haruslah di lawan bukan dimanjakan. Dan Akashi penyuka panas dan tidak suka dengan dingin. Pipi tirus Akashi yang tadinya pucat , perlahan kembali memerah karna hangat dari tangan Tetuya. Namun tak lama Tetuya malah menarik kembali tangannya.
" baiklah , baiklah. Kamu menang di musim dingin ini. Lalu , bagaimana dengan kesehatanmu?"
Dengan santai, Akashi mengubah posisi duduknya. Kaki kirinya menumpu kaki kanannya. Dan tangannya ia letakkan di belakang kepalanya menatap langit sembari sesekali melirik ke arah Tetuya yang terdiam.
"jika hasilnya tetap, aku akan tetap ke sana . Mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya aku dapat melihatnya akashi-kun ."
Ucap Tetuya yakin dengan menatap ke langit yang masih tertutup awan altostratus. Tetapi, tak lama beberapa rintikan kecil membasahi wajah nya. Dengan segera Tetuya pun berdiri, menarik tangan akashi agar akashi berdiri.
"Akashi-kun , akan hujan lagi. Ayo kamar. "
Tanpa menunggu jawaban pekataan dari Akashi , Tetuya pun menarik tangan Akashi hingga ia berdiri lalu dengan sekuat tenaga berlari masuk ke dalam rumah sakit. 6 menit lari dari taman ke rumah sakit sudah membuat nafas Tetuya tak teratur hingga terbatuk-batuk. Sedangkan Akashi hanya beberapa kali hembusan nafas sudah dapat kembali normal.
"astaga , Tetuya. Jangan pernah lari sedarurat apapun kejadiannya ."
Ujar Akashi yang khawatir dan tak lupa tangannya menepuk – nepuk pelan punggung Tetuya. Tetsuya pun hanya membalas dengan mengibas-ngibaskan tangannya. Ia ingin merasakan sebal karena kata – kata Akashi terkadang menyakitkan baginya. Ia juga berlari karena alasan yang masuk akal meski hasilnya akan membuatnya berkeringat, panas dan batuk seperti ini. Jika tidak masuk akal juga tetsuya tidak akan pernah berlari karena ia benci berkeringat, merasa panas apalagi batuk yang membuat dadanya sakit.
.
.
Akashi pun berjalan menggandeng tetsuya, memasuki lift menekan angka 4 menuju lantai tempat kamar tetuya. Setelah lift berdenting, mereka keluar berjalan ke kemar dengan nomor 11.
"tetsuya orang tuamu tidak menjenguk ?"
Akashi kembali menyadarkan Tetuya yang masih mengelus dadanya yang sakit hingga menyebabkan dia susah bernafas. Akashi yang melihatnya pun langsung menggendong tetsuya lalu meletakkannya di tempat tidur.
" Ingin ku panggilkan dokter? "
" Tidak akashi-kun."
" Baiklah."
Setelah di jawab begitu , akashi pun menuangkan air ke dalam gelas dan memberikannya pada tetsuya. Tetsuya menerimanya dan langsung meminumnya.
"Okaa-san dan otou-san , mereka masih sibuk dengan proyek mereka. Jadi terkadang mereka tidak mengunjungi hingga beberapa hari."
" Hmm "
Yah , memang. Orang tua kuroko ada kerja sama dengan orang tua akashi. Bahkan dari kerja sama itulah membuat mereka saling mengenal dan dekat seperti ini ditambah ternyata di dunia maya mereka sudah dekat jadilah mereka merasa tenang.
"Aku membuat teh dulu tetsuya, tidurlah."
Tetsuya membaringkan tubuhnya sesuai perintah akashi. Namun ia tidak tidur. Ia hanya berbaring, membaca buku dan sesekali menatap ke arah luar jendela.
.
.
Terdengar suara dentingan sendok dan gelas beberapa menit lalu berhenti. Akashi datang dengan membawa segelas teh hangat dan ia letakkan di meja kecil sebelah tempat tidur tetsuya. Tetsuya pun meletakkan bukunya setelah memberi pembatas.
"Jadi ? sebenarnya ada apa? Tidak mungkin kan akashi-kun ke taman hanya untuk bertanya seperti tadi?"
Tetuya menatap Akashi penuh selidik. Gelagat Akashi tidak seperti biasa. Ada yang berbeda dari dirinya. Sesuatu akan terjadi. Itulah yang di rasa Tetuya. Sedangkan Akashi , ia hanya bisa diam menatap gelas di meja kecil kemudian bergantian dengan menatap tetsuya.
"aku akan ke pergi sementara tetsuya."
Suasana hening pun terjadi. Dan benar apa yang di rasakan Tetuya. Sesuatu terjadi.
" pembukaan cabang sukses ya, akashi-kun?"
"iya. Dan aku akan mengurus cabang baru di sana."
"lalu?"
"ikutlah denganku."
"you know me . i can't . aku tidak bisa berjalan lama atau di luar terlalu lama akashi-kun. Bahkan aku tidak tahu apakah aku bisa bertahan di pesawat nanti."
" ... "
"hei, tenanglah. Aku masih akan selalu disini akashi-kun. Karena aku masih ingin melihat pohon kesukaanku itu. "
"baiklah. Tapi, berjanjilah jika rindu teleponlah tetsuya.."
"tidak Akashi . kamu tau aku tidak suka menjanjikan apapun. Aku hanya dapat berkata bahwa aku akan berusaha bertahan sesakit dan sesepi apapun disini."
"baiklah, aku memegang kata-katamu Tetuya. Aku akan kembali."
"ya , dan aku akan selalu menunggumu di sini."
"lusa aku akan berangkat."
"tunggu?! Lusa?! Kenapa kamu memilih hari disaat aku harus di periksa akashi-kun? Aku setidaknya ingin mengucapkan perpisahan denganmu."
"karna tiketnya tersisa hari itu Tetuya . aku juga terpaksa. "
"maaf, aku tidak bisa mengantarkanmu."
"tidak apa Tetuya. Mungkin memang takdir bukan?"
"ya , takdir itu kejam Akashi-kun ."
Percakapan terakhir mereka diiringi dengan pelukan perpisahan serta tak lupa kecup pipi dan kening. Meski mereka baru berteman beberapa bulan, namun ikatan mereka sangatlah kuat meskipun mereka sering betengkar.
.
.
Hari-hari berlalu, berbulan-bulan, mereka lewati di tempat yang berbeda. Akashi yang ia dengar semakin maju dan Tetuya yang merasa bahwa tubuhnya semakin bertambah buruk. Dan tak terasa waktu 2 tahun terlewat dengan cepat. Tetuya yang telah memutuskan untuk menelepon Akashi. Setelah 2 tahun lamanya pula ia tidak ingin menerima atau menelepon akashi. Komunikasi mereka sangat buruk. Mereka sudah lama tidak berkomunikasi. Bahkan Tetuya tak tau bagaimana rupa sahabatnya sekarang. Ia juga ingin bertemu dengan akashi.
"Tetsuya-kun."
Seorang dokter mendatanginya seraya tersenyum bahagia. Dokter itu pun mengulur kan tangannya.
"Midorima-san. Lama tidak bertemu."
Kuroko menjabat tangan dokter midorima , ayah dari teman akashi.
"Ya lama tidak bertemu tetsuya-kun. 1 minggu ya?"
"Hai' 1 minggu dok ."
"Nah, bagusnya 1 minggu itu saya mempunyai berita bagus untukmu."
Tetsuya yang tidak mengeti mengenai apa beritanya pun hanya mengedipkan mata hingga mungkin jika akashi di sisinya, ia akan mencubit pipi tetsuya.
"Kamu bisa keluar dari rumah sakit untuk sementara tetsuya-kun. Kamu bisa bebas asal kamu masih tetap menjaga kesehatan dan makanmu."
Mendengar hal itu, tetsuya pun tersenyum bahagia. Ia pun memeluk sang dokter.
"Midorima-san bolehkah aku pergi naik pesawat menemui akashi-kun?"
Suasana hening tercipta. Raut bahagia sang dokter menghilang tergantikan dengan raut khawatir.
"Aku berjanji akan menjaga kesehatanku."
"Bukan, bukan itu masalahnya tesuya-kun."
"Lalu, apa dok?"
"Apa tetsuya-kun tidak menghubungi akashi-kun selama 2 tahun ini?"
"Tidak dok. Ada apa?"
"Mungkin sebaiknya tetsuya-kun tidak menyusul akashi-kun ke amerika. Itu akan berakibat buruk untuk kesehatanmu."
"Apa maksud dokter?"
"Tetsuya-kun, yang jelas untuk mengunjungi akashi-kun saya tidak mengijinkan. Ini demi kesehatanmu. Dokter permisi dulu ya."
Senyum sendu mengakhiri percakapan mereka. Tetsuya semakin bingung. Setahunya dokter midorima sangat mendukung apapun yang tetsuya lakukan. Namun kini malah tidak ada dukungan sama sekali. Malah larangan yang ia terima.
TBC
HAPPY READING~
ANOTHER STORY, HOPE YOU ALL LIKE IT~ N DON'T FORGET RnR , FAV OR FOLLOW IF YOU LIKE IT ..
DAN YA, DAKUH JUGA MASIH KEMBALI DENGAN MEMBONGKAR CERITA LAMA .. MEMPERBAIKI .. MENGGANTI .. DKK ..
SANKYUU~ SUDAH MELUANGKAN WAKTU UNTUK MEMBACA 3
