What's Happen?

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Rated: T.

Warning: Hanya fict pemanasan.

Sumarry: Naruto benar-benar bingung, kenapa istrinya tidak ingin keluar rumah? Benar-benar, tidak seperti biasanya/BAD SUMARRY/Fict pemanasan.


Seorang wanita berambut indigo telah terbangun dari tidurnya. Mata lavendelnya menatap sekeliling ruangan dan tak mendapat siapa pun di sana. Hingga sebuah suara bariton dari arah pintu membuatnya tersadar kalau dirinya tak sendirian di dalam ruangan tersebut.

"Hinata-chan."

Gadis yang bernama Hinata itu, langsung menoleh ke arah sumber suara. Ia melihat sang suami tengah berdiri di depan pintu sambil tersenyum. Hinata tak ayal juga membalas senyuman matahari yang pria itu berikan padanya.

"Ohayou, Naruto-kun. Tumben bangun pagi sekali, ada apa?" tanya Hinata sambil menyapa suaminya itu.

Naruto hanya terkekeh pelan, ia pun mendekati Hinata dan sesekali mengelus surai ungunya yang panjang nan indah. Kedua mata biru safir dan lavendel itu saling menatap satu sama lain dengan tatapan penuh pesona. Itu sudah menjadi hal biasa, Naruto terpesona dengan istrinya dan begitu juga dengan Hinata yang terpesona dengan suaminya.

Hinata mengalungkan tangannya ke leher Naruto dan memeluk suaminya itu dengan erat. Naruto yang mendapat pelukan dari Hinata, tak ayal juga ikut membalas pelukan tersebut seraya mengecup pucuk kepalanya istrinya itu dengan penuh cinta.

"Kau manja sekali, Hinata," ujar Naruto dengan nada menggoda.

Hinata terkekeh usai mendengar perkataan Naruto, apa dia bilang? Manja? Tentu saja, ia adalah seorang istri yang haus akan kasih sayang dari suaminya. Bagi Hinata, itu adalah hal yang wajar dan bagi Hinata juga, Naruto sebagai suami yang baik sudah seharusnya ikut memanjakan istrinya.

"Kau 'kan suamiku, sudah seharusnya kau memanjakanku," ujar Hinata sambil melepaskan pelukannya pada Naruto seraya mempoutkan bibirnya.

Naruto tertawa usai mendengar perkataan Hinata, apa pula yang sedang istrinya itu pikirkan saat ini? Pria berambut kuning itu menempelkan tangannya ke dagu Hinata, mencubitnya lembut, dan mengangkatnya hingga membuat Hinata menatap kedua matanya.

"Apa kau ingin ke suatu tempat hari ini? Aku akan menemanimu."

Hinata mengangkat kedua bahunya sambil menjawab,

"Entahlah, kurasa aku tidak ingin kemana-mana saat ini."

Naruto hanya menyeringai usai mendengar perkataan Hinata, tumben sekali istrinya itu tidak ingin kemana-mana. Biasanya di waktu liburan seperti ini, Hinata selalu pergi hangout keluar entah itu untuk shopping maupun berkumpul bersama teman-temannya.

"Tumben sekali, kenapa?"

Hinata menghela napas dan menatap kedua mata suaminya dengan tatapan sayu, seolah ia mempunyai keresahan sendiri pada saat ini. Naruto yang menyadari hal itu, memegang kedua bahu Hinata dan menatap kedua bola mata istrinya dengan tatapan penuh tanya. Ada apa dengan istrinya saat ini?

Namun, Hinata hanya terdiam seolah dirinya tak mampu untuk menjawab pertanyaan Naruto. Ia takut apabila, Naruto tahu jawabannya maka suaminya akan memarahinya.

"Hey, jawab aku," perintah Naruto sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi Hinata.

Hinata menghela napas seraya menurunkan kedua tangan Naruto dari pipinya. Tangan lembutnya memegang salah satu telapak tangan suaminya dan berkata,

"Aku hamil."

-TAMAT-

A/N: Silahkan bayangkan apa yang terjadi selanjutnya. Hanya fict pemanasan jadi maaf, kalau singkat dan tak berkonflik apapun.