Disclaimer : Always Masashi Kishimoto
Wai wai... ^^ aduh aduh fic pertama yang bikin capek hehehe... malum msh rookie ^^. Baru kali ini bikin cerita yang rada romantis (biasanya bikin cerita ngaco hancur lebur) ato malah gak ada romantis-romantisnya hehehe...
Pairing : NaruHina & ShikaTema di Chapter ini
Selamat membaca RnR ~^-^~
XXX
Malam ini akan ada festival musim panas di Konoha. Persiapan untuk festival telah dilakukan pada siang ini. Banyak penduduk yang melakukan persiapan dari pagi, namun hanya beberapa orang saja. Pada siang ini mereka akan melakukan pembenahan disana-sini, banyak barang yang harus diangkat keluar dan masuk. Tenda-tenda penjualan pun telah dipasang walau belum terisi apapun, hanya beberapa orang yang baru memasang tenda karena terlambat memesan tempat.
Di sebuah sudut tempat festival itu berlangsung, di sebuah kedai ramen. Disanalah ada seorang pemuda berambut oranye sedang makan ramen dengan lahap.
"mmmm… enyakkk…" katanya dengan mulut penuh mi.
"Haha… dasar Naruto…habisakan dulu baru biacara" kata paman penjual mi.
Naruto mengangkat mangkoknya dan dengan sekali teguk, kuah mi pun ludes.
"Hah! Ramen ini memang paling enak didunia!" kata Naruto dengan puas.
"Naruto… diamlah sedikit aku tidak bisa menikmati makanan ini kalau kau terus ribut begitu!" Sakura ngomel sambil menyeruput kuah mi-nya yang belum habis.
"Ah! Sakura jangan protes begitu dong… aku kan hanya menikmatinya hehehe" Naruto cengengesan sambil membayar mi-nya.
"Huh! Kau itu ya… memang orangnya begitu!" kini Sakura telah menghabiskan ramennya dan mengambil dompetnya lalu membayar harga mi-nya.
Setelah itu, mereka berdua langsung pergi untuk berputar-putar di area festival ini untuk melihat-lihat persiapan sebentar.
"Hey Naruto jangan usil ah!" kata Sakura yang melihat Naruto menarik-narik poster yang bergambar kodok disate.
"Iya iya Cuma iseng kok…" Naruto menghentikan keusilannya. Perlahan diperhatikan Sakura yang lebih banyak melamun daripada biasanya, "Sakura kenapa hari ini kau lesu begitu?" tanya Naruto kemudian.
"Hah… lesu? Nggak kok hanya sedikit capek karena misi kita yang terakhir kok, tenang aja tidak akan lama lagi juga aku akan lebih segar" kata Sakura.
"Oh kalau begitu baguslah… hehehe… aku sedikit khawatir tentang keadaanmu belakangan ini" Naruto berjalan ke depan Sakura lalu memandang Sakura dengan tatapan aneh,"Tetaplah semangat aku yakin suatu saat 'dia' akan kembali" Naruto lalu membalikkan badannya lalu berjalan di depan Sakura.
Sakura terdiam, memandang punggung Naruto dengan pandangan yang sedih bercampur kesal. Lalu dia mempercepat langkahanya ke arah Naruto, dan menarik baju bagian belakangnya.
"Naruto…" Sakura berhenti sesaat setelah menarik bagian belakang baju Naruto.
"Hah? Ya ada apa Sakura?" Naruto memandang Sakura dengan pandangan bertanya.
"Itu…"
"Naruto-kun!" suara seorang perempuan yang manis terdengar di depan mereka.
"Oh Hinata-chan, ada apa?" kata Naruto dengan wajah cerah.
"Anu… itu… nanti malam ada acara?" kata Hinata dengan malu-malu.
"Ngg… sepertinya nggak ada juga selain mencuci bajuku… dan sepertinya aku nganggur malam ini hehehe…" Naruto cengengesan membayangkan cuciannya yang numpuk kayak gunung di kamarnya.
"Ka…kalau begitu nanti malam… anu…itu… aduh gimana yah ngomongnya… itu… anu…" wajah Hinata kini merah padam, keringat dingin bercucuran dengan pelan.
"Ayolah Hinata kau bisa mengatakannya dengan cepat… tak usah ragu ayo teruskan Hinata" batin Naruto yang sudah tahu apa yang akan diucapkan Hinata, tapi dia mau pura-pura gak tahu sampai Hinata sendiri yang bilang.
"Begini… kalau Naruto-kun mau…"
"Ehm… mau apa?"
"anu sebenarnya malam ini aku punya kupon ramen lalu aku kepikiran sama Naruto…"
"Ya lalu…"
"Itu loh…itu mmm… mau gak?"
"Mau apa?"
"Makan berdua dengan…k..ku" kata Hinata hampir tidak terdengar.
"Oke jam 8 malam di kedai ramen, aku yang bayar minumannya hehehe… aku pasti datang… demi mi gratis" kata Naruto tapi dalam hati dia senang bukan main.
"Hehehe… pasti menyenangkan sekali yah…" Sakura yang terlupakan kini berada diantara mereka berdua,"Hohohoho… pasangan yang satu ini lambat sekali yah! Gak ada kemajuan" Sakura cekikikan dalam hatinya.
"Ehem ehem… taman di sana nanti malam pasti kosong, dan lampu-lampu juga redup, disana sunyi sekali… lalu ehem…ehem… kalau kalian sedang jalan-jalan dan sampai di pintu masuknya pasti asik yah ehem ehem" Sakura pergi meninggalkan mereka sambil senyum-senyum sendiri. Meninggalkan Hinata dan Naruto yang salah tingkah dengan wajah memerah.
"Huh coba aku bawa kamera… pasti lucu kalau aku ambil foto wajah mereka yang kalap tadi…" Sakura diam sebentar lalu,"Hahahahahahahahaha… haduh haduh… Naruto emang nggak ketulungan deh… masa harus aku juga yang merekomendasikan tempat yang cocok untuk berdua-duaan payah! dasar payah! Memang kalau dibandingkan dengan Sas…" Sakura berhenti, hampir saja dia mengucapkan kata itu tanpa sengaja, terdiam sebentar berdiri tanpa bergerak sedikit pun. Lalu berjalan pelan dengan tatapan kosong.
"Yang payah itu ternyata memang aku yah" Sakura berjalan dengan lesu, matahari kini mulai tenggelam menyisakan sedikit cahaha oranye yang menggantung dan kemudian tertelan kegelapan.
***
Malam tiba dengan cepat, suasana musim panas terasa sekali, dengan kedai-kedai yang berwarna kuning jingga, lampion-lampion yang memancarakan cayaha kekuningan. Dan dengan latar belakang gunung tempat pahatan wajah Hokage yang ikut menguning terkena cahaya dari festival. Desa Konoha terlihat berwarna kuning jingga jika dilihat dari atas udara. Udara musim panas yang agak tinggi tidak menyurutkan niat panduduk untuk menghampiri festival yang hanya ada satu tahun sekali. Dengan berbondong-bondong mereka berjalan ke tempat itu.
Naruto menunggu dengan gelisah, dia memakai yukata berwarna biru tua dengan geta yang kelihatan tua. Naruto tak bisa berhenti bergerak, sekali-kali dia duduk dan kemudian berdiri lagi memandangi jalanan mencari seseorang.
"Sabarlah… lagian sekarang kan baru jam setengah delapan! Huh tadi aja sok ja'im di depan Hinata, padahal kamu yang paling ngarep sama ajakan ini hahaha dasar cowok payah!" Sakura berkata dengan lancar dan kata-kata itu dengan lancar pula menusuk harga diri Naruto sampai berkeping-keping.
Malam ini sakura tidak memakai kimono, hanya pakaian biasa yang sering dipakainya untuk menjalankan misi.
"Sa…Sakura… kejam sekali sih" kata Naruto yang tertunduk lesu di tanah.
"Hehehe… asik juga nih ngejahilin ni anak" batin Sakura.
"Huh… nanti emanganya kamu bisa bersikap sok cool kalau melihat Hinata pakai kimono cantik?" kata Sakura yang memulai menyerang Naruto.
"Ha…haha… memangnya aku sok cool? Aku gak ngerasa kayak gitu kok" kata Naruto yang mulai keringatan.
"Hmm… masak sih, nanti kalau sok cool nggak bisa pegangan tangan loh…"
"Hahaha… memangnya aku kelihatan mengharapkan pegangan tangan?" Naruto makin tersudut.
"Oh iya juga yah kamu nggak ngincar pegangan tangan tapi ngincar… hehehe… ngincar CIUMAN ya kan?"
"Hah? Ci…cium..an?" ketahuan lah isi hati Naruto.
"Iya C-I-U-M-A-N aka KISSING yang pasti sangat mendebarkan ya kan… seperti yang ada dalam pikiran kotormu itu hahahaha…" Sakura merasa sangat puas ngejahilin naruto dengan kata-katanya. Naruto diam berkeringat dengan wajah merah padam.
"Nggak kok biasa aja tuh" kata Naruto mau mengelak lagi.
"Selamat malam Naruto-kun, Sakura-chan…"
"HINATAAAA!!!" Naruto menjerit kencang gara-gara kaget Hinata tiba-tiba ada di belakang. Ketahuan banget sih… dasar ngarep.
"Selamat malam Hinata-chan" kata Sakura. Mereka bercakap-cakap sebentar lalu,"Ah iya aku lupa ada janji dengan seseorang hehehe… maaf aku pergi dulu ya".
"Bagus Sakura pergilah jauh-jauh… hush…hush…" batin Naruto, namun sedikit berterima kasih pada Sakura.
"Um… Naruto-kun, mau makan sekarang?" tanya Hinata .
"Ah iya… yuk kita ma…kan" kata-kata Naruto terputus-putus karena baru menyadari kalau Hinata malam ini sangat manis. Dengan kimono berwarna kekuningan dengan motif ikan mas koki dan daun berwarna kemerahan. Dan rambutnyapun tidak digerai tapi di ikat dengan pita-pita kecil berwarna merah.
Suasana menjadi canggung, Naruto ingin memulai penbicaraan, namun setiap kata yang ingin diucapkannya tertahan di ujung bibirnya. Hampir lima menit mereka diam tanpa berbicara.
"Naruto-kun? Ada apa?" tanya Hinata yang memperhatikan Naruto yang tidak berkedip melihat Hinata.
"A…tidak… kenapa… ah… kita makan aja yuk" kata Naruto lagi. "Aduh matanya… imut banget sih dia malam ini" batin Naruto yang kemudian berwajah merah sambil gemetaran.
Lalu mereka makan dengan kupon punya Hinata, setelah mengucapkan selamat makan, mereka mulai makan dengan pelan. Naruto yang nggak konsen dengan makanannya terus curi-curi pandang ke Hinata, tapi bukan hanya Naruto saja yang curi-curi pandang, Hinata juga melakukan hal yang sama. Kadang-kadang pandangan mereka bertemu dan membuat mereka malu sendiri. Makan malam mereka dilalui dengan kesunyian yang mendebarkan. Lalu, setelah selesai makan, mereka lalu langsung pergi ke luar.
"Um… mau jalan kemana?" Naruto bertanya pada Hinata.
"Kemana aja deh… yang penting jalan hehehe…" wah Naruto gak kuat lihat senyuman Hinata yang natural itu. Uh rasanya tuh kayak disentrum, tapi sentruman yang menyenangkan.
"Ba…bagaimana kalau kesana"kata Naruto menunjuk ke toko topeng.
"Yuk"
"Tenanglah Naruto…. Tenang… jangan panik… kalau panik bisa rusak suasananya… tenang… tenanglah… tenang…"
"Yo, Naruto!" kata suara di belakanganya yang menepuk pundakanya.
"AAAA… TENANG! TENANG! JANGAN PANIK NARUTOOOOO!!!" Naruto menjerit sambil mengeluarkan yang dia pikirkan tadi.
"Hahaha… payah banget sih kamu, baru digituin aja udah kayak mau nangis begitu".
"Shi…ka…ma…RUUU!" Naruto langsung beranjak dari kejatuhannya, dan langsung memandang Shikamaru dengan pandangan kesal dengan wajah memerah menahan malu.
"Hehehe… Naruto-kun lucu banget" Hinata tertawa melihat kebodohan Naruto yang diketawain jadi tambah malu dan berkeringat dingin.
"Oh Hinata, lagi ngapain dengan si bodoh ini…" Kata Shikamaru sambil memandang Hinata dan Naruto bergantian. Lalu dia menepukkan tangan kirinya ke tangan kanannya,"Oh… kalian lagi kencan yah… hahahaha… ternyata Naruto bisa juga yah nggak nyangka"
"Bu…bukan…bukan begitu…" Naruto kalap.
"I..iya.. nggak kok… bukan begitu" Hinata juga kalap.
"Iya…iya aku ngerti kok… iya… iya… jangan kalap dong" kata Shikamaru lagi.
"SIAPA YANG KALAP" Naruto dan Hinata berteriak dengan wajah sangat merah. Yang diteriakin melongo.
"La..lalu kamu sendiri lagi ngapain?" tanya Naruto.
"Hah…biasalah tugas merepotkan, patroli untuk menjaga keamanan festival ini" kata Shikamaru dengan malas, tapi ada yang aneh dari nada biacarnya.
"Shikamaru? Kamu disitu?" suara perempuan terdengar dari belakang Shikamaru yang membuat Shikamaru kaget.
"Loh Temari? Kok kamu ada disini?" tanya Naruto.
Temari agak kaget melihat kedua orang itu lalu menjawab dengan cepat, "Oh, kami dari Suna sedang ada keperluan di Konoha, keperluan khusus yang memaksa Kazakage juga datang" kata Temari.
"Hm… kok pakai kimono yang bikin susah gerak dalam tugas Temari-sama?" tanya Hinata dengan nada polos.
Shikamaru dan Temari kaget.
"Hum… iya yah aneh nggak seperti biasanya, lagian pakai geta yang tingginya segitu bisa kepeleset kalau lompat di pohon, kimono yang bikin susah gerak, lalu rambut yang dikuncir rumit itu, biasanya orang dandan begini buat…" Naruto berhenti bicara dengan ekspresi yang aneh.
TING!
Ilham datang ke benak Naruto dan Hinata.
"Eh eh Hinata pernah nggak kamu, ini misalnya loh, kamu melalaikan tugas demi urusan pribadi" tanya Naruto sambil membelakangi Temari dan Shikamaru.
"Sepertinya nggak pernah deh… lagian siapa yang berani melakukan hal itu?" tanya Hinata dengan penekanan yang aneh.
Wajah Temari dan Shikamaru memerah.
"Sepertinya ada nih… orang yang kita kenal… hum siapa yah… aku lupa namanya"
"Apa kah dia seorang Jounin?" tanya Hinata yang kini mulai mengeluarkan aura usil yang aneh.
"Sepertinya begitu"
"Lalu apakah dia berkuncir?"
"Sepertinya begitu"
"Hehehehe… lucu ya kalau kita bisa ketemu orang itu disini, tapi itu nggak mungkin kan hehehe" Hinata (yang kini udah mulai Ooc dari sifat aslinya) , tersenym sinis kemudian mengarahkan pandangan nya ke dua orang yang lagi keringatan di belakang mereka.
"Oh iya Shikamaru-sama… bagaimana pendapatmu yang juga jounin tentang masalah ini hem?" kata Naruto yang memandang dengan ¾ mata yang tertutup, dan menambahkan tekanan pada kata –sama.
"Eh…eh kenapa tanya aku" Shikamaru makin aneh dengan keringat mengucur perlahan, padahal malam ini gak panas-panas amat.
"Uhum… lalu… Temari-sama, benarkah bisa melompat pakai kostum begitu?" tanya Hinata yang juga memandangnya dengan usil.
"Te…tentu saja bisa! Nih lihat!" kemudian Temari mengambil ancang-ancang dan bebrapa detik kemudian dia melompat salto 360 derajat dan mendarat perlahan, tapi geta yang dipakainya terlalu tinggi sehingga dia terpeleset dan kehilangan keseimbangan.
"Aduh! Ah maaf Shikamaru" Kata Temari yang kedua tangannya ditahan Shikamaru, hampir kelihatan seperti dipeluk.
"Ah… perempuan memang selalu menyusahkan… kenapa sih kamu selalu begini" kata Shikamaru.
"Selalu?" tanya Hinata.
"Maksudmu… kalian sering ketemu yah… wah dimana dimana, atau jangan-jangan pas lagi tugas diam-diam… ih ternyata…" Naruto kini makin gencar menyerang.
"KA…KALIAN SALAH PAHAM!!" Shikamaru dan Temari berdalih, namun tidak ada efeknya… sudah terlambat kalau baru berdalih sekarang. Keadaan berbalik, kini Shikatema yang jadi bulan-bulanan.
"Ehem kau masih ingat Hinata…"
"Ingat apa Naruto-kun?"
"Itu tuh taman yang 'itu'"
"Oh… taman yang 'itu'"
Lalu wajah keduanya mendadak memancarkan aura keusilan tingkat tinggi.
"Eh Shikamaru, lihat tuh taman yang di sebelah sana Ehem ehem… taman di sana malam ini pasti sunyi sekali yah, iya kan Hinata?" tanya Naruto dengan senyum menggoda.
"He eh, pasti bagus buat patroli ya kan, apalagi jarang yang lewat karena banyak yang lagi di festival" jawab Hinata dengan lancar.
"Iya yah lampu penerangan juga redup, lalu ehem ehem bukannya di sanalah tempat patroli yang asik, bukan begitu Shikamaru-sama" Naruto tak mau memberi Shikamaru celah untuk mengelak.
"Tempat yang sempurna bukan begitu Shikamaru-kun, Temari-sama? Untuk patroli berdua… tanpa ada yang tahu dan melihat kalian patroli" Hinata (yang sekarang makin OOC) tersenym sinis.
"A..apa apan sih? Kalian ini dasar!" Temari sudah merasa sangat malu.
"Kuhajar kau Naruto!"
"Ih takut… Hinata kabur yuk" lalu Naruto menarik tangan Hinata lalu kabur secepat kilat. "Hei kalian kalau kencan jangan sembunyi-sembunyi lagi yah hahahaha" Naruto lari sambil tertawa terbahak-bahak Hinata tertawa namun masih dapat terkendali tidak seperti Naruto. Mereka berlari meninggalkan kedua orang itu yang masih terdiam membisu.
"Hah… dasar merepotkan saja si Naruto itu" kata Shikamaru sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.
"Um… mau kesana?" Tanya Temari.
"Kesana mana?" Shikamaru balik nanya.
Temari menunjuk ke arah taman yang dibilang Naruto tadi,"Kesana mau?"
Shikamaru terdiam, lalu tanpa memandang Temari dia menjawab.
"I…ya sudah… kalau kau memaksa" kata Shikamaru dengan terbata.
"Hehe…" temari tertawa sambil menggandeng Shikamaru.
"Dasar perempuan ini… membuat aku jadi salah tingkah… awas yah nanti kubalas kau… hehehe" batin Shikamaru senang.
XXX
Idihh… Temari kok jadi rada nakal gini yh hehehe… lagian Shikamaru juga kayaknya rada OOC yah… Membuat karakter Hinata yang rada usil lumayan seru juga
Hmmm Romancenya gak kerasa yah hehehe.... saya akan berusaha di chapter berikunya ^^
mohon reviwnya yah hehehe… (hal yang paling penting wkwkwkw)
