Disclaimer: Chara 岸本斉史

Story RhynthmQy a.k.a Kujyou SasoDei-Pyo

COUTION!: OOC | TYPO[S] | \(ˆ¸ˆ)/ | SasoFemDei (ˆˆ) | sebenarnya gak rela ada slight SasoS*ku (˘¸˘)q dan Cuma di chapie ini, chap dua jangan harap si Shanaroo gaje itu bakal muncul| kira kira two shoot atau tiga Chapie | Genre tidak terasa |Aneh | Memusingkan!|ChallengeFic dari Deijiko-nee! | The End!

Drama | Hurt/Comfort | Romance

.

.

.

Summary:

Alur yang membawa kisah abadi bagi dua insan ini. Gadis yang rela diduakan oleh seorang pemuda hanya karena ia terlalu cinta dan setia. "Hey kau, kalian berdua! Kalian akan menyesal telah memperlakukannya begini!" penyesalan selalu datang pada akhirnya bukan? 'Belajar Tersenyum Meskipun Hatimu Sedang Terluka' kata kata yang paling diingatnya. Namun, kini orang itulah yang telah membuat hati kecilnya terluka. Apakah ia bisa merubah penyesalan tersebut?

.

\(~˘ω˘~)/ *Hurt & Heart* \(~˘ω˘~)/

Chapie#1. Kenapa tiba tiba?

.

.

"Kita putus! Dan perlu kau ketahui bahwa aku sudah menjadikan Haruno Sakura sebagai pacar ku sejak dua hari lalu" [Backsound Yui_Please Stay With Me]

"Eh, un? Jadi...kau,"

"Heh, ya. Aku menduakanmu. Aku sudah tak suka lagi padamu . Jadi tinggalkan aku" setelah membuat pernyataan yang menggores hati itu. pemuda bermahkota merah tersebut berniat pergi, tapi tak mungkin gadis honey blonde itu membiarkannya pergi begitu saja.

"Sasori no danna..."

Nihil, pemuda yang dipanggil Sasori itu sama sekali tidak menggubris, ia tetap fokus pada langkahnya. Remuk rasanya bagai tergilas Roadroller berkali kali yang menyebabkan air mata akhirnya keluar dari kelopak mata sayu ini. Apa salahnya? Dengan segala keberanian dan kekuatan gadis itu berlari mengejar sang Akasuna ketika sampai dengan ragu ia memeluk sang pemuda dari belakang.

"...Danna, walaupun kau menduakan ku, un. Aku tetap rela" ujarnya sembari mengeratkan pelukan tak ketinggalan pipinya sudah berpetakan air mata.

Sasori segera melepas pelukan itu secara kasar cukup menandakan bahwa ia benci diperlakukan begitu. "Dengar. Kita sudah tidak ada hubungannya lagi, jangan ganggu aku lagi, kalau tidak kau dalam bahaya!" ketika melepas pelukan sekaligus saja ia membuat gadis blonde itu terjatuh kelantai. Tanpa rasa peduli, pemuda kemudian itu melangkah menjauh. Pergi.

.

.

"Kau tak apa? Deidara" temannya datang untuk membantu gadis blonde yang kerap dipanggil Deidara tersebut. Disaat saat begini, teman memang sangat diperlukan, sangat beruntung bisa mempunyai teman sepertinya ini.

"Ten ten..." gumam Deidara lalu Ten ten memeluknya guna untuk menenangkan.

Dikoridor mading agak sepi, tapi ini jalan yang tepat untuk sekarang. Deepblue Deidara masih terlihat sayu dan lelah, wajahnya pucat. Ten ten jadi prihatin pada sahabatnya ini. Ya, Sasori adalah cinta pertama dan terakhir jika keadaan gadis pirang itu sangat berantakan sekarang.

"Mau ku antar ke UKS?" tawar Ten ten

"Tidak usah, un. Aku masih kuat" tolaknya sedikit memaksakan diri.

Lalu secara kebetulan Sasori datang dari arah yang berlawanan tentu saja bersama gadis barunya, Haruno Sakura. Deidara melihat itu, senyum yang mengembang di bibir si Haruno. Yang lebih mengejutkannya lagi Es-krim itu, es krim pisang yang ada di tangan kanan Sakura dan kirinya menggenggam tangan Sasori. Juga, es krim mint itu...itu membuat Deidara kembali teringat akan masa masa indahnya dengan Sasori dulu. Sungguh menyakitkan untuk dikenang.

Mungkin Sakura sengaja, sangat sengaja bahkan. Emeraldnya tadi baru saja berkontak dengan Deepblue, untuk memamerkan kemesraan gadis Haruno itu mencuri ciuman di pipi Sasori. Tak tahan melihatya lebih lama, Deidara memilih untuk pergi.

"Hey, kalian berdua! Kalian akan menyesal telah memperlakukannya begini!" setelah berseru begitu, Ten ten pun berlari menyusul Deidara.

.

~q∏ω∏p~ ||Hurt & Heart|| ~q∏ω∏p~

.

"Danna, kau mencuri ciuman pipiku yang pertama, un. Dasar kucing pencuri!" Deidara marah seraya memegang pipi kanan nya yang baru saja ciumannya dicuri Sasori.

"Biar saja, akukan kekasihmu. Aku berhak menciummu dimanapu dan kapan pun aku mau" kata Sasori

"T—"

"Dei?"

"Un?" sahutnya kesal ketika kata katanya langsung dipotong.

"Beranjilah, yang boleh menciummu hanya aku"

Deidara merona dibuatnya "E-eh, Danna juga, kau harus berjanji, un"

Janji yang berawal manis berakhir pahit. Kenyataannya Sasori telah mengingkari janjinya, padahal ia lah yang membuat janji tersebut. Moment itu terus berputar dipikiran Deidara. Sangat sakit, bahkan air mata nya sudah tidak bisa keluar lagi, kering sudah. Yang ia lakukan hanya duduk di kursi ruang kelas.

"Dei, kenapa?"

"Tidak, bukan apa apa, un"

"Tak biasanya kau menangis"

"Sudahlah Karin-nee, aku tak apa apa. Tadi aku menjatuhkan es krimku, padahal itu yang terakhir, un"

"Kau bohong. Kau bukan tipe yang suka menangisi sesuatu yang tidak penting. Begitu?"

Deidara pun menghapus jejak peta air mata bekas yang tadi "Sungguh. Kau lihatkan? Aku tersenyum lagi, un" dengan paksa ia tersenyum. 'Belajar tersenyum meskipun hatimu sedang terluka, karna yang paling indah dari dirimu adalah senyum itu dibandingkan dengan luka mu' itulah kata kata Sasori yang paling diingatnya.

"Katakan saja, kalau kau pendam sendiri akan berakibat buruk"

"Baiklah, perasaanku sekarang sedang hancur, un. Bahkan sudah menjadi debu, un" ucap Deidara akhirnya jujur.

Karin tersenyum "Sasori. Memang keren, dingin, dan populer karena permainan basketnya. Tapi...tapi, dia cacat!"

Deidara menatap karin tak percaya

"Cacat karena ia sudah meninggalkanmu."

"Che, Apa itu artinya dia buta?, un" tanya Deidara lugu

"Hahaha, benar. Dia buta! Dia tidak bisa melihat mana yang cantik antara kau dan Shanaroo aneh itu. Aku baru tau kalau dia buta"

Karin ini emang pintar mengekspresikan kalimat sehingga kata kata sederhana pun bisa membuat Deidara tertawa.

"Dei!"

.

.

Taman sekolah,

"Kalau kau sudah tahu ia begitu. Pilihan terbaik, lupakan saja dia" ujar Ten ten sebelum menenggak minumannya

Gadis honey blonde itu terlihat menghela nafas. Pandangannya pada langit biru tak pernah lepas dari iris Deepblue "Tak bisa Ten ten, dia terlalu berharga untukku, un. Apalagi dia yang pertama sekaligus yang terakhir. Aku terlalu cinta padanya, un"

"Jika kau tetap menyayanginya. Kau akan selalu begini"

"Aku rela, un—"

"Tapi aku yakin sebenarnya kau tak kuat"

"Aku...terlalu cinta, un. Sebenarnya aku juga ingin membencinya menghapus semua tentangnya, tapi inilah kenyataan, un."

"Pulang sekolah , kita jalan jalan ya. Setidaknya bisa membuatmu tersenyum"

Sesuai janji. Dua gadis itu pergi jalan jalan. Sebelum masuk ke mobil Ten ten, iris Deepblue itu sempat melihat kemesraan Sasos*ku lagi. Genggaman tangan yang erat lalu Sakura memperdekat jarak dengan Sasori, dilihat pemuda Akasuna itu tak berekspresi menanggapi hal itu, namun beberapa saat kemudian Sasori memperlaukan gadis Haruno itu layaknya seorang tuan putri. Hal itu kembali membuat Deidara kembali kehilangan seangat hidupnya. Hampir apa yang dilakukan Sasori pada Sakura itu sama seperti halnya pemuda itu memperlakukannya dulu. Baru saja ia ingin kembali menangis seseorang datang menundanya.

"Gadis manis sepertimu tidak baik menangis"

"...Karin-nee?"

Yang disebut Karin-nee oleh Deidara, hanya tersenyum. Karin adalah kakaknya, hanya beda satu tahun. Saat itu Karin sakit pada waktu hari pertama masuk sekolah. Jadi saat ada Deidara, mereka berdua masuk bersama, makanya selalu bersama sampai sekarang, hitung hitung Karin juga sambil menjaga adiknya ini.

"Eh, Karin? Mau ikut, kita jalan jalan" tawar Ten ten pada Karin. Awalnya kakak Deidara itu menolak berkat jutsu anak kucing Deidara, Karin jadi mengalah dan ikut. Sejak jalan jalan itu Deidara mendapat kembali semangat hidupnya dan selalu tersenyum.

.

\(ˆˆ)/ Hurt & Heart\(ˆˆ)/

.

"Deidara? Deidara?" panggil Sai Sensei berkali kali "Kemana Deidara pergi? Tak biasanya ia tak masuk, bukannya ini pelajaran favoritnya, apa kau tahu Karin?"

"Tidak, sensei" jawab Karin ia pun berpikir ada apa dengan adiknya, padahal tadi pagi Karin melihat bocah pirang itu jalan ditaman sekolah.

"Ya sudah, kita lanjutkan pemeriksaan daftar hadirnya," lanjut Sai sensei. "Inuzuka Kiba?"

"Hadir!" sahut Kiba

Raut Tenten dan Karin nampak gelisah, ada apalagi pada Deidara padahal sudah baikan.

"Pstt! Karin. Setelah pelajaran berakhir kita cari bocah itu, ya?" bisik Ten ten. Karin hanya menjawab dengan isyarat tangan yang mengartikan 'Ok'

Beberapa siswa sudah di panggil Sai sensei "Sakura Haruno?"

"Hadir Sensei"

"Sakumo?"

"Hadir, sensei"

"Sasori Akasuna? (Namanya dibalik)"

"..."

Sai mengerutkan kening ada apa dengan dua orang yang bertalenta dalam hal seni ini? "Sasori kenapa? ada yang tahu?"

Terlihat Sakura berdiri dari duduk "Mungkin dia sedang ada urusan di pelajaran jam pertama, sensei." Ini membuat Karin dan Ten ten menaruh kecurigaan sekaligus rasa khawatir. Bagaimana jika Sasori makin membenci Deidara dan mendorong Dei dari atap hingga jatuh kebawah lalu membantainya (?) kemudian Sasori menguburnya secara diam diam, lalu pergi dari kota untuk mengasingkan diri? Ah, pikiran meraka berdua ini terlalu berlebihan saja.

.

.

"Hey kalian berdua temannya Deidara kan?" gadis berambut indigo panjang menyapa Karin dan Ten ten yang sedang dalam proses pencarian Deidara.

"Ah, yaya benar. Kenapa? apa kau tahu Deidara dimana?" tanya Karin antusias

"Cepat beritahuakan kami Hinata-chan" desak Ten ten

"Deidara ditemukan di..."

.

.

"Karin, apa kau pikir ini ulah Sasori lagi?" renung Ten ten

"Kupikir... ya" jawab Karin tanpa mengalihkan pandangan pada wajah pucat gadis honey blonde tersebut.

"Apa kita perlu membalas ini?"

"Tentu saja. Ini menyangut adikku. Kalau begitu ayo kita cari pemuda br*ngs*k itu!"

Lalu dua gadis itu keluar UKS untuk mencari... siapa lagi kalau bukan si Akasuna itu.

.

.

Pemuda bermarga Akasuna masuk dalam UKS itu dengan hati hati lalu berjalan menuju kasur putih itu "Maaf, Dei. Ini yang terakhir"

.

\∏˛∏/ TO BE CONTINUE \∏˛∏/

.

.

Nantikan Chapie#2. Sebenarnya. Kujyou SasoDei ~q(¬¸¬)p~ -» %$&*+$#!` «- ~\(˘o˘)/~