Latihan Sarada
DISCLAIMER : Masashi K. I do not own Naruto
WARNING : Canon, OOC (?), Typo(?), One Shot, drabble
.
.
.
.
.
.
Just enjoy the story ^.^
Don't Like? Don't Read.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ia berusaha mengatur napasnya yang tersengal. Ia tak menyangka menyempurnakan jurus andalan ayahnya yang notabene Hokage ketujuh bukan hal yang mudah. Boruto baru saja terpental saat kembali mempraktekan futon : rasen shuriken, menurut informasi dari yang didapatnya dari mantan guru ayahnya – Hatake Kakashi – pernah dipakai oleh Naruto mengalahkan nuke-nin Akatsuki.
"Jangan terlalu memforsir tubuhmu, Boruto."
Boruto nyaris saja terpental kembali jika saja tidak ada seseorang yang menahan tubuhnya.
"Eh? Sasuke ji-chan?" Boruto mendongak menatap Sasuke kaget.
"Hn"
Boruto menepuk-nepuk bagian baju dan celananya yang terkena debu. Saphire-nya membelalak menatap Sasuke yang membawa tas ransel.
"Jika kau memaksakan latihanmu tanpa pengawasan, kau bisa kehilangan tanganmu. Jurus itu beresiko jika terlalu dipaksakan." Tambah Sasuke.
"Sasuke ji-chan, mendapatkan misi lagi?" tanya Boruto penasaran. Ia tak mengindahkan larangan Sasuke.
Sasuke mengangguk. "Misi jangka panjang lagi. Mungkin aku baru pulang 1 tahun atau mungkin lebih."
"Apa?! Ta-tapi bagaimana denganku? Ji-chan janji akan melatihku kan?" protes Boruto. Padahal setaunya gurunya itu baru 3 bulan di Konoha setelah misinya mencari jejak Otsutsuki.
"Kau akan dilatih ayahmu sendiri nanti. Aku tidak mungkin membawamu dalam perjalananku."
"Kenapa tidak-tebasa?! Tou-chan juga pernah pergi berlatih ke luar desa selama tiga tahun kan?" Boruto bersikeras.
Boruto mendecak kesal. Bagaimana tidak? Masih banyak jurus yang ingin ia pelajari dari rival abadi ayahnya itu. Dan waktu satu tahun bukan waktu yang singkat. Ia tidak akan betah menunggu selama itu.
Sasuke yang menyadari ekspresi kesal Boruto menjadi sedikit merasa bersalah. Ia teringat akan cerita Naruto yang juga sempat pergi dari desa selama kurang lebih tiga tahun berlatih bersama Sannin legendaris – Jiraiya. Mungkin tidak ada salahnya jika ia mencoba hal yang sama.
"Aku akan mengabulkan satu permintaanmu," Boruto menatap Sasuke berbinar, "jika kau berhasil menunjukkan rasengan yang sempurna seperti milik Naruto."
Boruto menyeringai mendengarnya. Sasuke tidak mengetahui jika selama ini ia diam-diam berlatih keras untuk menyempurnakan 'rasengan kecil'-nya. Dan satu permintaan ini, ia tidak akan menyia-nyiakannya.
"Rasengan!" terbentuklah pusaran angin yang cukup besar ditangan Boruto persis seperti milik Sang Ayah. Sasuke tersenyum tipis melihatnya, ia tidak punya alasan untuk menolak Boruto.
"Sasuke ji-chan janji akan mengabulkan permintaanku kan?" Sasuke mengangguk.
Boruto menyeringai lebar "Setelah dewasa nanti biarkan aku yang menggantikan Ji-chan menjaga Sarada."
1 detik
2 detik
3 detik
"KAU?!" Sasuke menggretakkan giginya, tangannya mengepal erat.
"Ji-chan bilang akan mengabulkan permintaanku kan?" sela Boruto mengingatkan Sasuke yang diliputi aura menyeramkan. Jujur ia sendiri takut tapi tetap memaksakan cengiran lima jarinya.
Sasuke menghela napas kasar dan hanya bisa menyesali ucapannya tadi
.
.
.
.
.
.
FIN
