.Disclaimer : Masashi Kishimoto

.Collab fic Shirayuki Amane dan Badboy Sheva

.Music instrument : Bethoven: Himno De La Alegria394 (disarankan membaca ini sambil mendengarkan itu-maruk ah *kicked)

.Summary: Sebuah kisah yang selalu menuntut keabadian, meraih keutuhan dan kesempurnaan yang seterusnya disebut dengan kisah klasik. Kisah yang telah tergaris di kanvas bumi Athena dan menghubungkan benang merah yang sebelumnya sudah saling terikat. Ini adalah sebuah cinta klasik yang dipersembahkan untuk para dewa Yunani.


-

-

-

Athena-Abdions: The Greece

-

-

-


Yunani, sebuah negara dengan sejuta pesona di dalamnya. Berbagai peradaban mengacu pada diri sebuah Yunani yang membentang di daratan Eropa. Gugusan tata namanya mengiri laju tahap kehidupan manusia di muka bumi ini. Menghempaskan satu-persatu gejolak kemisterian dan juga legenda kelam yang terkubur di dalamnya. Yunani menjadi batu lompat yang terbentuk pasti dengan segala keindahannya yang tertutur lewat seni dan kebudayaan.

Masyarakat Yunani mencintai seni seperti mencintai diri mereka sendiri, mereka mencintai seni yang mengarah pada hal-hal penahanan diri dan prestasi. Karya seni yang penuh penahanan diri dan penahanan diri tersebutlah yang menghasilkan 'keutuhan' serta 'kesempurnaan' yang terjalin rapi dan seterusnya berubah menjadi sebuah ikatan 'klasik'. Sebuah keklasikan karya seni yang dipersembahkan untuk dewa-dewanya.

Melancong pada sebuah kota yang menjadi titik kelam sebuah misteri. Pada satu-satunya segala kenaifan cinta mulai terkupas dengan baik. Menjadikan tautan sesak masyarakat di sana yang sebenarnya tak terlalu paham mengenai 'apa dan bagaimana' sebuah cinta itu ada, Athena.

Athena adalah kota tua yang ditinggal terus menerus tidak kurang dari tujuh ribu tahun. Saat ini kota Athena berpenduduk sekitar 5 juta jiwa. Nomor lima terbanyak di Uni Eropa. Athena terletak di antara perbukitan dan teluk. Mengalami pasang surut akibat peperangan dan pendudukan oleh berbagai bangsa. Masa suramnya terjadi saat berada dibawah kekuasaan Kerajaan Ottoman, setelah di taklukan oleh Sultan Mehmet pada tahun 1458. Sekarang Athena adalah kota pariwisata dengan peninggalan Arkeologis yang mempesona serta pantainya yang sangat indah, bersih dan terawat. Sampai saat ini pemugaran cagar budayanya masih tetap berlanjut, hal itu menunjukkan betapa masyarakat Yunani begitu mencintai seni dan kebudayaannya sendiri.

Waktu setempat menunjukkan pukul 12.00. Berbagai kebisingan menyesaki telinga ketika sebuah pesawat mendarat di bandara El Venizelos. "El Venizelos" adalah sebutan untuk Athens International Airport yang dibangun tahun 2001 menjelang Olympiade Athena 2004. Seperti kebanyakan bandara di Eropa, airport ini juga tertata baik dengan desain arsitektur modern. Teratur, bersih, rapi dan nyaman dengan pemanas ruangan pada musim dingin seperti saat ini. Kekurangannya mungkin hanyalah toiletnya yang letaknya agak jauh dan tersembunyi dekat pintu keluar. Tapi dibuat desainnya demikian, karena pertimbangan faktor keamanan.

GRK-GRK-GRK. Terdengar bunyi troli dorong yang menjalar di tengah kesibukan para orang-orang. Itu adalah troli milik dua orang yang sedang berjalan beriringan menuju suatu tempat. Dua orang yang berbeda gender-terlihat dari bentuk tubuh-tentu saja.

"Aku tidak tahu kalau Yunani tengah musim dingin," kata seorang laki-laki yang tengah mendorong troli dengan malas pada rekannya yang menggendong tas kecilnya. Laki-laki itu masih mengerlingkan pandangannya pada isi bandara tempat dirinya berpijak.

"Kupikir kau sudah bisa menebaknya dengan mudah," balas seorang lagi.

"Apa kau lupa suatu hal?" tanya si lelaki.

"Hn?"

"Aku terlalu sibuk untuk mengurusi hal-hal kecil begitu, Sakura. Masih ada urusan lain yang lebih penting dari menghitung periode dan prakiraan cuaca di Yunani," terang si lelaki pada rekannya yang ternyata bernama Sakura.

Sakura menghentikan langkahnya dan menghela napas sedalam-dalamnya. "Jadi apa yang akan anda lakukan, Tuan Naruto?" tanya Sakura dengan nada mengejek.

Lelaki yang dipanggil Naruto itu menoleh sebentar. "Aku mau segera sampai di hotel dan tidur dengan tenang. Liburan selama sebulan di luar negeri adalah bonus yang sangat jarang sekali didapatkan karyawan lain," ujarnya bangga.

Sakura melanjutkan langkahnya dan mereka berdua berjalan lagi menyusuri bagian per bagian bandara untuk melakukan cek terakhir.

"Sudah selesai?" tanya Naruto.

"Ya, sekarang lebih baik kalau kita segera mencari hotel atau penginapan di dekat sini," kata Sakura yang sudah mengambil kopernya dari pemeriksaan khusus.

"Apa aku sudah bilang sesuatu padamu, Sakura?" tanya Naruto di tengah kesibukannya membenahi koper miliknya.

Sakura menoleh ke arah Naruto.

"Ada apa?"

"Boss juga memberikan sebuah tiket khusus bagi kita berdua untuk menginap di hotel—" Naruto membuka-buka sebentar catatan kecil yang ia taruh di saku jaket hitamnya. Mata birunya berkeliaran pada deretan tulisan berbahasa Inggris. "Ah ya! Hotel Miramare yang letaknya sekital 13 mil dari sini. Bagaimana? Kau mau tidak?"

Sakura menautkan alisnya tanda tidak mengerti dengan pertanyaan konyol rekannya itu. Menginap dengan segala fasilitas yang sudah terjamin? Kenapa tidak. Inilah saat yang mereka tunggu-tunggu setelah sekian tahun bekerja di sebuah rumah produksi perfilman, menikmati liburan di luar negeri dan ini benar-benar liburan.

"Dasar bodoh. Tentu saja aku mau," jawab Sakura dengan ketus.

Naruto hanya menunjukkan cengiran lebarnya.

.

"TAXI!!!!!!!!!!!!" teriak Naruto dari teras bandara, dan berhasil menghentikan satu taxi berwarna dominan putih.

"Sakura, ayo naik!" ajak Naruto.

Sakura hanya mengangguk.

"Jalan pak!" seru Naruto.

"Ti o stóchos sas?*" tiba-tiba terdengar bahasa asing dari sopir taxi yang ada di depan Naruto. Segera saja Naruto sadar kalau ia dan Sakura tengah berada di Yunani. Tentu bahasanya berbeda dengan bahasa mereka, Jepang. Masalah? Masalah bagi Naruto dan Sakua yang sama sekali tidak bisa bahasa Yunani.

Naruto memandang Sakura dengan kebingungan.

"Sorry Sir, we can't speak in Greek. Can you speak in English? We are Japanese," kata Sakura.

Sopir taxi itu justru mengerutkan alis. Dilihat dari wajah dan bentuk tubuhnya, sopir taxi itu masih muda dan bisa dipastikan ia seumuran dengan Sakura dan Naruto. Beberapa detik belum cukup membuat sopir taxi itu mengerti.

Sakura menghela napasnya panjang. "We want to go to the Miramare Hotel. Would you like help me, Sir?" tanya Sakura sekali lagi dan ia berharap kali ini supir itu paham dengan maksudnya.

"Sakura, kau tidak bilang kalau ke Yunani akan serepot ini," ujar Naruto frustasi.

"Kau diam saja, Naruto. Berharap sopir ini akan mengerti ucapan kita," timpal Sakura tenang.

Tiba-tiba supir itu terkikik, membuat urat-urat di kening Sakura berkerut karena bingung. "Boró̱ na milí̱so̱ sta iapo̱niká. Mou iapo̱niká,*" kata sopir itu.

"He??" seru Sakura dan Naruto bersamaan. Mereka bingung setengah mati ketika mendengar penuturan panjang dan cepat dari sang sopir.

Sopir itu mengeraskan volume tawanya.

"Haha…. Kenapa kalian tidak bisa membaca kebangsaanku dengan baik?"

.

Dalam perjalanan, Sakura dan Naruto masih belum membuka percakapan dengan sopir taxi menyebalkan itu. Mereka berdua hanya mengalihkan pandangan ke luar jendela mobil yang menantang semua kekaguman. Mulai dari seni arsitektur dan tatanan kota yang tersusun rapih juga tentunya indah. Hal itu membuat kekaguman tersendiri bagi Sakura yang baru pertama kali ada di Yunani.

Jika dipahami menurut asas hukum dan Negara, Yunani adalah Negara yang menganut sebuah paham yang membebaskan penduduknya beragama. Namun, sedari tadi Sakura hanya melihat bangunan-bangunan gereja yang megah di setiap bagian jalan yang terlewati taxi, tak ada tempat ibadah lain di kota besar itu.

Merasa tidak diperhatikan, sopir taxi itu mulai membuka percakapan dengan penumpang istimewanya. "I̱ Athí̱na eínai apó tis pio ómorfes poleis,*" kata si supir.

Naruto yang sudah sebal setengah mati mengeluarkan semua kekesalannya. "Hei! Sudah berapa kali aku bilang, jangan pakai bahasa konyol itu! Pakai bahasa Jepang. Katamu kau orang Jepang," kata Naruto setengah berteriak.

"Haha… gomena—aku senang bisa menggoda kalian," jawab si sopir. "Aku tidak memberitahu namaku pada penumpang di kota ini, tapi untuk kalian—perkenalkan namaku Hyuuga Neji."

Naruto memajukan bibirnya. "Namamu Jepang sekali," ucap Naruto kesal.

Sopir itu—Neji masih fokus mengemudi.

"Anda tinggal di sini, Neji-san?" tanya Sakura.

"Ya, sudah lebih dari tiga tahun aku bekerja di sini sebagai sopir taxi untuk biaya kuliah S2ku. Kalian datang kemari untuk berlibur atau bulan madu?" tanya Neji sontak membuat Sakura menahan tawa.

"Tidak-tidak. Kami ambil jawaban yang pertama. Kami bekerja di sebuah umah produksi perfilman dan mendapat hadiah dari sang produser untuk berlibur ke Yunani. Aku tidak akan pernah mau melaksanaan bulan madu dengan makhluk kuning seperti ini," kata Sakura sambil menunjuk Naruto yang ada di sisi kirinya.

Neji yang mengamati tingkah kedua penumpang barunya itu dari kaca hanya terkikik. Ia tak penah bertemu dengan penumpang yang seperti itu. Ceria. Yah, jangan melupakan ideologi keegoisan masyarakat Eropa secara umum. Ketika sebuah sebuah paham tertanam di dalam kepala dalam waktu yang lama, mau tidak mau segala organ tubh akan beraksi pada paham itu, termasuk tertutup. Neji salah satu contoh seseorang yang hati dan pikirannya sudah terpengaruhi oleh paham individualisme masyarakat Eropa. Dan ketika dua makhluk sebangsanya itu hadir, sebuah tolakan nyatapun terpancar dari alam pikirnya bahwa individualisme itu bukan pilihannya.

"Oh ya, kalian tahu apa tentang Athena?" tanya Neji memecah adu mulut Sakura dan Naruto.

"Eng? Apa ya? Tidak banyak. Ini kali pertamaku ada di Yunani. Naruto, bukankah kau sudah pernah ke Yunani sebelumnya?" tanya Sakura.

"Ya—tapi aku tidak tertarik dengan kota ini. Jadi aku kesusahan untuk mengingat hal-hal di dalamnya," ujar Naruto enteng. Yah, tipikal lelaki yang tidak bisa diandalkan dalam hal-hal penting. Itulah yang nampak dari diri Naruto.

"Dasar payah! Neji-san, bisa tolong ceritakan sedikit saja tentang Athena?" pinta Sakura.

Neji tersenyum.

"Pada dasarnya Athena tidak punya banyak perbedaan dengan Negara di Uni Eropa lainnya. Mulai dari keegoisan mereka, sampai pada paham liberal yang kadang terselip di semua tindakan mereka. Intinya memang berbeda sih dengan adat kita di timur Jepang, apalagi bahasa mereka yang begitu rumit," terang Neji.

"Apa merepotkan tinggal di sini?" tanya Sakura lagi.

"Tidak juga. Mungkin karena aku sudah menguasai bahasanya, jadi aku tidak terlalu disulitkan dengan ucapan mereka," jawab Neji.

"Bukan itu yang kumaksud. Apa kau pernah merasa bahwa penduduk di sini tak sejalan dengan pikiranmu? Kau bilang adat kita dengan orang Athena berbeda."

Neji membanting setir ke kanan. "Ya, tapi itu sendiri adalah proses dari adaptasi kita menjadi yang lebih baik untuk bersikap. Ngomong-ngomong, berapa lama kalian akan tinggal di Athena?" tanya Neji.

"Sekitar satu bulan," jawab Sakura.

"Oh—" Neji mengangguk paham, "Lalu apa rencana kalian untuk menghabiskan waktu satu bulan itu? Eh, maaf aku terlalu banyak ingin tahu."

"Eh, tidak apa-apa kok. kami juga belum tahu. Mungkin kau bisa membantu kami kalau kami ingin mengunjungi tempat-tempat menarik di Athena?" kata Sakura.

"Baiklah."

.

Perjalanan yang terasa lama dan panjang itu berakhir tepat di depan sebuah hotel mewah bernama Miramare. Bangunan Miramare sendiri tak berbeda dengan kebanyakan hotel, berlantai lebih dari tujuh dan didominasi sentuhan seni daerah yang begitu kental di setiap sudut arsitekturnya.

"Terima kasih Neji-san. Kami akan sangat berterima kasih padamu," ujar Sakura saat dirinya dan Naruto sudah berdiri di teras hotel. Dari dalam, Neji melambaikan tangan tanda sebuah perpisahan. Sakura menatap kepergian taxi Neji dengan sebuah ukiran senyum yang hangat. Sementara itu Naruto masih saja menekuk wajahnya dan tak banyak bicara. Ia langsung memasuki hotel dan menuju meja resepsionis tanpa mempedulikan Sakura yang kebingungan melihat tingkahnya.

"Excuse me—" kata Naruto pada resepsionis.

"Yeah, what can we do for you, Sir?" tanya resepsionis ramah.

"I want to get two rooms. I'm Uzumaki Naruto from Namikaze Production in Japan. Me and my friend got the ticket to stay in this hotel until the period," jelas Naruto.

"You are right, Sir. And this is the list of your data. You and Miss Haruno can stay in the room number 234 and 235 on the third floor."

"Ok thank you."

Sakura dan Naruto menyusuri koridor lantai tiga untuk mencari kamar yang disebutkan oleh resepsionis tadi. Mereka berjalan dan menemui berbagai kejadian yang tidak mengenakkan seperti melihat orang bercumbu di depan umum dan lain-lain. Tak ubahnya membuat Sakura yang sebagai wanita bergidik ngeri.

"Naruto—" panggil Sakura.

"Apa?"

"Ti-tidak. Hanya saja aku tidak terbiasa dengan pemandangan panas seperti ini, di tempat ini," jelas Sakura ragu-ragu. Dilihat dari sorot mata jadenya, rasa khawatir dan was-was seolah menjadi madu yang tengah ia cecap.

Naruto memberikan cengirannya. Sakura sebenarnya tak mengerti, kenapa Naruto begitu senang tersenyum lebar setiap kondisi. Entah itu sedang senang ataupun dalam keadaan genting lainnya. Kalau dibilang aneh, ya memang aneh. "Aku akan menjagamu, tenang saja!" kata Naruto mantap. Mereka berdua terus berjalan hingga berhenti tepat di depan kamar bertuliskan nomor 234 dan 235.

Sedetik sebelum keduanya memasuki kamar masing-masing, Sakura berhenti dan menatap arah Naruto yang sedang kerepotan membuka pintu dan memegangi tasnya.

"Kau bisa tidak sih? Butuh bantuan?" tanya Sakura.

Naruto membalas tawaran Sakura dengan cengiran-lagi.

"Dasar!"

.

Hembusan angin di malam Athena terasa berbeda di tubuh Sakura. Matanya terpejam sesaat ketika sentuhan asing itu menyelam pelan-pelan dalam kesendiriannya menghirup aroma di negeri orang. Memang asing, namun begitu nyaman bagi Sakura.

Sakura duduk di balkon kamar hotelnya sambil menatap hamparan langit gelap dan luas. Rasi bintang yang biasa ia lihat di Jepang kini nampak bergeser arah ketika ia mengamatinya dari atas Negara Yunani. Begitu berbeda dan memungkinkan Sakura untuk memulai kegiatan barunya-menemukan rasi-rasi bintang yang ia anggap tersembunyi.

"Ah, itu scorpion."


-To Be Continued-


*

Ti o stóchos sas? : Apa tujuan anda?

Boró̱ na milí̱so̱ sta iapo̱niká. Mou iapo̱niká : Saya bisa berbahasa Jepang, aku orang Jepang

I̱ Athí̱na eínai apó tis pio ómorfes poleis : Athena adalah kota terindah


Seville Amane's Notes

Shirayuki Amane's Note : Entah kenapa ide aneh ini muncul di kepala saya, aneh ya? Aneh? Kepala saya sedang penuh dengan keanehan, jadi maklum sajalah. Oh ya, belum kenalan. Seville Amane adalah akun collab kami berdua lhoh… jadi kalau ada fic yang di publish di akun ini, berarti itu hasil garapan kami berdua. Eng, karena ini bukan fic buatan saya sendiri, jadi mari kita sudahi curcol geje saya ini…. Dadah…

Badboy Sheva's Note : Moshi-moshi! Sebenernya kalo mo dibilang fic ini adalah fic collab, saya agak gak enak, soalnya kerja saya dikit banget. Sebagian besar dibikin sama Shirayuki Amane, dan cuma secuil kata yang bisa saya edit. Tapi saya tetep excited Shirayuki Amane mau collab dengan saya.. ^_^, Review?