Byun Baekhyun kembali memutar posisi tidurnya menghadap jendela besar, tak peduli pintu nyaris roboh di gedor gedor oleh sekretaris Kim. Seolah telinganya tuli mengabaikan tuan Kim berteriak teriak sambil menggedor pintu. Baekhyun tahu hari ini orangtuanya mengadakan pesta merayakan sepuluh tahun perusahaan Giant's Group di dirikan dan sebagai anak tunggal pemilik perusahaan Baekhyun harus menghadiri pesta sambil melayani para tamu yang semuanya adalah orang penting. Oh ya ini akan sangat membosankan, tersenyum sambil memperkenalkan diri sebagai pewaris tunggal Giant's Group.

Tidak seperti kehidupan pemuda lainnya, Baekhyun harus di tuntut menjadi sang pemimpin dengan segala buku panduan yang tebal. Ia bahkan tak pergi ke sekolah seperti anak pada umumnya. Baekhyun mencari ilmu melalui home schooling.

Membosankan? Benar benar membosankan. Kehidupan seperti robot telah merenggut masa mudanya. Ya, Baekhyun ingin bebas, bersekolah atau paling tidak memiliki teman.

"Byun Baekhyun bangun sayang, dua jam lagi pesta akan di mulai" setelah tuan Kim menyerah, si nenek sihir itu menggantikan.

"oh apa peduli ku" desis Baekhyun dari dalam.

"sayang aku tak mengajarimu tidak sopan seperti itu" sahut ibunya Baekhyun membuka pintu sedikit keras, menampilkan ekspresi terkejut ibunya.

"kau tak lupa? Kau dan ayah yang tak membiarkan ku belajar sebagaimana mestinya seorang anak".

Nyonya Kwon alias ibu tiri Baekhyun menyerah, berdebat dengan anak kepala keras sepertinya sungguh membuat kepalanya pusing.

"lupakanlah, sekarang mandilah dan pakai baju yang telah ku siapkan".

Nyonya Kwon berlalu menuju dapur mengecek persiapan hidangan yang akan di hidangkan. Akan sangat banyak tamu penting dari perusahaan lain, melayani mereka dengan penuh kenyamanan barangkali membuat mereka ingin bekerja sama dengan Giant's Group.

Baekhyun berdiri di depan cermin, menatap tubuhnya dengan balutan tuxedo hitam lengkap dengan dasi. Tubuh mungilnya terlihat pantas, ia juga tersenyum puas menatap dirinya lebih tamban ketimbang cantik.

Tuan kim bolak balik menghampiri Baekhyun agar ia segera ke ruang tamu karena acara segera di mulai, setelah puas menganggumi dirinya sendiri Baekhyun pun keluar.

"ibu kau tak perlu berdandan berlebihan, ini pesta biasa bukan pesta pertunangan anakmu" decak kesal Chanyeol.

"kau diam sajalah sayang" setelah nyonya Park selesai, ia menghampiri anaknya yang duduk di sofa bosan menunggunya.

"ayo kita pergi". Awalnya Chanyeol tidak ingin keluar, ia hanya ingin di mobil tapi ibunya menarik paksa dan mengancam mobilnya di tahan. Jika sudah begitu Chanyeol menyerah, menemani ibunya bukan masalah yang berat.

Seperti pesta pesta biasanya, sangat membosankan belum sepuluh menit Chanyeol menginjakkan kaki di rumah ini kejenuhan telah menyelimuti dirinya. Seharusnya ia tadi kabur saja ke rumah Sehun bertanding main ps. Urusan mobil yang akan disita, itu urusan belakang lagipula Sehun bisa mengantarkannya pulang.

"perkenalkan ini anak ku nyonya Kwon, tuan Byun" seru ibu Chanyeol. Chanyeol segera berdiri membungkung serta beri senyum kepada pemilik rumah.

"seperti kau bilang, anak mu sangat tampan" puji nyonya Kwon.

"oh terima kasih, ngomong ngomong dimana Baekhyun? Aku dengar ia sangat tampan dan cantik"

"entahlah tadi ia bertemu dengan tuan Lee, pemilik perusahaan Hyundai" sahut tuan Byun.

"kami akan pergi dulu, silahkan nikmati hidangannya. Nyonya park dan Chanyeol". Nyonya Kwon menghampiri rekan rekannya meninggalkan Chanyeol sendiri di sudut ruangan. Chanyeol memainkan arlojinya berharap waktu segera berlalu hingga bisa pulang dan tidur. Ia bahkan menopang dagunya karena sangking bosannya.

Tuts tuts piano berdenting mengeluarkan nada demi nada hingga menciptakan harmoni indah. Semua mata terpana pada sosok pemuda di balik gran piano putih itu yang sedang menari narikan jemarinya di atas tuts tuts piano. Pemuda itu hanya bermain piano tanpa bernyanyi, namun membuat seluruh tamu berdecak kagum. Ya, Baekhyun memainkannya dengan begitu emosional.

Park Chanyeol hingga berdiri sangking takjub sekaligus penasaran, siapa yang bermain piano itu. Ternyata seorang pemuda mungil, dengan kulit seputih susu dan surai kecoklatan yang telah membuat terpana. Secara pribadi Chanyeol sering sekali mendengar lagu ini, tapi kali ini beda. Dengan Baekhyun yang memainkannya ini lebih menakjubkan. Ya, ini lagu Heart attack, bahkan Yixing, pemuda multi talents di sekolahnya itu tak pernah bermain sebagus Baekhyun.

Di akhir nadanya, seluruh tamu bertepuk tangan kagum. Memberi ribuan pujian pada Baekhyun, namun pemuda itu hanya membungkuk lalu pergi entah kemana. Nyonya Kwon menghampiri Baekhyun memberi pujian dari permainan hebatnya, ali alih mendapat sambutan yang baik, nyonya Kwon malah di bentak Baekhyun.

"aku menyukai permainan mu tadi" "jika kau pintar, pasti kau mengerti maksud permainan ku tadi" seru Baekhyun sambil melepaskan jas hitam dan melonggarkan dasinya.

"ayolah sayang sampai kapan kau bersikap dingin seperti ini?"

"sampai ibu ku bisa hidup kembali! Aku sudah memperingatimu untuk tidak bersikap sok manis, karena kau tak bisa menggantikan posisi ibu. Kau mengerti?" bentak Baekhyun. "

yah aku mengerti, kau beristirahat lah"

"Kwon Ji Young, apa jadinya bila kau tak menginjakan kaki dirumah ini. Kematian suamimu menjadi alibi untuk mengusir ibu ku. Kau benar benar sampah"

PLAK

"ayah!" Baekhyun menatap tuan Byun dengan mata mata berkaca kaca.

"MINTA MAAF KEPADA IBUMU" bentak tuan Byun hingga urat uratnya timbul.

"tidak! Dia bukan ibuku!"

"aku tak pernah mengajarimu menjadi iblis seperti ini"

"ayah seharusnya tau siapa iblis sebenarnya"

"kau!"

"ayah sama saja dengan wanita murahan ini, tak sepantasnya kalian hidup!"

Baekhyun berlari, ya ia berlari tak tau tujuan pasti. Keluar dari rumah ini, hal utama yang ia pikirkan. Bila harus tinggal lebih lama wanita jahanam yang berkedok sebagai ibunya mungkin ia tak akan sanggup. Nyonya Kwon sejauh ini tak pernah melakukan hal apapun terhadapnya, namun perlu diketahui nyonya Kwon lah yang menjadi penyebab utama ibunya meninngal. Nyonya Kwon adalah pegawai di perusahaan ayah yang berumur sepuluh tahun lebih mudah dari ibunya, saat itu ia datang meminta bantuan karena setelah suaminya meninggal, ia terlilit hutang jutaan won dan menjadi incaran para debtkolektor . ibu setuju, nyonya Kwon tinggal beberapa hari terlebih nyonya kwon mengatakan ia sedang hamil. Namun tak berapa lama, ibu Baekhyun melihat nyonya Kwon menggoda suaminya. Perlahan ayah Baekhyun masuk jebakan nyonya Kwon lalu mengusulkan cerai pada istrinya, yang tak lain adalah ibu kandung Baehyun. Ibu Baekhyun pergi mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, hingga menabrak sebuah truk dari arah berlawanan. Ya bila harus mengingat kejadian itu lagi, rasanya Baekhyun ingin bunuh diri. Baekhyun berhasil keluar gerbang setelah menyamar agar mengelabui satpam yang berjaga.

"hei kau" Baekhyun menghampiri pemuda tinggi yang hendak ke parkiran mobil.

"ku mohon bawa aku dari sini" Baekhyun mengenggam tangan pemuda itu dengan wajah memohon.

"tapi ibuku-" sela pemuda tinggi bersurai hitam itu.

"ku mohon bantu aku, akan ku beri seluruh permintaanmu" Baekyun merosot memohon hingga mempertaruhkan harga dirinya.