Tittle : Breeding Poison
Author : CH BooBear
Pairing : YunJae
Genre : Angst, Drama, Romance
Rating : M
Type : BL, YAOI, ancur, typo, dramatisi
WARN : THIS IS A YAOI FANFIC! MEANS, BOY x BOY STORY! DON'T LIKE, DON'T READ! I DON'T WANNA HEARD A BAD COMMENT, BASHING, AND OTHER! I DON'T CARE! DON'T COPY AND PASTE MY FANFIC WITHOUT MY PERMISSION AND FULL CREDIT!
Happy Read
CHAPTER 1
Hari telah beranjak malam, bulan dan bintang bersinar bertabur diatas langit, menggantikan sinar Mentari. Dan seperti biasanya, di saat-saat begini, seorang Kim Jaejoong asyik memandangi semua itu dari atas balkon kamarnya
"Ah…itu Rasi Bintang Cassiopeia…"Gumam Jaejoong senang dan takjub mendapati sekumpulan bintang yang menjadi satu membentuk huruf W, lambang dari rasi bintang Cassiopea, sungguh-sungguh keadaan yang tenang dan damai.
"MEMANGNYA KENAPA KALAU AKU SELINGKUH DENGAN BOSS-KUU?! KAU SAJA BISA SELINGKUH DENGAN SEKRETARISMU! KENAPA AKU TIDAK BISA?!" Teriak Mrs Kim tiba-tiba pada Mr. kim memecah keheningan dan kedamaian yang dirasa oleh Jaejoong, dan dalam sekejap, teriakan-teriakan mereka menggelegar dan menggema keseluruh isi rumah, padahal mereka berdua baru saja pulang bekerja dari kantornya masing-masing. Jaejoong hanya mendecih pelan mendengar Pertengkaran orang tuanya yang sudah akrab bagi dirinya
"Hah…lagi-lagi bertengkar…" gumam Jaaejoong ketir melihatnya. Hatinya sangat miris setiap hari melihat pertengkaran orangtuanya, ia juga mengidamkan keluarga normal pada umumnya, keluarga harmonis, dan menyenangkan, tapi jaejoong tahu, semua itu hanyalah impiannya, karena, sampai kapanpun juga, sangat mustahil baginya berada diruang lingkup keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang
"JANGAN MENCARI ALASAN WANITA JALANG!" balas Mr. Kim tidak kalah emosinya dari Mrs. Kim. Tangannya hampir saja melayang ke pipi mulus Mrs. Kim, tapi untungnya, sebelum itu terjadi, Jaejoong menengahi diantara mereka
"Bisakah kalian diam ? atau…paling tidak, kecilkan saja volume suara kalian? Ini sudah malam, Jangan menggangguku!" sahut jaejoong ketus pada akhirnya angkat bicara, berharap kedua orangtuanya berhenti bertengkar dan menyadari, bahwa masih ada dirinya ditengah-tengah mereka
"KAU YANG DIAM, KIM JAEJOONG! BERANI SEKALI KAU BERBICARA SEPERTI ITU!" bentak Mr. Kim tidak terima atas ucapan Jaejoong
"Baiklah…kalau kalian tidak mau diam, biar aku pergi dari sini" jawab jaejoong enteng dan segera menyambar kunci mobil yang berada diatas meja yang ada disampingnya
"YAH! DASAR ANAK KURANG AJAARRR! KEMARI KAU! YAH! YAH!" Teriak Mr. Kim penuh dengan kekesalan melihat tingkah Jaejoong yang seenaknya. Tapi, tentu saja Jaejoong tidak menghiraukan hal itu dan tetap terus melajukan mobilnya dengan kencang menuju Club Malam ternama di Korea, "MIROTIC Club"
"KAU LIHAT?! ITUKAH DIDIKANMU PADA JAEJOONG? JADI ANAK PEMBANGKANG?!"
"KAU JUGA YANG MENDIDIKNYA SEPERTI ITU! BUKAN HANYA AKU YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENDIDK JAEJOONGIE!" Jerit Mrs. Kim tidak terima, terus menerus dipersalahkan, dan tidak hentinya mereka bertengkar sepanjang waktu
"tolong,..hik…berikan aku satu botol Wine lagi!" ujar Jaejoong sedikit mabuk, seraya meneguk habis Wine yang dituangkannya di gelas, Otaknya seakan mau pecah jika terus saja berada dirumah yang bagai neraka baginya. Pergi ke Bar tenama Seperti Mirotic Club ini cukup ampuh untuk melepaskan segala kekesalan, dan penat yang ada
"Hai Cantik….kau, sendirian saja?" sahut seorang namja yang tiba-tiba saja datang menghampiri Jaejoong. Wajah namja ini benar-benar tampan, dengan bentuk wajahnya yang kecil, bermata musang,dan kulitnya yang coklat benar-benar eksotis. Membuat, jaejoong tidak bisa melepaskan pandangannya sejenak, seakan tersihir oleh pesonanya
"Siapa yang kau maksud cantik, hem?" Tanya Jaejoong balik dengan ketusnya setelah tersadar mengagumi sesosok namja tampa didepannya
"Tentu saja dirimu! Kau kira aku berbicara dengan siapa lagi, selain dirimu?"
"Aku ini Namja! Jangan ucapkan hal itu!" ucap Jaejoong tegas sembari menuangkan Wine kedalam gelasnya lagi
"Ara…ara…aku tidak akan membicarakan hal itu lagi….tapi, sepertinya, kau terlihat suntuk, dan muram? Apa ada masalah?"
"Hem..Yah...begitulah…"jawab jaejoong pelan seraya meneguk kembali Wine didalam gelasnya, yang kemudian, tak disangka Jaejoong, Namja tampan ini merebut paksa Gelas ditangan Jaejoong begitu ia selesai menegaknya
"Yah! Kemarikan gelasnya!" geram Jaejoong kesal akan sikap namja ini "Kalau Kau ada masalah, Minum-minuman beralkohol seperti ini belum cukup untuk menghilangkan penatmu, kau mengerti?" sahut namja ini sembari menyunggingkan senyumnya, lebih tepatnya senyum liciknya
"Apa maksudmu? Hik,,,Jangann sok akrab! Kita ini tidak saling mengenal!"ketus Jaejoong
"Namaku Yunho, aku hanya ingin menawarkan 'barang' ini padamu…ini cukup membantumu melepaskan penat dan percayalah, ini sungguh nikmat" ucap namja yang bernama Yunho ini kemudian mengeluarkan sebungkus plastik obat kecil yang berisi beberapa Pil berwarna Merah Muda dan memberikannya pada Jaejoong
"Inii…obat apa ini?" Tanya Jaejoong dengan nada khawatir, mulai merasa curiga
"Jangan berpura-pura Bodoh, kau tahu pasti benda apa yang kuberikan padamu….itu…pil ectasy…" sahut Yunho dengan entengnya menjelaskan dan membuat Jaejoong terbelalak kaget mendengarnya, "Kau bilang apa? Pil…ectasy?" tanya Jaejoong terkejut memastikan lagi
"Ya, Pil ectasy! Apa aku kurang jelas Mengatakannya?" tanya Yunho kesal harus mengulang kembali ucapannya
"Kau…Jangan bilang…kalau kau seorang…pengedar Narkoba?" Sahut Jaejoong hati-hati bertanya
"Bingo…! Aku memang pengedar Narkoba, seharusnya kau membayar Pil yang kuberikan padamu ini, tapi karena kau pertama kalinya, maka aku menggratiskankanya"
"Tidak…tidak…aku masih normal…aku tidak mau memakai ini…tidakk..." tolak jaejoong masih berusaha menggunakan akal fikirnya
"Jangan banyak omong, coba saja! Kau itu sedang tidak baik-baik saja, percayalah, dengan meminum pil itu, kau akan merasakan nikmat dan rileks yang tiada tara, beban hidupmu akan hilang dalam sekejap, ayolah….masih untung aku memberikanmu secara Cuma-Cuma!" ketus Yunho yang merasa Jenuh melihat sikap Jaejoong yang ragu-ragu itu
"Beban…beban hidupku..akan menghilang?" tanya Jaejoong pelan, hati kecilnya memang masih ragu menggunakan 'barang' ini, tapi fikirannya terus saja menggelitik untuk mencobanya
"Tentu saja! Semua permasalahan hidup, akan terlupakan begitu saja begitu kau memakainya, kau akan merasa seperti berada di surga, damai, dan tentram" ucap Yunho lagi-lagi memprovokasi
"Apakah aku harus menggunakannya?" "Apa kau meragukan ucapanku? Tentu saja kau harus menggunakannya!"
"Baiklah…mungkin, kau ada benarnya…."ucap Jaejoong kemudian tanpa ragu lagi menenggak beberapa butir Pil yang berwarna merah muda itu, dan Yunho pun tersenyum penuh kemenangan melihat Jaejoong telah terperangkap dalam dunianya
"Nghhh…." Jaejoong mengeluh pelan setelah 20 menitan ia menenggak pil ectasy itu, tubuhnya seakan melayang, fikirannya kosong, tapi saat itu juga, perasaan nyaman dan rileks muncul dengan hebatnya, Jantungnya pun berdetak lebih cepat dari biasanya
"bagaimana…sangat manjur bukan? " tanya Yunho pada Jaejoong yang mulai merasakan dunia barunya itu, jaejoong mengangguk dan tersenyum pada Yunho
"Kau benar Yunho~shii…ahh…tapi..nghh…aku merasakan panas….sungguh" ucap Jaejoong masih menyesuaikan keadaan, yang dimana, salah satu efek dari memakai ectasy ialah, merangsang nafsu sex. Perlahan, Jaejoong mulai melepaskan sweater yang ia kenakan, berusaha menghilangkan rasa panas dan sensasi nyaman yang terasa makin menjalar diseluruh tubuh dan fikirannya, Yunho yang melihat Jaejoong yang tengah tidak berdaya pun merasa puas melihatnya, karena, sudah dapat dipastikan, Jaejoong tidak akan bisa lepas darinya dan obat-obatan terlarang itu jika telah berani mencobanya
"Yunho~aa….ngh…ahh…"eluh Jaejoong semakin menjadi, dan menggeliatkan tubuhnya pada Yunho, melihat sudah tidak ada batas lagi di antara mereka, Yunho memberanikan diri menyentuh wajah mulus Jaejoong, jujur, sudah sedari tadi, Yunho terangsang dengan sendirinya melihat Jaejoong yang menurutnya sangat sexy dan hot disaat 'sakaw'. Dielusnya secara perlahan pipi halus Jaejoong, dan mencium bibir ranumnya dengan ganas, Jaejoong yang memang tengah 'kerasukan' obat-obatan ini pun membalas ciuman Yunho dengan semakin ganas dan panas. Decakan demi decakan terdengar begitu jelas ditengah-tengah ciuman mereka, tangan jaejoong semakin erat meremas bagian belakang kepala Yunho agar semakin mendekatkan dan memperdalam Ciuman mereka, sedang Yunho, tangannya tidak henti meremas nipple Jaejoong yang masih terlindung oleh kaosnya
"Akan kupastikan, selamanya kau tidak akan bisa lepas dari semua ini…" gumam Yunho dalam hati sembari menikmati wajah Jaejoong yang seakan pasrah dihadapannnya
Yunho membawa tubuh jaejoong keluar dari Mirotic Club, membawanya ketempat yang lebih nyaman untuk melepaskan hasrat mereka, yaitu ke kamar penginapan yang disediakan Mirotic Club di Lantai Dua. Begitu mereka sampai di kamar, Yunho segera menghempaskan tubuh Jaejoong ke arah ranjang yang tersedia. Jaejoong pun menggeliat tidak berdaya diatas ranjang, tubuhnya masih seakan melayang, fikirannya kosong, tubuhnya seakan merasakan panas, dan rileks yang begitu hebat
"nghhh….kau…mau apa yunho~ahhh" sahut Jaejoong pelan melihat Yunho dengan sendu yang entah sejak kapan sudah berada diatas tubuhnya
"Ini akan membuatmu semakin serasa melayang kesurga, jadi tenanglah, ini juga sangat nikmat…"bisik Yunho pelan telinga Jaejoong, dan menghembuskan nafasnya dibelakang daun telinga Jaejoong, membuat Jaejoong semakin menggeliat terangsang
"Yunho~ahh…." Eluh Jaejoong nikmat begitu Yunho mulai menciumi leher jenjangnya yang putih dan sesekali menghisapnya secara kasar, sedang tangannya menyelusup masuk kedalam kaos yang masih dikenakan Jaejoong dan tidak hentinya menekan dan meremas-remas nipple Jaejoong yang berwarna pink itu
"ahh…nghh…"Erangan-erangan yang terus keluar dari bibir cherry jaejoong pun membuat Yunho tergelitik untuk kembali mencicipi bibir itu setelah itu meninggalkan tanda-tanda kemerahan di leher dan didada Jaejoong, Yunho mencium bibir Jaejoong dengan sangat ganas, seakan tidak memberi luang untuk mereka bernafas barang sedetik pun, dan Jaejoong juga semakin bersemangat membalas ciuman yang diberikan Yunho
"Akh….mphh…ngh.." Jaejoong mengerang pelan saat Yunho tiba-tiba menggigit bibir bagian bawahnya dengan sangat keras, menyebabkan adanya darah yang keluar dari sana, tapi Yunho tidak memberi luang bergerak bagi Jaejoong, dan terus saja menghisap dan saling bertukar saliva yang telah bercampur dengan darah Jaejoong. Sedang Tangan yunho tidak berhentinya meremas-remas kedua bongkahan pantat Jaejoong
"mpphh…khh..nghh.." Jaejoong yang serasa kehabisan nafas kemudian memukul-mukul dada Yunho, berusaha meminta luang untuknya bernafas sejenak, Yunho yang juga memerlukan nafas pun dengan enggan melepaskan ciuman mereka "Hah…Hah….Hahh…" detak Jantung Mereka seakan berdetak berkali-kali lebih cepat daripada biasanya, dada Jaejoong naik-turun berusaha mengatur detak Jantungnya yang sudah tidak beraturan, begitu juga dengan Yunho. Memanfaatkan waktu ini, Yunho dengan segera melepaskan segala pakaian yang melekat di tubuh Jaejoong, begitu juga dengan dirinya. Dengan kasar, Yunho melempar pakaian mereka kearah mereka dan sepanjang malam, desahan-desahan mereka berdua memenuhi seisi ruangan dan menghabiskan malam bersama dengan terus bercinta
SINNGG
Sinar mentari hangat menyapa wajah Jaejoong tengah terlelap tidur, dan membuat Jaejoong perlahan membuka matanya karena silaunya mentari pagi, dan begitu terkejutnya dia begitu mendapati sosok Yunho disampingnya, sosok yang baru dikenalnya semalam
"akh…"eluh jaejoong pelan masih merasa sakit seluruh tubuh akibat minuman keras dan pil ectasy yang dikonsumsinya semalam
"Nghh…gwenchana?" tanya Yunho yang terbangun
"Gwenchanayo…"
"Oh…baguslah…awalnya memang begitu, sedikit sakit, tapi kau akan segera terbiasa jika sering menggunakan 'nya' "jelas Yunho enteng
"Yunho~shi…Jawab aku, apa yang kita lakukan semalam? Apakah kita…." Tanya Jaejoong sedikit kalut dan khawatir melihat keadaan tubuh mereka yang polos tanpa apapun
"Kau tidak mengingatnya? Ah, padahal itu malam yang indah"
"Ani…kau bercanda bukan? Kita tidak mungkin melakukannya! Kau pasti berbohong!" sahut Jaejoong berusaha menyangkal
"Untuk apa aku berbohong! Kau lihat saja keadaan kita bagaimana sekarang?" "Kenapa? KAU MEMBUATKU SEPERTI INI?!" jerit Jaejoong lagi, yang kali ini seraya memukul-mukul dada Yunho
"YAH! Berhentilah! BERHENTI!" teriak Yunho kesal karena tiba-tiba saja Jaejoong mencak-mencak marah dan memukul dadanya dengan cukup keras. "Kita sudah dewasa! Jangan seperti anak kecil! Bukankah aku telah membantumu melepaskan beban fikiran dan masalahmu untuk semalam tadi? Bukankah kau menikmatinya?!"balas Yunho lagi seraya mengenggam erat tangan Jaejoong, agar tidak kembali memukulnya, dan itu berhasil membuat Jaejoong terdiam
"Itu…" Jaejoong sudah tidak bisa membalas ucapan yunho yang ada benarnya juga "Ini Nomor Hp-ku, telf saja aku jika kau membutuhkan 'barang' itu lagi! Kau juga bisa meneleponku saat kau merasa membutuhkanku" Ucap Yunho seraya memberikan kartu namanya
"…."
"Sudah Yah! Aku pergi dulu, aku harus ambil 'orderan barang' " ucap Yunho sekenanya seraya mengenakan Pakaiannya dan kemudian berlalu pergi meninggalkan Jaejoong sendiri
"Apa yang sudah aku lakukan?!" ketir Jaejoong pada dirinya sendiri, pandangannya kini teralih pada sebungkus plastik obat kecil yang berisi beberapa Pil berwarna Merah Muda yang berada diatas Meja disamping ranjangnya "Tapi, Pengaruh obat ini benar-benar Hebat" desis Jaejoong meremas plastic obat itu dengan kuat "ARGHH! KIM JAEJOONGG! KAU BEGITU BODOH!" Jerit Jejoong keras dan terlihat frustrasi sembari meremas-remas rambutnya dengan erat
"Hem…Ternyata…namanya Kim Jaejoong? Nama Yang Bagus…"
Jaejoong melangkah pelan menuju fakultasnya, fikirannya tidak tenang memikirkan kejadian semalam benarkah sekarang dia telah terjerumus kedalam dunia Narkoba? Dan yang lebih penting, bagaimana bisa ia melakukan hubungan sex semalam dengan orang yang baru dikenalnya? Mengingat itu semua, Jaejoong hanya bisa mendesah pelan, karena membuat kepalanya semakin pusing memikirkannya. Sekilas, jika dilihat, kim jaejoong memang seperti mahasiswa pada biasanya, ia lumayan pandai dalam segala mata kuliah dan berkelakuan baik. Hanya saja, Jaejoong adalah tipe pendiam yang menarik diri dari pergaulan, tidak banyak yang ingin menjadi temannya, Sehingga, bisa dibilang, ia 'terbuang' dari pergaulan kampusnya. Tapi bagi Jaejoong itu tidak masalah, karena baginya, ia tidak perlu teman
"Kim Jaejoong~sshi! Kau telat 15 menit dari jadwal yang ditentukan" sahut Daesung, sang dosen muda yang sekarang berdiri didepan kelas melihat kedatangan Jaejoong "Bukankah kau memberikan rentang waktu 15 menit untuk keterlambatan? Ini belum bisa dikatakan terlambat" jawab Jaejoong enteng memperingatkan peraturan yang diberikan oleh Daesung
"Kau Benar, tapi jika kau kembali datang pada jam segini, tidak akan kubiarkan kau mengikuti kelasku, ini benar-benar mengganggu! Arasseo!" 'Arasseooo!" sahut Jaejoong ogah-ogahan, dan langsung mencari kursi kosong, dan ia menemukan kursi kosong disamping Key
"Kau tidak bisa duduk disini, cari saja tempat lain" ucap Key tidak mengizinkan Jaejoong yang hendak duduk disampingnya, Jaejoong yang tidak ambil pusing pun mencari tempat lagi, kali ini di sampingnya Hyuna
"Kau juga tidak bisa duduk disini, ini tempat tasku! Cari saja yang lain" ketus Hyuna kesal karena Jaejoong hendak memindahkan tasnya
"Yah! Jaejoong~aaa! Kemarilah, duduk disampingku saja!" ucap Sandara pada Jaejoong. Jaejoong pun menurut, dan kemudian duduk disamping Dara "thanks…"ucap Jaejoong singkat pada Dara yang dibalas anggukan kepalanya
"Ehmm…cheomane…ah yah jaejoong~aa, kau sudah mempelajari Kisi-kisi kuis untuk minggu depan?"tanya Dara seraya memperlihatkan Lembar Fotocopy materi nya
"Aku bahkan belum mempunyai Copy~annya" "Jeogmal? Padahal kemarin Chansung sudah mengcopy-kan untuk kita semua"gumam Dara bingung tapi tidak dengan Jaejoong, sudah hal biasanya baginya tidak dipedulikan orang
"Tidak apa…aku bisa meminjam darimu bukan?"
"Hem…tentu saja…tapi Jaejoong~aa, kenapa bibirmu sepertinya sedikit terluka, dan lagi..matamu juga kemerahan?" tanya Dara memperhatikan sedikit perubahan pada diri Jaejoong
"….." Jaejoong tidak menjawab pertanyaan Dara, tidak mungkin kan baginya menceritakan hal semalam ? Dara yang tahu tidak gelagat tidak senang ditanya hal itu pun mulai menutup mulutnya, dan mulai memperhatikan pelajaran lagi. Tapi tidak untuk Jaejoong, dia tetap tidak konsen dengan mata kuliah yang dibawakan oleh Daesung. Tangannya sedari tadi terus meremas dan melihat Kartu nama Yunho. Hatinya Bimbang, disatu sisi, ia ingin melupakan kejadian semalam, tapi disisi lain, ia sangat menyukai hal itu. Dengan ragu-ragu, Jaejoong kemudian menekan digit nomor HP Yunho, dan menekan Save, pada contact phone nya
Berkali-kali Yunho mengamati Jam tangannya, sudah lewat Jam 1 Siang, berarti sudah lebih dari 1jam ia menunggu 'Klien'nya di Gang sempit tempat mereka akan bertransaksi barang haram tersebut. Sesekali Yunho menghela Nafasnya, menunggu memang sangat melelahkan, tapi Yunho tetap bertahan menunggu kliennya itu datang
"Lama sekali kau datang, Hyosun~shi! Aku sudah bosan menungggu" geram Yunho kesal sembari melihat jam tangannya
"Yunho~shi!Mianhae! aku kelamaan datang! Hoshh…hoshh!" seru wanita cantik yang datang dengan nafasnya yang tersengal-sengal
"Akhirnya kau datang juga! Huh"
"Sorry! Sangat susah bersembunyi transaksi denganmu yun Ah! Cepatlah! Berikan padaku segera barangnya! Aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi!"
"Ini, sesuai pesananmu, 5gram kokain" sahut Yunho mengeluarkan sebungkus kecil plastik berisi bubuk kristal putih kokain didalamnnya
"Gomawo Yunho~shi! Ini uangnya!" sahut Hyosun lalu mengeluarkan beberapa lembar Won dari dalam dompetnya dan memberikannya pada Yunho
BRUGH!
Yunho dan Hyosun terkejut mendengar suara benda jatuh didekat mereka, khawatir jika ada seseorang yang mengetahui transaksi mereka
"…"
"Kim Jaejoong…."Desis Yunho pelan, Hyosun yang merasa aman karena sepertinya orang ini dikenal Yunho, segera bergegas pergi dari tempat ini
"Aku…pergi dulu…"ucap Hyosun kemudian meninggalkan mereka berdua
"Maaf….sepertinya aku menganggu kalian…" sahut Jaejoong grogi, tidak menyangka akan dapat bertemu dengan Yunho di gang pemotong Jalan menuju rumahnya
"Aniya….transaksinya sudah selesai kok"
"Kalau begitu, aku pergi dulu…"
"Tunggu sebentar…" ucap Yunho menghentikan langkah Jaejoong
"Ada apa?" "Pakaianmu…Masih sama dengan yang semalam..apa kau belum pulang sejak semalam?" tanya Yunho memperhatikan
"Hem…"
"Untuk apa kau baru pulang sekarang, kalau kau memang tidak berniat pulang dari tadi pagi?" tanya Yunho menyindir
"itu…."
"Bagaimana kalau kau menemaniku hari ini?" tanya Yunho tiba-tiba membuat Jaejoong semakin terkejut dan Jantungnya semakin berdebar tidak karuan
"Tidak…tidak….kita sudah tidak ada Hubungan apa-apa lagi Yunho~shi! Aku tidak ingin bertemu lagi denganmu…"
"Kau tidak mungkin tidak akan berurusan denganku lagi Kim Jaejoong~shi" seringai Yunho tegas dan menatap Jaejoong dengan tatapan yang lembut, tapi tajam
"Darimana kau tahu namaku Kim Jaejoong? Bukankah aku tidak memberitahu namaku?" Seru Jaejoong terkejut mendengar namanya disebut
"itu tidak penting, sudahlah….kalau kau tidak mau pergi bersamaku, aku mau pergi dulu! Bye! Hubungi aku kalau kau membutuhkan barang itu lagi!" Ucap Yunho lagi seraya melangkah pergi dan melambaikan tangannya
"Apakah aku memang membutuhkan barang itu?" tanya Jaejoong pelan entah pada siapa
"Aku pulang…." Ucap Jaejoong begitu tiba dirumahnya, Suasana Hening dan terlihat sepi seperti biasanya
"Nghhhh….lebih cepat lagi Honeyyyy!arghh! Fasssterrrrhhhhh" DEG! Jaejoong terkejut bukan main mendengar begitu mendengar suara rintihan kenikmatan dari arah kamar orang tuannya
"As you wish as babyyy….nghhhh" Jaejoong yang semakin penasaran pun kemudian melangkah menuju kamar orang tuanya, memastikan, apa yang sedang terjadi disana. Dan bukan main terkejutnya Jaejoong melihat pemandangan dimana ibunya sedang bercinta dengan lelaki yang notabene bukan ayahnya dan tidak dikenalnya!
"Umma…" Desis Jaejoong pelan tidak kuasa melihatnya, ia pun kemudian melangkah pelan menjauhi kamar orang tuanya, dan menuju kamarnya
BRAK!
Jaejoong menggebrak pintu kamarnya dengan kuat, fikirannya masih berkecamuk dengan apa yang dilihatnya barusan! Ibunya, berani berselingkuh, bahkan dikamarnya sendiri?! Bagaimana mungkin?
"ARGHH!" Jaejoong menjerit tidak karuan karena tidak kuat menahan segala beban fikiran yang dirasanya cukup berat, seketika saat itu juga, ucapan Yunho terngiang di kepalanya, "Semua permasalahan hidup, akan terlupakan begitu saja begitu kau memakainya, kau akan merasa seperti berada di surga, damai, dan tentram" Perlahan, Jaejoong mengambil sebungkus plastik obat kecil yang berisi beberapa Pil berwarna Merah Muda yang berada dalam tasnya. Dan tanpa ragu, Jaejoong langsung menegak habis sisa Pil Merah muda yang diberikan oleh Yunho.
"nghh…." Jaejoong mulai menikmati dunia barunya, setelah 20 menitan ia menenggak pil ectasy itu, tubuhnya seakan melayang, fikirannya kosong, tapi saat itu juga, perasaan nyaman dan rileks muncul dengan hebatnya, sehingga membuat ia berfantasi sedang berada dalam taman bunga yang indah, dan menentramkan. Jaejoong tersenyum senang melihat keadaan disekililingnya seakan berubah, dan sangat menyejukkan hati
just like this, the burden of my life as if lost,
fuse some where, fly away, fly away.
