[MikuoLenka] Kagamine Lenka, 22 tahun. Pengangguran dan jomblo. Suatu hari ia melamar pekerjaan sebagai tukang kebun Hatsune Mikuo, tapi―/ "Sayangnya posisi itu sudah terisi." / Trade fic dengan sharevane.
.
.
.
Vocaloid (c) Yamaha, Crypton, dll
pembantu apa pembantu (c) panda dayo
(Maaf judulnya nganu/sungkem)
Warn : au, humor gagal, pasaran, bahasa rakyat, eyd ga bener dan jangan ditiru, gahoel nyelip, alay, typo(s) dll
.
.
.
.
Kagamine Lenka menyisir rapi helai rambutnya. Tak lupa membenahi penampilan dan menyemprot minyak nyong-nyong dari mbah ponari agar wangi seluruh badan. Sepatu pantofelnya pun sudah disemir hingga kinclong ke ujung-ujungnya demi menambah kesan.
Meski semuanya ngebon dulu, sih.
Namanya seperti narasi di atas, umurnya dua puluh dua tahun. Perempuan, pengangguran, jomblo lagi. Yang terakhir sebenarnya tidak penting, karena saat ini ia tengah berdiri di depan sebuah rumah mewah. Ia mendekap beberapa helai kertas yang disatukan dalam stopmap bermotif hello kitty.
Lenka sedang dalam usaha menuntaskan kata pengangguran dalam hidupnya. Buat apa cakep tapi nganggur. Eaaa.
Ia menekan bel dekat pintu dengan doki-doki. Ia yakin telah memenuhi semua persyaratan yang ada. Tujuannya kali ini adalah kediaman seorang pengusaha tajir bin tjakep tujuh turunan, Hatsune Mikuo.
Lenka beberapa kali pernah melihat Mikuo tampil di televisi dalam acara bisnis atau sekilas info. Bukan televisinya sendiri sih, tapi televisi tetangganya, Zunko.
Woy, thor! Aib gue tuh!
Ampun, ndoro.
Balik lagi ke si pengusaha tampan nan kaya raya.
Mikuo itu pokoknya jangan ditanya lagi. Sempoa dah idaman semua camer dan cewek caper. Mungkin dia punya gudang emas, puluhan mobil, lemari berisi gepokan duit dan berhektar-hektar sawah serta rumah makan.
Sebenernya nih ya, Mikuo itu pengusaha sendal jepit. Psstt. Ini rahasia di antara kita, oke?
Lenka sangat percaya diri dapat memenuhi kriteria lowongan kerja di tempat emejing ini. Penampilan? Rapi. Tinggi? Oke, dia tinggi. Cantik? Ya iyalah! Bohay? Nih liat tubuhnya yang kek ukulele. Pinter? Beuh, Lenka malah udah menyabet gelar sarjana pertukangan.
―sebentar, emang ada?
Semua data yang dibutuhkan juga sudah lengkap. Fotokopi kartu tanda penduduk dua lembar, fotokopi ijazah terakhir, fotokopi akta kelahiran, dan sertifikat resmi dari perserikatan Ijo Lumut; Ikatan JOmblo LUcu dan iMUT.
Nyari pembantu apa pembantu nih, mas?
Tak lupa berikut lampiran pengalaman kerja. Gini-gini Lenka juga sempat kerja tau. Ya macem-macem sih. Jadi tukang sayur, tukang ngelas, tukang nyapu alun-alun kota, tukang bonsai, tukang ledeng sampai tukang batu ia lakoni. Pokoknya segala jenis pertukangan, deh. Asal halal gak masalah kata almarhumah neneknya.
Okesip. Lenka, semangat! ―ia membatin.
Pintu menuju masa depan yang lebih cerah dan menjanjikan akhirnya terbuka. Seorang pemuda teal yang mengenakan kemeja putih berdasi muncul dan melihat-lihat penampilan Lenka lalu menutup pintu di belakangnya.
"Anda siapa?" Tanyanya.
Lenka hampir ngiler liat bodi seksinya.
Boleh gak ya Lenka ngelepas kemeja yang ngepress ama badannya tuh cowok..Lenka kan juga demen ike(h)men, keles. Emang situ aja.
Tetapi Lenka segera sadar diri, teringat tujuan utama yang lebih gede selain berdelusi tentang pria aduhai.
"Saya ingin melamar pekerjaan di sini tuan..sebagai...er...tukang kebun boleh deh..." Lenka sedikit gugup. Ia yakin tak salah baca bahwa Mikuo membutuhkan tukang kebun segera.
Setelah Lenka mencuri-curi pandang pada Mikuo, ternyata lebih kece yang ori daripada tampil di layar kaca. No more KW.
"Sayangnya posisi itu sudah terisi."
Lenka mau menangis begitu mendengarnya. Padahal ia berharap akan segera dapet pekerjaan yang menghasilkan fulus lebih cepat. Walaupun cuma jadi tukang kebun, Lenka yakin gajinya gede mengingat Mikuo itu kaya.
Lenka putus asa. Lalu ia harus mencari pekerjaan ke mana lagi? Ia sudah capek ke sana ke mari. Adek lelah, mas.
Tetapi, Kagamine Lenka itu setrong nan tsuyoi. Ia gak boleh lembek di hadapan siapapun! Walaupun perih rasanya, apapun minumannya―
"Hm? Boleh deh. Kalo gitu mulai hari ini kamu jadi pembantuku." Kata si laki-laki akhirnya. Mungkin kasihan ngeliat wajah madesu Lenka.
Kuping Lenka mendadak besar sebelah dan parasnya berganti riang.
"Ya, tuan? Mikuo-sama?"
Mikuo sebenarnya jijay ngeliat Lenka yang berbinar alay. Lagian seenak jidat aja tuh cewek kuning manggil nama kecilnya. Iya sih dia yang buka lowongan pembokat karena kewalahan mengurus rumah besar sendirian. Namun posisi tukang kebun baru saja disabet oleh seseorang bernama Nakagawa Gumiya.
Tapi kan orang ganteng gak boleh turun wibawanya, entar gak ganteng lagi gimana dong. Jadi Mikuo diam saja dan mengangguk pelan.
"Terima kasih, tuan!" Lenka menyalami Mikuo dengan beribu terima kasih. Akhirnya ia bisa melepas status pengangguran ini! Tuhan, ternyata kau benar-benar ada!
Saking senengnya, Lenka sampe kelesotan. Membuat Mikuo swt gede.
Harusnya gue gak nerima dia tadi. Sialan.
"Ah, kapan saya mulai bekerja, tuan? Besok?" Lenka yang menyudahi acaranya sendiri memandang penuh harap.
Mikuo. Kalem. Orang ganteng emang banyak cobaannya.
"Tentu saja mulai hari ini. Ano..siapa namamu?" Mikuo lupa bertanya.
Kretek.
Itu suara kokoro Lenka.
Oh iya. Lenka belum ngenalin diri kan ya. #RapopoSquad.
Gadis itu menyibak helai panjangnya,―pengen jadi model iklan shampoo tapi gak keturutan―, dan memasang senyum lima jarinya.
"Kenalkan, Kagamine Lenka, Mikuo-sama! Saya dapat membersihkan apapun, membenahi pipa air, membetulkan genteng, mengecat dinding, mengangkat galon, mengganti tabung elpiji, menyikat kamar mandi dan apapun itu! Mohon diterima!"
Iuh.
Mikuo beneran pengen nendang nih orang.
Tetapi sekali lagi. Orang ganteng gak boleh nurunin wibawa, apalagi di hadapan kecoa kaya Lenka. Sabar Mik, sabar.
"Bersihkan rumahku. Dan jika aku pulang semuanya belum rapi, kau dipecat."
Kilat terlihat sebelum suara petir menggelegar hebat di langit. Lagi mendung nih btw.
"A-apa? Dipecat, tuan?"
"Tentu saja. Belum ada yang tahan bahkan sehari untuk membersihkan rumahku." Mikuo berusaha menakut-nakuti gadis itu agar batal bekerja di rumahnya.
Sedang Lenka tanpa ragu berlutut di depan Mikuo bak pangeran dan menyerahkan stopmap hello kitty yang berisikan data diri lengkap miliknya.
"Mohon diterima, tuan. Akan saya bersihkan rumah anda mulai hari ini."
Kampret. Dia tangguh juga.
Hoho, bolehlah. Lihat saja, gadis itu takkan bertahan lama dan belum ada setengah hari langsung mengundurkan diri. Mikuo mesam-mesem gaje memikirkan rencana jahatnya.
"Baiklah. Aku menunggu bukti dari perkataanmu. Aku harus pergi ke kondangan sekarang. Ini kunci duplikatnya." Mikuo menyerahkan selembar ―eh? Kunci kok cuma selembar kartu?
"Ini kunci elektrik, bisa membuka semua ruangan. Bentuknya memang begini. Tempelkan saja pada alat deteksi." Mikuo seolah bisa membaca pikiran Lenka dan menjawabnya.
Yah, wong ndeso, mas. Harap maklum.
"Siap, tuan!" Lenka tahu-tahu sudah berdiri dan memberi hormat padanya. Mikuo bergegas pergi menaiki mobilnya dan mencoba membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
"Kuharap kau tidak seperti yang lainnya, Lenka."
Nahlo. Sekarang dia yang manggil pake nama kecil. Pasti ada jengkol di balik semur nih, pasti.
Lenka tidak lagi menoleh pada Mikuo yang menjalankan mobilnya dan memandanginya penuh iba sesaat. Lenka membulatkan hati akan bekerja sepenuh hati. Ia pun mendorong pintu depan yang sedikit terbuka tadi dan mendapati pemandangan ruang seperti ftv-ftv yang dilihatnya di rumah tetangganya.
"Keren.." Lenka memandang takjub. Semuanya tampak berkilau. Ada guci, lantai marmer, ada tangga dan lukisan. Tajir bener si Mikuo!
"Kau pikir ceritanya begitu?!" Angan-angan Lenka sebenarnya pupus. Yang tadi hanya bayangannya semata.
Tidak. Bukan kilauan idaman yang didapat Lenka. Tapi sebuah pemandangan awkward yang menantinya.
Pakaian berceceran, lantai dengan jejak lumpur, tali melintang, dan apa itu yang terbang? Celana dalam?
Lenka membulat horor. Ia berhasil menghindari celana dalam yang tadi terbang.
"Siapa kau, tante?"
Tante?!
Yang Lenka lihat, seorang anak kecil memandangnya rendah dari atas tangga. Helainya sama seperti Mikuo, tapi dikucir dua karena panjang. Cebol pisan. Anak siapa nih?!
"A-aku pembantu yang baru...sa-salam kenal.."
Peraturan pertama dalam dunia pertukangan, bersikaplah sopan pada siapapun yang kau temui. Apalagi orang baru seperti Lenka. Salah sedikit, dipecel dia ―eh dipecat maksudnya.
"Ayah tidak bilang akan ada pembantu baru hari ini."
Lenka menatap horor pada si manusia mini.
Ayah?
Gosip baru hari ini, teraktual dan didapat dari sumber terpercaya.
.
.
.
.
.
.
.
a/n : Haruskah kulanjutkan ku bingung wwww maap alay dan tak jelas *cry*
Untuk ide Ijo Lumut kuambil dari fik moshi-moshi love mail delivery punyaku *ga kreatip*
Semoga cepet sembuh dari wb dan bikinin saya uhukyuuyanheuhuk ya #kodekeras #promokapal
Thanks for read!
siluman panda
