=Disclaimer=
Seventeen belongs to God and his family. Seventeen's heart belongs to his fans. And this storyline / plot belongs to me.
=Genres=
Romance, Fluff, Friendship, Brothership, Hurt
=Rated=
Around K, K+, T, and T+ (?)
=Warn=
This story contains full of boys love and his cheesy things. If you don't like the pairing or the story, just love them juseyo XD
WONWOOCAPER Proudly Present
.
.
.
Suara detak jarum jam yang terus bergerak ke arah kanan rupanya telah membuyarkan seluruh konsentrasi penghuni kelas 11-2 yang sebagian besar penghuninya –baiklah bukan sebagian tapi seluruh penghuninya adalah bocah-bocah lelaki yang sudah kehilangan ion tubuhnya. Ckckck padahal jam pulang sekolah masih tersisa sepuluh menit lagi. Pemandangan kelas ini bisa dibilang sangat tidak kondusif melihat sebagian siswa sibuk mengipaskan buku tipis pada wajahnya untuk sekedar mengusir udara panas dalam kelas tersebut, sebagian lagi sibuk mencoret-coret buku paketnya dengan model si guru yang sedang menerangkan entah apa di depan kelas, lainnya malah asyik mengagumi diri sendiri dengan sahabat yang bernama cermin –ups, lelaki juga butuh mengagumi diri sendiri kan? Dan hanya segelintir siswa yang masih dalam mode ON untuk mencatat semua tulisan keramat yang digoreskan sang guru di papan tulis. Oh di sudut kanan belakang kelas terlihat seorang bocah lelaki bertubuh jangkung yang bisa dibilang tampan –baiklah bukan hanya tampan tapi sangat tampan, sedang meletakkan kepalanya di atas meja dengan mata terpejam yang cantik. Sedangkan disampingnya, ada seorang bocah lelaki lain yang sibuk dengan olahraga jarinya –sebut saja bermain handphone– dengan tak henti tersenyum lebar yang manis namun tak menghilangkan kesan cool pada dirinya. Di depan bocah lelaki yang asyik dengan smartphonenya, terlihat bocah lain dengan rambut panjangnya yang diikat rapi kebelakang, yang terlihat paling normal diantara yang lain –duduk diam dengan posisi tegak sempurna dan matanya fokus ke depan. Hanya diam. Ya, memang dia hanya diam tak melakukan apapun. Sangat 'normal' bukan? Tak jauh dari sana, tepatnya di depan meja guru, seorang bocah lelaki pendek dengan kacamata minus bertengger manis di tulang hidungnya yang imut terlihat sangat sibuk dengan buku catatannya –entah apa yang ditulisnya. Biarlah bel sekolah yang mengakhiri penderitaan bocah-bocah kelebihan akal sehat ini.
.
= WONWOO CAPER =
.
Dari ujung koridor terdengar langkah kaki yang terkesan santai sedang berjalan kearah kelas 11-7. Seorang bocah lelaki dengan rambut hitam terkesan kasar sedikit berantakan menyembul di balik tembok di ujung koridor. Badannya kurus namun terlihat sempurna, dasinya terlihat tidak dipasang dengan benar, jas sekolahnya hanya disampirkan di bahu dan menggunakan sepatu berwarna mencolok yang sebenarnya bukan merupakan aturan sekolah. Baiklah ini masih di hari dan jam yang sama dengan scene diatas, tapi kenapa bocah ini malah berkeliaran di koridor sekolah yang sebenarnya sangat sepi? Apakah dia murid baru yang tersesat? Ah, ini sudah sepuluh menit menjelang bubarnya jam sekolah. Apakah dia hanya orang asing yang iseng berkeliling di sekolah ini? Tidak, tidak, apa kau melupakan keberadaan satpam dan cctv di sekolah megah ini? Ah, kalau begitu itu pasti kepala sekolah yang sedang –heol! Asal kau tahu saja kepala sekolah disini sudah tua dan…ayolah lelaki ini masih menggunakan seragam sekolah demi Tuhan!
-sret- pintu kelas terbuka.
Seketika aktivitas di kelas itu terhenti dan semua mata tertuju pada kedatangan seorang bocah di pintu kelas 11-7 yang rupanya kita temui tadi di koridor sekolah.
"Jeon Wonwo–" seseorang menginterupsinya namun ia terus berjalan kearah bangkunya seolah tidak terjadi apa-apa.
"–Dari mana saja kau? Ini sudah delapan menit menjelang bel sekolah berbunyi dan kau baru memasuki kelas ini huh? Apa kau tidak –ya! Jeon Wonwoo!"
Bocah itu berhenti dan menatap gurunya yang berada di depan kelas.
"Maafkan aku songsaenim. Aku sedikit muak dengan pelajaran yang tak kupahami ini jadi aku sedikit menjernihkan kepalaku dengan jalan-jalan di taman." –sambil tersenyum.
Seisi kelas hanya diam mematung dan menahan nafas, menunggu hal menarik apa yang akan terjadi selanjutnya. Yah, bisa dibilang ini adalah pemandangan yang seringkali terjadi selama satu tahun lebih berada di kelas yang sama dengan bocah ber-nametag Jeon Wonwoo itu.
Sambil menahan rasa malu dan kesal, sang guru yang bermarga Park itu hanya berkata pelan namun penuh penekanan, "Setelah bel sekolah berakhir temui aku di ruanganku. Tanpa alasan."
Tanpa berkata apa-apa lagi, ia meninggalkan kelas 11-7 dengan hati sangat dongkol mengetahui fakta bahwa ia telah dipermalukan oleh murid didiknya sendiri beberapa menit lalu. Suasana hening tanpa pergerakan itu tiba-tiba saja pecah oleh karena seluruh siswa dalam kelas ini mulai bersorak gembira karena berhasil mengakhiri bel sekolah lima menit lebih awal. Huru hara mulai tercipta di kelas ini tak terkecuali beberapa siswa yang segera menghampiri bocah tadi.
"Ya! Dari mana saja kau Jeon? Kenapa bolos tak mengajak kami?"
"As expected Jeon Wonwoo selalu berhasil membebaskan 11-7 lima menit lebih awal dari kelas lainnya! Hahaha"
"Kau gila! Kupikir kau memang lari dari pelajaran Park-Wild-ssaem. Tak kusangka ssaem terganas pun kau hancurkan harga dirinya! Hahahaha"
Sedangkan yang menjadi objek pembicaraan hanya tersenyum simpul tanpa berkata apa-apa membereskan peralatannya yang tersisa di mejanya –ngomong-ngomong peralatannya hanya PSP dan satu lembar kertas penuh dengan coretan khas Jeon Wonwoo.
Dari tempat yang lumayan jauh dari keributan berasal –maksudnya Jeon Wonwoo cs– seorang bocah laki-laki berambut pirang kotor sibuk mencatat sisa tulisan keramat dari Park ssaem yang tertinggal di papan tulis karena diinterupsi oleh datangnya Jeon Wonwoo tadi sambil menggerutu marah, entahlah apa yang sedang diomeli olehnya. Kegiatan itu berhenti ketika seseorang meletakkan telapak tangannya di kepala bocah lelaki itu. Si pirang menolehkan kepalanya dan langsung tersenyum kearah si empunya telapak tangan.
"Belum selesai?" si pirang hanya menggeleng sekilas lalu melanjutkan menulis.
"Kalau belum selesai kenapa mulutmu itu tak berhenti mengomel Kwon Soonyoung? Aku tak tahu apa yang kau katakan karena hanya terdengar seperti 'umyoung umyoung' di telingaku." –sambil tertawa.
"Aku hanya sebal Seungcheol-ah. Karena dia, lagi-lagi ssaem tak menyelesaikan pelajarannya. Ini sudah terjadi sejak satu tahun yang lalu bayangkan! Kalau begini terus bagaimana bisa aku lulus Ujian Sekolah dengan baik? Dasar bocah itu, mentang-mentang kaya jadi dia bisa seenaknya seperti itu terhadap ssaem? Aku tak habis pikir kenapa bocah seperti dia bisa diterima di sekolah ini? Bocah itu kan–"
"Aku punya nama. Namaku Jeon Wonwoo. Jadi berhentilah memanggilku dengan sebutan 'bocah itu'. Dan aku bisa bersekolah disini karena aku jenius. Mengerti?"
Tanpa menunggu jawaban dari si pirang, ia segera berlalu meninggalkan kedua orang yang masih terdiam karena terkejut dengan keberadaannya yang tiba-tiba, mengingat jarak mereka sangat jauh, bisa dibilang dari sudut satu ke sudut lainnya.
"A-apa setelah ini –aku akan baik-baik saja Seungcheol-ah?"
Menghembuskan nafas berat, "Kurasa begitu."
"A-aku harus bagaima-na?" –masih mematung dan mata melebar.
"Sudahlah lebih baik kita segera pulang Soonyoung-ah, Jihoon dan Dokyeom sudah menunggu di gerbang sekolah. Nanti kita bicarakan dengannya. Arraseo?"
Si pirang hanya mengangguk pasrah dan segera membenahi barang-barangnya yang masih berantakan di atas meja kayunya. Dengan tangan Seungcheol yang melingkar manis di pundak Soonyoung, keduanya berjalan pelan menuju gerbang sekolah dimana Jihoon dan Dokyeom sudah menunggu.
.
= WONWOO CAPER =
.
Seorang bocah laki-laki jangkung sedang mondar mandir semenjak menginjakkan kaki di rumahnya yang megah. Mulutnya tak henti mengucapkan sumpah serapah dan terkadang kakinya menendang-nendang kursi tak berdosa di ruang tamu itu. Duduk-bangkit-berjalan ke sisi kanan-berjalan ke sisi kiri-duduk di kursi lainnya-menaikkan kaki ke meja-sibuk mengutak atik smartphone miliknya-kemudian merebahkan diri di kursi yang terbilang cukup lebar-kembali duduk-bangkit- begitu terus berulang-ulang sambil terkadang melemparkan smartphone miliknya ke sembarang arah karena melihat fakta bahwa smartphonenya hanya bergeming tanpa ada balasan pesan masuk apalagi nada dering telepon masuk. Pelayan pribadinya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan tuan mudanya yang memang selalu seperti ini setiap pulang sekolah. Tak ingin mengganggu, ia hanya berdiri diam dan memperhatikan di dekat sang tuan muda.
"Arrggh! Menyebalkan. Kau kemana sih hyung? Kenapa tak membalas pesanku. Jangankan membalas, teleponku saja kau abaikan."
"Ada apa tuan muda? Sudah hampir satu jam anda terus mondar mandir di sini."
"Aku menunggu Jeon Wonwoo untuk mengangkat teleponku tapi diabaikan olehnya. Sebenarnya setelah pulang sekolah dia kemana? Selalu menolak kuajak pulang bersama. Lagipula apa-apaan sikapnya yang sok cool itu ya Tuhan kau membuatku gila Jeon!"
"Sudahlah Tuan Muda Mingyu, mungkin Tuan Muda Wonwoo sedang ada urusan."
"Urusan apa hingga dia selalu pulang terlambat setiap hari? Sebegitu rahasianya hingga aku saja diabaikan."
Pelayan pribadi Mingyu yang sering disapa dengan nama Kim Ahjussi hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan tuan mudanya yang terbilang masih kekanakan itu. Tiba-tiba ponsel Mingyu berdering tanda pesan masuk. Cepat-cepat disambarnya ponsel yang tergeletak tak berdaya di lantai itu.
'Ada apa? Aku baru selesai dan baru akan pulang.' –Jeon WonWoo–
Sebuah senyum terukir di bibir milik Mingyu begitu membuka pesan yang ternyata berasal dari orang yang sejak tadi ditunggunya.
"Mati kau Jeon Wonwoo. Malam ini tak akan kubiarkan kau tidur cepat hyung. Kkkk~" –kemudian memberikan tas ranselnya pada Kim Ahjussi yang berada di belakangnya dan segera berjalan angkuh menuju kamarnya.
TBC
.
.
.
Annyeooooonnggg~~~ Ada yang masih ingat saya? Baiklah dulunya pen name saya Kamiyama Kaoru dan sering nongol di review dengan nama Kao-Chan hiahahaha (padahal ga ada yang kenal). Sekedar info saya nggak ganti akun kok cuma ganti pen name aja tapi bukan berarti bias saya Wonwoo ya nyiahahaha.
Maafkan karena saya timbul lagi bukannya ngelanjutin FF yang kemaren (dua tahun lalu) tapi malah datang menistakan boiben baru bentukan Pledis ini T.T
Review nyoo review demi kelanjutan FF ini silahkan monggo meninggalkan jejak di kolom review bagi yang berminat. Boleh berisi hujatan akan authornya, atau jalan ceritanya yang pasaran, tapi jangan nistai dd dd Sebeuntin ya hiahahaha XD
Salam Caper dan Maho,
=WONWOOCAPER=
