.
.
Daisuke, Nee-san!
Disclaimer : Naruto cs punya Masashi Kishimoto.
Story by : Yana Kim
Warning: Chaptered, Abal-abal , AU, OOC, always typo.
.
.
.
Chapter 1
You and Me
Raja siang telah menunjukkan tubuhnya secara keseluruhan, menandakan bahwa pagi sudah akan berganti menjadi siang. Tampak seorang gadis berambut merah sepundak dan berkacamata berlari-lari kecil sambil sesekali melihat ke arah jam tangan. Terdengar sang gadis bergumam kecil menandakan suasana hatinya sedang tidak baik.
"Kenapa aku harus terlambat bangun sih? Sepuluh menit lagi kelas akan dimulai, tapi jarak ke kampus sialan itu masih seratus meter lagi!"
Ia merogoh saku celana jeansnya mengambil sebuah handphone yang sedari tadi bergetar. Ada lima pesan singkat dari sahabat gadis itu yang isinya hampir semuanya menanyakan dimana keberadaannya saat ini.
From : Ino
Karin sekarang kau dimana? Kita sudah akan masuk.
Tidak ada waktu untuk membalas pesan sahabatnya. Ia terus berjalan dan mempercepat langkahnya. Ketika melewati sebuah persimpangan, gadis bernama Karin itu melihat segerombolan anak SMA yang sepertinya bolos dan nongkrong di tempat itu.
'Jangan lagi' pikirnya.
"Hai Nee-san cantik... Sedang terburu-buru ya?" Seorang pemuda berambut kuning mulai menggodanya diikuti oleh tawa dan godaan lain dari teman-temannya. Namun gadis yang baru saja digoda tetap cuek dan kembali pada kegiatannya yaitu berlari-lari.
Seorang siswa berambut biru gelap tersenyum kecil melihat Karin yang tidak menanggapi godaan teman-temannya.
"Naruto, jangan mengganggunya. Kau tidak lihat, dia sedang terburu-buru, huh? Saking terburu-burunya, dia tidak menyadari ada dua benda miliknya yang bergoyang-goyang saat dia berlari." Siswa berambut biru gelap itu meninggikan suaranya di akhir kalimat sehingga membuat Karin yang mendengarnya berhenti dan berbalik menatap tajam sang pemilik rambut biru gelap itu. Sedangkan teman-temannya yang lain malah semakin mengeraskan suara tawa mereka.
Karin berbalik mendatangi gerombolan siswa nakal tersebut.
"Apa yang barusan kau katakan anak berandal?" Sang siswa yang menjadi objek tatapan tajam Karin hanya mengangkat salah satu sudut bibirnya.
"Aku sudah lupa," jawabnya santai.
Karin menggeram kesal. "Kau..!?"
"Bukannya kau sudah terlambat?"
Kata-kata Karin langsung dipotong oleh siswa tersebut, namun membuat Karin sadar bahwa dia memang sudah sangat terlambat.
"Sialan..!" Makinya sebelum kembali mengambil langkah untuk berlari.
Para siswa tersebut malah kembali tertawa saat melihat Karin berlari.
"Sepertinya kau memang sangat menyukainya, Sasuke," kata seorang siswa berambut kuning tadi beberapa saat kemudian.
"Begitukah?" Sahut siswa yang ternyata bernama Sasuke tersebut dengan nada enteng.
"Kau tidak takut akan diberi surat panggilan lagi, teme?"
"Baru tiga kali, aku ingin menggenapkannya menjadi sepuluh kali."
"Sialan kau."
Sasuke hanya membalasnya dengan senyum miring.
:
:
:
"Kalau tahu tidak akan diberi masuk, seharusnya aku tidak perlu berlari-lari seperti tadi," Karin menggerutu di cafeteria Universitas Konoha sambil meminum jus. Dia tidak dipersilahkan masuk oleh dosen mata kuliah Statistik Lanjutan yang seharusnya diikutinya.
Karin adalah salah satu mahasiswi semester tujuh Universitas Konoha yang mengambil jurusan Manajemen. Gadis itu terlambat bukan karena malas atau apa, ia hanya terlambat bangun pagi karena terlalu lelah bekerja sebagai pelayan di sebuah café di Konoha.
Saat ini, ia sedang meratapi nasibnya yang harus menambah kembali daftar absennya semester ini. Ia merasa, ini juga merupakan salah dari segerombolan berandal sialan yang tadi tengah membolos dan mengganggunya.
Saking asyiknya menggerutu, ia tidak melihat bahwa sahabat pirangnya telah ada di sampingnya.
"Hei, kau terlambat bangun lagi?"
"Astaga, Ino! Kau mengagetkanku tahu."
"Kau tidak menjawab pertanyaanku, Karin."
"Ya ,seperti yang kau lihat. Dosen sialan itu memang tidak ada pengertian sama sekali."
"Aku juga akan seperti itu bila mahasiswaku terlambat tiga puluh menit."
"Kau sama sekali tidak menghibur, pirang!"
"Benarkah setan merah? Hahaha.."
"Huh." Karin mendengus lalu menyeruput jusnya. Sedetik kemudian ia menoleh lagi pada Ino dan bertanya, "Setelah ini kita masuk kelas apa?"
Ino menanggapi dengan santai, "Manajemen keuangan. Nanti kita langsung masuk saja ke ruangan."
"Hah... Baiklah."
Kedua gadis itupun meninggalkan cafetaria menuju ruang kelas mereka.
:
:
:
Malam hari di sebuah mansion yang cukup megah, terlihat sepasang ayah dan anak yang duduk di sebuah ruangan. Tepatnya, sang ayah duduk dan sang anak berdiri menghadap ayahnya.
"Apa maksudnya ini, Sasuke?" Sebuah suara dingin menginterupsi keheningan di ruang tamu rumah itu. Pemilik suara yang ternyata sang ayah tengah menunjukkan kepada anaknya sebuah amplop putih dengan lambang Konoha High School.
Sang anak hanya diam tanpa menanggapi suara ayahnya.
"Apakah kau bermaksud mempermalukanku, hah? JAWAB AKU, UCHIHA SASUKE!"
"Ya."
Sang ayah terlihat terkejut dengan jawaban tiba-tiba putranya. Terlebih ketika sepasang oniks yang serupa dengan miliknya itu menyipit kala menatapnya. "Jika dengan cara ini kau bisa meninggalkan pekerjaan yang sangat kau sayangi itu. Tou-san."
Usai mengatakan itu, sang anak langsung meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya.
Jawaban telak tersebut kontan membuat sang ayah terdiam.
'Bukan begitu maksudku, Sasuke.' Batinnya.
Beberapa menit kemudian, Sasuke turun dengan membawa jaket dan kunci motor. Ia langsung melangkah ke pintu dan keluar begitu saja tanpa menghiraukan sang Ayah yang menatapnya dengan sorot mata penuh arti.
:
:
:
Di sebuah café di pusat kota Konoha.
Seorang pelayan berambut merah alias Karin terlihat mondar-mandir melayani pesanan pelanggan café yang kebetulan sangat ramai. Rambut pendeknya yang diikat terlihat sedikit berantakan seiring peluhnya yang menetes.
Sudah hampir jam sebelas malam tapi café ini masih saja mengantarkan pesanan terakhir. Karin terduduk lelah di salah satu bangku kosong sambil mengusap peluhnya.
"Karin, meja nomor 14!"
Istirahat Karin terganggu oleh panggilan salah seorang temannya. Ia pun segera beranjak ke meja yang dimaksud. Gadis itu dapat melihat seorang pria tengah duduk membelakanginya.
"Selamat datang. Anda mau pesan?"
"Hai.. Karin.."
Karin terkejut melihat pria berjaket hitam yang menjadi pelanggannya kali ini. Pria tersebut hanya tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai melihat sang pelayan.
"Berandal sialan.." desis Karin.
"Hei, aku pelangganmu disini."
"Baiklah, Tuan. Kau mau pesan apa?"
"Jam berapa kau pulang?"
"Haruskah aku menjawabnya? Sebaiknya segera beritahu aku, apa pesananmu Tuan?"
"Kau tidak bertanya bagaimana aku tahu nama dan tempat kerjamu ini, Nona?"
"Apakah itu penting?" Karin mulai jengah.
"Tentu saja."
"Baiklah, bisa kau tunggu sebentar disini?"
"Tidak masalah."
Karin meninggalkan meja itu dan pergi menuju ruang pelayan, mendekati seorang rekannya yang diketahui merupakan seorang gay.
"Hidan, kau lihat seorang pria tampan yang ada di meja nomor 14?"
"Memangnya kenapa?"
"Dia temanku, dan dia sama sepertimu," Karin menekankan kalimat terakhirnya.
"Kau serius, Karin?"
"Hm.. Bagaimana kalau kau saja yang menanyakan pesanannya? Mungkin ini akan menjadi awal yang baik untukmu dan dia."
Hidan menyeringai senang. "Ide yang sangat bagus. Terimakasih, Sayang .."
"Sama-sama." Karin balas tersenyum puas.
Kemudian Hidan mendatangi meja Sasuke .
"Hai, tampan..."
Sasuke yang melihatnya terlihat risih dan sedikit jijik, apalagi saat Hidan bermain mata padanya.
"Siapa kau?" Tanyanya sedikit mengernyit.
"Ah, aku belum memperkenalkan diri. Aku Hidan, salah satu pelayan disini."
"Pelayan?" Sasuke menyipit. "Mana Karin?"
"Jangan khawatir. Dia sudah mengatakannya padaku bahwa kita sama."
"Sama bagaimana maksudmu?"
Hidan mendekatkan kepalanya ke arah Sasuke sambil berbisik. "Kita sama-sama gay."
Sasuke menatap horror kearah pria yang dianggapnya gila itu dan langsung meninggalkan café itu.
"Aku tidak jadi pesan."
Sementara Karin hanya tertawa terbahak-bahak melihatnya dan merasa puas. Tentu saja, dendam kecilnya kepada berandal itu telah terbayar lunas.
"Awas kau, Nona. Aku akan membalas ini!" Sasuke menyeringai sambil melihat Karin yang tertawa dari jauh.
Pemuda itu tidak menyangka, mendatangi Karin dapat membuatnya melupakan masalah yang baru saja dialaminya terhadap sang ayah.
TBC
Haiii senpai semua... Aku adalah author baru yang paling baru disini dan ini adalah fict pertamaku. Aku cukup suka dengan SasuKarin, tapi lebih suka GaaHina. Intinya aku suka Anime Naruto. Ini chapter 1, semoga bisa update cepat.
Semua OOC dan maaf buat typonya...
Mohon Bimbingannya dan review-nya...
Mind to Review …?
