Minna-san! Konichiwa! n_n
Aku baru di sini dan ini fanfic pertamaku. Jadi, maaf banget kalau gaje, abal, jelek, atau apapunlah itu. Kalau mau review, silahkan! Aku nggak maksa kok, malah seneng banget kok! Kuharap, aku bisa memberikan apa yang terbaik buat kalian semua para readers!
Selamat Membaca!
L-O-V-E
Lucy POV
" Aaaakkkkhhhh! Pusing! Kenapa aku jadi buntu ide begini! Nggak ada inspirasi atau ide!" Kupukul-pukul kepalaku saking pusingnya. Aku pun meringis kesakitan sendiri. Benar-benar menyebalkan kalau sedang seperti ini situasinya. Buntu Ide. Ya, bagiku hal itu yang paling menyedihkan bagi semua penulis novel. Dan aku pun sedang mengalaminya.
Pada akhirnya, aku berjalan-jalan menyusuri seluruh isi kota Magnolia mencari inspirasi. Tetap tak ada inspirasi. Aku pun berjalan ke Guild Fairy Tail untuk mencoba melupakan kekesalanku ini. (soalnya kalau cari inspirasi di Guild Fairy Tail nggak akan pernah dapat -_-")
Saat aku masuk, tiba-tiba… Plak! "Hooo! Kuenya kena Lucy tuh, Gray!" seru laki-laki berambut pink, tak lain adalah Natsu.
"Eh! Lucy! Maaf ya kuenya kena mukamu! Kami sedang perang kue nih!" kata laki-laki satunya yang bertelanjang dada, dan pastinya itu Gray.
"Gr…Gr…Graaay…!" kini emosi menguasai perasaanku. Rasanya aku ingin menghajar Gray, padahal aku ke sini untuk melupakan kekesalanku, tapi malah makin kesal.
"Maaf Lucy, ini nggak sengaja kok!" kata Gray memohon.
"KALAU BEGITU BERSIHKAN MUKAKU SEKARANG JUGA DAN PAKAI BAJUMU!" teriakku dengan nada tinggi.
"Oh, sial! Kapan hal ini terjadi?" tanyanya setengah kaget dan setengah bingung.
Gray memang menyebalkan! Kenapa aku bisa suka padanya? Aku memang aneh! Ya, begitulah. Kuakui aku memang menyukai laki-laki yang hobinya membuka baju itu. Entah apa yang kusukai darinya. Aneh kan? Biasanya orang menyukai orang bisa dari penampilan, sikap, atau apapun itu. Tapi aku? Yah…aku memang baka.
" Baiklah Lucy, ayo kita ke kamar mandi! Biar kubersihkan wajahmu itu!" ucap Gray sambil membawa sebuah kain lap. "Baiklah, tapi harus benar-benar bersih ya!" sahutku sambil berjalan mengikutinya.
"Gray! Tuntun aku! Aku tak bisa melihat nih! Mataku tertutup kue!" ujarku sambil melambai-lambaikan tanganku mencoba mencari jalan.
"Iya, iya! Sini tanganmu!" kata Gray sambil menarik tanganku dan menuntunku sampai kamar mandi. "Suit! Suit! Mau ngapain tuh berdua?" goda Cana. "Diam kau, Cana!" seruku dengan muka semerah tomat. Untungnya, Gray tak melihatnya karena mukaku tertutup kue.
Gray pun membersihkan mukaku di wastafel yang ada di kamar mandi. Saat ia mengusap pipiku, pipiku langsung terasa panas. "Lucy, kok pipimu rasanya panas?" Tanya Gray sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Wu…wuah…te…terlalu dekat!
Lalu Gray memegangi dahiku. "Nggak demam kok.." ucapnya sambil melepaskan tangannya dari dahiku.
"Gr…Gray, mukaku sudah bersih kan? Kalau begitu, biar kukeringkan sendi…Wuah!" Aku hampir terpeleset, tapi aku jatuh tepat di dada Gray.
"Makanya, hati-hati dong. Kau ini, selalu menghawathirkanku!" kata Gray sambil tersenyum. Senyuman yang sangat keren. Oh, tidak. Jantungku berdegup tak karuan.
"Lucy?"
"Ah, iya! Maafkan aku!" kataku sambil menyingkir darinya. Dengan cepat, aku langsung mengelap wajahku yang basah.
" Thanks, Gray! Aku harus pergi! Ada urusan! Jaa ne!" Lalu aku langsung berlari meninggalkan Gray yang mematung.
Aku takut Gray tahu bahwa aku menyukainya. Aku ingin menunjukkan rasa sukaku padanya, tapi aku tak tahu caranya. Lagipula, aku punya saingan, dan itu pastinya Juvia. Juvia pasti akan marah besar padaku jika ia tahu tentang hal ini. Butiran-butiran air mata langsung mengalir dari pinggir mataku.
Gray POV
Hah? Yang tadi itu apa? Kelihatannya muka Lucy merah padam? Apa dia sakit? Entah apa yang dipikirkan Lucy, aku tak mengerti. Lalu aku keluar dari kamar mandi. "Gray-samaaaa!" teriak seorang perempuan berambut biru yang tak asing bagiku, dan itu Juvia. "Juvia! Kau itu terlalu berisik!"
"Ah…Gomen ne, Gray-sama." Kata Juvia dengan gaya centilnya.
"Ah! Kelihatannya Lu-chan memang suka pada Gray!" kata Levy yang sedang mengobrol dengan Wendy dan Carla.
"Apa katamu, Levy?" tanyaku kaget.
"Ups! Ah…Nggak ada apa-apa kok! Pergi yuk, Wendy, Carla!" ajak Levy. Mereka pun menjauh dariku.
Apa itu benar? Lucy suka padaku?
-To Be Continued-
Gimana? Bagus nggak?
Emang jelek nih fanfic…
Tapi aku udah coba yang terbaik!
Nanti, chapter selanjutnya…..lihat aja nanti. (hehehe…:3)
Jadi, mau review nggak?*digebukin massa
Okelah kalau begitu, sampai nanti lagi ya! ;D
