That Chic Senior

It's BTS fanfic | KookGa | fluff | do not plagiarism | this story copyright © by SugaryTae

Enjoy!

.

.

.

.

.

.

.

"guru privat?"

Pria yang berada di hadapannya itu mengangguk. Yoongi sungguh tidak mengerti dengan gurunya ini. Yoongi itu sudah memasuki tahun akhirnya, harusnya ia belajar, bukan mengajar. Terlebih ia harus mengajar adik kelasnya yang terkenal dengan kenakalannya itu.

Jeon Jungkook.

Yoongi sebenarnya belum pernah bertemu dengan orangnya langsung. Ia hanya mendengar gosip yang beredar. Jeon Jungkook itu suka membolos, tertidur di kelas, mem-bully adik kelasnya, tidak membayar makanan di kantin, dan masih banyak lagi. Yoongi tidak peduli juga sebenarnya, walaupun dia adik kelas. Ia lebih ingin memfokuskan dirinya untuk ujian akhir.

Tapi sekarang ia harus menjadi guru privat anak bermasalah itu. Ugh, apa ini sebuah hukuman?

.

"ku mohon Yoongi, kau satu-satunya penolongku."

Yoongi memijat pelipisnya sambil meringis. Di atas meja gurunya itu tertara namanya dengan guratan emas. Kim Seokjin ㅡyang juga adalah sepupunya. Bisa juga dikatakan Seokjin adalah guru paling muda di sekolahnya ini, dan jangan lupakan wajahnya yang tampan itu. Daannn, jangan lupakan fakta bahwa ia adalah wali kelas dari si Jeon Jungkook itu.

Yoongi menghela nafasnya. "hyung, aku harus fokus belajar."

"iya aku tahu itu. Tapi bocah itu akan tetap seperti itu terus jika tidak ada yang membinanyaㅡ"

"kau 'kan wali kelasnya,"

"ㅡerr, itu tidak cukup."

Yoongi memutar bola matanya mendengar perkataan sepupunya itu. Seokjin sudah menyatukan kedua tangannya di depan dada, dengan mata yang berkaca-kaca. Yoongi jadi penasaran, apa yang akan teman-temannya katakan jika mereka melihat guru 'cool' di hadapannya ini menjadi seperti anak kucing begini.

"ku mohon Yoongi. Aku ingin membuat bocah itu berubah. Dan aku yakin aku memilih seseorang yang tepat." sekarang tangan Seokjin sudah memegangi tangan Yoongi. Meremasnya pelan.

Yoongi berpikir sejenak. Orang yang tapat katanya? Yang benar saja. Seumur hidup Yoongi tidak pernah menjadi guru privat atau tutor atau semacam itu. Seokjin yang notabene seorang guru saja tidak bisa menangani bocah itu, apalagi Yoongi yang hanya seorang murid.

Heol, Yoongi jadi sakit perut memikirkannya.

"ya, Yoongi? Hanya sebulan sajaㅡ"

"sebulan?! Hyung kau serius?!"

Yoongi menatapnya dengan mata melebar. Sebulan itu tidak singkat. Belum lagi akan banyak ulangan yang menanti siswa tingkat akhir.

"eung, baiklah tiga minggu saㅡ"

"dua! Hanya dua minggu!"

Seokjin menghela nafas lega lalu mengangguk. Setidaknya dalam dua minggu Yoongi dapat merubah murid 'kesayangan'nya itu.

Atau tidak sama sekali..

.

.

.

.

"datang saja ke kelasnya sehabis pulang sekolah. Aku yakin ia masih di sana karena tertidur."

Dalam hidupnya, Yoongi selalu bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan oleh tuhan padanya. Tapi untuk hari ini ia mengutuk di dalam hati.

"ugh sial, akan ku adukan pada Bibi Kim nanti."

Yoongi berdiri tepat di depan kelas yang sudah di beritahu oleh Seokjin padanya tadi. Tangannya agak ragu untuk membuka pintu kelas itu. Dilihat dari luar saja, hawanya sudah menusuk begitu. Membuat Yoongi merinding.

Tetapi Yoongi memberanikan dirinya. Ia menghela nafasnya lalu membuka pintu dengan perlahan. Keningnya lalu berkerut melihat keadan kelas yang sepi.

"huh? Apa salah kelas?" Yoongi mengambil secarik kertas yang ia taruh di saku celananya.

"XI-A, benar. Aku tidak salah masuk kelas." Yoongi menggaruk kepalanya, lalu kakinya melangkah berjalan masuk ke dalam kelas tersebut.

Yoongi mengerucutkan bibirnya saat memasuki kelas tersebut. Ugh, kalau tahu begini mungkin Yoongi sudah kembali ke rumahnya dan sedang bermesraan dengan ranjangnya.

.

BRAK

Yoongi dikagetkan dengan suara pintu yang di tutup dengan kasar. Ia baru saja ingin melihat siapa pelakunya, tetapi lengannya di tarik oleh seseorang dengan kasar.

"Hei! Lepaskan tanganku! Aku bilang lepaskan tangㅡ akh!"

Yoongi meringis kesakitan saat punggungnya terhantam di pintu masuk kelas. Ia mendongak untuk melihat siapa pelakunya. Dan yang dapat Yoongi lihat seorang pemuda tampan menyeringai menatap Yoongi.

Baru saja Yoongi ingin membuka mulut untuk memarahinya, tetapi pemuda itu lebih dulu mendekatkan wajahnya dengan wajah Yoongi. Membuat Yoongi refleks menutup mulutnya dan matanya melebar. Sebelah tangannya itu mencengkram lengan Yoongi, sebelahnya lagi untuk mengunci pergerakan Yoongi.

Pemuda itu menyeringai lagi, ia menelisik wajah Yoongi cukup lama. Membuat Yoongi risih juga lama-lama.

Yoongi berusaha untuk melepaskan cengkraman pada lengannya. "hei tuan, bisa kau lepaskan aku? Lenganku sakit tahu!" Yoongi juga mendorong bahu pemuda itu.

"jadi ini guru privatku?"

Yoongi menaikkan alisnya. Jadi ini si Jeon Jungkook itu.

.

"tidak menarik."

Pelipis Yoongi berkedut kemudian. Apa-apaan maksudnya dengan 'tidak menarik' itu.

Pemuda yang di duga Jungkook itu mulai menjauhkan tubuhnya dari Yoongi. Membuat Yoongi menghela nafas lega setelahnya. Yoongi menatap Jungkook dengan seksama.

Ugh, kalau boleh jujur Jungkook itu sangat tampan, Yoongi hampir jatuh dalam pesonanya tadi. Tubuhnya juga tinggi, dan Yoongi mengutuk untuk itu. Di sini 'kan Yoongi seniornya, kenapa ia malah terlihat seperti anak domba yang akan dimakan serigala tadi.

Yoongi dapat lihat Jungkook yang memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya. Ia lalu menelisik Yoongi dari atas sampai bawah. Kemudian tersenyum miring.

"tapi kau manis juga."

"apa?!"

Jungkook mengernyitkan keningnya mendengar suara melengking Yoongi. Ia lalu meninggalkan Yoongi yang masih berdiri di depan pintu dengan pipi memerah itu.

Jungkook mendudukkan dirinya di salah satu bangku yang berada di barisan depan. Dan dengan tidak sopan mengangkat kedua kakinya ke atas meja.

"nah, sekarang kau pulang saja. Aku tidak membutuhkan guru, apalagi guru privat." Jungkook berucap dengan santai, ia memalingkan wajahnya ke arah jendela yang terbuka itu. Membuat helaian rambutnya melambai-lambai karena angin sejuk yang masuk melalui jendela.

.

BRAK

Jungkook berjengit kaget di tempat duduknya. Ia menatap Yoongi yang ternyata pelaku atas penggebrakkan mejanya. Matanya menatap tajam ke arah Jungkook. Jari telunjuknya menunjuk ke arah wajah Jungkook.

"dengar ya bocah, aku pun tidak mau mengajarmu. Tapi aku diberi tugas oleh wali kelasmu itu, dan aku harus segera melaksanakannya sampai selesai," Yoongi menghela nafasnya lalu ia menegakkan tubuhnya, kedua lengannya menyilang di depan dada.

"kita buat kesepakatan saja." Jungkook mengernyit, menunggu Yoongi melanjutkan perkataannya.

"kau," ia menunjuk Jungkook. "agar semua cepat selesai, kau hanya harus mengikuti ajaranku selama dua minggu,"

"... Bagaimana?"

Hening sesaat. Telunjuk Yoongi masih setia menunjuk Jungkook. Sedangkan Jungkook sendiri hanya mengedikkan bahunya.

"tidak mau."

.

Jari telunjuk Yoongi menggulung, matanya memancarkan api amarah yang terlalu ketara. Giginya menggertak dan gerakan selanjutnya dari Yoongi cukup membuat Jungkook kewalahan.

Yoongi menumpukan kedua lututnya di atas meja, tepat di hadapan Jungkook. Dan tangannya dengan leluasa menjambak rambut Jungkook.

"a-aw! Sakit, hey! Lepaskan tanganmu!"

"bocah sepertimu pantas mendapatkan ini! Hahahahaha!"

Jungkook semakin meringis kesakitan di saat tangan Yoongi menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Membuat tarikan pada rambutnya menguat dan Jungkook tidak menyangka di dalam tubuh sekecil ini ia cukup mempunyai kekuatan yang besar. Dan seniornya itu masih saja tertawa di atas penderitaannya

Sampai akhirnya Jungkook menggapai kedua tangan Yoongi. Inginnya menarik tangan itu menjauh dari rambutnya tapi ia malah menarik tangan Yoongi kedepan.

Membuat pemuda yang sedang bersimpuh di atas meja itu kehilangan keseimbangannya dan Yoongi terjatuh dengan tidak elitnya di atas pangkuan Jungkook.

.

"aw.." Yoongi mengusap hidungnya yang bertabrakan dengan dada Jungkook.

Menaikkan pandangannya untuk menatap Jungkook yang hanya terdiam. Wajah datarnya membuat pelipis Yoongi berkedut. Apa bocah ini tidak mau minta maaf atas kesalahannya?

"hey!" Yoongi menegakkan tubuhnya. "hidungku sakit, kau harus minta maaf!" dan lagi-lagi jarinya menunjuk Jungkook.

Jungkook berdecak, ia merentangkan kedua tangannya kebelakang kepalanya. Mengamati Yoongi yang masih terduduk di atas pangkuannya.

"kau menjambak rambutku, sekarang kau duduk dipangkuanku. Bokongmu sangat keras, pahaku serasa di hantam batu."

BUGH

"BOCAH SIALAN! HATI-HATI DENGAN UCAPANMU!"

Jungkook tersungkur di lantai. Mengerang kesakitan saat kepalan tangan Yoongi menghantam telak sisi kepalanya. Sangat keras sampai membuatnya terjatuh di lantai.

Yoongi yang sudah berdiri tegak. Menyilangkan kedua lengannya di depan dada dan menatap Jungkook dengan dagu terangkat.

"kau tidak akan mau mencari masalah dengan Min Yoongi!"

Yoongi menunjukkan kepalan tangannya untuk terakhir kali. Dan setelah itu dengan angkuh menendang meja di hadapannya dan berlalu pergi.

Meninggalkan Jungkook yang masih meringis kesakitan. Hari ini kepalanya jadi korban penganiyayaan dari senior kecil yang bernama Min Yoongi itu.

Tapi setelahnya Jungkook terkekeh. Mengusak rambutnya lalu menatap keluar jendela.

"menarik juga."

.

.

.

.

.

Keesokan harinya, Yoongi tidak bernah berekspetasi melihat Jungkook menunggunya. Di DEPAN rumahnya.

Yoongi mendecih tidak suka. Ia menutup pintu rumahnya terlebih dahulu lalu secepat mungkin berjalan cepat meninggalkan Jungkook.

"tunggu," oke, ini seperti di drama yang Yoongi tonton semalam. Lengan Jungkook melingkar dengan seenaknya di pinggang Yoongi.

"oh, Jeon Jungkook! Ternyata kita bertemu lagi." Yoongi berucap dengan sarkastik. Menghempaskan lengan Jungkook dari pinggangnya.

Jungkook hanya tersenyum miring. Ia mengikuti langkah Yoongi yang sudah berjalan terlebih dahulu di depannya.

"ingat, sepulang sekolah, di kelasku. Kau masih mempunyai tugas dari Seokjin saem."

Holly Molly.

Yoongi memutar bola matanya jengah. "lihat siapa yang bicara, kemarin kau menolak, huh."

Dan pemuda itu malah terkekeh. Lagi, dengan seenaknya ia merangkul pundak Yoongi. Mendapatkan sebuah tatapan tidak suka dari Yoongi.

"aku rasa pengajaranmu tidak akan buruk juga," kedua bahunya terangkat lalu seringaian terpatri di bibirnya.

"dan aku mulai tertarik padamu saat bokongmu menghantam pahaku."

.

"BOCAH SIALAN! MESUM! PERGI KAU DARI HIDUPKU!"

.

Dan bagaimana hari-hari senior kecil ini mengurus adik kelas bermasalah itu?

.

.

.

.

.

TBC/DELETE?

.

.

Ff ini terlahir setelah pembicaranku dengan katep tercuyung teflon-nim

Dia bilang jeka tambah manly :"D dan yaa terlahirlah tulisan aneh ini

Terserah para pembaca/? ini mau dilanjut atau di delete dan fokus ke ff ETIN sama UF

Btw, ini prev-nya WithYoongi ya ._. Ganti pen name

And last, review please so I can know your opinion ;3

With Love,

SugaryTae

Muah~