KAIHUN - Kekasih Suamiku Chapter 1 -

.

Oleh Juju JongOdult TeleportingWinds

.

KEKASIH SUAMIKU

.

CHAPTER 1

.

KIM JONGIN

OH ( KIM ) SEHUN

KIM TAEOH

.

RATED T

.

Request By BrownBearBunny

MPREG

.

HAPPY READING

.

CHAPTER 1

.

" Aku tidak yakin apakah kau mau melihat ini atau tidak... " Kata sepupu Jongin, Jongdae dengan nada meminta maaf sambil meletakkan tabloid di meja kaca yang elegan.

Sekilas pandang terhadap pria bermata besar yang sedang menunjukkan lekuk tubuhnya di halaman depan tabloid sambil tersenyum di bawah judul vulgar membuat Kim Jongin membeku. Wajahnya mengeras saat melihat gambar pria itu. Pria itu adalah Choi Minki. Kebohongan pria licik itu ikut menyumbang pada kehancuran pernikahannya. Berkaitan dengan berita yang sudah basi di kalangan orang kaya dan pesohor itu, Minki mengungkapkan di tabloid itu tanpa sedikitpun menutupi fakta seberapa rendah ia bertindak untuk meraih ketenaran. Dalam penuturan yang santai, mantan model tanpa busana itu mengaku tanpa beban bahwa ia hanya mengarang cerita mengenai malam penuh gairah yang dilewatkannya dengan Kim Jongin, di kapal pesiar pria itu.

" Kau harus menuntutnya !" Seru Jongdae.

Tindakan seperti itu tidak akan berhasil, pikir Kai. Ia tidak akan mendapatkan keuntungan apapun dengan menyeret pria murahan itu ke pengadilan. Lagipula, perceraiannya akan segera diputuskan. Sehun, yang sebentar lagi akan menjadi mantan istrinya, langsung memutuskan bahwa Jongin bersalah dengan kecepatan dan ketidakpercayaan yang akan mengejutkan setiap pria berakal sehat.

Dengan angkuh Sehun, layaknya seorang suci yang menderita karena kebaikannya, meninggalkan rumah mereka. Dengan dukungan dari Kakaknya yang mata duitan, Luhan, Sehun meninggalkan pernikahan mereka tanpa memedulikan kenyataan bahwa ia sedang mengandung anak pertama mereka. Sehun menolak mendengarkan penjelasannya. Sehun benar benar keras kepala saat itu.

" Jongin... ? " Panggil Jongdae.

Dengan susah payah Jongin menekan kemarahannya yang menggelegak.

" Aku berutang maaf padamu, " Kata Jongdae dengan canggung, ia berdiri di depan meja dan terang terangan mengutarakan pendapatnya. " Aku tidak percaya Minki menjebakmu. Dulu kami semua mengira kau memang berselingkuh dengan pria itu. "

Kecurigaan Jongin bahwa keluarganya tidak percaya ia tidak bersalah kini terbukti. Ternyata mereka sama saja dengan semua orang.

" Tentu saja tidak ada yang menyalahkanmu sedikitpun kalau kau memang berselingkuh, " Jongdae cepat cepat menambahkan. " Sehun memang tidak sesuai_ "

" Sehun adalah Ibu anakku. Jangan bicara mengenai dirinya tanpa rasa hormat yang sepatutnya. " Geram Jongin.

Jongdae merona malu dan bergegas meminta maaf. Tak tahan dengan ocehan sepupunya, Jongin meminta Jongdae keluar dari ruangannya. Setelah Jongdae pergi, Jongin bangkit dari kursinya, ia berjalan menuju jendela yang memperlihatkan pemandangan Seoul yang indah, pandangan mata Jongin tampak menerawang dan pikirannya suram.

Putra kecilnya, Taeoh, tumbuh tanpa dirinya. Kehancuran pernikahan mereka berlangsung dengan penuh kericuhan. Jongin harus berjuang keras mempertahankan haknya untuk mengunjungi putra yang sangat dicintainya itu. Ia dicap sebagai suami yang tidak setia karena tuduhan kejam Choi Minki. Pengacaranya dengan terus terang mengatakan tidak ada peluang sama sekali baginya untuk memenangkan hak asuh atas putranya dari istrinya yang memiliki reputasi tanpa cela. Jongin merasa tidak adil karena Sehun, yang telah merusak pernikahan mereka dengan ketidakpercayaan, justru mendapatkan hak asuh atas putranya.

Ia sadar dirinya tak lebih dari sekedar pengunjung tidak tetap dalam kehidupan Taeoh dan ia takut putranya akan melupakan dirinya. Bagaimana mungkin seorang anak yang masih sangat kecil bisa mengingat Ayah yang hanya datang satu bulan sekali? Tapi karena Choi Minki sudah mengungkapkan segalanya. Sehun tidak dapat menghalanginya untuk mendapatkan hak asuh putranya.

Begitu pikiran itu terlintas, Jongin seperti mendapatkan suntikan adrenalin yang mengalirkan semangat ke sekujur tubuhnya. Ia berpikir sangat mungkin Sehun melewatkan berita mengenai pengakuan Choi Minki. Sebagai seorang akademisi yang tidak terlalu peduli dengan berita sehari hari, Sehun jarang membaca tabloid.

Jongin menghubungi sekretarisnya, ia menyuruh mencari edisi baru tabloid tersebut dan mengirimkannya kepada Sehun, disertai kartu bertuliskan namanya. Kejamkah hal itu? Menurutnya tidak. Harga diri membuatnya ingin menunjukkan pada Sehun bukti ketidakbersalahannya.

Hal itu mungkin akan merusak hari Sehun atau lebih buruk lagi. Selama ini, Sehun menjalani kehidupan yang aman. Kenaifannya membuatnya mudah terluka. Jongin yakin Sehun akan selalu terjaga di malam hari karena rasa bersalah ia sudah salah menilai suaminya sendiri.

.

" Keluarlah, Jock... " Pinta Sehun kepada anjing Scottie berkaki tiga yang bersembunyi di bawah lemari.

Taeoh berceloteh dengan riang dan mulai merangkak ke bawah lemari untuk bergabung dengan teman main favoritnya. Sehun yang melihat Taeoh langsung mengangkat anaknya. Taeoh menggeliat geliat agar terbebas dari kungkungan lengan ibunya dan ketika hal itu tidak membuahkan hasil, ia berteriak kesal.

" Aaahhh... Aaahh.. " Rengek Taeoh ingin turun.

" Tidak. " Ucap Sehun dengan lembut dan perlahan kepada Taeoh. Sehun lalu menggendong Taeoh dan meletakkan putranya yang bertubuh gempal itu kedalam boks bayi.

Sehun lalu melakukan tarian yang lucu di samping boks bayi, ia mencoba mengalihkan perhatian putranya itu kepadanya. Sambil sedikit terisak, Taeoh berhenti meraung untuk menarik napas kemudian tertawa kegirangan melihat Ibunya bergoyang lucu. Taeoh duduk agar ia bisa melihat lebih jelas dan menyunggingkan senyum penuh kemenangan.

Sehun menegakkan tubuhnya kembali kemudian mengangkat Taeoh ke dalam pelukan dan memeluknya dengan erat. Seluruh rasa cinta yang pernah ia rasakan untuk Jongin telah Sehun alihkan ke putra mereka. Tanpa Taeoh, Sehun yakin ia akan menjadi gila karena rasa sedih yang dialaminya setelah pernikahannya hancur.

Kebutuhan bayinyalah yang mendorongnya untuk menhadapi kenyataan pahit tersebut dan memulai kehidupan baru bagi mereka berdua. Namun, rasa sakit yang timbul akibat pengkhianatan Jongin masih tersimpan dalam dirinya dan ia harus hidup dengan hal itu setiap hari. Ia tipe orang yang sangat perasa, tapi sejak kecil ia sudah belajar menyembunyikan perasaannya di balik penampilannya yang tenang.

Suara deru mesin mobil yang terdengar memberitahukan kepulangan Luhan. Jock keluar dari bawah lemari, menggonggong singkat sambil menatap cemas ke arah pintu ruang duduk kemudian kembali ke tempatnya semula. Sesaat kemudian, pintu terbuka dengan kasar dan menampakkan seorang pria berambut cokelat yang akan terlihat mempesona jika bukan karena ekspresi wajahnya yang menunjukkan kemarahan dan mulutnya yang terkatup rapat.

Taeoh tidak peduli dengan kedatangan Luhan, karena pamannya itu tidak pernah memberinya perhatian kecuali untuk mengeluhkan tangisan atau tingkah lakunya yang kekanakan, Taeoh menguap lebar dan menyandarkan kepalanya pada lengan Ibunya.

Luhan menatap Taeoh dengan tatapan jengkel. " Bukankah anak itu seharusnya tidur siang? "

" Aku baru saja akan menidurkannya. " Jawab Sehun. Sehun mengira Kakaknya pasti bermasalah dengan keuangan lagi. Ia lalu naik ke atas dan berusaha tidak memikirkan keadaan keuangannya sendiri yang terus menipis.

Mengenai masalah keuangan, Sehun sadar ini semua salahnya yang karena harga diri menolak bantuan keuangan yang Jongin berikan. Ia lebih mementingkan harga dirinya ketimbang akal sehat dan sekarang ia harus menghadapi konsekuensinya.

Sehun merapikan tempat tidurnya dan tempat tidur Taeoh, ia lalu membaringkan putranya itu untuk tidur siang. Setelah Taeoh terlelap, Sehun beranjak keluar kamar.

" Jangan tanya bagaimana wawancaraku hari ini !" Seru Luhan kesal saat Sehun kembali. " Wanita tua itu bahkan menuduhku memalsukan riwayat hidup, jadi kukatakan kepadanya bahwa ia bisa berbuat sesuka hati dengan pekerjaan hotel bodohnya itu !" Luhan mengerucutkan bibirnya. " Salahmulah sehingga aku dipermalukan seperti ini !"

" Salahku? " Tanya Sehun.

" Kau masih menikah dengan orang yang sangat kaya tapi kita hidup dalam kemiskinan !" Tuduh Luhan kejam. " Kau selalu mengeluh tidak punya uang dan membuatku merasa bersalah... Aku terpaksa mencari pekerjaan yang sebenarnya diluar kemampuanku, sementara kau hanya duduk santai di rumah sepanjang minggu, memanjakan Taeoh seperti seorang pangeran !"

Sehun tercengang dengan luapan amarah Kakaknya dan merasa bertanggung jawab karena ketidakmampuannya. " Luhan, aku_ "

" Kau selalu aneh, Sehun. Lihat dirimu !" Seru Luhan dengan nada merendahkan. " Kau tinggal disini, di tempat yang jauh dari keramaian dengan anjingmu yang aneh dan putramu tersayang serta tidak pernah melakukan apapun atau pergi ke suatu tempat yang terkenal. Kau bekerja di tempat yang membosankan, menjalani kehidupan yang membosankan dan orang paling membosankan yang aku kenal. Aku tidak heran Jongin mengkhianatimu dengan pria seksi itu di tengah laut! Yang mengherankan adalah ia mau menikahi pria sepertimu !"

Luhan lalu membanting pintu menuju ruang duduk dengan sangat kuat sampai sampai rumah tersebut bergetar. Sehun berusaha menekan kata kata Luhan yang menyakitkan ke alam bawah sadarnya sambil mengelus elus telinga Jock untuk menenangkan ketakutan anjingnya mendengar suara keras itu.

Sehun mengingatkan dirinya bahwa Kakaknya sedang mengalami situasi tak menyenangkan yang pastinya menguji emosi seseorang sampai batas maksimal. Lagipula, dari dulu mereka berdua memang tidak terlalu akrab.

Bunyi bel pintu menyadarkan Sehun dari pikirannya mengenai kegagalannya sebagai Adik Luhan. Sehun beranjak dan menemui seorang kurir yang memberinya sebuah paket dan langsung melaju lagi setelah Sehun menerima paket itu.

" Apa itu? " Luhan bertanya dari belakang Sehun.

" Aku tidak tahu, " Ucap Sehun. Ia mengira bingkisan itu hadiah untuk Taeoh karena ia melihat kartu berwarna keemasan mewah dengan tanda tangan Jongin yang tampak dicoretkan asal asalan. Tapi ia bingung saat menemukan tabloid dalam bingkisan mewah tersebut.

Sehun terdiam saat mengenali foto pria yang ada di tabloid itu, di bawah foto pria itu bertuliskan pria itu berjanji mengungkapkan rahasianya di halaman lima. Perut Sehun bergolak dan terasa mual, telapak tangannya berkeringat. Ia membuka halaman yang dimaksud dengan gemetar.

Setelah menemukan judul " Kebohongan Membuatku Kaya ", Sehun membaca beberapa paragraf awal dari halaman ganda sebanyak tiga kali. Tanpa rasa malu sedikitpun, Choi Minki mengakui pernyataannya bahwa ia tidur dengan Kim Jongin hanyalah kebohongan yang disusun secara efektif untuk mendapatkan ketenaran dan agar ia diundang ke pesta pesta terkemuka. Perselingkuhan sepanjang malam yang diceritakannya dengan detail menjijikkan dua tahun lalu, ternyata hanyalah sebuah kebohongan.

Sehun terdiam karena otaknya dan tubuhnya mati rasa. Keringat membasahi dahinya. Choi Minki hanya mengarang perselingkuhan itu? Semua itu hanyalah kebohongan? Perutnya terasa hampa sekarang. Jongin ternyata tidak pernah mengkhianati janji pernikahan mereka.

Jongin berkata jujur padaku dan aku... Sehun benar benar frustasi sekarang. Ia sudah beranggapan yang terburuk mengenai suaminya sendiri, bahkan ia tidak mau mendengarkan penjelasan suaminya. Aku telah meninggalkan suamiku dan pernikahan kami. Batin Sehun. Kebenaran mengerikan itu seperti menekan Sehun bulat bulat. Rasanya ia seperti terjatuh ke sumur tak berdasar dan tenggelam.

" Aku salah sangka... Aku telah salah menilai Jongin... "

" Kau... Kau melakukan apa? " Luhan bertanya lantang, ketidaksabaran membuatnya merenggut tabloid tersebut dari genggaman Sehun.

Sehun mengangkat tangannya yang gemetar untuk menangkup wajahnya saat ketegangan mulai membuatnya merasa bersalah. Pikirannya tidak dapat menghadapi pengakuan Choi Minki yang mengejutkan. Dunia yang telah ia bangun kembali ikut hancur bersamanya. Dalam sekejap ia berubah dari pria yang percaya bahwa ia bertindak benar dengan meninggalkan suaminya yang tidak setia menjadi pria yang membuat kesalahan besar dan tidak termaafkan karena melukai pria yang ia cintai beserta putra mereka.

" Tentunya kau tidak akan termakan omong kosong ini, bukan? " Tanya Luhan. " Sekarang saat ia sudah tidak terkenal, Choi Minki akan mengatakan dan melakukan apa saja agar namanya tercetak lagi di halaman utama !"

" Bukan itu... Cerita Minki sangat sesuai dengan apa yang Jongin katakan saat itu. Hanya saja aku... Saat itu... " Suara Sehun melemah, kemudian sambil menahan tangis ia berkata dengan suara bergetar. " Hanya saja saat itu aku menolak mendengarkannya. "

" Tentu saja kau menolak mendengar saat itu. " Sahut Luhan. " Kau terlalu cerdas untuk mendengarkan kebohongannya. Kau tahu Jongin adalah penakluk ulung, seorang playboy bahkan sebelum kau menikahinya. Bukankah aku sudah memperingatkanmu? "

Banyak orang berusaha memberi peringatan kepada Sehun agar tidak menikah dengan seorang Kim Jongin. Tidak ada yang bergembira mendengar berita tentang pernikahan mereka. Keluarga dan teman teman Jongin tidak gembira, begitu pula dengan keluarganya. Setiap orang tercengang dan bersikap kritis terhadap kelanggengan hubungan mereka yang dianggap tidak sesuai.

Sehun adalah seorang yang terlalu pendiam, terlalu pasif, terlalu kuno, terlalu akademis dan kurang menyenangkan bagi pria dengan pergaulan seperti Jongin. Sehun mendengarkan semua kecemasan mereka dan kepercayaan dirinya semakin rendah bahkan sebelum pernikahan. Namun, pada akhirnya, Jongin hanya perlu menjentikkan jari dan ia bersedia melewati rintangan api sekalipun. Ia mencintai Jongin di atas segalanya dan menjadi buta serta tidak berdaya bagaikan anak kecil karena rasa cinta itu.

" Well, walau bagaimanapun juga kau sudah bercerai dengannya sekarang, " Luhan mengingatkan Sehun dengan tajam. " Kau tidak seharusnya menikah dengannya dari awal. Kau sama sekali tidak cocok untuknya. "

Sehun tidak berkata apa apa. Ia hanya menatap nanar, sejenak menghilang ke alam pikirannya sendiri. Jongin tidak mengkhianatinya dengan Choi Minki. Model itu berhasil mengelabui semua orang agar ia bisa naik kapal pesiar Jongin, kenang Sehun.

Minki yang mengaku sebagai mahasiswa yang dipekerjakan oleh salah seorang tamu Jongin untuk menemani putrinya yang masih remaja selama perjalanan dan membantu putrinya meningkatkan bahasa Inggrisnya. Saat Minki mengumumkan ceritanya yang penuh warna mengenai malam penuh gairah dengan Kim Jongin ke media massa, tak ada seorangpun yang membenarkan atau menentang cerita itu, Hanya Jongin yang menentang tapi ia sama sekali tidak mau mendengarkan.

Sehun merasa muak pada dirinya sendiri. Ia telah menghukum suaminya atas dosa yang tidak pernah suaminya lakukan. Bukannya percaya pada suaminya, ia malah menelantarkan kepercayaan itu. Jongin tidak bersalah, yang berarti semua ketidakbahagiaan yang ia rasakan sejak saat itu merupakan perbuatannya sendiri.

Tapi walau bagaimanapun juga ia harus menghadapi kesalahan besar yang ia tuduhkan terhadap Jongin. " Aku harus bertemu dengan Jongin. " Gumam Sehun.

" Apa kau tidak mendengarkan apa yang kukatakan sedikitpun? " Desak Luhan. " Mengapa kau ingin bertemu dengan Jongin? "

Sehun masih terlihat shock dan belum sadar sepenuhnya dari kegalauan tapi keinginannya untuk bertemu langsung dengan Jongin sangat kuat. Sudah dua tahun lamanya ia tidak bertemu dengan Jongin, selama ini urusan perceraian mereka di urus oleh pengacara.

" Aku harus menemuinya. " Sehun dengan perlahan mulai menyusun rencana pergi ke Seoul. " Apa kau akan keluar malam ini? " Tanya Sehun pada Luhan.

Luhan mengernyitkan dahi. " Aku belum punya rencana. "

" Hanya Tuhan yang tahu jam berapa aku bisa menemui Jongin. Aku yakin, aku pasti berada di daftar terbawah tamu yang mau ia temui. Jadi, aku mungkin akan pulang larut malam. " Sehun menjelaskan dengan gugup. " Aku bisa minta pengasuh Taeoh, Minha, agar tinggal lebih lama dan menidurkan Taeoh. Bisakah kau menjaganya sampai aku pulang? "

" Jika kau menemui Jongin, itu akan jadi kesalahan terbesar yang kau lakukan !" Seru Luhan jengkel.

" Aku harus mengatakan padanya bahwa aku menyesal. Setidaknya itu hal terkecil yang dapat kulakukan untuk menebus kesalahanku. " Jelas Sehun.

Dalam kesunyian yang menegangkan itu, muncul ide cemerlang dalam pikiran Luhan. " Mungkin kau menemui Jongin bukan hal yang buruk. Kau bisa menggunakan kesempatan tersebut untuk mengatakan pada Jongin bahwa kau kekurangan uang_ "

" Aku tidak mau meminta uang padanya !" Sela Sehun.

" Well, kalau begitu aku tidak bisa menjaga Taeoh, " Sahut Luhan.

Sehun menghela napas. " Baiklah, aku akan mencoba mengatakannya pada Jongin dan melihat apa yang bisa dilakukan. "

Sikap mengalah Sehun membuat Luhan tersenyum kemenangan. " Baik, untuk sekali ini saja aku akan menjaga Taeoh. Mari berharap Jongin akan bermurah hati saat melihatmu merendahkan diri.

.

.

Saat diberitahu mengenai kedatangan Sehun, Jongin berdiri dan menghentikan rapat yang dipimpinnya selama lima menit.

Jongin terpaku di tempatnya berdiri, memandangi istri yang tidak hidup serumah lagi dengannya melalui panel kaca yang mengelilingi ruang tunggu. Di ruang besar dan elegan di bawah, Sehun terlihat kurus serta tidak berarti. Celana dan kemeja cokelatnya tidak berbentuk serta tampak kebesaran. Jauh dari lindungan dan perhatian Jongin, Sehun dengan cepat mengabaikan standar yang ditetapkan oleh Jongin dan kembali mengenakan pakaian yang tidak bergaya.

Dengan penampilan yang seperti itu, Sehun bukanlah pria yang akan menarik perhatian seseorang pada pandangan pertama. Tapi, Sehun memiliki kecantikan bercahaya yang tidak dapat ditutupi oleh penampilan luarnya. Pandangan mata Jongin tertumpu pada bahu tegap yang memiliki kulit putih seindah mutiara, kemudian berpindah ke bentuk tubuhnya yang sempurna, tangannya yang lentik serta pergelangan kakinya yang ramping. Gelombang hasrat langsung menerpa tubuh Jongin, membangkitkan gairahnya. Geram karena kendali dirinya yang lemah terhadap Sehun, Jongin mengepalkan tangan.

Ia pernah berpikir bahwa Sehun adalah istrinya yang manis, baik budi dan setia sampai mati. Kehangatan dan kesederhanaan istrinya itu mengubah pandangan sinisnya terhadap dunia. Tidak ada yang di tutup tutupi pada diri Sehun. Jongin percaya bahwa ia begitu beruntung bisa mendapatkan Sehun sebagai istrinya. Ia yakin pernikahannya akan berhasil, walaupun banyak pernikahan lain yang gagal. Jongin adalah pria yang benci pada sebuah kegagalan dan memilih istri dengan teliti serta hati hati. Nyatanya, Sehun sama sekali tidak pantas sebagai istrinya.

Akal sehat membuat Jongin mengalihkan pandangan dari Sehun. Ia kembali melangkahkan kaki kembali ke ruang rapat. Ia tidak mengundang Sehun untuk datang ke kantornya di tengah jam kerja dan meminta perhatiannya.

Tanggapan Sehun terhadap pengakuan Choi Minki itu sangat sesuai dengan pribadi Sehun yang mudah di tebak, Pikir Jongin dengan muram. Ia sangat mengenal Sehun. Bahkan, ia sempat membanggakan dirinya menguasai semua hal yang tidak dikuasai oleh Sehun. Dibalik penampilan luarnya yang tenang, Sehun dapat bertindak impulsif dan penuh emosi. Sehun selalu buta terhadap motivasi jahat orang lain. Sehun tahu segalanya tentang tumbuhan langka tapi Sehun tidak dapat mengenali dan melindungi dirinya sendiri dari rencana serta manipulasi. Sehun akan selalu berusaha melihat sisi baik dalam diri seseorang, bahkan dalam diri orang paling menyebalkan sekalipun.

Tapi sayangnya, Jongin sama sekali tidak berkeinginan sedikitpun dipulihkan nama baiknya di mata istrinya itu. Ia juga tidak berharap menemui istrinya, malah melihat kedatangan istrinya yang mendadak ke kantornya itu sebagai tindakan bodoh yang akan mempermalukan Sehun sendiri. Datang pada hari yang sama dengan hari Choi Minki mengungkapkan kebohongannya pada publik merupakan saat yang buruk. Kalau media massa menyadari kedatangan Sehun ke kantornya, mereka pasti akan segera datang bergerombol.

Setelah kembali memasuki ruang rapat, Jongin kembali memimpin rapat yang sempat tertunda tadi.

.

.

Tanpa menyadari bahwa tadi ia sedang di awasi, Sehun duduk dengan gugup dan tampak tidak nyaman. Saat di kereta tadi, ia sudah berusaha menghubungi Jongin tapi tidak tersambung. Ia pernah memiliki nomor handphone pribadi Jongin, tapi sepertinya Jongin sudah tidak menggunakan nomor itu lagi.

Dan saat ia menghubungi kantor Kim Corporation, ia di beritahu status Jongin " tidak dapat dihubungi ". Saat bertanya bagaimana ia bisa menghubungi Jongin, dengan dingin ia diberitahu hanya Jongin yang dapat memberikan informasi tersebut. Sehun sangat kecewa karena jawaban itu, jadi ia menutup telepon dan mendatangi kantor Jongin tanpa membuat janji.

Karena sudah diberitahu bahwa Jongin sedang sangat sibuk saat ia datang tadi, Sehun telah bersiap menunggu lama dan menenangkan dirinya bahwa setidaknya Jongin ada di gedung ini serta tidak sedang mengurus bisnis ke luar negeri.

Pada pukul lima sore, Jongin menutup rapat dan meminta salah seorang pegawai mengantar Sehun ke ruangannya.

Setelah menunggu selama hampir tiga jam tanpa pemberitahuan apa apa yang membuat harapan Sehun luntur, ia lega saat di antar ke ruangan Jongin. Namun, otot ototnya menegang memikirkan akan bertemu Jongin lagi setelah sekian lama. Ia tidak tahu apa yang akan ia katakan pada Jongin. Ia tak punya bayangan bagaimana akan menjembatani pertengkaran mereka. Anggapannya akan ketidak setiaan Jongin membentuk penghalang di antara diri dan perasaannya. Sekarang penghalang itu hilang dan hilang pula aturan bagaimana ia harus bertindak.

Sehun berjalan melewati pintu, ia gelisah dan tidak yakin dengan dirinya sendiri.

Saat memasuki ruangan Sehun melihat Jongin berdiri di tengah ruang kantor pria itu. Jongin adalah pria yang luar biasa tampan dan sangat maskulin. Semua oksigen yang dibutuhkan Sehun untuk bernapas sepertinya lenyap dari ruangan. Bertatapan langsung dengan Jongin setelah sekian lama membuat ia gugup.

" Jadi... " Gumam Jongin. " apa yang membuatmu jauh jauh datang kemari? "

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC / END?

Otte? ada yang berminat?

Di Chapter ini masih belum ada KaiHun momentnya yaa, di chapter depan ada sih momentnya tapi masih rada rada gimana gitu hehehehe

Ini sebenarnya FF lama dan ada beberapa adegan yang ku ambil dari novel, mohon dimaklumi krn aku gak ahli bikin FF angst jadi perlu bantuan dari sana sini hehehe,

udah di post di grup plus udah end. Sebenarnya gak ada niatan mw dipost di FFN tapi krn da yg request genre FF nya kyk FF the secret nahhh jadi ya aku ubek2 lagi folder lama.

Review lebih lima belas baru aku lanjut.

Oh ya satu lagi, tolong klo mau request liat2 authornya ya sayang. jangan request ama syakila tapi di review FF aku, begitu juga sebaliknya. dan kalo mw request kaihun aza soalnya kita bukan shipper Hun Hun yg laen .

salam sayang dan damai KAIHUN HARDSHIPPER