.x.

.

"Twilight"

NARUTO Masashi Kishimoto

Twilight Aiko Blue

.

"Saya mendapat keuntungan berupa kepuasan batin atas pembuatan fanfiksi ini."

.

.x.

Senja datang, menyapa malam, menyapu siang. Konoha mulai disibukkan dengan lampu-lampu yang menyala. Semenata Neji dan Tenten masih duduk di atas salah satu ujung tebing. Berselimutkan hening tanpa obrolan yang tercipta.

Tenten menghela napas berat. Seharusnya, ini bisa jadi agenda momen romantis seandainya saja Neji tidak terlalu sibuk dengan gulungan perkamennya dan memilih rehat sejenak barang untuk menyadari langit kini sudah berubah jingga bercampur kebiruan yang begitu indah, atau barangkali sekadar menyadari keberadaan Tenten di sebelahnya.

Tapi seperti biasa, seorang Hyuuga Neji bahkan terlalu jenius sampai tak mau repot menempatkan momen romantis, atau bahkan menambahkan sensor kepekaan rasa pada tubuhnya. Hingga Tenten―lagi-lagi―terpojok dalam momen yang indah namun salah asuhan bersama Neji.

Situasi itu terus bertahan sampai detik di mana Tenten memutuskan untuk menyudahi kekonyolan ini. Satu pemikiran melintas cepat, melesat cerdas. Senyum kecil mampir sekilas di bibirnya, dan Tenten memulainya.

"Romeo, take me somewhere we can be alone. I'll be waiting, all that's left to do is run.." Bernyanyi.

Neji mengernyitkan alis.

"You'll be the prince and I'll be the princess.. It is a love story,baby just say.."

Neji membuang napas gusar. "Tenten."

"..yes.." Berhasil, batin tenten girang. Tenten menoleh, kepala masih mangut-mangut menikmati senandungnya. "Ya, Neji?"

"Berisik."

Tenten angkat bahu tak peduli. "Baby I will, loving 'till seventy.."

"Ampun, Tenten."

"Love me like you do, love me like you do.."

Gigi atas dan bawah bertemu dengan hantaman kesal. Neji tidak ingat kapan persisnya Tenten berubah jadi gadis menyebalkan begini. "Astaga!"

"If you can see that I'm the one who understand you. Been here all long so why can you see.."

Menyebalkan, keras kepala, dan tidak mau mendengarkannya. "Tenten!"

"So get out, get out, get out of my mind, and falling to my arm instead.."

Neji memejamkan mata, menahan emosi. "Diamlah, Tenten. Kau memecah konsentrasiku."

"So open your eyes, and see. The way our horizons meet.."

Neji habis kesabaran. Ia menatap Tenten galak, gulungan perkamen terabaikan dan dibiarkan menggeletak bisu dia atas bebatuan. "Astaga, Tenten! Apa sih maumu?"

Tenten menatap balik. "Cuma nama belakangmu, Neji. Aku cuma mau nama belakangmu. Hyuuga Tenten."

.x.

.

FIN

.

.x.

A/N : Ini apa, nak? :'33333

Makasih buat yang udah terlanjur baca :)))

Review?