Hey genks! I'm back!

Okeeey. Ini adalah FF ke dua ku. Dan aku memutuskan untuk membuat cerita tentang Dramione! Yeay! Aku suka banget sama pairing ini. Gak tau kenapa. Aku merasa mereka berdua seharusnya memang ditakdir kan bersama. Haha

Untuk kemarin yang Request cerita tentang Crossover sama Percy Jackson atau Narnia. Sabar ya. Aku belum bisa nemuin tema yang tepat.

Dan buat kemarin yang Request minta dibikinin cerita-nya Athena di masa depan. Sabar ya. Aku sebenernya udah nulis cerita itu sampe kurang lebih 2 chapter. Cuma pas aku baca lagi. Aku ngerasa kaya ngasih spoiler buku The Cursed Child. Haaaaaaa jadi aku belum mau post itu karena takut banyak yang protes. Beberapa dari kalian yang baca cerita Athena Girl Chapter 9, pasti penasaran kan kenapa Athena ketemu Delphini?

Aku sebenernya suka nulis cerita yang ada karakter buatan aku sendiri. Yaa contohnya cerita aku sebelum ini. Meskipun aku belum secara tuntas mendeskripsikan si OC tersebut.

Soo. This is for you, Dramione Lovers. Maafkan jika ada typo. Namanya juga manusia yaah.

Berlatar berlakang satu tahun setelah perang Hogwarts.

DISCLAIMER : ALL HARRY POTTER CHARACTER AND WORLD ARE BELONGS TO MRS JK ROWLING.

CHAPTER ONE

Hermione berjalan mantap disamping ayah dan ibunya. Tidak peduli dengan pandangan orang orang yang memandangnya dengan penuh sanjungan, seperti baru melihat Pahlawan. Well, memang Hermione baru saja menerima penghargaan dari Kementrian Sihir yang kini di pimpin oleh Kingsley Shacklebolt. Harry, Ron dan Hermione dianggap menjadi pahlawan karena berhasil mengalahkan Pangeran Kegelapan, Voldemort.

Hermione memang belum terbiasa dengan itu semua. Selama kurang lebih satu tahun setelah Perang Hogwarts tahun lalu, Hermione merasakan perbedaan terjadi di hidupnya. Banyak orang kini memandangnya segan. Seolah olah menghapuskan citra Hermione Granger yang merupakan seorang keturunan Muggle.

Kebijakan Shacklebolt benar-benar membuat perubahan signifikan bagi dunia sihir. Karena status darah yang selama ini membedakan mereka sudah dihapus. Tidak ada lagi perbedaan yang terlihat. Kingsley bilang, Pahlawan baru kita kali ini adalah terdiri dari 3 keturunan darah. Ada Ron Weasley yang merupakan Pure-Blood, ada Harry Potter yang Half-Blood dan Hermione Granger, si Muggle-Born. Ketiga perpaduan ini membuat dunia sihir lebih baik.

Hermione bisa melihat kerumunan keluarga rambut merah di ujung sana. Dengan penuh semangat, ia berlari mendekati keluarga itu dan memeluk salah seorang darinya.

"Bloody Hell, Mione. Untung saja aku bisa menyeimbangkan diri." Ucap Ron yang sedang memeluk Hermione. Hermione tersenyum dan melepaskan pelukannya. Kini ia beralih ke Mrs Weasley.

"Oh my Hermione, dear.. Aku sangat merindukan mu..." Kata Mrs Weasley sambil mengelus lembut rambut Hermione. "Dan apa kabar Mr and Mrs Granger?" Kata Mrs Weasley sambil menyalami kedua orang tua Hermione. Para orang tua terlihat sedang mengobrol asyik disana.

"Dimana Harry?" Hermione celikungan mencari si Anak Bertahan Hidup itu. Tiba tiba ada seseorang di samping Hermione yang membuatnya hampir terjatuh. Fred dan George mencoba menahan tubuh Hermione yang hampir jatuh.

"FRED! GEORGE!" Geram Hermione. Ia memukul pelah bahu si kembar Weasley. Fred dan Weasley malah cengengesan dan pergi meninggalkan Hermione dan Ron.

"Aku bersumpah jika mereka mengagetiku seperti itu lagi, akan ku rapalkan mantra Pengikat Tubuh Sempurna ke mereka." Gerutu Hermione.

"Itu yang di alami Mom tiap hari. Untung saja Mom sabar. Kalau tidak, mereka sudah dikenai mantra Avada.."

"Mantra itu sudah dilarang, Ron!" Ujar Hermione mencoba mengingati Ron.

"Yaa. Itu juga salah satu faktor utamanya." Kata Ron.

Tiga Mantra Tak Termaafkan kini dilarang keras oleh Kementrian. Bagi siapa saja yang tertangkap menggunakan salah satu dari tiga mantra itu, akan dikenakan sanksi yang sangat berat. Alasannya untuk keamanan dan kesejahteraan dunia sihir. Agar tak terjadi pertumpahan darah lagi. Tidak terjadi perang lagi.

"Itu dia..." Kata Ron. Ia menunjuk ke arah Harry yang baru saja tiba dengan Sirius.

Hermione dan Ron berlari ke arah Harry dan memeluknya erat. Sirius memandangi mereka sambil tersenyum khas.

Setelah pertempuran Hogwarts, Sirius dan Lupin juga ikut turut andil dan membersihkan nama mereka. Sirius dan Lupin menjadi salah satu nama yang ikut populer paska perang Hogwarts. Sirius dulunya diketahui menjadi salah satu pengikut setia Voldemort dan membuat kedua orang tua Harry terbunuh. Tapi pernyataan itu di sangkal oleh Harry Potter sendiri. Ia memberi kesaksian untuk Ayah Baptisnya. Bahwa yang sebenarnya mengkhianati orang tuanya adalah Peter Pettigrew.

"Seperti sudah lama tidak bertemu..." Kata Hermione.

"Yaaa. Benar benar lama." Ujar Harry dan tersenyum kepada kedua sahabatnya itu.

"Sampai jumpa di liburan nanti, Sirius. Pastikan liburan kita nanti benar-benar terlaksana" Kata Harry pada Sirius. Sirius tersenyum dan memeluk hangat Harry.

"Pasti, Son." Ia mengusap pipi Harry. "I'm gonna miss you so much."

"I'm gonna miss you too." Kata Harry.

"Sampai berjumpa lagi, Sirius.." Pamit Hermione dan melambaikan tangannya ke arah Sirius. Kini ia berpaling ke orang tuanya. Mencium pipi kedua orang tuanya bergantian dan memeluknya. Tak lupa ia pamit dengan Mr dan Mrs Weasley, juga pada Fred dan George.

Hermione kini berada di dalam kompartemen bersama Harry dan Ron. Mereka sudah meletakan tas kecilnya di atas rak dan duduk berhadapan.

Hogwarts Express perlahan meninggalkan stasiun. Meninggalkan asap putih yang membumbung tinggi di belakangnya.

"Ugh.. Aku sebenarnya tidak ingin kembali ke Hogwarts." Gerutu Ron. Hermione melotot padanya. "Apa? Otak ku sudah benar-benar tidak mau untuk belajar lagi. Lagi pula, Kementrian Sihir sudah menerima kami jika kami ingin jadi salah satu auror. Benar kan, Harry?" Katanya pada Harry.

"Dia benar, Mione." Harry setuju dengan Ron. Kini Hermione memelototi Harry.

"Kalian berdua pahlawan sekarang! Pahlawan seharusnya memberikan inspirasi pada orang orang yang mengidolakan kalian. Coba bayangkan, 'Pahlawan Baru, Ron Weasley dan Harry Potter, berhasil mengalahkan Pangeran Kegelapan, tapi tidak berhasil menyelesaikan studinya di Hogwarts'. Itu tagline berita yang pastinya akan ditulis oleh Rita Skeeter." Kata Hermione. "Lagi pula ini Cuma satu tahun guys."

"Satu tahun yang melelahkan.." Ujar Ron. Hermione mendengus ke arahnya.

Mereka kini mengalihkan pandangannya keluar kompartemen. Mereka melihat Draco Malfoy melintas dan melirik mereka sebentar. Di belakangnya terlihat Daphnee Greengrass dan Theodore Nott.

"Mereka kembali juga?" Kata Ron. Dari nada bicaranya terdengar keberatan.

"Setidaknya mereka membutuhkan lembar nilai untuk melamar pekerjaan." Cetus Hermione.

"Daphnee dan Theodore? Mereka pasti membutuhkannya. Tapi Draco? Dia salah satu orang terkaya di Inggris. Perusahaannya sangat maju." Kata Ron.

"Dulu..." Kata Harry memotong pembicaraan Ron. "Sebelum Lucius mati."

Keheningan tercipta disana. Tidak ada yang berani berbicara lebih lanjut.

"Setelah Lucius mati, dan Narcissa Malfoy di sidang. Perusahaannya mundur. Banyak pegawai yang mengundurkan diri. Dan banyak partner perusahaan yang mencabut asetnya di Malfoy Enterprises." Jelas Harry. "Nampaknya mereka tidak ingin berurusan dengan keluarga yang menjadi salah satu pengikut Voldemort."

Setelah jatuhnya Rezim Voldemort, para Death Eaters yang masih hidup di tangkap dan di adili. Banyak dari mereka yang mengaku terkena kutukan Imperius supaya bisa mengikuti kemauan Voldemort. Tentu saja banyak yang menggunakan alasan itu untuk menjauhi diri dari dinding dingin Azkaban. Namun mereka terbukti bersalah dan masuk ke Azkaban untuk proses hukuman. Tidak berlaku untuk Stan Shunpike, yang benar benar terkena kutukan Imperius.

Dan pengecualian untuk Narcissa dan Draco Malfoy. Narcissa dan Draco di berikan kebeasan setelah Harry Potter memberikan kesaksian untuk mereka berdua. Harry bersaksi bahwa Narcissa Malfoy bukan salah satu dari mereka. Karena Narcissa rela berbohong pada Voldemort dan membuat Harry selamat. Begitu juga Draco. Draco membantu Harry dalam perang Hogwarts, ia memberikan tongkat sihirnya pada Harry untuk melawan Voldemort.

Nama Narcissa dan Draco memang masih tercoreng. Tapi setidaknya, tidak seperti kebanyakan Death Eaters yang harus mendekam di Azkaban.

Hogwarts Express pun sampai di Stasiun Hogsmeade. Para Murid keluar satu persatu dari kereta dan sudah mengenakan seragam lengkap asrama masing-masing. Harry, Ron dan Hermione keluar berdampingan. Mereka bisa melihat Hagrid yang sedang kerepotan memberi arahan pada murid tahun pertama yang baru saja pertama kali menginjakan kakinya di Stasiun Hogsmeade. Hagrid melambaikan tangannya ke arah mereka. Mereka pun membalasnya.

Setelah penyortiran murid, makan malam dan sambutan kepala sekolah baru, Profesor Minerva McGonnagal, mereka di perbolehkan untuk kembali ke asrama mereka masing masing. Terkecuali para Prefect yang harus berpatroli terlebih dahulu. Malam ini, Ron dan Hermione selaku Prefect dari Gryfindor akan di pasangkan dengan Draco Malfoy dan Daphnee Greengrass selaku Prefect dari Slytherin. Sebenarnya bukan kombinasi yang bagus, mengingat (dulu) mereka bukan teman yang akrab. Tapi ini lain. Kepala Sekolah beranggapan bahwa mereka harus disatukan untuk mengenal lebih dekat.

Ron dan Hermione berada di depan aula besar. Mereka memegang tongkat mereka masing-masing dan menimbulkan cahaya dari ujung tongkatnya. Tak lupa, Ron juga memegang lentera di tangan kirinya.

"Kenapa kita harus dipasangkan dengan Slytherin, sih! Kenapa tidak dengan Ravenclaw. Atau Hufflepuff lebih baik." Gerutu Ron.

Hermione memutar bola matanya.

"Sabar, Ron. Mereka hanya telat beberapa menit saja." Kata Hermione mencoba menenangkan sahabatnya itu. Ia sedang membaca buku kecil di tangannya. Ia terlihat lebih asik dengan buku yang ada di tangannya ketimbang berbicara dengan sahabatnya itu. Ron mendengus sebal.

Namun ia terus memperhatikan Hermione. Tersenyum tipis.

"Ehm.. Mione..." Panggil Ron pelan. Hermione hanya menggumam, namun tetap fokus pada buku ditangannya.

"Soal... Soal kejadian.. Kejadian di Kamar Rahasia..." Ron gugup. Ia tidak melanjutkan kata-katanya.

Kali ini Hermione mendongak. Ia melihat Ron yang kini sedang menatap dalam matanya.

"Kita sudah pernah membicarakan ini sebelumnya, Ron..."

"Aku tahu.. Hanya saja..."

"Kau sahabat ku!" Sergah Hermione. Sebelum Ron berbicara lebih jauh.

"Aku tahu tapi... Apakah ada orang lain?" Kini mata Ron tidak menatap Hermione. Ia malah menundukan wajahnya. Hermione menghela nafas. Ia memegang kedua lengan Ron.

"Apa kau pernah melihat ku dekat dengan orang lain?" Tanya Hermione pada Ron. Memandang matanya hangat. Ron menggeleng lemah.

"Alasan aku tidak mau bersama mu karena kau adalah sahabat ku. Kau kakak ku. Kau keluarga ku. Dan bagi ku itu sudah sangat lebih dari cukup, Ron. Kita tidak bisa bersama jika... Menjadi sepasang kekasih.." Hermione kini melepaskan lengan Ron.

Saat Perang Hogwarts tahun lalu, di Kamar Rahasia. Ron mencoba menarik dan mencium Hermione. Tentu saja Hermione menolak. Ini pahit untuk Ron. Setelah Perang berakhir. Ron menyatakan cintanya pada Hermione di depan Harry. Sontak saja Harry dan Hermione bagai di sambar petir di siang bolong. Hermione menolak Ron. Mereka telah bersama sebagai seorang sahabat selama enam tahun, dan Hermione tidak mau merubah itu semua.

"Kita sudah pernah membicarakan ini sebelumnya. Dan jawaban ku selalu sama, Ron. Tak akan berubah." Tegas Hermione. Hermione tahu dia sedikit kejam pada Ron. Tapi apa boleh buat. Itu adalah satu-satunya cara membuat Ron tidak membahas hal itu lagi.

"Maaf kami terlambat.." Kata suara maskulin dari belakang Hermione.

Draco dan Daphnee muncul dari belakang mereka.

"Kami harus menghukum murid tahun ke lima yang sedang ber... mesraan.." Kata Draco.

Ron menaikan sebelah alisnya. Terlihat sekali wajah tak suka darinya saat memandang Draco. Meski Draco terbukti telah menjadi salah satu orang yang membantu Harry, tidak membuat Ron langsung bersimpati padanya.

"Yayaya. Aku percaya dengan omong mu." Kata Ron. "Lebih baik kita mulai sekarang. Kau dan Daphnee memeriksa menara astronomi. Aku dan Hermione akan memeriksa ruang bawah tanah." Perintah Ron.

"Eh? Sejak kapan kau menjadi pemimpin disini?" Sinis Draco.

"Kenapa? Memang kau mau berpatroli berdua dengan ku?" Kini Ron tak kalah sinisnya. Draco bergidik ngeri.

"Membayangkannya saja aku tidak berani, Weasley." Kata Draco. "Aku ingin berpatroli dengan Granger."

Kini mata Hermione yang membelalak kaget. Ia menatap Draco tak percaya.

"Aku?" Heran Hermione.

"Yaa. Kalau kalian berdua berpatroli bersama, Kepala Sekolah akan menegur kita. Kau tak ingat alasan dia mengapa menggabungkan Gryfindor dan Slytherin? " Ujar Draco. Ron memandangnya dengan tatapan membunuh.

"Aku rasa kau benar, Draco." Kali ini Daphnee yang bersuara. "Baiklah, aku dan Weasley akan ke ruang bawah tanah. Kau dan Granger pergi ke menara astronomi."

Ron memandang Hermione memohon. Ia tidak ingin pergi bersama Daphnee. No. Alasan sebenarnya adalah Ron tidak mau membiarkan Hermione dan Draco berduaan. Meskipun mereka berdua memang musuh dari tahun pertama. Tapi tetap saja. Seorang Draco Malfoy memiliki akal licik. Dan Ron harus mengakui. Draco mempunyai daya tarik yang sangat kuat.

"Baiklah.." Singkat Hermione. Ron memandangnya tak percaya. Daphnee yang kesal pun langsung menarik tangan Weasley.

"Percaya dengan ku. Granger tak akan disentuh oleh Draco." Kata Daphnee dan suaranya hampir menghilang dibalik koridor.

Kini tinggal Hermione dan Draco berdua di depan aula besar.

"So..." Hermione tak melanjutkan kata-katanya.

"Ladies First." Draco hanya memberikan jalan pada Hermione.

Hermione berjalan ke arah menara astronomi. Ia sesekali melirik jam tangan Muggle nya. Sudah menunjukan angka 10 malam. Ia juga sesekali menoleh ke Draco yang berjalan di belakangnya. Saat Hermione menoleh ke arahnya. Draco hanya memasang seringai khasnya.

"Huuh... Kau sangat menyebalkan jika kau memasang senyuman seperti itu di wajahmu, tahu tidak?" Gerutu Hermione. Draco tersenyum.

"Senyuman apa? Maksudmu senyuman manis ku ini?" Ledek Draco. Ia menyeringai lagi meskipun Hermione tidak melihatnya. Mereka mulai menaiki anak tangga.

"Senyuman manis? Ppfftttt... Senyuman menyebalkan, maksudmu?" Kata Hermione. Draco tertawa. Hermione menghentikan langkahnya ditengah anak tangga dan membalikan badannya menghadap Draco.

"Apa nya yang lucu?" Kesal Hermione. Matanya menatap lurus ke Draco.

Draco menyeringai lagi. Hermione mendengus. Kini Draco menaiki dua anak tangga. Ia berada tepat di depan wajah Granger.

"Lucu saja. Seolah kau tidak menyukai ku padahal jelas jelas kau menyukai ku.." Kata Draco hampir berbisik. Wajahnya dan wajah Hermione hanya berjarak beberapa centi. Hermione pun dapat mencium aroma mint dari mulut Draco saat ia berbicara.

Draco pun berjalan menaiki anak tangga lagi.

"Whoa whoa whoa wait.. What?" Protes Hermione. Draco menghentikan langkahnya. Ia terlihat memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Apa?"

"Sepertinya ada sebuah kesalah pahaman disini.." Kini Hermione mencoba mensejajarkan dirinya dengan Draco. "Let me clear this things. Aku... tidak suka dengan mu."

"Oh yaa?" Draco menaikan sebelah alisnya. Yang sebenarnya membuat Draco terlihat tambah cool. "Bisa kau jelaskan kenapa kau tak suka dengan ku?"

"Pertama. Aku tidak mengenalmu. Yang aku tahu hanya namamu, and that's it! Kedua. Kita tidak pernah berteman. Dan itu adalah alasan yang logis kenapa aku tidak suka dengan mu. Dan ketiga. Kau bukan tipe ku..." Kata Hermione. Draco terlihat sekali menahan tawa.

"So? Seperti apa tipe mu? Seperti si Weasley?" Kata Draco.

"Bukann..."

"So... Coba jelaskan ini." Draco mendekatkan wajahnya ke Hermione lagi. Membuat Hermione dapat merasakan hembusan nafas Draco. "Kenapa wangi Ramuan Cinta mu berbau Bargamot yang jelas jelas itu adalah wangi khas ku? Kenapa kau selalu membuang muka saat aku menatap mu? Dan yang terakhir..."

Hermione merasa hatinya berdegup dengan kencang.

"Jelaskan pada ku kenapa kau menggenggam tangan ku saat Perang tahun lalu berakhir?" Kata Draco. Hermione ternganga. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

Well. Saat kelas Ramuan Professor Slughorn. Hermione menjelaskan Ramuan Cinta, Amortentia. Ramuan yang wanginya khas sesuai dengan ketertarikan masing masing orang. Dan Hermione mencium wangi khas Draco.

Dan satu tahun lalu. Tepat saat Harry mengalahkan Voldemort. Hermione dan Draco terlihat berpegangan tangan erat. Meskipun hanya Luna yang melihatnya, ini terasa aneh. Bagaimana mereka tiba-tiba bisa berpegangan tangan padahal sebelumnya Draco adalah seorang pelahap maut.

"Aku... aku..." Hermione terbata-bata. Draco tersenyum penuh kemenangan. Ia masih menatap mata hazel milik Hermione. Hermione tidak membalasnya. Ia malah merasa ada sesuatu yang menyentuh rambutnya.

Mereka berdua menoleh ke atas.

Mistletoe...

-TO BE CONTINUE-

Bingung?

Sebenernya ini ceritanya nyambung sama ceritanya Athena Girl. Jadi buat kalian yang belum baca, mending baca dulu deh. Biar ngerti kedeketan Hermione dan Draco sebelumya gimana.

Maka dari itu aku buat beberapa bagian cerita Athena Girl masuk ke sini (Contoh di kelas ramuan soal Amortentia). Persis kan sama di cerita Athena Girl?

Maaf kalo belum sempurna.

Cacian, makian, saran, kritik, masukan, pujian akan diterima dengan baik.

Chapter selanjutnya di post paling cepat 5 atau 7 hari yah.

Aku juga gak tahu cerita ini bakal jadi FF panjang atau tidak. Haha tergantung sikon kali yahh.

Okey deh. Sampai ketemu nanti.

Aprilliaais