Park Chanyeol x Oh Sehun

Lee Minhyung alias Mark NCT

Romance, Drama, Family!au

Rate M

Yaoi, boys love


Ini adalah fanfic remake dari yaoi manga judulnya Koishite Daddy dengan sedikit inovasi karena ga mudah menginterpetasikan gambar jadi sebuah tulisan (tidak semua bagian di-remake secara rinci). Moga yang baca pada ngerti jalan ceritanya yak hehehe…

.

.

.


"Minhyung~ah.. apa kau sudah siap?" teriak Park Chanyeol – sang ayah yang mengurusnya sendirian karena telah bercerai dua bulan lalu. Ya, Chanyeol adalah orang tua tunggal dari seorang bocah lelaki.

Keributan kecil yang biasa terjadi setiap pagi sebelum Chanyeol mengantarkan anak semata wayangnya itu untuk pergi ke sekolahnya. Chanyeol sempat merasa sedih dan kesepian karena perceraiannya itu, tapi hidup tetap harus berjalan karena semuanya demi masa depan Minhyung. Selama ada Park Minhyung – jagoan kecilnya yang hampir berusia 5 tahun, akan membuat waktu kesendirian Chanyeol menjadi tak begitu terasa.

"Ayo kita berangkat!" ujar Chanyeol lagi sambil menggendong bocah kecil itu. Minhyung sudah mengenakan seragam sekolahnya dan Chanyeol juga sudah rapi berjas, siap-siap menuju kantornya.

Ketika mengunci pintu rumah, Chanyeol dan Minhyung bertemu dengan Sehun – tetangga apartemen kecilnya, yang juga akan berangkat kuliah.

"Selamat pagi, Sehun.." sapa Chanyeol terlebih dahulu.

"Pagi.." balas Sehun tersenyum manis.

"Maaf kalau aku merepotkan lagi" kata Chanyeol. Selama ini Sehun sering membantunya untuk menjemput Minhyung di sekolah karena Chanyeol pulang kerja cukup larut.

"Pagi Sehun hyung.. kau akan menjemputku lagi kan hari ini?" celoteh Minhyung bersemangat.

"Ya, jadilah anak baik dan tunggu aku yaa"

"Oke! I love you Sehun hyung!" jawab Minhyung masih dengan semangatnya yang tinggi.

"Tumben pagi ini kau berangkat lebih awal?" tanya Chanyeol.

"Ya. Karena aku ada kelas pagi.."

Setelah memastikan kedua apartemen mereka terkunci, mereka bertiga berjalan bersama-sama. Minhyung menggandeng ayahnya di tangan kanan dan Sehun di tangan kirinya.

.

FLASHBACK

Chanyeol mengingat kembali bagaimana ketika ia 'menemukan' Sehun di dekat apartemennya. Saat itu Sehun hanya mengenakan kemeja kebesaran dengan dua kancing teratas yang terbuka dan tanpa mengenakan celana bawahan, dan juga dengan penampilan yang agak lusuh. Terang saja Chanyeol terkejut dengan penampilan laki-laki yang tampak tidak biasa itu.

"Dia terluka. Ayo kita tolong" ujar Minhyung.

"Jangan pikirkan aku. Aku ini hanya seorang gay yang baru putus dengan kekasihku. Tidak ada yang spesial" jelas Sehun secara gamblang tanpa malu-malu sambil mengusap wajahnya yang kotor.

Astaga! Aku sungguh tak ingin terlibat dengan hal ini. Batin Chanyeol dalam hati.

"Daddy.." rengekan Minhyung yang bersikeras untuk menolong Sehun akhirnya meluluhkan hati Chanyeol. Dan sejak saat itu mereka menjadi tetangga dekat.

Chanyeol pun akhirnya tak sungkan untuk menceritakan kehidupan terdahulunya. Perceraiannya dengan sang istri karena perselingkuhan dan akhirnya hak asuh Minhyung jatuh di tangannya.

FLASHBACK END

.

.

Malam itu, ketika Chanyeol sudah pulang dari kerjanya, Sehun mengunjunginya dan Minhyung sekaligus memasak makan malam untuk mereka. Sehun bukan koki handal tapi setidaknya apa yang dimasaknya masih layak makan.

"Maaf kalau kami sering merepotkanmu" kata Chanyeol yang sedang menunggu makan malam mereka tersaji.

"Tidak apa-apa. Makanan akan terasa lebih baik kalau kita mau membaginya dengan orang lain" Sehun tersenyum.

"Kau sungguh baik.."

Tanpa Chanyeol sadari, ia mengamati Sehun yang sedang berkutat di dapur menggunakan celemek di badannya. Di dekat Sehun ada Minhyung yang terus mengawasi apa yang sedang dikerjakan Sehun. Sesekali Minhyung juga dimintai tolong oleh Sehun untuk mengambil ini itu. Chanyeol terpukau, entah dengan sikap Sehun yang 'keibuan' atau karena memang pesona wajah Sehun yang memang manis.

Mengapa Sehun tampak cantik seperti itu? Gumam Chanyeol.

"Apa kau sedang menatapku?" Sehun membuyarkan lamunan Chanyeol sambil meletakkan hidangan di meja makan mereka.

"Eh.. tidak.. tidak! Bukan seperti itu!" Chanyeol merasa salah tingkah dan mengelak.

Sehun sendiri hanya terkekeh.

Selama makan malam berlangsung, Chanyeol sedikit mencuri pandang ke arah Sehun yang duduk di hadapannya. Dan ketika Sehun mendapati Chanyeol sedang menatapnya, maka Chanyeol akan langsung membuang pandangannya ke arah Minhyung. Chanyeol dan Sehun tak banyak bicara, hanya sesekali meladeni ocehan Minhyung.

Beberapa saat setelah makan malam selesai, Minhyung kecil tertidur karena kenyang dan kelelahan. Chanyeol menggendong Minhyung ke kamarnya lalu membantu Sehun merapikan semuanya dan mencuci piring kotor di dapur.

"Kau pandai mengurus anak kecil. Kau menyukainya?" tanya Chanyeol tiba-tiba.

"Tentu saja!" wajah Sehun merekah, "Terutama Minhyung. Dia bisa terbuka padaku dan semangatnya tinggi. Dia selalu menyemangatiku" Sehun tersenyum, menunjukkan mata sipitnya yang seperti bulan sabit. Menggemaskan.

"Tapi kau tahu.." tiba-tiba ekspresi Sehun berubah datar, "Kau tahu aku gay kan? Karena itu, aku tak bisa memiliki anak sendiri. Hal itu juga yang membuatku menjadi lebih mencintai anak-anak."

"Maaf, aku tak bermaksud.." Chanyeol sedikit mengambil jarak dengan Sehun. Takut akan lebih menyinggungnya.

"Tidak apa-apa" Sehun kembali tersenyum.

"Sehun~ah.."

"Ya?"

"Kita bertiga harus makan malam bersama lagi" ajak Chanyeol dengan menatap Sehun teduh.

"Okay!"

Deg! Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang menggetarkan jantung Chanyeol ketika menatap senyuman hangat dan semangat di wajah Sehun yang seperti tanpa beban.

"Kau tampak cute.." Chanyeol menyelipkan jemarinya di antara helaian rambut Sehun.

Pandangan keduanya bertemu sejenak tanpa kata.

"Ki.. kita harus segera berbenah. Kita harus bagun lebih awal besok pagi" Sehun memecah keheningan di antara mereka.

"M.. maaf" Chanyeol membuang muka dan kembali melanjutkan pekerjaannya membantu Sehun mencuci piring-piring kotor.

"Chanyeol hyung.. kau akan membangkitkan harapanku kalau kau bersikap seperti tadi. Kau tahu.."

"Yeah.." jawab Chanyeol lirih. Pipinya sedikit bersemu dan ada getaran aneh lagi di dadanya.

Mengapa aku jadi merasa ada keanehan pada diriku setiap aku bersama Sehun?

oOo

Keesokan harinya adalah hari Ayah. Minhyung begitu bersemangat karena ia tahu bahwa ayahnya datang menjemputnya di hari istimewa itu.

"Daddy, apa kita akan ke tempat Sehun hyung hari ini?" tanya Minyung sambil mengayunkan genggaman tangannya pada sang ayah.

"Kita tidak akan ke sana." Jawab Chanyeol tegas. Ini semua bukannya tidak beralasan. Chanyeol hanya sedang tidak mengerti dengan hatinya mengingat kejadian semalam, di mana tiba-tiba senyuman Sehun menggetarkan hatinya.

Jujur saja sejak saat itu Chanyeol jadi merasa akan ada hal yang tidak baik kalau terus-terusan bertemu dengan Sehun. Perasaannya akan menjadi aneh.

"Dad.. ayo ke sana! Ayo ke tempat Sehun hyung!" mata Minhyung mulai berkaca-kaca di tengah rengekannya.

"Jangan bertindak tanpa alasan! Kalau kita mengganggunya setiap hari, Sehun hyung akan tidak suka!" tanpa Chanyeol sadari ia meninggikan nada bicaranya pada Minhyung.

Tentu saja Minhyung terkejut. Matanya terbelalak tak percaya bahwa sang ayah telah membentaknya dengan lantang.

"Daddy jahat!" buliran air mata itu mulai menetes dari sudut mata Minhyung.

"Min.. hyung.." Chanyeol menjadi terkejut dengan sikapnya sendiri.

Minhyung pun berlari menjauhi Chanyeol sambil terus menangis.

"Minhyung~ah, tunggu!" Chanyeol berusaha mengejar tapi bocah kecil itu terus berlari, padahal jarak rumah mereka tinggal sedikit lagi. Tapi Minhyung justru berlari berlawanan arah menjauhi rumah mereka.

"Minhyung! Kau di mana?!"

.

.

Sudah lewat dari jam makan malam, tapi Minhyung tak kunjung pulang. Chanyeol yakin dengan kaki-kaki kecilnya itu Minhyung tidak akan pergi terlalu jauh, tapi tetap saja Chanyeol cemas. Chanyeol segera pergi dari rumah dan mencari Minhyungnya. Apakah dia mengalami kecelakaan? Atau jangan-jangan seseorang telah menculiknya? Chanyeol terus mondar-mandir di sekitar kompleks apartemennya. Sesekali matanya memandang ke arah tempat tinggalnya dari kejauhan. Atau sebaiknya aku menunggu di rumah? Atau.. ah Sehun!

Chanyeol berlari kembali menuju bangunan apartemennya, berharap Minhyung ada di tempat Sehun. Chanyeol memencet bel tapi tempat tinggal Sehun masih tertutup rapat.

"Dia tidak di sini.." kata Chanyeol lirih.

"Ah ya! Aku akan meneleponnya saja!"

Chanyeol mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan segera menghubungi Sehun.

"Halo?" jawab Sehun dari seberang sana.

"Se.. Sehun~ah, Minhyung hilang. Apa kau tahu di mana kira-kira dia berada?" rasanya Chanyeol sudah seperti ingin menangis saja.

"Dia denganku sekarang.." jawab Sehun datar.

"Hah? Sejak kapan?!" Chanyeol masih meninggikan nada bicaranya di tengah kepanikan.

"Aku menemukannya di taman sekitar 30 menit lalu"

"30 menit lalu? Mengapa kau tidak meneleponku? Kau seharusnya tidak melakukan itu!" Chanyeol marah, panik, tapi ada sedikit kelegaan mengetahui bahwa Minhyung baik-baik saja bersama Sehun.

"Daddy!" tiba-tiba teriakan kecil Minhyung mengejutkan Chanyeol.

"Minhyung?!" Chanyeol menutup sambungan telepon dan menoleh ke arah Minhyung yang muncul dari belakangnya dan disusul oleh Sehun.

"Jangan marah!" bentak Minhyung.

Chanyeol berlari memeluk putra semata wayangnya itu.

"Kau tahu? Aku mencemaskanmu dan aku mencarimu ke mana-mana?" Chanyeol mengeratkan pelukannya.

Tiba-tiba.. Plaakk! Sebuah tamparan keras mendarat di salah satu pipi Sehun.

"Kau tahu?! Betapa cemasnya aku. Kau tidak mengerti bagaimana perasaan orang tua terhadap anaknya!" Chanyeol masih meninggikan nada bicaranya sambil meremas dada, tepat di jantungnya.

"Ma.. maafkan aku" Sehun tertunduk sambil menyentuh bekas tamparan di pipinya, air matanya ikut menetes. Antara sakit dan bersalah terhadap Chanyeol.

"Kau tidak akan pernah menjadi orang tua, jadi kau tak peduli!"

Mendengar kata-kata itu dari mulut Chanyeol seperti sebuah tamparan yang lebih keras yang Sehun rasakan.

"Ya.. kau benar. Maafkan aku. Aku tidak mengerti karena aku tak bisa menjadi orang tua" Sehun gemetar, hatinya sakit mendengar ucapan itu.

Chanyeol dan Sehun pun akhirnya masuk ke dalam apartemen masing-masing tanpa ada perkataan apa-apa lagi.

"Daddy.. apa Dad marah pada Sehun hyung?" Minhyung masih juga berkaca-kaca, "Sehun hyung hanya menemaniku. Akulah yang kabur dan mendatanginya. Aku yang bilang pada Sehun hyung untuk tidak memberi tahu Daddy. Minhyung akan minta maaf pada Dad. Maaf.. maaf.." tangisan anak kecil itu akhirnya semakin tumpah membasahi baju sekolahnya.

"Minhyung? Maafkan Dad.." Chanyeol berlutut dan memeluk Minhyung dengan erat.

Amarah yang sudah Chanyeol tumpahkan pada Sehun terlintas lagi di kepala. Aku seharusnya tidak bicara seperti itu.

"Dad akan meminta maaf pada Sehun hyung kan?"

Chanyeol mengangguk pelan, "Tunggu di rumah dan aku akan menemuinya"

Chanyeol berjalan menuju tempat tinggal Sehun dengan gontai. Hatinya sungguh bersalah mengucapkan kata-kata yang tak pantas bagi Sehun, mengingat Sehun adalah gay. Chanyeol mengetuk pintu rumah Sehun perlahan, tak ada jawaban. Chanyeol memberanikan diri untuk masuk begitu tahu pintunya tidak terkunci.

Chanyeol melihat Sehun sedang duduk bersila dan menunduk di depan televisi yang tidak menyala. Bekas tamparannya masih memerah.

"Sehun.." Chanyeol memecah keheningan di antara mereka berdua, "Maaf atas apa yang terjadi. Harusnya aku berterima kasih karena dia ada bersamamu"

"Tak apa" Sehun membuang muka, "Aku yang harusnya minta maaf karena tak menghubungimu langsung"

"Sehun, bisakah kau melihatku ketika aku.. berbicara?" Chanyeol membalikkan tubuh Sehun agar dapat melihat wajahnya, tapi air mata telah membanjiri pipi Sehun.

Chanyeol yang terkejut langsung reflek memeluk Sehun. Maafkan aku.

"Berhenti.." Sehun mendorong tubuh Chanyeol menjauh, "Sudah ku bilang kalau kau begini kau akan membangkitkan harapanku"

"Biarkan aku, Sehun. Aku sungguh-sungguh minta maaf" Chanyeol merengkuh tubuh Sehun dalam pelukannya lagi.

"Aku ingin kau mengetahui sesuatu.." Chanyeol menatap manic mata Sehun yang basah lekat-lekat.

Sehun hanya terdiam membalas tatapannya.

Dengan mantap, Chanyeol mengecup bibir Sehun. "I love you"

Chanyeol akhirnya berani mengetahui gejolak hatinya. Chanyeol luluh dengan pesona yang dimiliki Sehun, terlebih lagi mengingat bagaimana mahirnya Sehun merawat Minhyung.

"Love you too" balas Sehun lirih.

Kecupan permohonan maaf dan pengakuan rasa itu pun berlanjut menjadi sesuatu yang lebih. Entah mengapa Chanyeol ingin merasakan Sehun tanpa ragu. Chanyeol jelas tahu Sehun itu gay dan dia juga tak menolak ketika Chanyeol terus mencumbunya hingga melepaskan pakaiannya.

"Hyung?" Sehun menatap Chanyeol dengan cemas. Takut Chanyeol hanya terbawa suasana.

"Aku tak bisa bohong. Beberapa kali aku pernah membayangkan reaksimu terhadap ini, terhadap sentuhanku.." bisik Chanyeol sebelum membawa Sehun ke dalam kenikmatan duniawi.

Chanyeol terus mencumbui Sehun yang terbaring di bawahnya dan juga terus menusuk prostat Sehun hingga klimaksnya tercapai.

"Chan.. aaahhh" Sehun tumbang di dalam pelukan Chanyeol dengan peluh yang membasahi tubuh keduanya.

"Ku rasa aku bisa menerimanya" kata Sehun sambil tersipu.

"Dan ku rasa aku memang mencintaimu"

oOo

Keesokan paginya, Minhyung senang begitu mengetahui ayahnya dan Sehun sudah kembali berbaikan.

"Akan lebih bagus kalau Sehun hyung menjadi Mommy bagiku dan kita bisa terus bersama"

Sehun bersemu merah mendengar ucapan Minhyung yang entah anak umur segitu benar-benar memahami maknanya atau tidak.

"Dan itu tandanya kau juga akan bisa memiliki anak.." tambah Chanyeol ikut menggoda.

Dan sejak saat itu juga Chanyeol dan Sehun resmi berkencan.


TBC


oke.. author mo curhat dulu

karena ini remake dari manga yang emang isinya gambar semua, jadi author ngerasa kesulitan buat jabarin tiap adegan..

kalo emang ngerasa alurnya kecepetan yaa karna memang begitu adanya yg ada di dalam manga itu terutama buat bagian rate M-nya..author ga bisa jabarin detail seperti di fanfic2 terdahulu.. jadi rate M-nya slight aja yak wkwkwk

terlebih lagi todongan dari anak2 grup CHS buat bikin ff chanhun dalam rangka menyambut pergantian taun *underpressure *maapkeun author

gitu aja deh curhatnya..