Suasana pagi hari yang tenang menyelimuti rumah Grimmauld Place nomor dua belas. Sekilas rumah itu terlihat normal, tidak ada yang menyangka bahwa pahlawan dunia sihir mereka sedang mengisi pagi harinya dengan kesibukan di dapur. Harry Potter sedang kerepotan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Teddy Lupin ketika terdengar suara ketukan pintu rumahnya.

" Well, Teddy, ayo kita lihat siapa yang datang?" Harry mengangkat Teddy dan menggendongnya menuju pintu depan.

Harry membuka pintu dan nampak sosok gadis berambut coklat sedang berdiri di depan mereka dengan senyum manis di wajahnya.

" Aunt 'Mione!" Teddy tertawa senang dan langsung menggapai-gapai Hermione.

" Halo, Teddy bear" Hermione tertawa dan mengambil Teddy dari pelukan Harry.

" Wow, Mione, kau tidak bilang kalau mau kemari" komentar Harry sambil menepi agar sahabat dan anak baptisnya itu masuk.

" Kudengar hari ini Teddy kemari jadi aku kemari" balas Hermione sambil mengecup pipi Teddy dengan sayang.

" 'Arry lum masak" lapor Teddy dengan wajah polosnya.

" Harry! Ini sudah nyaris siang dan kau belum memasak untuk Teddy?" gerutu Hermione dan dia berjalan ke dapur.

Harry meringis karena tahu dia akan mendapat omelan lebih panjang ketika Hermione tiba di dapur dan benar saja.

" Harry James Potter!"

" Ya?" Harry menghampiri Hermione yang berkacak pinggang di dapurnya dengan wajah terpolos yang bisa dibuatnya.

" Demi Merlin yang agung, Harry! Kenapa dapurmu seperti baru terkena Mantra Peledak?" Hermione memandang ngeri dapur sahabatnya itu.

Telur berserakan di mana-mana, tepung menutupi lantai, piring yang belum di cuci dan alat-alat memasak nampak berantakan dan berserakan di seluruh dapur.

" Well, aku mencoba membuat pancake untuk sarapan" gumam Harry, pelan.

" Pancake!" Teddy bertepuk tangan.

" Teddy yang minta jadi aku mencoba membuatnya dan –"

" Dan hasilnya kalian menghancurkan dapur?" Hermione mengangkat alis.

" Oh, ayolah, Mione" kata Harry dengan nada memelas.

" Merlin, harusnya aku tahu dan datang lebih pagi" Hermione menghela napas.

" Pancake!" Teddy merengek pada Hermione dengan wajah puppy face yang bisa meluluhkan siapa saja.

" Ya, Teddy, ayo kita buat pancake" Hermione tersenyum " tapi aku harus membereskan ini semua dulu" dia menghela napas.

Hermione menggumamkan beberapa mantra rumah tangga dan dalam sepuluh menit dapur Harry kembali seperti semula. Harry menghela napas lega dan bersyukur karena sahabatnya ini mampu memperbaiki dapurnya tanpa mengomel, dia berhutang budi pada Teddy untuk ini.

" Kurasa kalian menghabiskan bahan membuat pancakenya, Harry" gumam Hermione ketika mengecek lemari penyimpanan dan kulkas.

" Benarkah?" Harry memandang Hermione dengan horror.

" Yup" Hermione mengangguk setelah memastikan tidak ada bahan yang tersisa lalu dia menoleh pada Teddy " Bagaimana kalau kita ke supermarket dan belanja Teddy?"

" Beanja?" Teddy memiringkan kepalanya.

" Belanja, sayang, kita beli bahan untuk membuat pancake" koreksi Hermione, tersenyum.

" Hei, kau tidak mengajakku?" Harry mengerucutkan bibir dan melipat tangannya di dada seperti anak kecil.

" Oh, kau bukan anak satu tahun, Harry" tukas Hermione tapi tak menyembunyikan senyum geli dari wajahnya.

" Ayolah, aku juga mau belanja bulanan" kata Harry.

" Baiklah, mana mantel Teddy? Accio mantel" dan sebuah mantel mungil meluncur ke arah Hermione

Teddy dengan semangat membiarkan Hermione memakaikannya mantel.

" Oh, dan lihat apa yang kubuat untukmu, Teddy" Hermione mengeluarkan sebuah syal coklat dari mantelnya

" Yeay!" Teddy melompat senang menerima syal itu dan membiarkan Hermione memakaikan syal itu " Trims, Aunt 'Mione!" dia mengalungkan lengannya di leher Hermione dan memberinya pelukan.

" Sama-sama, Teddy" balas Hermione, ringan.

" Tidak ada untukku?" tanya Harry dengan nada sedih yang dibuat-buat.

" Diamlah, Harry" tukas Hermione tak sabar sementara Harry terkekeh, dia selalu senang menggoda Hermione.

" Ayo" Harry dan Hermione melangkah keluar dari Grimmauld Place dengan Teddy yang mengalung manja di pelukan Hermione.


Udara dingin bulan Desember berhembus sementara salju sudah mulai menumpuk. Harry dan Hermione memutuskan belanja di supermarket Muggle di dekat rumah Harry. Sepanjang jalanan sudah mulai terlihat hiasan dan pohon Natal. Harry memandang semua itu dan berpikir bahwa pesta Natal sepertinya akan menyenangkan kalau saja dia tidak sendirian di rumah.

" Kau bisa rayakan Natal denganku, Teddy dan Andromeda kalau kau mau" kata Hermione, seolah membaca pikiran Harry.

" Bagaimana kau tahu?" Harry mendengus.

" Well, aku cukup lama mengenalmu, Harry" kekeh Hermione.

" Ron juga tapi dia tak pernah bisa membaca pikiranku" tukas Harry.

Hermione hanya memutar bola mata sementara Harry tersenyum pada gadis itu. Mereka tiba di supermarket beberapa saat kemudian, Harry mengambil troli dan Hermione mendudukkan Teddy di dalamnya. Mereka mulai berkeliling supermarket sambil sesekali mengambil barang dari rak dan memasukkannya dalam troli.

" Menurutmu mana lebih enak? Cokelat atau maple?" Hermione memandang botol sirup cokelat dan maple sambil berpikir.

" 'urberi!" tiba-tiba Teddy menunjuk botol sirup burberry.

" Kau yakin, Teddy? Tidak mau yang cokelat?" tanya Harry sambil mengambil botol sirup burberry itu " Um – kurasa aku ingin ambil yang cokelat juga, bagaimana menurutmu?"

" Yeah, tak masalah" Hermione mengangguk sambil mengusap rambut Teddy yang sekarang jadi berwarna coklat seperti miliknya namun berantakan seperti Harry.

" Hermione Granger?" tiba-tiba ada suara memanggil.

Harry dan Hermione menoleh dan Harry melihat seorang wanita berambut pirang tersenyum pada Hermione. Hermione nampak balas tersenyum dan memeluk wania itu.

" Samantha! Lama sekali aku tidak melihatmu" kata Hermione " Harry, ini teman kecilku, Samantha Evengreen. Samantha, ini Harry Potter"

" Senang bertemu denganmu" kata Samantha saat dia dan Harry berjabatan " Oh, apa kalian menikah?" dia menambahkan ketika melihat Teddy yang matanya hijau cemerlang seperti Harry.

" Um – kami –"

" Oh, anak kalian lucu sekali, Hermione, kau tak pernah cerita padaku" komentar Samantha sambil mencubit pelan pipi Teddy dengan gemas " Lihat, matanya seperti Harry dan rambutnya seperti mu" dia menambahkan.

" Aku dan Harry hanya sahabat, Samantha" kata Hermione, pelan " Dan ini Teddy, anak baptis Harry"

" Oh, benarkah?" Samantha kelihatan kecewa " Sayang sekali, kalian terlihat manis bersama" dia menambahkan.

Harry merasa dadanya berdetak lebih keras namun Hermione hanya tertawa pelan dan mengobrol ringan dengan Samantha. Beberapa menit kemudian, Samantha mengatakan dia harus pulang dan mengucapkan sampai jumpa dengan sopan sebelum menghilang.

" Well, sampai mana kita tadi? Oh, aku belum beli tepung" gumam Hermione dan menghilang di balik tikungan.

" Bagaimana kalau kita beli susu untukmu, Teddy?" Harry mendorong troli menuju rak bagian susu untuk anak-anak.

Harry baru memasukkan dua kotak susu untuk anak-anak ketika Hermione muncul dengan sekantung tepung dan telur, dia meletakkan barang-barangnya di troli.

" Sudah beres" kata Hermione, mengusap rambut Teddy " Well, kau sudah lapar, Teddy?"

Teddy hanya mengangguk-angguk menggemaskan lalu Hermione mendongak pada Harry.

" Belanjaan bulananmu sudah semua?"

" Yeah" Harry mengangguk " Kau temani Teddy, aku akan bayar ke kasir"

" Kau bawa uang Muggle?" Hermione mengangkat Teddy dari troli

" Ya, bagaimanapun aku tinggal di lingkungan Muggle" kata Harry, tertawa ringan.

Harry membiarkan Hermione dan Teddy menunggu sementara dia mengantri di kasir. Harry membayar belanjaan mereka dan menemui Hermione dan Teddy yang memegang es krim di tangannya.

" Hei, kau tidak membelikan Uncle Harry?" tanya Harry dengan nada pura-pura sedih terbaiknya pada putra baptisnya.

" Aunt Mione" kata Teddy, menunjuk Hermione.

" Well, Aunty Mione, 'Arry juga mau es krim" kata Harry dengan nada anak-anaknya dan wajah puppy face ke arah Hermione.

" Harry" Hermione memutar bola mata sambil terkekeh geli.

" Oh, ayolah, kau tahu aku suka es krim" protes Harry, mengerucutkan bibirnya.

" Ya, aku memang tahu" Hermione mengangguk dan menyodorkan kantung plastic berisi es krim yang sudah di belinya " Choco chip dengan wipe cream dan taburan kacang"

" Kau mengenalku dengan sangat baik, Mione, trims" kata Harry, senang dan langsung mengecup pipi Hermione sebelum menikmati es krimnya.

Harry asyik berceloteh dengan Teddy tanpa menyadari wajah Hermione yang bersemu setelah dia mengecup pipinya. Setelah Harry dan Teddy menghabiskan es krim mereka, mereka semua kembali ke Grimmauld Place nomor duabelas.