Fic ini sudah pernah saya postkan di blog saya. Jika para readers sudah pernah membacanya, ini adalah versi Naruto-nya. Dan ini murni semurni-murninya ide saya. Jadi, tidak ada acara plagiat disini^^

Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto

Rated : T

Genre : Romance, Friendship

Warning! : AU, OOC, typo, gaje, dll.

Happy Reading!

Ada sebuah sekolah yang cukup terkenal di seluruh penjuru Konoha, yaitu sekolah Marilyn International High School. Sekolah yang besar dan berstandar intenasional. Menurut orang-orang, semua alumni dari sekolah ini mempunyai otak yang encer dan multi talent. Contohnya, Senju Tsunade. Seorang wanita yang menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Wanita adalah alumni dari sekolah ini. Makanya, semua orang di Konoha, ingin masuk ke sekolah itu, tapi di situ ada peraturan khusus untuk memasuki sekolah itu. Peraturannya adalah :

1. Harus memiliki minimal 1 bakat dalam bidang olahraga.

2. Memiliki 1 bakat dalam bidang seni.

3. Pandai berbahasa Inggris.

Karena ini mulai memasuki tahun ajaran baru, Marilyn International High School mulai mencari murid baru. Pendaftaran pun di buka. Yang mendaftar, wuih…. Seperti ngantri sembako, penuh! Manusia semua!

Satu persatu nama di sebutkan, Gedung penuh dengan teriakan kesuksesan, dan penuh dengan tangis kekalahan. Dan inilah nama-nama yang lulus dalam pendaftaran sekolah ini :

1. Sabaku Temari

2. Nara Shikamaru

3. Tenten

4. Hyuuga Neji

5. Yamanaka Ino

6. Shimura Sai

7. Dll…

Dan inilah watak dan keistimewaan dari mereka :

Sabaku Temari : cuek, bergaya casual style, pandai memanah, karate, pandai nge-dance, hobinya makan cookies.

Nara Shikamaru : pemalas, cool style, pandai menembak, suka sepak bola, bisa nyanyi, hobi nya makan coklat.

Tenten : ramah, boyish style, bisa main baseball, bisa main badminton, bisa main gitar, hobi nya baca buku komik.

Hyuuga Neji : gengsi, jaim, k-pop style, suka maen bola basket, taekwondo, pandai maen biola, selalu update tentang k-pop, bisa bahasa Korea.

Yamanaka Ino : always happy, harajuku style, pandai berenang, sepeda, bisa menciptakan lagu, hobinya koleksi gambar anime.

Shimura Sai : dewasa, western style, pandai bermain takraw, bisa bermain bola voli, suka nge-arrasement kan lagu -gak heran kalau Sai sama Ino sering ngadain project sama-sama-, hobinya koleksi poster artis luar negeri, jago bahasa Inggris.

.

Besoknya, acara penerimaan murid baru…

Seorang perwakilan guru naik ke atas podium untuk mengucapkan kata sambutan, "selamat datang di tahun ajaran 2012/2013! Dan saya ucapkan selamat datang kepada murid-murid baru Marilyn International High School! Di tahun ajaran baru ini kami, para guru akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan bakat anak-anak anda …"

Setelah acara pentas seni yang di lakukan oleh murid kelas 3 SMA, diakhiri dengan kata penutup dari kepala sekolah, acara penerimaan murid baru pun selesai. Mulai besok murid-murid baru tersebut bisa bersekolah di Marilyn International High School.

.

Di hari pertama sekolah ini, pihak sekolah mengumumkan agar murid-murid baru untuk menginap di asrama selama 1 bulan untuk mengembangkan bakat-bakat mereka secara intensif. Temari kebingungan mencari kamar nya, bertanya kepada salah satu senpai-nya.

"Ehm… sumimasen, ruangan 'Q' di mana ya?"

"Itu di lantai dua, naik tangga itu, terus lurus saja, ruangan nya ada di pojok."

"Oh, arigatou, senpai!"

Dan akhirnya, sampai juga lah Temari di kamar nya. Tetapi dia heran, karena di dalam kamar tersebut ada 3 tempat tidur. Temari menggaruk kepala pirangnya dengan raut wajah bingung.

"Pasti aku tidak sendirian di sini." gumam Temari.

Ketika Temari merapikan baju nya di lemari, datang seorang cewek berambut coklat dengan 2 cepolan di kepalanya dan bertanya pada Temari.

"Kamu tidur di mana?"

"Aku di bed yang atas." jawab Temari yang masing berkutat dengan tumpukan-tumpukan bajunya.

"Namamu siapa?" Tanya cewek itu

"Aku Temari." jawab nya tanpa menoleh kearah cewek berwajah oriental itu.

"Hai! Aku Tenten! Salam kenal!" katanya dengan semangat. Namun, Temari tidak memperdulikan itu, dia cukup tau kalau nama cewek itu Tenten.

Tak lama kemudian, seorang cewek datang lagi ke kamar si Temari dan Tenten. Cewek berambut pirang panjang ponytail dan beriris aquamarine. Membawa koper dan tas miliknya ke kamar itu.

"Hai! Aku Yamanaka Ino!" salamnya dengan senyuman. Senyuman yang hangat.

"Oh, hai! Aku Tenten! Nice to meet you, Ino!" balas Tenten dengan senyuman juga.

"Dan kamu siapa?" Tanya Ino kepada Temari.

"Temari." jawabnya, begitu simple.

.

Shikamaru mendapat ruangan yang bernama "W". Dan sesampai di ruangan nya, dia langsung membaringkan badannya di tempat tidur. Tanpa dia sadari, dia pun tertidur. Memang jiwa pemalas. Tak lama kemudian datang seorang cowok berambut coklat panjang ke kamarnya, tetapi kamar nya di kunci. Kebetulan, Temari yang dari tadi mencari makanan, melihat cowok tersebut kesusahan untuk masuk ke kamarnya. Temari bertanya, "kau siapa? Kau kenapa?"

"Aku Neji, aku ingin masuk ke kamarku, tapi sepertinya terkunci dari dalam." jawab Neji –cowok itu.

"Sini biar ku coba."

Temari berusaha membuka pintu tersebut, tetapi tidak bisa. Di dobrak pun tidak bisa. Akhirnya, dia menggunakan kakinya untuk mendobrak pintu itu.

(slow motion)

Dan…

GUBRAK!

Pintu pun terbuka. Semua orang di sekitar ruangan tersebut terbengong karena terkejut. Bayangkan, badan sekecil itu, bisa mendobrak pintu hingga rusak engselnya. Sampai Shikamaru terbangun dari tidur karenanya.

"Heh! Lain kali jangan kamu kunci kamar kamu, orang yang tinggal di kamar ini gak cuma kamu aja, ada 2 orang lagi! Dia aja udah kesusahan, apa lagi yang satu lagi. Orang yang tinggal di kamar ini mau masuk!" bentak Temari.

Dengan kesal Shikamaru mengatakan, "Hah, mendokusai! Hei! Kamu siapa?! Pemilik sekolah ini?! Bukan kan?!"

Karena Temari gak mau berantam dengan cowok, dia pergi meninggalkan ruangan tersebut sambil memasang deathglare-nya ke Shikamaru. Shikamaru pun membalasnya dengan deathglare dari mata onyx-nya kepada Temari.

"Awas! Kubalas kamu nanti!" gumam Shikamaru.

.

Temari memasuki ruangan kamarnya dengan tampang badmood. Terlihat jelas dari mata teal-nya kalau dia seperti sehabis menerkam gajah.

"Nih! Makanan kalian, sudah ku bawain." kata Temari sambil memasang muka kesal.

"Arigatou. Eh, kau kenapa, Tema?" Tanya Tenten.

"Hah? Oh, gak ada. Kesel aja ama anak asrama cowok." jawab Temari sambil membaringkan badan nya di tempat tidur miliknya.

"Oh iya, bener kau yang ngerusakin pintu salah satu kamar anak asrama cowok? Kok bisa?" Tanya Ino dengan penasaran.

"Gak, aku nolongin cowok, dia mau masuk ke kamar nya, tapi kamar nya di kunci dari dalam. Ku dobrak aja pakai kaki, terbuka tapi engsel nya rusak." jelas Temari.

"Ye…. Itu nama nya ngerusak bukan nolongin." ejek Ino.

Dengan serius Tenten mendengarkan, "terus?"

"Ya, kumarahi cowok yang di dalam kamar itu." jelas Temari lagi sambil menekuk mukanya.

.

Pagi menemui Temari yang sedang terduduk diam di bangku kelasnya. Membaca, ah tidak, menatap buku pelajaran bahasa Jerman di depannya dengan tatapan bosan. Bahkan, sensei yang sedang menerangkan pelajaran tersebut pun tidak dihiraukannya. Alhasil, mata teal-nya membawa pikirannya melayang di depan jendela. Menatap kebun sekolah yang begitu indah dan rapi.

KRIIINNGGGGGG!

Akhirnya, suara yang ditunggu Temari datang juga. Suara bel istirahat. Temari segera berlari kearah lokernya, untuk mengambil cookies kesukaan nya. Temari selalu menyiapkan minimal 2 toples cookies di lokernya. Ketika ia menutup pintu lokernya, ternyata Tenten sudah menunggunya di balik pintu loker.

"Kau mengagetkanku saja!" teriak Temari dengan terkejut.

"Lama-lama kantin kalah nih! Sama simpanan cookies-mu itu!" ejek Temari. Dan lagi, Temari tidak memperdulikan itu dan membalasnya dengan juluran lidah. Tenten merengut, dan langsung merangkul Temari.

"Kamu mau ke kantin?" tanya Tenten.

"Mau!" Temari menerima tawaran Tenten. Mereka pun berjalan bersama menuju kantin yang diselingi tawa canda.

Sesampainya di kantin, Temari dan Tenten mencari tempat duduk untuk mereka.

"Duh, kita duduk dimana nih?" Tenten mulai khawatir.

Temari menjelajahi seluruh sudut-sudut kantin hingga ia mendapati 2 kursi kosong di sebelah Ino."Ah, disana aja! pas 2 kursi. Ada Ino juga." mereka menghampiri kursi itu dan mendudukinya. lalu, memesan makanan.

"Baksonya 1 ya!" pesan Tenten.

"Aku juga, Tenten!" pinta Temari.

"Kau! Masih kurang cookies-mu itu? Yasudah. Ayame baa-san, baksonya 1 lagi ya!"

" Ya!" Kantin Ayame itu selalu rame, meskipun istirahat ke 2, tetep rame. Soalnya, masakan Ayame enak-enak, murah lagi.

"2 mangkok bakso sudah datang!" Ayame datang sambil membawa nampan berisikan 2 mangkok bakso kuah.

"Huh! Ayame baa-san ! Ngagetin aja." teriak Ino yang dari tadi melamun.

"Itu lah, ngelamun aja kerjamu! Ngelamunin apa sih?" Tanya Tenten sambil menikmati semangkuk baksonya itu.

"Entah tuh, cowok ya?" tebak Temari.

"Bukan lho, kalian tau Shimura Sai?" Tanya Ino.

"Oh, itu. Young Daddy itu kan? Kenapa rupanya? Kamu suka sama dia?" Tanya Tenten penasaran.

"Aish… bukan lho. Kepo banget sih. Aku seperti merasa kenal aja gitu. Muka nya familiar kali di mata aku, seperti pernah kenal." kata Ino sambil mengingat-ingat.

Suasana hening. Sai di sebut sebagai 'Young Daddy' karena dia selalu menasehati anak-anak di sekolahan dengan kedewasaannya. Bahkan, ada yang sampai curhat dan minta nasehat sama Sai Cuma karena di putusi pacar. Ckckck…

"Ha!" teriak Ino. Seluruh anak di kantin menoleh kearah nya. Ino hanya bisa nyengir melihat seluruh siswa dan siswi menatapnya heran.

"Apaan sih! Bikin kaget aja!" teriak Temari.

"Iya, aku juga!" kata Tenten sambil mengangguk kan kepalanya karena setuju dengan omongannya Temari.

"Aku baru inget! Dia itu kawan aku satu SMP, satu kelas lagi. Dulu kami sering kerja sama kalau ada project menciptakan lagu." kata Ino dengan muka ceria.

"Oohhh… kirain kau suka sama si Young Daddy itu" ejek Temari.

"Aish….! Kan udah aku bilang, aku gak suka sama dia, Temari ku." Nggak suka, tapi di perlakukan seperti itu sama Temari dan Tenten cukup membuat Ino memerah.

"Tapi, gitu-gitu nanti suka lho!" sambung Tenten sambil mengunyah bakso nya.

"Suka? Idih! Amit-amiit!" kata Ino sambil memukul kepala dan meja.

KRRIIINNNNGGGGG!

"Eh, capcus! Udah bel tuh!" kata Ino sambil menarik tangan si Tenten. Temari pun berlari meninggalkan kantin karena ada jam pelajaran Asuma-sensei , guru sastra Jepang yang dijuluki oleh anak-anak sensei berasap karena sering merokok. Temari tidak mau di hukum karena telat masuk kelas. Ino dan Tenten sekelas, dan mereka buru-buru karena ada pengumpulan tugas sama Anko-sensei, guru Fisika ter-killer di sekolah ini.

.

Sepulang sekolah, Shikamaru menghampiri Neji yang tengah menikmati alunan-alunan lagu k-pop di earphone-nya. Shikamaru menepuk pundak teman cantiknya ini, agar Neji tau kalau Shikamaru memanggilnya.

"Neji, kamu ke asrama kan? Kau jagain dulu nih bukuku." pinta Shikamaru.

"O-ok. Kamu mau ke mana? Buru-buru kali." Tanya Neji.

"Ini, tadi kaa-san nelpon. Tou-san sakit, aku pulang dulu." kata Shikamaru sambil berlari buru-buru.

"Yasudah, hati-hati di jalan ya! GWS for your father!"

"OK!"

.

Di koridor asrama, Ino menyusuri koridor tersebut dengan langkah kakinya yang mungil. Menikmati keindahan-keindahan yang tercipta disetiap ukiran-ukiran dindingnya. Tetapi, ada sesuatu yang mengkontaminasi pandangannya. Ia melihat seorang cowok yang di kenalnya. Cowok bermata onyx, berambut hitam klimis, dan berkulit pucat layaknya mayat. Ino menghampir cowok itu dan menyapanya dengan senyuman hangat.

"Sai, kamu gak ingat sama aku?" Tanya Ino dengan penuh harapan kalau Sai akan bilang iya.

"Ehm… siapa ya? Aku gak kenal." jawab Sai sambil mengingat-ngingat wajah Ino.

"Kamu… kamu benar-benar gak kenal sama aku?" Tanya Ino dengan penyesalan.

Karena terlalu banyak bayangan-bayangan wajah yang tak jelas, kepala Sai pun sakit. Dia teriak-teriak kesakitan dan meraung-raung.

"Aw! Aaaw!" teriak Sai sambil meremas-remas kepalanya yang berdenyut.

"Sai! Sai! Shimura Sai! Kamu kenapa?! Tolong! Seseorang! Tolong!" Ino teriak minta tolong, tapi tidak ada satu pun orang yang lewat di koridor itu. Akhirnya Ino merangkul Sai sampai ke puskesmas mini milik sekolah, walaupun dia terus berteriak kesakitan. Hingga akhirnya dia pingsan.

"Ada apa ini?" Tanya dokter yang berjaga di puskesmas mini itu.

"Saya tidak tau, Dok. Pas saya bertanya, apakah dia mengingat saya, kepalanya sakit." kata Ino menjelaskan situasinya kepada dokter tersebut.

"Ya sudah. Sini, biar saya cek." kata dokter itu. Dokter muda yang memeriksa Sai itu mulai memeriksa detak jantung Sai meng-check keadaan matanya.

"Sepertinya dia kecapekan, lagi banyak pikiran mungkin." jelas sang dokter. Lalu, dokter itu mendudukkan dirinya di kursi dan mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.

Setelah sekian lama Ino menunggu, akhirnya Sai pun sadar. Ino begitu senang melihatnya. Reflex, Ino menggenggam tangan pucatnya Sai.

"Sai? Udah sadar?"

"Hu-uh…"

"Sai, syukurlah. Sudah sadar." kata Ino sambil mengucap kan syukur.

"A-aku dimana?" Tanya Sai sambil melihat sekeliling. Mengankap segala hal yang berwarna putih dan mencium aroma obat di sana-sini.

"Kamu di puskesmas mini, tadi kepalamu sakit. Terus pingsan, jadi ku bawa aja kamu ke sini." kata Ino sambil tersenyum. Memamerkan senyuman hangat dan tulusnya.

"Kamu yang membawaku ke sini? Sendirian?" Ino mengangguk.

"Habis gak ada orang yang lewat, jadi kurangkul aja kamu, kesini." Sai pun merasa kasihan dan bermaksud ingin balas budi.

"Anyway, thanks ya!"

"Ok! Your welcome, friend!" Mereka pun tertawa kecil bersama.

.

"Hi, friends! I come back!" teriak Ino sambil membuka pintu.

"You! Make me scared!" jawab Temari dengan nada sedikit marah.

"Hehehe, gomen ne. What are you doing all?" kata Ino dengan nada penuh ceria.

"You! Do you know? I have a great dreams, udah di bangunin!" teriak Tenten diikuti dengan lemparan bantalnya kearah Ino. Dengan cepat, Ino menangkap bantal itu.

"Sorry, panda. Emangnya kau mimpi apa?" Tanya Ino sambil menaikkan alisnya. Menatap Tenten dengan curiga.

"Not-nothing." jawab Tenten sambil menyembunyikan kisah mimpi tidurnya yang bagaikan Cinderella itu.

"Halah, palingan pacaran sama a mysterious boy." kata Temari.

"Heh! Gak ya!" teriak Tenten penuh malu. Rona merah yang timbul di pipi Tenten itu menambah keimutan wajahnya.

"Kamu dari mana aja, Ino?" Tanya Temari mengalihkan pembicaraan.

"Ha? Oh, a-aku dari perpus. Ada yang mau aku cari tadi." Ino berbohong, dia gak ingin Temari dan Tenten tau kalau Sai itu sakit. Sakit yang masih misterius bagi Ino.

"Oh… kamu itu udah siap ngerjain pr dari Asuma-sensei?" Tanya Tenten sambil mengambil buku Sastra Jepang miliknya.

"Oh iya! Aku lupa. Kamu udah siap?" Tanya Ino sambil menepuk jidat nya karena lupa.

"Ya… belum. Kerjain yuk!" ajak Tenten. Temari yang dari tadi asik menikmati cookies-nya sambil bermain rubik itu tidak memperdulikan hiruk pikuk suara Ino dan Tenten yang sibuk ngerjain pr dari Asuma-sensei yang kata mereka sih, susah.

"Tema, kamu kan anak kelas A, kok gak mau bantuin sih! Susah nih…" gerutu Tenten sambil merengut. Dan lagi, Temari tidak memperdulikan omongan Tenten. Dia tetap menikmati cookies-nya dan asik memutar-mutar rubik nya.

.

Shikamaru masuk ke kamarnya dengan muka lesu. "Shika, kamu kenapa? Tou-san mu baik-baik aja kan?" Tanya Neji.

"Gak, keadaan nya makin kritis." Shikamaru segera berbaring di tempat tidurnya. Dengan wajah yang selalu malas tetapi ada sedikit tersirat kesedihan disana.

"Memangnya Tou-san sakit apa?" Tanya Neji dengan sedikit perhatian.

"Stroke."

"Oh… Get well soon." kata Neji sambil keluar dari kamarnya. Neji keluar karena bosen di kamar terus, ketika dia melewati puskesmas mini, dia melihat ada Sai di dalam sedang terbaring lesu.

"Sai?" Neji heran, dan langsung menemui Sai di dalam.

"Sai, kamu kenapa?" Tanya Neji cemas. Matanya yang berwarna Lavender itu menatap Sai kasihan.

"Neji. I've got headache." jawab Sai sambil tersenyum, a fake smile of course.

"But, are you ok?" Tanya Neji lagi dengan mukanya yang cemas. Memijit pundak Sai dengan perlahan.

"Don't worry. I'm ok, Neji." kata Sai yang berusaha menenangkan Neji. Melihat perhatian Neji, Sai teringat ibunya. Apalagi Neji itu cantik seperti cewek, Sai makin rindu rumah.

"Kalau gitu, kamu kubawa ke kamar aja ya." ajak Neji.

"Ya sudahlah kalau begitu." Sai pun di rangkul Neji untuk di bawa ke kamarnya.

.

Di hari berikutnya, bel sudah berbunyi bertandakan istirahat. Dan seperti biasa, Temari menghampiri loker kesayangannya. Tapi, ketika Temari menghampiri loker nya, ada surat di pintu loker yang berisikan 'you will be ashame'. Setelah dilihat-lihat, dibolak balik surat itu, gak ada nama penerimanya. Temari mengingat-ngingat orang yang membencinya di sekolah ini.

"Ino, gak mungkin. Tenten, gak mungkin. Neji? Apalagi, seharus nya dia terima kasih. Sai? Deket aja nggak," gumam Temari, "atau jangan-jangan…"

Temari langsung memanyunkan bibirnya karena kesal. Kini, dia sudah tau siapa yang mengirim note ini.

"Aku harus lebih berhati-hati, dia pasti memasang jebakan untuk ku." gumam si pirang 4 nanas ini pelan.

'Dia' yang dimaksud Temari adalah Shikamaru. Feeling Temari, Shikamaru sudah bermaksud untuk menyiapkan rencana untuk membalas dendam kepada Temari karena dia udah berani ngebentak Shikamaru, padahal Shikamaru gak pernah di bentak. Menurut Temari, sebelum bel masuk berbunyi, Shikamaru berusaha untuk membuka loker Temari. Dan akhirnya, pintu lokernya kebuka. Shikamaru langsung melancarkan aksinya. Dia mengambil 2 toples cookies-nya Temari dan di sembunyikan di sebuah ruangan. Dan betapa cepatnya bel istirahat pun berbunyi. Semua murid keluar ke kelas masing-masing. Dengan cepat, Shikamaru meninggalkan loker Temari dan bersikap seolah-olah seperti biasa.

Setelah puas bermain-main dengan spekulasinya sendiri, Temari membuka lokernya. Ketika Temari membuka lokernya, dan dia teriak, "aaaaaaaa! Cookies-ku mana?!" Teriakan nya cukup mengagetkan orang-orang di sekitarnya.

"Ini pasti kerjaan si Shikamaru! Pasti!"

Temari langsung berlari mencari Shikamaru, dengan muka marah nya. Ketika Temari melewati kantin, Temari melihat ada Shikamaru disana, sedang bersenda gurau dengan teman-temannya. Temari langsung berfikir cepat untuk membalas perbuatan Shikamaru.

"Aha! Aku ada ide."

Temari pelan dan memamerkan evil smile-nya. Dia segera memesan 1 gelas jus apel, dan pelan-pelan mendekati Shikamaru. Temari langsung menepuk pundak Shikamaru. Ketika Shikamaru membalik kan badan nya, Temari langsung menyiramkan jus apel itu ke kepala hitam nanasnya Shikamaru.

"Hei! Apa-apaan nih! Main nyiram aja! Kamu kira aku bunga apa? Pakai acara disiram!" bentak Shikamaru sambil membersihkan tumpahan juice dari kepalanya.

"To the point aja ya! Dimana cookies-ku?! Kamu kan yang menyembunyikannya? Jawab!" Temari membalas bentak kepada Shikamaru. Di sertai deathglare yang benar-benar mematikan dari mata teal-nya.

"Mana ku tau! Makanya, punya loker di kunci." kata Shikamaru sambil menasehati Temari.

"Halah, gak usah basa-basi! Dimana cookies-ku?!" teriak Temari sambil mengepalkan tangan nya.

"Aku gak tau!" bentak Shikamaru lagi. Karena kesal berat, Temari langsung menonjok muka Shikamaru hingga bonyok.

"Sekali lagi, DIMANA COOKIES-KU?!" teriak Temari. Oke, naluri lelakinya keluar.

"Ok ok ok! Ku sembunyiin di ruang dance! Puas kamu?!" Teriak Shikamaru sambil mengelus pipinya yang kena tonjokan maut Temari.

Temari langsung berlari keruangan dance yang letaknya berada di lantai 3. Temari berlari kencang sekencang-kencangnya, hingga ia selalu menambrak siswa dan siswi yang ada di sekitar koridor yang ia lewati. Bahkan, Temari tidak meminta maaf kepada mereka. Ketika sampai dengan nafas terengah-engah, dengan sibuk Temari mencari 2 toples cookies-nya itu.

Akhirnya dapat! Terletak di atas lemari property. Dengan muka senang, dia memeluk toplesnya itu sambil mengatakan, "aku gak bisa hidup tanpa cookies."

.

Ketika Temari memasuki ruangan kelasnya, semua teman-teman sekelasnya mengerubungi Temari. Seperti ribuan semut mendapati sebutir gula.

"Eh, Temari. Kamu bikin masalah lagi sama Shikamaru?" Tanya salah satu teman sekelas Temari. Temari tidak memperdulikan pertanyaan itu, dia hanya diam. Tak lama kemudian, Baki-sensei –guru dibidang komputer- memasuki ruangan kelas Temari dan menghampiri meja Temari.

"Temari-san?"

"Ya, sensei?"

"Kamu di panggil ke ruangan kepala sekolah."

Bukannya deg-degan takut, Temari berjalan santai ke keluar kelas. Memasang wajah tanpa beban di sepanjang perjalanan menuju ruangan kepala sekolah. Temari sudah sampai pada tujuannya. Kini di depannya telah ada pintu yang bertuliskan ruangan kepala sekolah. Temari mengintip di jendela di dekatnya, disana sudah ada Shikamaru yang sedang duduk memberikan penjelasan soal kejadian di istirahat tadi bersama pria tua berambut putih panjang.

KRIEETT

"Ah, Sabaku Temari, silahkan duduk." pinta orang tua itu yang notabene adalah kepala sekolah di sekolah ini.

"Sekarang, jelaskan apa yang terjadi ketika kalian sedang beristirahat."

"Saya kesal, karena dia menyembunyikan 2 toples cookies saya, Jiraya-sama." jelas Temari dengan kepala menunduk.

"Apa benar begitu, Nara Shikamaru?" tanya Jiraya.

"Iya, Jiraya-sama." jawab Shikamaru dengan kepala menunduk yang penuh dengan rasa penyesalan.

"Ya sudah. Karena kalian murid baru, saya tidak akan menghukum kalian. Tetapi jangan di ulangi lagi. Kalian itu sudah SMA bukan anak SD." Mendengar nasehat dari kepala sekolah itu, mereka hanya mengangguk dan meninggalkan ruangan kepala sekolah.

"Ini semua karena kamu! Kalau kamu gak menyembunyikan toples cookies-ku, aku gak bakalan nonjok pipi kamu dan gak bakalan di panggil Jiraya-sama." kata Temari dengan nada kesal.

"Mendokusai! Kalau bukan karena kamu memarahiku dan membentakku waktu di asrama, aku gak bakalan menyembunyikan cookies-mu!" kata Shikamaru dengan nada marah.

"Jadi ceritanya balas dendam nih? Ok! Kita impas!" gumam Temari sambil menghentakkan sepatunya kesal.

.

Pulang sekolah ini, semua murid merasa senang karena sudah terbebas dari pelajaran sekolah. Tetapi, tidak untuk Temari. Temari hanya bisa menekuk wajahnya seharian. Mengingat kejadian waktu istirahat tadi, dia masih marah banget. Hubungan Temari dengan toples-toples cookies-nyabagaikan kakak beradik. Dekat dan tidak bisa dipisahkan. Ketika Temari sudah sampai di depan kamar asramanya, dia membuka kasar kenop pintu itu.

"Haah~~" Temari menghela nafasnya dan dengan segera Temari berjalan kearah tempat tidur. Membaringkan dirinya di tempat yang empuk itu.

"Kenapa sih, Tema? Tiap hari muka di tekuk." tanya Tenten yang dari tadi sibuk membaca buku komik favoritnya itu.

"Pasti berantam lagi dengan Shikamaru, ya kan?" kata Ino dengan penuh percaya diri dengan perkataannya. Temari memberikan deathglare terbaiknya kearah Ino.

"Biasanya kalau Temari mengeluarkan deathglare, artinya benar." kata Tenten.

"Tuh kan! Apa ku bilang! Hati-hati, ntar kalau sering berantam ujung-ujungnya suka." ejek Ino sambil menggambar anime kesukaannya di selembar kertas.

"Shut up!" teriak Temari sambil menutup telinga nya dengan bantal.

.

Shikamaru memasuki kamar asramanya dengan menekuk wajahnya dan berjalan dengan lemas. Nampak seperti tidak ada semangat untuk hidup.

"Sepertinya ada yang kena masalah lagi nih!" ejek Neji yang tengah merapikan rambut panjangnya.

"Halah, palingan berantam sama Temari lagi, ya kan?" tambah Sai. Sama seperti Temari, Shikamaru memberikan deathglare pemalasnya kepada mereka berdua dan menganggap itu hanyalah angin berlalu.

"Neji, belikan aku kopi! Pakai uang mu dulu, nanti ku ganti." perintah Shikamaru. Dasar, nyuruh orang cuma untuk pelampiasan kekesalan.

"Iya, iya. Aku, aja!" katanya Neji sambil beranjak dari tempat tidur.

.

"Kamu mau kemana, Ten?" Tanya Ino. Melihat teman pandanya ini yang tengah merapikan bajunya dan berjalan keluar ruangan.

"Mau nyari angin."

"Oalah, angin di cari. Ya sudah, jangan lama-lama!" kata Ino. Di

Tenten berjalan mengelilingi asrama sambil membaca komik favoritnya. Tanpa diketahuinya, di ujung jalan arah berlawanan, ada Neji yang terburu-buru sambil membawa kopinya Shikamaru. Shikamaru tidak mau kopinya itu dingin, makanya Neji larinya setengah-setengah. Dan akhirnya…

BYUURR!

Kopi yang dibawa Neji tumpah mengenai buku komiknya Tenten.

"Heh! Apa-apaan kamu ini! Lihat! Basah komikku kena kopi kamu!" kata Tenten dengan nada memaki.

"Woi! Situ kalau jalan pakai mata! Jangan pakai buku! Sudah tau orang terburu-buru." Neji membalas makiannya Tenten dengan makian juga. Mereka saling melempar deathglare. Dan mereka meninggal kan koridor dengan arah yang berlawanan.

Sepanjang jalan Neji mengumpat-ngumpat kesal tentang kejadian tadi. Neji memasuki kamarnya dengan muka kesal.

"Perasaan tadi Shikamaru yang datang dengan muka kesal, sekarang Neji. Hadehh…." Kata Sai sambil mengacak-acak rambut hitamnya.

"Pasti Temari, kan?" sambung Sai.

"Bukan, temannya. Si panda Tenten." jawab Neji sambil membaringkan badan nya di tempat tidur.

"Waduh! Tenten sudah ketularan keganasannya Temari, tuh!" kata Shikamaru sambil menikmati coklat dari Kaa-sannya.

"Ya sudah lah. Belajar kalian, besok kan ada pelajaran Genma-sensei." kata Sai yang sudah ada di depan meja belajar. Shikamaru, Sai, dan Neji satu kelas, dan mereka akan di berikan kuis besok sama Genma-sensei tentang macam-macam bahan kimia.

.

Kini, Neji sudah ada di depan loker yang menurutnya sih, lokernya Tenten. Neji sudah menyiapkan rencana balas dendam dengan Tenten karena perbuatan Tenten yang menurut dia menjengkelkan. Neji membongkar loker Tenten dan melakukan sesuatu di dalamnya. Setelah selesai dengan misinya, Neji langsung meninggalkan loker Tenten dan bersikap santai tanpa beban.

Tenten yang hendak menuju ke lokernya, berpas-pasan dengan Neji. Tenten menyadari hal itu, tetapi dia tidak memperdulikannya. Ketika Tenten sudah ada di depan loker miliknya. Dia merasa ada sesuatu yang aneh. Ditatapnya sebentar loker miliknya itu. Tenten baru sadar. Sekarang, Tenten sudah tau kalau Neji akan balas dendam dengan dirinya, karena dia teringat dengan kejadian Temari dan Shikamaru. Tapi, Tenten merasa jebakannya tidak ada di lokernya seperti kejadian Temari kemarin.

"I must be more careful." gumam Tenten pelan.

TBC

Haah~~ selesai juga fic ini. Gomen ne kalau ada salah dan panjang. fic ini adlah wujud kebahagiaan author karena author tidak ada remedial #yeee. Ini masih percobaan. Gimana minna-san? Keep or not? Just review yaa!