Just Playing

Malam yang sunyi ku berjalan sendirian tanpa teman tanpa siapapun. Bahkan, hewan-hewan malam pun tak mau menemani langkah ku. Ku hanya bisa tersenyum pahit seolah mentertawakan jalan hidup ku sendiri.

Seolah tersadarkan dari dunia yang kubuat sendiri, ku edar kan pandangan ku ke sekitar ku berdiri. Ku lihat dipersimpangan jalan ada dua orang preman, oh tidak bukan dua tapi tiga orang, mereka lari terbirit-birit seperti ada yang akan melenyap kan mereka.

Apa mereka melihat sesuatu ? hantu, pembunuh atau mereka takut melihatku. Aaaaa… pertanyaan terakhir tidak mungkin, kenapa ? ayolah aku hanya seorang Kim Kibum pelajar yang sebentar lagi akan menamatkan bangku sekolah dan masuk ke Universitas biasa di kota ku. Tapi, sudahlah apa peduli ku.

Perjalanan ku terus berlanjut, terus kutelusuri indah nya kota saat dimalam hari udara semakin dingin dan aku ingin pulang, aku lelah seharian terus berada diluar rumah. Aku rindu kasurku dan aku juga lapar.

Disinilah aku sekarang, didepan sebuah rumah yang tidak terlalu mewah tapi pas untuk ku, membuatku tersenyum saat memandangnya. "Rumah yang ku dapatkan dengan susah payah" gumam ku. Tapi tunggu aku seperti melupakan sesuatu, kenpa pintu rumahku tidak tekunci. Apa ada seorang penyusup didalam dan kuputuskan untuk masuk.

Apa-apaan ini, ada sekitar lima orang laki-laki berbaju preman mengacungkan pistolnya kepadaku. "Jangan bergerak" salah satu orang preman itu membentakku.

Brengsek, lihat saja nanti akan ku robek dan kutusuk tenggorokannya karena berani-beraninya membentakku. Bawa dia ke kantor polisi. Ujar salah salah satu dari mereka. Dan aku tau sekarang mereka adalah seorang polisi yang menyamar jadi preman.

"Tunggu atas dasar apa kalian membawaku" kataku. Ku tatap satu-persatu mereka yang ada disana seperti seorang guru yang sedang mengabsen muridnya.

"Aku tidak melakukan hal yang merugikan siapapun". Sambungku

"Jelaskan itu dikantor polisi. Bawa dia !". Perintah polisi gendut yang kuyakini sebagai atasannya karena dia terlalu banyak bicara. Aku hanya tersenyum miring setelahnya. Konyol.

Diruangan empat kali empat meter dengan hanya lampu gantung yang berada kurang dari satu meter di atas kepala ku seakan memberi kesan mengintimidasi bagi siapa saja yang berada disana.

Ku tatap tajam wanita paruh baya yang berada tepat didepanku. Dia selalu tersenyum dari awal aku masuk keruangan ini.

"Baiklah saudara Kim Kibum apa yang membuat anda membunuh pria-pria ini". Ujarnya sambil menunjukan beberapa foto kepada ku. Ini lebih baik dari pada dia selalu tersenyum idiot seperti orang dungu didepanku.

"Oh ini. Mereka selalu mengganggu ku dan aku sangat membenci itu". Jawab ku dengan tenang sambil tersenyum samar.

"Dan yang terpenting aku membenci mereka dan apakah anda berakhir seperti mereka". Kutatap tajam wanita yang berada didepan ku.

Dan sisini lah aku sekarang diruangan serba putih, dirantai dan diikat dikursi besi yang diberi bantalan disana sini agar terasa nyaman. Mereka selalu menyuntikan sesuatu ketubuhku dan mereka selalu berjanji kepada ku untuk berhenti melakukan hal seperti itu apabila aku pulih total.

Dasar orang-orang idiot, gila, sinting dan dungu. Suatu saat nanti akan kuhabisi kalian semua dan kuratakan tempat ini dengan cara yang sangat indah.