REC
Author : KiddoUnicorn
Cast: Do Kyungsoo and Kim Jongin
Support cast : find it by yourself :D
Genre: romance Hurt/Comfort
Rating : T -M
Disclaimer : EXO belong to Sment, All cast belong to god, and the story is mine.
Perhatian!
BOYS LOVE!. MATURE SEDIKIT/? Banyak typo(s), kalimat tidak sesuai EYD. Alur gaje,dan semua kesalahan yang ada di fict ini.. mianhaeyooo~~ *bow
Dont like, dont it
Catatan kaki:
Maaf kalo fic ini gagal bgt dan gaada feel nya sama sekali *bow
HAPPY READING
Apakah ada yang namanya "Cinta pada pandangan pertama?" Apakah itu benar-benar cinta atau hanya rasa suka?
Ada perbedaan yang mendasar antara suka dan cinta. Dalam Bahasa Inggris, suka itu adalah "like" sedang kan cinta adalah "love". Sekarang apakah yang menjadi perbedaannya?
Perbedaannya adalah, menyukai mengacu kepada kesenangan pribadi, seperti menginginkan seseorang karena ia baik untuk kita dan menyenangkan hati kita, misalnya karena fisiknya yang cantik, badannya yang seksi atau proporsional, enak diajak bicara dan lainnya , dan kebanyakan hanya berhenti di hal-hal yang bersifat fisik.
Sedangkan mencintai, adalah mengasihi yang merujuk kepada memberikan sesuatu kepada seseorang. Hal lain yang juga menjadi perbedaannya adalah "suka" meminta kita untuk menjadi pengamat, sedangkan "cinta" mengharuskan kita untuk menjadi pelaku.
Adakalanya kita dibingungkan dengan kata "suka" dan "cinta", atau bahkan sebagian orang menyamaratakan arti suka kepada cinta. Tidak bisa disangkal, pada tahap awal pertemuan dengan seseorang, khususnya lawan jenis, rasa suka akan mendominasi hubungan kasih kita. Kita mulai menyukai wajahnya,cara bicaranya, tertawa renyahnya, kelembutannya, kepemimpinannya, wibawanya dan lainnya. Itulah yang dinamankan suka..
Ketika kita bertemu dengan lawan jenis yang asik menurut kita dan mempesona kita, bahkan setelah pertemuan itu, wajahnya terus menerus terbayang-bayang di benak kita, maka ketika itu kita berpikir "Sepertinya aku jatuh cinta padanya". Dan itulah yang kita namakan cinta pada pandangan pertama, namun sebetulnya itu bukanlah cinta, namun hanya perasaan suka saja.
Pagi yang cerah dimana semua orang warga korea selatan menanti nanti, termasuk Do Kyungsoo. Pria mungil bermata bulat yang sangat indah, jangan lupakan tubuhnya yang putih mulus seperti tubuh seorang wanita.
Bagi sebagian orang, menyukai sesama jenis adalah hal yang tabu bahkan menjijikan. Tapi siapa sangka? Pria bermata bulat ini adalah seorang gay, penyuka sesama laki laki.
Do kyungsoo adalah seorang mahasiswa yang sangat pintar di kampusnya, ia dijuluki murid terpintar dikampusnya. Disamping itu kyungsoo memiliki kebiasaan unik, ia selalu membawa handycam kemana pun ia pergi. Ia sangat senang merekam moment moment menarik dalam hidupnya.
Dan disinilah ia sekarang, memegang handycamnya disebuah bangku taman. Hari ini suasana kampus begitu ricuh karena kabarnya akan ada asisten dosen baru yang sangat tampan. Tentu saja ini momment momment menyenangkan yang harus ia rekam bukan? Ia menyalakan handycamnya lalu mengarahkan pada wajahnya.
REC
"Ekhemm... anyyeonghaseyo" ucap kyungsoo didepan handycamnya seraya merapihkan rambutnya.
"Eumm.. hari ini aku dengar akan ada asisten dosen baru disini. Dan kabarnya... dia sangat tampan" ucap kyungsoo antusias.
"Apa dia setampan itu? Huhh jangan sampai aku jatuh cinta pada pandangan pertama" keluh kyungsoo.
Tiba tiba dibelakangnya terdengar suara riuh murid murid yang sepertinya melihat sesuatu yang... tampan? Mungkinkah orang yang ditunggu tunggu itu sudah datang? Kyungsoo menoleh kearah kerumunan murid murid lain dibelakangnya. Lalu kembali menatap handycamnya.
"Wahh sepertinya asisten dosen tampan itu sudah datang, aku sudah tak sabarr" kyungsoo membalikkan camera handycamnya kearah kerumunan teman temannya yang semakin ricuh.
Kyungsoo mendekati kerumunan itu lalu dengan terburu buru ia bergabung bersama kerumunan itu. Karena badannya yang terlalu mungil ia mudah terdorong dan beberapa kali tertabrak teman temannya terutama yang bertubuh lebih besar darinya.
"Aishhh bisakah kau berhati hatii?"
"Awww.. appooo"
"Heiii... kau menyentuh bokongkuuu"
Kyungsoo terus memekik ketika tubuhnya terus menabrak orang orang yang bertubuh lebih besar darinya. Sesaat kyungsoo melihat sosok tubuh tegap dan berwajah tampan itu mencoba membelah jalan yang penuh sesak oleh orang orang yang begitu antusias menunggu kedatangannya. Kyungsoo tak mau menyianyiakan kesempatan ini.
Kyungsoo mendekati sosok itu hingga hampir saja ia mengambil gambarnya tepat didepan sosok itu namun...
BUGHHH
"Appooooo ;_; " kyungsoo tersandung dan terjatuh, ia menunduk memegangi lututnya.
"Gwenchana?" Tanya sosok tampan itu mensejajarkan tubuhnya dengan kyungsoo.
"Eumm appoooo" rintih kyungsoo, kyungsoo menatap lututnya nanar.
"Mari... biar kubantu" sosok tampan itu membantu kyungsoo yang terus menunduk untuk berdiri.
"Ahh.. gumawo..." dan kedua pasang mata itu bertemu. Mata bulat kyungsoo tak berkedip menatap mata obsidian dihadapannya.
Mereka terdiam cukup lama, saling memandang menyelami pandangan masing masing. Hingga sebuah sorakan menginterupsi kegiatan mereka.
"Apa apaan kyungsoo huuu"
"Kim jongin! Kyaaaa!"
"Huuu cari muka saja kau dengan kim jongin"
"Kesempatan dalam kesempitan, jauhkan kim jongin! Huuu"
Suara teriakan, cacian bahkan makian dari semua orang yang iri dengan kyungsoo membuyarkan lamunan keduanya. Kyungsoo mengalihkan pandangannya kebawah karena canggung.
"Ahh maafkan aku, ini handycam milikmu" sosok tampan yang diketahui bernama kim jongin itu memberikan handycam ditangannya pada kyungsoo.
"Eumm gumawoo" kyungsoo gelagapan, ia berdiri seraya menepuk nepuk celananya yang kotor setelah menerima handycam miliknya.
"Bisa kita bertemu dikantin nanti saat istirahat? Aku ingin bicara padamu" tanya sosok tampan itu lembut.
"Eh? Eummm ne" kyungsoo mengangguk imut.
"Baiklah aku duluan" sosok itu membungkukkan badannya lalu pergi.
Kerumunan murid murid itu terdiam menatap kepergian sosok tampan tadi, hampir semua mata menatap kyungsoo iri, siapapun pasti ingin berada diposisi kyungsoo sekarang. Merekapun membubarkan diri menuju kelas masing masing.
Kyungsoo menatap handycamnya sendu, ia terus melihat seluruh sisi handycamnya mengecek kalau kalau ada yang rusak namun ternyata tidak. Ia tersenyum senang melihatnya.
"Baiklah baiklah... sekarang kita lihat hasil rekaman tadi" kyungsoo bermonolog.
Ia mengutak atik tombol pada handycamnya, mencari video yang baru saja ia rekam tadi namun ia tak menemukannya. Kyungsoo mengernyitkan keningnya sebal.
"Aahhhh! Pabbooo pabbo pabbooo huhhh aku tidak menekan tombol merahnyaa err" kesal kyungsoo menghentak hentakkan kakinya kesal.
"Heii... kau kenapa?" Tanya baekhyun menepuk bahu kyungsoo pelan.
Perkenalkan, namja manis bermata sipit lengkap dengan eyelinernya ini adalah baekhyun, sahabat kyungsoo. Baekhyun dan chanyeol, kekasihnya adalah satu satunya orang terdekat kyungsoo di kampusnya, ia tidak terlalu punya banyak teman karena ia begitu menikmati hidupnya sebagai namja penggila buku yang sangat pintar yang selalu membawa handycam kemanapun ia pergi, tapi bukan berati ia dikucilkan.
"Ahhhh bodohnya aku tidak merekam kejadian barusann" sesal kyungsoo mengerucutkan bibirnya.
"Huh, kau ini bagaimana.. nanti kan ia mengajakmu untuk bertemu, jadi kau bisa merekam sepuasmu" baekhyun menatap kyungsoo.
"Tapi tetap saja kan kejadian tadi sangat sayang untuk tidak diabadikan baekkii" kyungsoi menatap handycamnya kesal.
"Kau beruntung bisa mengobrol dengannya, gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk masa depanmu, kau sudah 22 tahun masa belum juga memiliki kekasih" baekhyun mencibir kyungsoo.
"Aisshhh aku tauu kau sudah memiliki kekasih, ia tampan tinggi dan sempurna" kyungsoo memutar bola matanya malas.
"Hei baekkie, ayo masuk kelas" tiba tiba saja sosok jangkung dengan cengirannya menghampiri baekhyun.
"Chanyeoliee.. kau lama sekali huh. Yasudah ayo pergi" ucap baekhyun meninggalkan kyungsoo begitu saja.
"Yakkk! Menyebalkan sekaliiii huh" kyungsoo berbalik lalu berjalan memasuki kelasnya dengan tetap menghentakkan kakinya sebal.
.
.
Kyungsoo merogoh saku celananya mencari sesuatu berbentuk segi empat yang ia gunakan untuk menyimpan uangnya. Baik di saku sebelah kiri maupun sebelah kanan, kyungsoo tak menemukan apa yang sedang ia cari. Sementara disebelahnya, seorang namja tampan pemilik senyum bak malaikat itu terus memperhatikannya.
"Aishhhh kemana dompetkuu" gerutu kyungsoo.
"Engg kyungsoo, apa kau mau makan siang bersamaku?" Tanya namja tampan itu memamerkan senyum malaikatnya.
"Aishh kau melihat dompetku joonmyeon?" Kyungsoo tak memperdulikan ajakan dari namja tampan bernama joonmyeon.
"Aku tidak melihatnya, namun jika kau mau makan siang bersamaku.. aku akan mentraktirmu" balas joonmyeon.
"Hmmm maafkan aku joonmyeon, aku harus menemui seseorang dikantin, kau bisa mengajak eumm..." kyungsoo terlihat berpikir dan mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kelasnya.
"Ahhh...Kau mungkin bisa mengajak yixing" tunjuk kyungsoo pada seorang namja berkulit putih diujung ruangan yang terlihat sedang mendengarkan musik.
Kyungsoo lalu benar benar pergi dari hadapan joonmyeon meninggalkan ruang kelasnya yang sudah mulai sepi mengingat saat ini sudah memasuki jam istirahat, tak lupa ia membawa handycam kesayangannya juga. Joonmyeon menatap punggung kyungsoo nanar, lalu ia benar benar mengajak yixing makan siang bersama.
.
"Aishhh dimana aku meletakkan dompetku" kyungsoo menggerutu seraya berjalan menuju kantin kampusnya.
"Akan sangat memalukan bukan jika aku mengaku padanya kalau aku tidak membawa uang sepeser pun" kyungsoo terus menggerutu dengan tangannya yang terus meraba saku celana maupun jaketnya. Tiba tiba...
BUGH
Karena tidak fokus memperhatikan jalan, kyungsoo menabrak seseorang yang sedang membawa minuman dan... minuman itu pun tumpah pada kemeja seseorang tersebut.
"Ahhh appoo... " kyungsoo menatap orang yang ia tabrak.
Seseorang itu hanya berdiri mematung, terlalu shock dengan insiden tabrakkan tadi. Ia terlihat begitu shock melihat kemejanya yang sudah basah dan kotor karena ia membawa minuman rasa coklat.
Kyungsoo menatap sosok yang baru saja ditabraknya dan mata itu membulat sempurna juga dengan mulutnya yang menganga terkejut.
"Ahhh maafkan akuu, eumm mari biar kubantu" kyungsoo menarik tangan seseorang itu menuju toilet kampusnya.
.
"Eumm.. bagaimana ya.. buka bajumu biarkan aku mencucinya dulu di wastafel" ucap kyungsoo canggung.
"Tidak usah repot repot, aku sebentar lagi akan pulang karena ini hari pertamaku jadi aku belum bekerja full seharian." Jawab seseorang tersebut.
"Hmm kenalkan, namaku kim jongin.. saya asisten baru dari dosen Xi" lanjut seseorang yang ternyata bernama kim jongin itu.
"Ahhh... aku Do Kyungsoo, bangapta jongin-sshi" kyungsoo membungkukkan badannya.
Jongin turut membungkukkan tubuhnya dan tersenyum. Kyungsoo terus menatap iris mata jongin dengan intens, ia begitu menyukai bagaimana cara jongin menatap kedalam matanya juga senyumannya, sangat tampan.
"Eumm oh iyah aku lupa, bagaimana dengan kemejamu?" Tanya kyungsoo menyadari kemeja jongin yang begitu kotor.
"Aku tidak tau, tapi jika aku melepasnya sekarang lalu aku pakai apa?" Tanya jongin menatap kyungsoo bingung.
"Ahhh aku tau aku tau, jika kau memakai pakaianku kan jelas saja tidak akan pas mengingat tubuhku yang jauh berbeda dengan tubuhmu ini. Nah aku memiliki teman yang sepertinya bisa membantumu" pekik kyungsoo semangat.
"Eumnm ikut aku" kyungsoo kembali menarik tangan jongin keluar dari toilet kampusnya itu. Ia berjalan dengan terburu buru sehingga jongin sering sekali menabrak murid murid yang hanya menatapnya dengan senyuman karena ia terlalu tampan.
.
.
"Ayolah park chanyeol... kau kan sering mengikuti kelas olahraga, kau pasti punya baju ganti bukan?" Rayu kyungsoo pada chanyeol yang sedang beristirahat setelah bermain basket.
"Baiklah... kau bisa minta kunci lokerku pada baekhyun, lalu ambil kemejaku yang berwarna hitam" chanyeol pun lelah berdebat dengan kyungsoo.
"Hey tapi kau harus ingat, bilang padanya kembalikan bajuku secepatnya" lanjut chanyeol mengingatkan.
"Ne.. gumawoo" lalu kyungsoo mendekati jongin yang menunggu tak jauh dari tempat chanyeol tadi.
.
"Yah aku rasa waktu makan siang kita sudah habis do kyungsoo" sesal jongin seraya merapikan kemeja yang baru saja ia pakai.
"Hmm iyah kau benar huh" kyungsoo mengerucutkan bibirnya imut.
"Bagaimana jika besok kita bertemu untuk makan siang? Besok kan libur, apa kau bisa?" Tawar jongin.
"Eumm.. nee tentu saja" jawab kyungsoo tersenyum senang.
"Baiklah, kita bertemu di cafe starbucks pukul 11. Okey?" Jongin tersenyum menatap kyungsoo.
"Ne.. sampai jumpa besok jongin-sshi" kyungsoo melambaikan tangannya pada jongin lalu pergi menuju kelasnya.
"Bagaimana hari pertamamu jongin?" Tanya pria berumur yang saat ini tengah duduk santai disofa ruang tengahnya.
"Hmm sangat menyenangkan " jawab jongin sekenanya.
"Bagus, kau kuberi waktu satu minggu untuk menikmati keindahan seoul dan masa masa menyenangkanmu menjadi asistenku" ucap orang yang ia panggil mr. Xi.
"Dan ingat, jangan macam macam kim jongin.. mengerti?" lanjut dengan tatapan mengancamnya.
"Ne arasseo, aku mengerti" jongin mengangguk penuh keraguan.
Sementara tanpa kedua orang itu sadari, terdapat pasang mata yang terus memperhatikan gerak gerik mereka. Seseorang itu tersenyum simpul mendengar pernyataan dari jongin.
Kyungsoo berbaring diatas ranjangnya, menatap langit langit kamarnya dengan... tersenyum. Sepertinya ia tidak bisa tidur, ia hanya tersenyum dengan sesekali merubah posisinya yang terlihat kurang nyaman.
"Aishhh jinjayo.. aku tak bisa tidurr.." kyungsoo mengacak rambutnya asal.
"Mengapa setiap aku memejamkan mataku, aku melihat kim jongin tersenyum padaku" kyungsoo kembali tersenyum.
"Aishhhh benarkah aku jatuh cinta..." kyungsoo terluhat menimbang nimbang.
Ia mengambil handycamnya yang tersimpan diatas nakas dekat ranjangnya, memutar video yang masih tersimpan rapih didalamnya.
Dalam video tersebut dapat kyungsoo lihat jongin yang sedang mendengus kesal karena kyungsoo merekamnya saat ia sedang berganti pakaian tadi. Kim jongin sudah tau sepertinya kyungsoo memang sangat senang merekam apapun yang menurutnya menarik.
Kyungsoo terkikik menatap tubuh jongin yang sedang shirtless pada video itu, namun tak lama tawanya terhenti. Sesuatu yang aneh mulai menggelitik perutnya ketika melihat tubuh jongin dengan kulit tannya yang menambah kesan sexy. Kyungsoo terus memperhatikan lekuk tubuh jongin yang memiliki six pack itu.
"Aishh apa yang aku pikirkan..." kyungsoo terdiam sejenak.
"Akan seperti apa ya jika aku menjadi kekasihnya.." ia terlihat berpikir.
"Kyungsooooo!" Pekik seseorang dari luar kamarnya.
"Hmmm.. nde umma?" Pikiran kyungsoo buyar seketika, ia membalas panggilan ummanya dengan malas.
"Baekhyun kemariii!" Balas ummanya dari luar sana.
"Ahhhh baekhyuniee..." kyungsoo seketika melesat keluar kamar begitu mendengar ummanya berkata jika sahabatnya mengunjunginya.
.
"Baekhyunieeeeee~" pekik kyungsoo seraya menghambur kepelukan baekhyun yang masih berada diambang pintu dengan chanyeol yang berdiri dibelakangnya.
"Kyungiee.. kau tidak mempersilahkan kami untuk masuk terlebih dahulu?" Ucap baekhyun bingung.
"Ahh tentu sajaa, ayo masuk" kyungsoo menarik lengan baekhyun untuk memasuki kamarnya, chanyeol mengikuti mereka dari belakang.
Chanyeol menghempaskan tubuhnya pada ranjang queen size milik kyungsoo, sementara kyungsoo meraih handycamnya dan menunjukkan video yang baru saja ia lihat tadi.
"Baekhyunie.. kau harus melihat iniii" ucap kyungsoo semangat.
"Melihat apaa? Memang apa yang berhasil kau rekam dari handycammu ini?" Tanya baekhyun penasaran.
"Ia sexy sekali bukan?..." ucap kyungsoo begitu ia memutar kembali video pada handycamnya.
"Six pack ya..." ucap baekhyun tertahan mengingat keberadaan chanyeol dibelakangnya.
"Hei, kalian sedang membicarakan apa?" Tanya chanyeol yang mengernyit heran. Ia mendekati kyungsoo dan baekhyun yang berada tak jauh darinya.
"Baekiee, bukannya kau sering melihat tubuhku yang jauh lebih six pack darinya?" Tanya chanyeol pada baekhyun.
"Ahh yeolieee kenapa kau mengatakannya didepan kyungsoo" wajah baekhyun memerah.
"Jadi kalian?... apa jadinya ya jika aku berkencan dengannya?" Kyungsoo terus menatap layar handycamnya tanpa henti.
"Jadi dia yang meminjam kemejaku? Kau menyukainya kyungsoo?" Tanya chanyeol tak percaya.
"Hmmm ya, bahkan aku mencintainya.. ada yang salah?" Tanya kyungsoo menatap chanyeol yang berada dibelakangnya.
"Kau kan baru mengenalnya, hati hati" ucap chanyeol mengingatkan, ia kembali merebahkan dirinya mencari posisi senyaman mungkin.
"Ya... chanyeol benar, kau butuh waktu untuk mengenalnya baru kau bisa mencintainya" timpal baekhyun.
"Besok, ia mengajakku untuk makan siang.. bagaimana menurutmu?" Kyungsoo menatap baekhyun.
"Iyakan saja ajakannya, tapi kau harus berhati hati ya" baekhyun mengelus pundak kyungsoo, mereka pun tersenyum.
Kyungsoo menghanduki rambut hitam kelamnya yang masih basah, ia baru saja mandi dan akan bersiap siap untuk menemui seseorang yang sudah 24 jam menarik perhatiannya. Kyungsoo sangatlah tidak sabar untuk bertemu dengan jongin.
Kyungsoo menata rambutnya, ia tersenyum menatap pantulan wajahnya pada cermin dihadapannya. Kyungsoo terlihat sangat manis denga balutan celana jeans dan sweater kuningnya yang dipadukan dengan sepatu putih.
"Kim Jongin" kyungsoo tersenyum membayangkan dirinya yang akan bertemu dengan jongin nantinya.
"Kau sudah terlihat sempurna kyungie~" ucap baekhyun yang berada dibelakang kyungsoo, sedari tadi ia hanya terus memandangi kyungsoo yang sedang berdandan.
"Benarkahh?" Tanya kyungsoo berbinar, ia berbalik menatap baekhyun.
"Ne kyungsoo.. kau terlihat sangat mungil" ucap baekhyun memperhatikan kyungsoo dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
"Ahhh terimakasih baekhyuniee... doakan aku yaa" kyungsoo memeluk baekhyun sekilas lalu melesat pergi keluar kamarnya.
"Hmm kyungsoo.. setidaknya kau bisa menungguku sampai aku pulang, sekarang kau malah meninggalkanku dirumahmu" baekhyun mempoutkan bibirnya imut.
Jongin melihat jam tangannya, sudah sepuluh menit ia duduk menunggu kyungsoo namun belum juga ada tanda tanda kedatangan dari kyungsoo. Jongin tersenyum simpul mengingat pertemuannya dengan kyungsoo yang bisa dibilang.. aneh, kemarin.
"Hai... sudah lama menungguku ya?" Ucap seseorang yang tiba tiba menepuk bahu jongin dari belakang.
"Hahh akhirnya kau datang juga" jongin tersenyum lalu membenarkan posisi duduknya dihadapan kyungsoo.
"Permisi tuan tuan, mau pesan apa?" Ucap seorang pelayang yang baru saja datang mendekati mereka berdua.
"Hmm aku hot chocolate saja, bqgaimana denganmu kyungsoo?" Tanya jongin.
"Aku... cotton candy dan chocolate muffin" kyungsoo berkata seraya menutup buku menunya.
"Eumm kau mau pesan apa jongin?" Lanjut kyungsoo.
"Aku hot chocolate saja" jawab jongin tanpa membuka buku menu yang ada dihadapannya.
"Baiklah tunggu sebentar ya tuan tuan" ucap pelayan tadi lalu mengundurkan dirinya untuk mengambil pesanan mereka.
Jongin menatap wajah kyungsoo yang tersenyum membalas ucapan pelayan tadi. Kyungsoo mengalihkan pandangannya pada jongin dan untuk kesekian kalinya kedua pasang mata itu bertemu dan menyelami satu sama lain. Lama mereka saling bertatapan hingga tanpa sadar kedua tangan jongin yang berada diatas meja menyentuh sebelah tangan kyungsoo sedang tidak menggenggam handycam kesayangannya.
"Permisi tuan tuan, ini pesanannya" tiba tiba seorang pelayan kembali mendatangi meja mereka dan merekapun terkejut dengan kedatangannya.
Jongin menarik tangannya dan mengalihkan pandangannya pada pelayan yang tersenyum kearahnya, ia mengelus tengkuknya karena salah tingkah.
"Ahh.. eumm gumawo" ucap kyungsoo lalu pelayang tadi kembali pergi.
Hening.
Suasana menjadi canggung, keduanya pun menjadi salah tingkah dan tak ada yang berani memulai pembicaraan mereka. Kyungsoo memutuskan untuk memakan chocolate muffinya perlahan hingga habis. Jongin tersenyum memandang kyungsoo begitu menyadari adanya remah remah muffin yang tersisa pada sudut bibir kyungsoo.
"Kau melihat apa jongin-sshi? Apa ada yang aneh dengan penampilanku?" Tanya kyungsoo canggung begitu menyadari jongin yang terus menatapnya.
"Panggil aku jongin saja, jangan terlalu formal begitu lagipula sepertinya kita hanya berbeda satu tahun. Oh ya, kalau makan jangan terburu buru, santai saja" jawab jongin seraya mengeluarkan sapu tangan berwarna biru tua dari saku celananya.
Jongin membersihkan sudut bibir kyungsoo dengan sapu tangannya. Kyungsoo menatap tak percaya kearah pemuda tampan dihadapannya kini. Ia sungguh tidak percaya dengan perlakuan manis yang diberikan jongin padanya, padahal ia baru dua hari mengenalnya.
"Eum.. ne gumawo jongin." Jawab kyungsoo dengan wajahnya yang mulai merona.
"Oh ya.. kau bilang kita berbeda satu tahun, memangnya kau tau berapa umurku?" Tanya kyungsoo mengernyit bingung.
"Do Kyungsoo, 22tahun, siswa paling berprestasi disekolah ini yang selalu membawa handycam kemanapun kau pergi, benar kan?" Jongin menyebutkan semua data diri kyungsoo yang ia ingat.
"Waw... kau tau dari mana? Apakah kau seorang stalker?" Tanya kyungsoo mengira ngira dengan memicingkan matanya.
"T..tentu saja tidak, aku baru bertemu denganmu kemarin" jawab jongin gelagapan.
"Hmmm lalu, berapa umurmu?" Tanya kyungsoo lagi.
"Aku... 21 tahun" jawab jongin sekenanya.
"Mwoo?!" Kyungsoo membulatkanya kedua matanya.
"Apa ada yang salah?" Tanya jongin santai.
"Aku pikir seorang asisten dosen seharusnya sudah lulus sekolah" jawab kyungsoo dengan tetap pada ekspresinya.
"Tidak, aku belum lulus. Hanya saja sedang... liburan" jawab jongin.
"Jadi suatu hari nanti kau akan meninggalkan sekolah ini untuk kembali ketempatmu lagi?" Tanya kyungsoo, nada bicara kyungsoo terdengar kecewa.
"Hmm.. kira kira begitu" jawab jongin sekenanya.
"Memangnya kau berasal dari mana?" Tanya kyungsoo penasaran.
"China" jawab jongin singkat lalu menyeruput coklat panasnya.
"Kau keluarga dari ?" Tanya kyungsoo lagi, sesekali ia meminum minumannya yang berwarna pink itu.
"Ya begitulah... namun keluarga jauh" jelas jongin.
"Ohh begitu" kyungsoo mengangguk mengerti.
Hening.
Keduanya kembali terdiam dan hanya meneguk minuman masing masing. Kyungsoo terlarut dalam pikirannya, wajahnya terlihat tidak seceria tadi. Mungkin karena ia tau jika jongin memang tidak selamanya berada di seoul.
"Apa tujuanmu mengajakku kemari?" Tanya kyungsoo tiba tiba, kembali memecah keheningan yang mereka ciptakan.
"Awalnya menyuruhku untuk mencari siswa bernama Do Kyungsoo selama aku menjabat menjadi asistennya, namun aku belum mencarinya tetapi kita sudah bertemu" jawab jongin.
"Untuk apa mencariku?" Kyungsoo mengernyitkan keningnya.
"Karena kau adalah murid paling berprestasi disekolah ini, sementara aku dijuluki murid berprestasi disekolahku, mungkin kita bisa bertukar pikiran" jawab jongin sekenanya.
Kyungsoo tersenyum senang, itu artinya ia pasti akan selalu menghabiskan waktunya untuk bertukar pikiran dengan jongin. Itu artinya akan lebih banyak waktu untuk kyungsoo bersama dengan jongin setiap harinya... ya setidaknya sebelum jongin kembali melanjutkan sekolahnya yang sedang libur untuk saat ini. Tak bisa dipungkiri, kyungsoo memang sudah jatuh pada pesona jongin sejak awal pertemuan mereka yang bisa dibilang.. memalukan.
"Kalau begitu kita bisa belajar bersama, benar kann?" Tanya kyungsoo antusias.
"Ya.. tentu saja kyungsoo" jawab jongin tersenyum. Kyungaoo terpana melihat senyuman jongin yang benar benar membuat jantungnya berdebar kencang.
"Kapan kita bisa memulainya?" Tanya kyungsoo tak sabar.
"Hmmm.. besok kita sudah bisa memulainya" ujar jongin dengan senyumnya.
"Wah... aku sangat tidak sabar" kyungsoo tak pernah berhenti tersenyum.
Keesokan harinya
Kyungsoo menyusuri koridor sekolahnya dengan kedua tangannya yang membawa tumpukkan buku yang begitu tebal, sehingga tubuhnya yang mungil terlihat begitu kesulitan dan tidak fokus melihat jalan yang sedang ia lewati.
Tanpa kyungsoo sadari, segerombol anak anak bertubuh besar yang sepertinya adalah anak anak yang mengikuti kelas bela diri muay thai terlihat sedang berlari terburu buru karena kelas yang akan mereka ikuti akan segera dimulai.
"Aaa... hati hati dengan langkahmu, jangan menabrakku kumohon" kyungsoo berujar pelan, sedikit ngeri begitu beberapa orang berhasil melewatinya tanpa menabraknya.
Kyungsoo meringis setiap ada yang berlari melewatinya, takut takut buku buku yang sedang ia bawa terjatuh begitu saja. Setelah ia rasa aman, ia kembali melangkahkan kakinya melanjutkan perjalanannya. Namun ternyata masih tersisa seorang pria bertubuh atletis yang berlari seraya menolehkan kepalanya kebelakang sehingga ia tak melihat kyungsoo yang berada didepannya dan...
BUGH...
"Aaaa appoooo" pekik kyungsoo memegangi dadanya yang terbentur ujung buku buku tebal yang ia bawa yang sepertinya memiliki cover tebal dan keras.
"Ahhh mianhae" ujar pria bertubuh atletis tadi namun ia tetap melanjutkan langkahnya yang memang terburu buru tanpa membantu kyungsoo.
Joonmyeon yang melihatnya dari balik tembok yang tak jauh dari tempat kyungsoo berada pun mulai melangkahkan kakinya untuk mendekati kyungsoo yang terduduk dikoridor. Namun lankahnya terhenti ketika...
"Kyungsoo.." pekik jongin lalu mensejajarkan dirinya dengan tubuh kyungsoo.
Jongin membatu kyungsoo menyusun buku buku yang berserakan itu, kyungsoo tersenyum memandang jongin.
"Kau tidak apa apa?" Memegang bahu kyungsoo khawatir.
"Ahh gumawo jongin, aku eum.. " kyungsoo mengernyit sakit memegangi dadanya.
"Biar kubantu" jongin membawa beberapa tumpukkan buku yang tadi kyungsoo bawa seraya memapah kyungsoo untuk memasuki ruangannya.
Jongin memiliki ruangan tersendiri disekolah ini karena jabatannya sebagai asisten dari maka ia memiliki ruangan yang sama dengan hanya saja dibatasi oleh sekat pembatas sehingga jongin tetap memiliki privasi tersendiri.
"Duduklah disini" jongin mendudukkan kyungsoo dikursinya, ia meletakkan buku buku tebal tadi diatas mejanya dan beralih mencari kotak p3k.
"Sepi sekali.." ucap kyungsoo takut takut.
"Ya... sedang keluar tadi" jawab jongin yang masih mencari kotak p3knya.
Kyungsoo merogoh tas ransel yang masih berada dalam gendongannya sejak tadi, ia mengambil handycam kesayangannya lalu menekan tombol merah pada handycam tersebut. Ia meletakkan handycam tadi didalam tasnya namun menyisakan lensa cameranya agar tetap dapat merekam gambarnya tanpa sepengetahuan jongin.
REC
"Hmm.. dadamu sepertinya terluka huh?" Ucap jongin. Itu pernyataan, bukan pertanyaan.
"Eumm ne" kyungsoo mengangguk kecil.
"Buka sweatermu" titah jongin lembut dengan mata yang intens menatap kedalam mata bulat milik kyungsoo.
"Eh? Eumm apa tidak apa apa?" Kyungsoo meremas ujung sweater biru lautnya, jujur saja ia gugup pasalnya ia hanya memakai sweater saja tanpa menggunakan kaos lagi.
"Tidak apa apa, tidak ada orang lain diaini kecuali kita.. kau tak perlu malu padaku" ucap jongin lalu tersenyum.
"A..aku tidak apa apa jongin, aku bisa mengobati lukaku sendiri.
"Cepatlah, biarkan aku membantumu" titah jongin lagi, kali ini tangannya memegang ujung sweater kyungsoo untuk membantu membukakannya.
"Jongin..." wajah kyungsoo merona hebat. Pipinya benar benar seperti kepiting rebus sekarang.
Kyungsoo menunduk malu, jongin berhasil membuka sweaternya dan membuat kyungsoo half naked sekarang. Nampaklah tonjolan pink kecoklatan milik kyungsoo yang menurut jongin sangatlah... ehem sexy. Namun jongin memfokuskan pandangannya pada luka memar pada dada kyungsoo yang terkena benturan tadi, tepatnya diatas nipple sebelah kirinya.
Dada kyungsoo sepertinya memar, dapat dilihat dari warnanya yang merah sedikit kebiruan itu.. namun rupanya dada kyungsoo berdarah karena cover buku tebal yang ia bawa tadi memang cukup tajam.
"Wah.. rupanya memar dan berdarah" jongin meraba tepi luka kyungsoo.
"Ommoo... pantas saja perih" kyungsoo mengerucutkan bibirnya imut.
Sungguh jongin benar benar skak mat sekarang, ia sungguh tidak bisa menahan hasratnya untuk mengecup bibir heart shape dihadapannya. Jongin benar benar ingin menyesap bibir kyungsoo namun ia takut, takut jika kyungsoo tidak terima dengan perlakuannya lalu menjauh.
"Kau melihat apa? Sungguh dadaku sudah sangat sakit" kyungsoo membiyarkan lamunan jongin. Ia terlihat meringis kesakitan dan juga malu karena terus ditatap oleh jongin.
"Ah.. ne maafkan aku" jongin menuangkan alkohol pada kapas lalu mengompreskan luka kyungsoo dengan kapas itu.
"Pelan pelan.. ssh appoo" kyungsoo meremas sweater yang ada dipangkuannya.
Begitu jongin ingin memberikan obat merah pada luka kyungsoo, kyungsoo benar benar tidak bisa menahan sakitnya lagi. Air mata sudah menggenang dipelupuk matanya karena perih yang menjalar didadanya.
"Aaaaa appooo... mmhh" kyungsoo memekik namun dengan spontan jongin meraup bibir heart shape itu, kyungsoo bungkam.
Kyungsoo diam dengan mata bulatnya yang terus menatap jongin intens, jongin pun juga balas menatap kedalam mata kyungsoo dengan tangannya yang terus menekan kapas itu pada luka didada kyungsoo.
Kyungsoo tidak merasakan perih, ia terlalu shock dengan apa yang jongin lakukan sekarang. Jantung keduanya berdegup kencang, aliran darah kyungsoo berdesir hingga tubuhnya panas dingin. Sungguh ia dapat merasakan bagaimana lembutnya bibir tebal jongin mengecupnya.
TOK TOK
Keduanya terlonjak kaget, mereka menjauhkan tubuh masing masing lalu tersenyum canggung. Dengan telaten jongin memberikan plester pada dada kyungsoo. Kyungsoo tetap tersenyum kikuk.
"Eumm itu siapa?" Tanya kyungsoo pelan.
"Aku tidak tau, cepat pakai bajumu aku akan membukakan pintunya dulu" titah jongin.
"Eum ne" kyungsoo mengangguk mengerti lalu memakai sweaternya kembali.
Jongin membukakan pintu ruangannya, dan tampaklah tubuh tegap diambang pintu. Jongin sedikit terkejut namun sebisa mungkin ia mengontrol ekspresinya agar tidak curiga.
"Mengapa kau kunci pintunya? Sedang apa kau?" Tanya pria paruh baya dihadapannya kini.
"Sedang ada kyungsoo, kami sedang belajar makanya aku mengunci pintunya" jawab jongin.
"Wahaha bagus kalau begitu, lanjutkan belajar kalian.. aku hanya ingin mengambil barangku yang tertinggal" ucap lalu melangkahkan kakinya memasuki ruangan.
dapat melihat kyungsoo yang sedang duduk dengan beberapa buku yang berserakkan dihadapannya. Kyungsoo berbalik menatapnya lalu tersenyum manis. Jongin yang berada dibelakang menatap tak percaya kearah kyungsoo, situasinya benar benar terlihat mereka sedang belajar bersama.
"Selamat siang kyungsoo, kau belajarlah yang serius" tersenyum ramah.
"Ne , aku belajar banyak dari jongin-sshi" jawab kyungsoo.
"Bagus kalau begitu, aku hanya ingin mengambil barangku yang tertinggal." Ucap seraya mengambil berkas dilaci mejanya.
"Kau terburu-buru ?" Tanya kyungsoo memperhatikan gerak gerik sementara jongin masih berdiri diambang pintu.
"Ya.. seperti yang kau lihat kyungsoo" ucapnya lalu melangkahkan kakinya keluar ruangan.
"Sampai jumpa " kyungsoo melambaikan tangannya dan dibalas dengan lambaian tangan serta senyuman dari .
Begitu sudah dekat dengan ambang pintu, ia menatap jongin tajam namun senyum nya yang tak bisa diartikan itu terus menghiasi bibirnya. Ia memegang bahu jongin, sementara sang empunya melihat kearah bahunya lalu kembali menatap pria paruh baya didepannya dengan tatapan lembutnya.
"Kau jangan macam macam jongin, aku memperhatikanmu" ucap lalu menepuk bahu jongin dan pergi.
Jongin mengernyitkan keningnya bingung, ia menatap punggung yang hampir menghilang dari koridor dengan nanar. Kyungsoo memiringkan kepalanya bingung, sungguh ia terlihat sangat imut sekali.
"Eum jongin.. ayo kita mulai belajar" ajak kyungsoo. Jongin berbalik menatap kyungsoo lalu tersenyum.
"Ah.. ne" jongin melangkahkan kakinya mendekati kyungsoo.
.
.
.
.
TBC
Annyeong readersnim...
Kita ketemu lagiiii... gimana gimana? Aneh yahhh? Aaaa maaf bgt publishnya lama.. gue lagi galau abis putus *curhat..
Review ya jangan lupa...
Maafkan gue kalo awal awal masih bikin bosen gitu wkwk pokonya review deh yang banyak...
Annyeong :**
