MINE

.

.

.

.

PAIRING KAIHUN( as always )

KIM JONGIN X OH SEHUN ( GS )

RATED T+

ONESHOOT

HAPPYREADING

.

.

.

.

" KimJongin ! "

Jongin berpaling dan melihat Chanyeol berjalan menerobos kerumunan. " Halo, Chanyeol,senang bisa bertemu kau malam ini. Apa kau melihat Sehun? "

" Wah, wah, aku baru melihatmu datang dan belum apa apa kau sudah mencari gadismu itu. " Goda Chanyeol.

Jongin tersenyum. " Kenapa? Apa kau cemburu? "

" Hah, mana mungkin aku cemburu. " Jawab Chanyeol.

" Jadi, apa kau melihatnya? " Tanya Jongin lagi.

" Demi Tuhan, Kim. Apa kau sudah tidak sabar ingin melihatnya. Makanya cepat jadikan dia pacar atau istrimu agar kau dapat melihatnya dua puluh empat jam sehari. " Ucap Chanyeol.

" Akan kupikirkan nanti. " Kata Jongin.

" Aku melihat Sehun beberapa menit yang lalu. Dia sedang dikelilingi para lelaki pengagumnya. " Ucap Chanyeol.

Jongin menggerutu mendengar perkataan Chanyeol.

" Sobat, Sehun memang selalu dikelilingi para lelaki. Kau harus terbiasa melihatnya. " Chanyeol tertawa. " Kau harus bersyukur karena kebanyakan lelaki itu takut kepadamu. Paling tidak separo dari mereka akan menyingkir saat namamu disebut. "

" Ya,mereka memang harus takut padaku. " Ucap Jongin dengan sombong.

Bukan tanpa alasan mereka takut pada seorang Kim Jongin. Kim Jongin adalah seorang pengusaha muda yang sangat sukses di Korea. Dia memiliki banyak perusahaan sukses bukan hanya di Korea tapi juga di beberapa Negara besar lainnya. Kim Jongin juga dikenal sebagai playboy. Ia menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan cinta, sampai ia bertemu dengan seorang gadis manis berambut cokelat,anak gadis koleganya. Gadis itu adalah Oh Sehun.

Mereka bertemu di pesta yang diadakan oleh salah satu koleganya. Sejak saat itu Jongin langsung terpikat dengan Sehun dan sejak saat itu juga ia memutuskan untuk menaklukkan Sehun. Dan meninggalkan predikat keplayboyannya.

" Seingatku, dia ada disana, " Chanyeol menunjuk ke seberang ruangan, " dekat meja minuman. "

Jongin mengangguk sedikit kepada temannya tersebut. " Selalu menyenangkan bicara denganmu, Chanyeol. " Jongin mengayunkan langkahnya meninggalkan Chanyeol dan mulai menerobos kerumunan.

Ketika Jongin berjalan menuju tempat dimana ia berharap bisa bertemu dengan Sehun, ia terus dihadang oleh para pria dan wanita yang ingin bercakap cakap dengan seorang Kim Jongin yang sangat berpengaruh di dunia bisnis.

Jongin memadamkan keinginan beberapa orang dengan tatapan dinginnya yang terkenal,mengangguk kepada beberapa orang lainnya, bertukar kata dengan satu atau dua orang dan hanya menggeram kepada orang orang kurang beruntung yang mencegatnya.

Hati Jongin sedang uring uringan. Akhirnya Jongin bisa melihat Sehun bersama sepupu gadis itu yang sedang dikelilingi oleh sekelompok pemuda. Melihat para pengagum Sehun itu tidak memperbaiki suasana hati Jongin. Ia merangsek lebih memandang Sehun yang selalu tampak mempesona di matanya. Rambut Sehun disanggul di atas kepala, dengan sulur tipis yang tersisa membingkai wajahnya yang lembut. Matanya yang cokelat muda berkilauan penuh semangat dalam cahaya temaran lampu.

Sehun menggoyangkan kepalanya ke belakang dan tertawa karena mendengar lelucon dari mulut para pemuda itu. Tingkahnya ini membuat Jongin tanpa terhalang dapat memandang leher Sehun yang jenjang dan putih, bahunya yang lembut dan bagian yang paling terbuka memperlihatkan sedikit... Jongin mengernyitkan dahi. Ia jelas dapat melihat lebih dari cukup sebagian dari dada Sehun yang terbuka. Hal itu membuat kejengkelan Jongin semakin menjadi jadi.

Jongin semakin cepat melangkahkan kakinya, memasuki kerumunan yang mengelilingi Sehun dan sepupunya.

" Halo, Sehun, " Jongin berkata dengan ketus.

" Jongin ! " Sehun berseru, matanya berbinar binar penuh semangat saat melihat Jongin.

Jongin bergegas mendekati gadis itu tanpa mempedulikan orang orang yang mengerumuni mereka. " Aku yakin musik ini dibawakan untuk mengiringi kita berdansa. "Jongin berkata sambil meraih tangan Sehun dan menggandengnya agak kasar kelantai dansa.

" Jongin, berhentilah bertingkah terlalu arogan. " Sehun menegur dengan sopan.

" Ah,musik Waltz, " Jongin berkomentar ketika orkestra mulai bermain. Ia merangkul Sehun dan mereka mulai berputar perlahan mengitari lantai dansa.

Sehun bertanya tanya dalam hati mengapa suasana hati Jongin sedemikian aneh, tapi Sehun cepat cepat menghapus kekhawatiran itu, ia memilih untuk lebih menikmati kehangatan menyenangkan yang hanya di temukannya dalam pelukan Jongin. Sehun merasakan panas menyelimutinya, saat tangan Jongin diletakkan dengan ringan dipinggulnya dan tangan Jongin yang lain menggenggam tangannya.

Sehun memejamkan mata dan tanpa sadar mengeluarkan suara lembut mendesis dari dalam tenggorokannya. Sehun sepenuhnya merasa nyaman dalam pelukan Jongin.

Jongin mendengar suara lembut itu dan menatap Sehun. Wajah Sehun sedikit menengadah menghadap wajahnya, mata Sehun terpejam – Sehun terlihat seolah olah baru saja selesai bercinta dengan sepuasnya. Tubuh Jongin bereaksi dengan cepat. Setiap otot menegang dan Jongin merasa kejantanannya berdiri tegak, keras dan menyakitkan. Ia mengerang.

" Apa kau mengatakan sesuatu? " Mata Sehun terbuka.

" Aku tidak dapat memberitahukannya di tengah ruang dansa yang penuh sesak seperti ini, " Jongin bergumam, mulai mengarahkan Sehun ke pintu bergaya Prancis yang menghadap ke taman.

" Ohh, kuharap ini akan menarik. " Ucap Sehun.

" Semoga kau benar benar mengetahui betapa akan menariknya hal ini. " Jongin berkata lirih.

" Kaubilang apa? " Di tengah hiruk pikuk ruang dansa yang penuh sesak, Sehun tidak dapat mendengar perkataan Jongin yang diucapkan dengan lirih.

" Aku tidak mengatakan apa apa, " Kata Jongin dengan suara lebih keras agar Sehun dapat mendengar perkataannya dengan jelas tetapi Sehun merasa Jongin mengucapkannya dengan sedikit ketus.

" Kau kenapa malam ini? Kau terus terusan cemberut. " Tanya Sehun.

Sebelum Jongin bisa menjawab, orkestra mengakhiri musik waltz. Jongin dan Sehun membungkuk dan menghormat satu sama lain secara refleks. Setelah melakukan sopan santun sosial tersebut, Sehun mengulangi pertanyaannya kali ini dengan nada yang lebih menuntut, " Jongin ! Ada apa sebenarnya? "

" Apa kau benar benar ingin tahu apa yang terjadi? " Jongin berkata kasar. " Mau tahu? "

Sehunmengangguk lemah, takut dengan perubahan sikap Jongin yang tiba tiba.

" Demi Tuhan, Sehun. Setiap lelaki di ruangan ini memandangimu dengan penuh gairah, " Jongin berkata dengan tegas lalu menuntun Sehun ke arah pintu Prancis.

" Jongin, sejak kita pertama kali bertemu dan itu sudah satu tahun yang hanya hal itu saja yang kau ucapkan di setiap kesempatan kita bertemu. " Ucap Sehun.

" Kali ini aku serius, " Desis Jongin. " Kau kelihatan terlalu terbuka dengan gaunmu itu. "

" Jongin, kau mengada ada, " Tukas Sehun. Jongin tidak lagi menyeret Sehun, tapi tetap terus berjalan keluar menuju taman dengan langkah yang lebih lambat.

" Aku tidak tahu apa yang telah membuatmu sangat marah seperti ini. Setidaknya setengah perempuan yang hadir di sini, mengenakan gaun yang jauh lebih terbuka daripada gaunku. " Ucap Sehun.

" Persetan dengan mereka. Aku tidak peduli dengan wanita wanita lain. Aku tidak mau kau memamerkan pesonamu sehingga semua orang di seluruh dunia dapat melihatnya. " Ucap Jongin dengan tegas.

" Memamerkan pesonaku? Kau membuatku seolah olah aku ini pelacur. Jangan menghinaku, " Ujar Sehun, nada suaranya meninggi.

" Jangan desak aku, Hunnie. Kau telah membuatku bermain kejar kejaran denganmu selama hampir satu tahun ini, dan aku nyaris kehilangan akal. " Jongin menarik Sehun ke balik pagar tanaman besar yang melindungi mereka dari pandangan orang dari ruang dansa.

" Jangan mencoba untuk menyalahkanku. Kau satu satunya orang yang terlalu sensitif terhadap model pakaianku. "

Tiba tiba Jongin mengulurkan tangan dan meraih lengan atas Sehun, menariknya lebih dekat. " Hunnie, kau milkku. Sudah saatnya kau memahami hal itu. "

Sehun menatap Jongin dengan tercengang. Meskipun selama ini Jongin menunjukkan sikap posesifnya, tapi baru pertama kali ini Jongin benar benar mengutarakan perasaannya.

Sehun tiba tiba merasa gelisah. " Jongin, kurasa kau tidak sadar dengan apa yang kaukatakan. "

" Oh,Tuhan, kuharap aku memang tidak sadar ! " Jongin tiba tiba merangkul Sehun dan tangannya yang kuat menyusup kedalam rambut Sehun. Sehun terkesiap. Jongin memeluk Sehun selama beberapa saat, hidung menempel ke hidung. Napas Jongin terdengar keras dan tersengal sengal, seolah olah Jongin sedang terjebak pertempuran yang terjadi dalam dirinya.

" Oh,Sayang, " Akhirnya Jongin berkata dengan suara lirih. " seandainya kau tahu apa akibat tindakanmu pada diriku. " Setelah berkata demikian, Jongin mendekatkan bibirnya ke arah bibir Sehun, dengan perlahan lahan semakin menekan bibir tipis Sehun.

Sehun bisa merasakan ketegangan tubuh Jongin yang berusaha menahan gairahnya. Bibir Jongin menyapu lembut bibirnya seolah menunggu persetujuan Sehun. Sehun sudah tidak bisa menahan diri lagi, ia mengangkat tangannya untuk melingkari leher Jongin. Hanya itu dorongan yang diperlukan Jongin, tangannya pun bergerak kepunggung Sehun, menekan Sehun agar semakin melekat ke tubuhnya.

" Sudah lama aku menunggu ini. Menunggu agar bisa memelukmu seperti ini, " Jongin berbisik didepan bibir Sehun.

Sehun terlena oleh gairah yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. " Aku... aku sangat menyukai pelukan dan ciuman hangatmu. " Sehun berkata dengan malu malu, sambil membelai rambut Jongin yang tebal dan hitam.

Jongin mengeluarkan suara erangan rendah kepuasaan. " Aku tahu ini akan terasa sempurna. Aku tahu kau akan merespon seperti ini, " Kata Jongin sambil mencium dagu Sehun, kemudian bibirnya menelusuri leher jenjang Sehun.

Sehun menggerakkan kepalanya ke belakang, ia tidak memahami semua kenikmatan yang baru dirasakannya ini, tapi ia juga tidak ingin menghentikan kenikmatan yang diberikan oleh Jongin.

" Ooohhh... Jongin... " Sehun merintih, memeluk Jongin lebih erat.

Saat bibir Sehun terbuka mengeluarkan desahan, Jongin dengan cepat mengambil kesempatan mencium bibir tipis Sehun sekali lagi. Jongin memasukkan lidahnya kedalam rongga mulut Sehun. Sentuhan lidahnya di lidah Sehun mengirimkan kenikmatan. Sehun heran kenapa ia masih mampu berdiri. Sungguh Sehun tidak pernah menduga bahwa ia dapat merasakan ketegangan semacam ini. Bahkan ciuman mereka sebelumnya, yang secara sembunyi sembunyi mereka lakukan dikamar tidurnya, tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan yang ia rasakan saat ini.

Ciuman pertama mereka yang begitu mengesankanpun tidak sebanding dengan kenikmatan yang dirasakan oleh Sehun sekarang. Apa karena sekarang ia sudah mengenal Jongin lebih baik dan apa karena pernyataan Jongin bahwa ia adalah milik Jongin yang membuat Sehun merasa ciuman ini lebih bermakna.

Sehun benar benar ingin lebih melekatkan dan merapatkan tubuhnya pada tubuh Jongin. Ingin menyentuh Jongin dengan cara yang sama seperti Jongin yang menyentuh dirinya. Dengan ragu ragu, Sehun mengusapkan lidahnya di langit langit mulut Jongin. Sehun gembira karena Jongin membalasnya dengan cepat. Sambil menggumamkan nama Sehun, dengan lembut Jongin menarik tubuh Sehun sehingga mereka menempel lebih rapat.

Sehun terkejut merasakan luapan gairah yang tidak terkendali ini dan kesadarannya terhadap dorongan gairah Jongin. Sehun tiba tiba sadar bahwa ia secara perlahan dibawa kepada situasi yang mungkin tidak akan bisa dikendalikannya.

" Jongin? " Panggil Sehun dengan lembut.

Jongin menganggap panggilan Sehun sebagai desahan gairah yang lain. " Eemm.. Ya, Sayang... " Jawab Jongin.

Jongin menggeserkan bibirnya ke daun telinga Sehun, yang dikulumnya dengan lembut. Segala hal yang dilakukan Jongin terasa sempurna untuk Sehun dan satu satunya hal yang dapat Sehun lakukan hanyalah menyebut nama Jongin kembali, kali ini agak lebih keras.

" Apa, Sayang ? " Jongin bertanya, membelai wajah Sehun dengan kedua tangannya dan bersiap untuk mencium Sehun lagi.

" Menurutku, ini saatnya kita berhenti, " Sehun berkata dengan gemetar.

Jongin merasa tersiksa. Ia tahu bahwa Sehun benar, namun gairahnya yang terus menggelora membutuhkan pelampiasan. Tapi tentu saja ia tidak bisa mengajak Sehun bercinta di tengah taman ini. Jongin melepas pelukannya pada tubuh Sehun dengan perlahan dan berpaling ke arah lain, kedua tangannya berkacak pinggang, ia berusaha keras untuk mengendalikan dirinya sendiri.

" Jongin? Apa kau marah padaku? " Tanya Sehun dengan khawatir.

Jongin terdiam. " Tidak, " Akhirnya Jongin berkata dengan perlahan, napasnya masih terdengar berat di telinga Sehun. " Hanya marah pada diriku sendiri. "

Sehun menyentuh bahu Jongin dengan lembut. " Jangan salahkan dirimu sendiri. Aku sama salahnya denganmu. Aku bisa saja menghentikanmu sewaktu waktu. "

Jongin berpaling ke arah Sehun. " Bisakah kau menghentikanku? " Jongin tersenyum kecil dan kembali menarik napas panjang.

" Baiklah, Hunnie, kau sadar bahwa kejadian ini dapat mengubah banyak hal dalam hubungan kita? " Kata Jongin.

Sehun mengangguk, menganggap kata kata itu merupakan pernyataan. Tetapi Sehun bertanya dalam hati bagaimana caranya banyak hal akan berubah.

" Mungkin kau sebaiknya ke kamar kecil dulu sebelum memasuki ruang dansa. Rambutmu benar benar terlihat berantakan. " Jongin menasehati, khawatir akan kehilangan kendali lagi seandainya ia mengatakan hal hal selain nasehatnya tadi yang dianggapnya sebagai ucapan paling tepat untuk dikatakan saat ini.

Tangan Sehun secara refleks memegang kepalanya dan terkejut saat mendapati kebenaran dalam perkataan Jongin tadi. " Baiklah. Kau bisa kembali ke ruang dansa lebih dulu dan aku akan merapikan rambutku dulu dan tidak akan menampakkan diri selama lima belas menit. Kuharap dengan pengaturan itu, agar Ayahku tidak tahu aku menghilang denganmu. "

Jongin tersenyum mendengar perkataan Sehun. " Seperti perintahmu, Tuan Putri. Aku akan kembali ke ruang dansa lebih dulu. "

Sehun tersenyum lemah kepada Jongin sebelum berbalik dan bergegas menuju ke kamar kecil.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

END

WKWKWKWKWKKFF apa ini coba. Sumpehhh gaje pake bangetttt. Settingnya hampir sama kyk FF We Know Its You, Hunnie, di tempat pesta dan taman.

Dan ini GS yeaayy i know, ada beberapa yang bilang gak suka GS tapi lagi ngefeel bikin GS aza. Judulnya aanehh yeeee

Aku lagi stress parah mikirin laporan. Berhubung pengen istirahatin otak dulu bentar alhasil jadilahh FF gaje kyk begini. Kali aza ada yg berminat aku punya lanjutan nich FF buat malam pertama mereka kekekekeke.

Mohon reviewnya yaaa