Strawberry Ice Cream

Disclaimer: Bleach© Tite Kubo

Strawberry Ice Cream© NicaTeef

Pairing: Ichigo. K & Rukia. K

Genre: General/Romance

Summary: Kurosaki Ichigo yang patah hati karena diputus oleh pacarnya berusaha menghapus segala kecewanya dan berniat merebut hati mantan pacarnya lagi. Tapi, kenapa niat itu malah berubah dalam sekejap?

Di Kota Karakura yang ramai terlihat sebuah kafe. Kafe itu sangatlah ramai oleh pengunjung. Semua pengunjung mayoritas anak sekolah, terutama anak itu letaknya sangatlah strategis dan desain kafenya sangatlah disukai oleh anak-anak muda. Di kafe itu tempat anak muda berkumpul, mengobrol, dan mencari teman dengan anak-anak seusianya.

Terlihat di kafe itu ada seorang pemuda SMU berambut orange dan di depannya duduklah seorang gadis rambut berkuncir belakang dan memiliki mata berwarna coklat muda keemasan. Suasana di sana berubah serius.

"Apa?! Putus?! Kenapa Senna?!!" seru pemuda berambut orange itu.

"Maaf, Ichigo… Aku mempunyai alasan tersendiri untuk itu…" kata gadis yang bernama Senna itu.

"Apa salahku, Senna? Kalau ada aku akan memperbaikinya tetapi jangan mengakhirinya!" seru pemuda itu yang menolak diputus oleh pacarnya.

"Sekali lagi maafkan aku dan selamat tinggal, Ichigo," gadis itu pun pergi dan keluar dari kafe. Pemuda yang bernama Ichigo itu langsung tertunduk lemas dan kecewa karena diputus oleh kekasihnya.

Tak lama kemudian seorang gadis bermata violet datang. Ia melihat kefe yang penuh. Ada serpecik rasa kecewa karena tidak memperoleh tempat duduk yang kosong.

'Bagaimana ini… Hari ini aku sangat ingin makan es krim strawberry, tapi, malah penuh… Kalau kubawa pulang aku takut meleleh dan rasanya pun pasti tidak enak lagi. Kalau menunggu nanti pasti akan pulang terlambat dan nee-chan pasti marah,' gadis itu berpikir akan segala pertimbangan bila ia tidak memakan es krim dan jika ia memakan es krim. Gadis itu melihat meja Ichigo. Gadis itu berpikir kalau lebih baik ia duduk disana. Lagi pula, pemuda berambut orange itu juga satu sekolah dengannya. Ia mendekati meja Ichigo.

"Ehm, permisi… Boleh aku duduk disini?" Tanya gadis bermata violet itu. Ichigo yang sedang meletakan dagunya diatas meja sambil membalik-balikan menu kafe itu langsung melihatnya.

"Kalau mau duduk, duduk saja," jawab Ichigo malas. Gadis itu pun duduk di depannya. Gadis itu melihati Ichigo yang terlihat sangat suntuk.

"Baru diputus pacar, ya?" kata gadis itu pada Ichigo. "Bagaimana kau tahu?" Ichigo tetap diposisinya seperti itu. "Yah, terlihat jelas di air mukamu itu," tiba-tiba gadis itu tertawa. Ichigo pun mulai mengangkat kepalanya.

"Hei! Kenapa kau tertawa!! Memang ini lucu, apa?!" seru Ichigo kesal. "Memang ini lucu, Baka! Hahaha… Baru kulihat seorang laki-laki sedih karena ditinggal pacarnya," gadis itu masih tertawa.

"Kau-!" kata-kata Ichigo terhenti karena ada seorang pelayan yang menanyakan mereka untuk memesan apa.

"Mau pesan apa?" kata pelayan itu dengan hangat.

"Strawberry Ice Cream!" kata Ichigo dan gadis itu bersamaan. Kata-kata yang mereka ucapkan sangat kompak.

"Wah… Kalian pasangan yang serasi dan kompak, ya… Tapi, maaf Strawberry Ice Cream-nya tinggal satu porsi," kata pelayan itu. Ice Cream di sana memang sangat laris. Jadi, setiap saat pasti ada yang kekurangan Ice Cream.

"Saya saja, Nona! Hei, kau harus mengalah pada perempuan, ya," kata gadis itu sambil tersenyum sinis.

"Cih! Memangnya kau perempuan? Hei, hatiku sedang galau jadi tolong hormatilah aku dengan cara memberikan Ice Cream itu!" kata Ichigo kesal.

"Apa kau bilang?! Kau buta, ya! Aku ini perempuan, Jeruk! Menghormatimu?! Hanya diputus pacar harus aku hormati! Sedih pula!" balas gadis itu sambil berdiri. Ichigo yang tidak mau kalah pun juga berdiri.

"Jeruk katamu?! Dasar Cebol!! Jaga bicaramu ya! Kau sudah mulai mengawur!!" akhirnya mereka pun bertengkar hebat. Semua seisi kafe melihat tingkah mereka yang saling mengejek satu sama lain. Tapi, mereka tak menghiraukannya.

"Aku tidak Cebol, Kepala Jeruk!!" gadis itu dan Ichigo langsung duduk dan enggan melihat satu sama lain. Mereka saling mengacuhkan.

Tak lama kemudian pelayan tadi kembali dengan membawa satu porsi Strawberry Ice Cream dengan dua sendok. "Tolong jangan bertengkar, silahkan menikmati!" sang pelayan itu pun meluncur pergi. Ichigo dan gadis itu bingung. Mereka kemudian saling bertatapan kemudia saling acuh pandang lagi. Kemudian mereka pun melirik es krim strawberry itu yang makin lama makin mencair.

"Ah…! Sudahlah kita makan saja es krim ini! Membayarnya bias setengah-setengah!! Kau mau tidak?!" kata Ichigo sambil mengambil sendok yang berukuran kecil untuk memakan es krim strawberry itu.

"Huh! Baiklah setengah-setengah! Itadakimasu!" kini gadis itu juga siap memakan es krim strawberry itu. Ichigo kira gadis yang menurutnya kasar itu akan memakan es krim dengan banyak dalam satu suapan. Tetapi, dugaannya salah. Gadis itu memakan es krim dengan sopan dan lembut, Sejenak ia berpikir bila gadis ini berbeda dengan Senna yang kini telah menjadi mantan kekasihnya,

"Hei, kenapa kau tak segera memakannya? Kuhabiskan lho!" kata gadis itu sambil mengambil sesendok es krim.

"E-Enak saja!!" Ichigo mengambil sesendok es krim dengan jumlah besar. "Oi! Jangan banyak-banyak nanti aku tidak kebagian, Jeruk!"

"Biasa sajalah, Cebol!!"

Kemudian es krim itu habis. Hanya tertinggal satu buah strawberry di situ. Mereka hendak mengambilnya dengan sendok bersamaan. Tapi, buah strawberry itu malah terlempar di lantai dan terinjak oleh orang-orang yang lewat.

"Grrr!" mereka berdua menggeram kesal.

"Sudahlah! Ini uangnya! Aku pulang! Aku tak bertemu lagi, Jeruk busuk!!" kata gadis itu sambil meletakan sejumlah uang di depan Ichigo.

"Aku juga berharap tidak akan bertemu denganmu, Kurcaci liar!!" bentak Ichigo. Gadis itu telah keluar dari kafe.

Ichigo membayar es krim strawberry di kasir lalu pulang ke rumahnya.

Di SMA Karakura, tempat Ichigo bersekolah…

"Ohayou!! Ichigo!!" kata seorang pemuda berambut coklat yang terlihat 'hiper'.

"Ohayou, Keigo. Mau pinjam PR?" kata Ichigo menebak. "Ah, Ichigo, kau tahu saja pikiranku," kata Keigo yang sinar matanya bersinar-sinar. Ichigo mengeluarkan buku matematikanya.

"Ichigo!! Bagaimana kabar Sen-chan? Tambah manis saja, hahaha," Tanya Keigo.

"Aku sudah putus dengannya kemarin," kata Ichigo lemas.

"APAA!! GADIS SEMANIS ITU KAU PUTUSKAN!!! DASAR BUODOOH!!" Keigo berteriak-teriak tak jelas.

"Dia yang memutuskanku…"

"Oh… Kawanku Ichigo!! Aku akan membantumu mencari pacar lagi!!" kata Keigo sambil menangis terharu.

"Sudahlah, aku akan mencoba merebut hatinya lagi… Cepat salin PRmu," Keigo dengan cemberut langsung kembali ke tempat duduknya.

Bangku Ichigo terletak di dekat jendela dan kelasnya terletak di lantai 3. Di seberang sana terlihat gedung Utara. Ia dapat melihat jelas kelas mantan pacarnya yang ada di gedung Utara. Dilihatnya Senna sedang bercerita dengan teman-teman perempuannya dengan ceria. Ia tak sadar bahwa Ichigo sedang memperhatikannya. Ichigo merasa hatinya tersayat karena Senna tak sedikit pun sedih seperti dirinya. Ia mengalihkan pandangan dari Senna ter tertuju pada bagian lain kelas Senna. Terlihat seorang gadis yang sedang duduk di dekat jendela sambil membaca buku. Ia ingat bahwa gadis itu yang ada di kafe kemarin.

"Keigo!! Kemarilah!!"

"Kau tadi mengusirku kaan~"

"Lihat gadis yang membaca itu! Dia siapa?!" Tanya Ichigo penuh paksa.

"Owh, Ichigo… Cepat sekali kau menemukan gadis pengganti Sen-chan!! Huhuhu aku kecewa seekaaliii!" kata Keigo dengan nada lebay.

"Sudahlah, jawab saja! Siapa gadis itu!!"

"Biasa sajalah Ichigo. Tak usah berteriak-teriak," kata seseorang yang menyusul Ichigo dan Keigo.

"Mizuiro, Ohayou," sapa Ichigo yang tangannya sedang menarik kerah Keigo.

"Ohayou Ichigo, Keigo. Baiklah, Gadis itu bernama Kuchiki Rukia. Aku dengar dia adalah gadis yang populer. Ia lemah dalam mata pelajaran Matematika, Sains, IPS, tetapi ia sangat ahli di bidang sastra. Berkali-kali ia mendapatkan piala di lomba sastra, berpuisi, dan lain-lain pada peringkat pertama. Dia juga manis dan banyak cowok yang menyukainya. Dia pun menjadi manejer di klub basket. Ada rumor bahwa ia mempunyai hubungan khusus dengan Kapten klub Basket, Shiba Kaien. Tapi, tenang saja Ichigo, dia belum mempunyai pacar kok. Kalau mau kau mendaftar saja, tapi di barisan paling belakang. Belum juga nanti di tolak," kata Mizuiro.

"Cih! Siapa yang mau mendaftar, maaf saja, ya! Memangnya tahu darimana kau bahwa banyak deretan cowok yang berharap menjadi pacarnya?!" Tanya Ichigo yang memasang wajah tak percaya.

"Ichigo, aku sudah mendaftar. Yah, tapi ditolak," jawab Mizuiro.

"Terserahlah!! Hei, Keigo! Sudah selesai menyalin PR?!"

"Ichigo! Tadi engkau menarikku kesini! Jadi, ya belum jadi~!!" kata Keigo yang wajahnya manyun.

"Cepatlah!! Sebentar lagi bel!" Ichigo kembali duduk di kursinya. Keigo dan Mizuiro kembali ke tempat duduknya masing-masing. Ichigo memandangi gadis yang bernama Rukia itu. Gadis itu sangat serius saat membaca. Terlihat yang dibacanya adalah sebuah novel yan berjudul 'You're stop the rain'.

Tanpa Ichigo sadari seorang gadis dari kelas Rukia sedang melihatnya. Wajahnya memerah karena melihat Ichigo. Memang hampir setiap hari gadis meliriknya. Ichigo termasuk cowok populer walaupun sikapnya agak dingin dan menyeramkan. Tapi, pandangan gadis itu sangat mendalam. Gadis itu mempunyai rambut coklat yang keorange-an.

"Hime, apa yang sedang kamu lihat?" Tanya seorang gadis berambut pendek.

"A-Aha! Tidak, aku tidak melihat apa-apa, Tatsuki-chan!!" gadis itu langsung menoleh dan menyangkal apa yang ia lakukan.

"Baiklah… Nanti pulang sekolah jadi tidak makan donat?" Tanya gadis yang bernama Tatsuki itu.

"Tentu saja!!" jawabnya.

"Anak baik harus duduk ya. Sebentar lagi bel," kata Tatsuki sambil mengusap-usap rambut gadis itu.

"Iya!"

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Kini waktunya siswa-siswa SMU Karakura untuk pulang. Ichigo sedang memakai sepatunya untuk cowok-cowok populer sedang berkumpul di sudut ruangan roker sepatu.

"Hoi, Ichigo! Bargabunglah!" teriak salah satu cowok. Yah, Ichigo juga merupakan cowok popular. Ichigo pun mensetujui tawaran cowok itu.

"Ada apa? Tumben kalian berkumpul dengan serius begitu,"

"Begini, kami mengadakan taruhan. Kau mau ikut tidak? Yang menang akan kami belikan sesuatu yang dia inginkan," kata seorang pria berambut hitam, Shiba Kaien.

"Apa dulu taruhannya?" Tanya Ichigo.

"Siapa yang bisa mendapatkan hati Kuchiki Rukia dialah yang menjadi pemenangnya!" kata Kaien.

"Apa! Gadis kasar itu! Tidak!" teriak Ichigo.

"Ssst! Ia bukan gadis kasar, tetapi, dia gadis manis. Betul tidak!" kata Kaien pada teman-temannya. Mereka berjumlah . Pertama Shiba Kaien, kapten klub basket yang memiliki kharisma tinggi. Kedua Hitsugaya Toushirou, seorang cowok yang super dingin tapi banyak wanita yang tertarik padanya. Ketiga,Ishida Uryu, pria berambut emo tapi entah kenapa banyak gadis yang mengiranya keren, mungkin karena ia lembut. Keempat Hisagi Shuhei, lelaki keren yang ahli judo dan karate. Kelima adalah Grimmjow, cowok sombong tapi keren dan memiliki kharisma seperti Kaien. Dan terakhir, ialah Kurosaki Ichigo itu sendiri.

"Hei, bukankah kau punya Miyako, Kaien!! Kau juga Toushirou, baru seminggu kau jadian dengan Hinamori Momo!!Dan Ishida, tak kusangka kau mau mengikuti taruhan ini!" teriak Ichigo.

"Miyako tahu kok soal ini. Lagi pula ini hanya main-main," kata Kaien.

"Hinamori juga tahu. Yang kubutuhkan hanya Cyber Computer Intelics, keluaran terbaru. Komputerku karena disiram air oleh sepupuku, Matsumoto," kata Toushiro acuh tak acuh.

"Peralatan di klubku sebagian rusak, jadi perlu yang baru," kata Ishida.

"Bukankah kau ingin gitar Irelish Brown terbaru, Ichigo?" kata Grimmjow.

Ichigo memikirkan lagi perkataan Grimmjow.

"Baiklah, aku mau," pada akhirnya Ichigo setuju dengan taruhan itu.

"Baiklah, peraturannya begini…"

'Jadi, taruhan dimulai besok,' gumam Ichigo dalam hati. Ichigo berjalan menuju keluar gerbang SMU Karakura. Dilihatnya gadis bernama Rukia tersebut. 'Apa aku mulai sekarang saja, ya?' Ichigo kearah Rukia.

"Hai, Kuchiki!" teriak Ichigo pada Rukia.

"Kau? Jeruk Busuk kemarin? Ada urusan apa kau?" kata Rukia heran kenapa pria berambut orange menghampirinya.

"Tak apa-apa, aku hanya ingin mengenalmu. Hei! Jangan memanggilku Jeruk Busuk! Aku punya nama! Namaku Kurosaki Ichigo," kata Ichigo sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Heh? Aku tak menanyakan namamu! Lagi pula kau itu aneh! Namanya Ichigo(Strawberry) tapi kok tumbuhnya Jeruk(rambut)," kata Rukia sambil tertawa geli.

"Jangan tertawa! Nama ini yang memberikan adalah Ibuku, orang tuaku!" teriak Ichigo kesal.

"Ok, aku minta maaf. Kau tahu namaku dari mana?" Tanya Rukia sambil berjalan dan Ichigo pun juga berjalan di sampingnya.

"Dari… dari temanku,"

"Hmm? Ya sudahlah. Kenapa tiba-tiba kau ingin mengenalku?" Tanya Rukia.

"Hanya iseng saja, Iseng mengenal cewek kasar sepertimu," kata Ichigo. Rukia kesal karena dikatakan cewek kasar oleh Ichigo.

"Memangnya kau tidak kasar apa, Jeruk!" teriak Rukia kesal. Rukia pun menendang kaki Ichigo. Ichigo kesakitan. Rukia pun mendahului langkahnya dengan cepat.

'Dia marah? Bodoh kau Ichigo, kejar dia!' Ichigo berlari menyusulnya.

"Hei! Aku minta maaf! Jangan marah dong!" teriak Ichigo agar Rukia tak marah. Tapi, Rukia malah mempercepat angkahnya. Ichigo terus meminta maaf sampai akhirnya Rukia berhenti. Mereka berhenti di sebuah taman.

"Baiklah belikan aku Strawberry Ice Cream! Aku akan memaafkanmu jika kau membelikanku Ice Cream!" kata Rukia sambil menunjuk-tunjuk penjual ice cream keliling. Sang penjual ice cream melihat dia ditunjuk-tunjuk Rukia. Ia merasa cemas dan bingung.

"Baiklah," jawab Ichigo enteng. Ichigo berjalan menuju penjual ice cream itu. Sedangkan Rukia berjalan menuju bangku taman sambil menahan kesal.

"Tolong Strawberry Ice Cream dua," kata Ichigo. Sang penjual ice cream hanya mengangguk dan dengan trampil menyiapkan ice cream.

"Hei, ini ice cream-mu," kata Ichigo sambil memegang dua ice cream. Rukia pun merebut salah satu ice cream dari Ichigo lalu memakannya.

"Kau suka ice cream rasa strawberry, ya?" Tanya Ichigo yang kini telah duduk di samping rRukia.

"Yah, suka sekali," jawab Rukia.

"Tak seperti pribadimu yang-" Ichigo menghentikan perkataannya.

"Yang apa?" Rukia melirik Ichigo.

"Ti-tidak,"

Ice Cream yang dimakan mereka pun habis. Mata Rukia kini tertuju pada kumpulan burung burung yang ada didepannya mencari makanan. Hari pun menjelang sore. Warna langit berubah menjadi kejinggaan. Sore menjadi lengkap dengan burung-burung yang ada di depan mereka. Ichigo ingat bahwa ia mempunya sebungkus roti sisa makan siang tadi. Di bukanya bungkus roti itu lalu Ichigo mengeluarkan roti tersebut. Dipotong-potong roti itu dan disebarkan ke arah burung-burung tersebut. Semua burung-burung itu langsung menyerbunya.

"Mereka kelaparan ya," kata Ichigo.

"Eh!" Rukia langsung membuka tasnya.

"Ada apa?!" Tanya Ichigo.

"Diamlah!" diambilnya sebuah buku dan pensil. Rukia pun mulai menulis. Ichigo berusaha melihat apa yang ditulis Rukia. Rukia sedang menulis puisi, itulah yang diketahui Ichigo.

"Oh, puisi,"

"Sshsh!" Rukia menulis dengan penuh imajinasi yang ada dipikiarannya. Ia menulis dengan senyum senang. Ichigo pun ikut tersenyum melihat Rukia.

'Kaien benar. Gadis ini manis,' kata Ichigo sambil menunggu Rukia menulis.

Bersambung…

A/N: Hii! Disini Nica dengan fic ketiga Nica! Kwkwkw XD Hahaha maaf kalau ceritanya gaje…! Senengnya! Tolong Review yaaah! Semua review akan Nica terima dengan senang hatii! Yupz! See ya next chap!

Strawberry Ice Cream © NicaTeef