Permisi saia pendatang pendatang baru. Ini fic pertama aku... ^^

Mohon Bantuannya ya... aku masih tersesat disini.

Selamat membaca...

Disclaimer : Tite kubo

Warning : Mungkin bakalan banyak kesalahan dalam bentuk apapun

Pairing : IchiRuki

Rate : T

YOUR TRUST

Jam terus berdetak. Dimalam yang dingin Istanah Kerajaan Kuchiki nampak sangat sunyi. Para penghuni Kerajaan sudah terlelap dimalam yang dingin ini. Tapi ada seseorang yang belum tidur dimalam yang sunyi ini. Dia Kuchiki Byakuya sang Raja , dia termenung di kegelapan malam dengan ditemani sebatang lilin. Sang Raja menatap lilin itu dengan tatapan kosong. Dia masih mengingat kata-kata terakhir yang diucapkan oleh mendiang istrinya. Kuchiki Hisana.

FLASHBACK

Disaat dimana bunga sakura berguguran. Dimana orang bersenang untuk menikmati keindahan sang sakura. Tapi disaat yang sama Kerajaan Kuchiki sedang berduka. Ya… hari itu dimana Kuchiki Hisana menghembuskan nafas terakhirnya. Tapi sebelum itu Hisana berpesan kepada Byakuya.

Dengan nafas yang semakin pelan dan dengan tubuh yang semakin lemas. Kuchiki Hisana dengan sekuat tenaga untuk menyampaikan sesuatu kepada Byakuya. Digenggamnya tangan yang lemah itu. Sang Raja menatap istrinya dengan sehdu. Biasanya Kuchiki Byakuya akan menatap dengan tatapan dingin seseorang. Tapi khusus untuk Hisana tatapan itu menjadi lembut.

"bertahanlah", dengan lembut Byakuya mengatakan itu. Senyum mengembang di wajah Hisana yang pucat itu."Aku sudah tidak kua lagi Byakuya-sama". Digenggamnya lebih erat tangan iu. "jangan bicara begitu",kata Byakuya semakin lirih." Byakuya-sama, selama ini saya tidak minta apa-apa padamu ". Dengan nafas yang semakin pelan Hisana melanjutkan perkataanya " Tapi…bolehkah saya meminta sesuatu padamu sekarang?". Dengan penuh harapan Hisana menatap iris Byakuya. "Tentu saja, apa yang kau inginkan Hisana?". Dipaksanya seyum mengembang di wajah tampan itu.

" Byakuya-sama, saya ingin kau menemukan adikku yang telah lama hilang ". Hisana mulai menutup kedua matanya. "Kau.. maukan Byakuya-sama…". Dengan menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya, Byakuya membalas permohonan Hisana. "Aku akan menemukan adikmu ". Itulah janji Byakuya pada istrinya. " Terima kasih ". Kata Hisana terdengar seperti bisikan. Tubuh itu pun menjadi dingin. Sudah tak ada suara lagi. Air mata yang sedari tadi ditahan akhirnya keluar.

Di luar kamar sang Raja, berkumpul semua pelayan dan prajurit yang sedang berduka. Suara isak tangis pun mulai terdengar. Berita bahwa Ratu Hisana meninggal sudah terdengar oleh rakyat. Rakyat ikut sedih, karena Ratu Hisana terkenal penyayang. Dan pada saat pemakaman Ratu, para rakyat pun membawakan tangkaian bunga.

END OF FLASHBACK

URAHARA GAKUEN

TRANG…

"..Jangan ragu-ragu untuk menebas musuhmu!". Kata seorang lelaki berambut merah kepada gadis mugil didepannya." Aku sudah mencobanya ". Teriak gadis mugil bermata violet itu. Gadis itu mulai menyerang lelaki berambut merah itu lagi.

TRANG…

Dengan mudahnya lelaki itu menangkis serangannya. Sang gadis mundur satu langkah." Hem.., pertahananmu lemah Rukia". Kata lelaki itu dibelakang gadis bermata violet. Ternyata dengan cepat lelaki itu bershupon kebelakang gadis itu. Tangan kanan yang memegang Zanpakutou diarahkan di leher sang gadis." Ugh..oke kau menang Renji ". Akhirnya gadis yang bernama Rukia mengalah." Yes, hari ini aku yang menang ",cengir Renji sambil menyarungkan zanpakutounya." Huh, baru sekali menang sudah cerewet kau Renji ". Cibir Rukia.

" Hem…sepertinya kali ini yang menang Abarai-kun ya…?". Datang seorang lelaki bertopi blazter hijau putih." Urahara-san". Kaget Rukia dan Renji kompak. " Kenapa kalian masih di sini ? ".ucap urahara sambil mendatangi Rukia dan Renji. " Ayo cepat yang lain sudah berkumpul ".

" Ya "

RUANG TAMU

Suasana sepi belum ada yang berbicara. Mereka akan membicarakan sesuatu. Tapi pembicaraan belum di mulai, karena personilnya belum lengkap." Kenapa mereka lama sekali ? ". Akhirnya ada yang angkat bicara. Seorang lelaki berkacamata tampaknya kesabarannya sudah habis. " Tenang Ishida-kun mungkin mereka sedang dalam perjalanan ". Hibur seorang gadis buerambut panjang. " Sudahlah Ishida merekakan sudah sering terlambat ". Sambil tersenyum wanita berambut ungu itu berbicara. Yah.. disinilah mereka berkumpul. Murid didik Urahara sudah berkumpul, kecuali Rukia dan Renji.

KREK…

" Ah… ini dia. Bintang tamu kita ". Celetuk Ishida ketika Rukia dan Renji tiba.

" Maaf Ishida ".ucap Rukia sambil memposisikan duduk di dekat Renji.

" Sudah aku mengumpulkan kalian disini untuk membicarakan sesuatu. Bukan untuk berdebat ". Lerai Urahara sambil mengibaskan kipasnya.

" Ayo, cepat segera di mulai saja ". Seru Renji tidak sabaran.

" Baiklah langsung aja ke intinya ", kata Urahara serius. Mendengar kata-kata Urahara yang serius semua pun ikut serius. " Diasudah lama terlepas dari segelnya. Dan di perkirakan mereka akan segera bergerak ". Sambung Urahara sambil menutup matanya. Seketika itu semuanya yang ada dalam ruangan membulatkan mata mereka.

" APA! ", kaget Ishida, Inoue, Renji dan Chad.

" Cepat sekali merekaakan bergerak ". Pikir Yoruichi.

" Apa mereka sudah mulai menyerang ? ". Tanya Rukia.

" Sampai saat ini mereka belum menyerang ", jawab Urahara.

" Jadi kita masih punya kesempatan berlatih ", Chad pun akhirnya bicara.

" Ya, karena itu kalian harus berlatih yang giat ". Kata Yoruichi sambil tersenyum.

" Oh ya, Urahara-san. Selain membahas ini . Apa ada sesuatu yang harus di bahas lagi ? ", Tanya Orihime Inoue sambil menatap Urahara.

" Hem…, Aku jadi ingat sesuatu ", kata Urahara sambil membuka lembaran kertas yang ada disakunya.

" Apa yang ingin kau bicarakan Urahara-san ? ", sepertinya Renji penasaran.

" Ada Informasi untuk kalian, bahwa kalian akan dapat teman berlatih baru ", kata Urahara sambil melihat anak buahnya. Seketika itu suasananya yang sebelumnya serius menjadi seperti biasanya.

" Siapa dia Urahara-san ? ". Tanya Renji.

" Darimana dia Urahara-san ? ". Tanya Ishida.

" Laki-laki apa perempuan Urahara-san ? ". Inoue pun ikut bertanya.

" Hem…", Komentar Chad yang melihat teman-temannya yang tampak antusias terhadap seseorang yang akan menjadi teman disini atau mungkin bisah disebut anak baru.

" kalian ini penasaran sekali ", ucap Urahara.

" Ayolah Kisuke, beritahu mereka. Kalok tidak mereka akan ngambek low ", canda Yoruichi yang mendapat Deathglare dari Ishida dan Renji. Tapi sayang Yoruichi tidak memperdulikan itu-karena sudah kebal-.

" Ayolah Urahara-san….", ucap Inoue sambil memohon mode.

" Baiklah, dia adalah Kurosaki Ichigo. Dari Kerajaan Kurosaki ". Jelas Urahara sambil mengkibaskan kipasnya.

" PANGERAN ". Teriak Inoue.

" jadi seorang Pangeran yang akan menjadi teman kita ". Kata Ishida sambil memegang kacamatanya.

" Hm…, pasti dia kuat. Akan kujadikan lawanku nanti ". Ucap Renji dengan mengepalkan tangannya.

" Omong-omong aku belum tau wajah Kurosaki Ichigo itu ", Ishida berkata jujur. " Iya juga ya.., aku juga belum tahu ". pikir Renji.

" kata orang-orang sih dia itu tampan, manis ,keren , tinggi , hebat , cakep , mempesona dan blabla bla bla bla ", celoteh Inoue tiada hentinya. Sedangkan Ishida dan Renji langsung menutup kedua telinganya.

" Hm..", sepertinya Chad tidak mau berkomentar.

Sementara itu Urahara tersenyum melihat anak buahnya yang sangat antusias terhadap murid baru yang bernama Kurosaki Ichigo itu. Disana Inoue tampa begitu gembira, mungkin ia sedang membayangkan sosok seorang Pangeran Kurosaki Ichigo itu. Disebelah Inoue tampak Ishida yang mengelap kacamatanya. Dan Renji yang duduk di sebelah Ishida nempaknya ingin sekali mengajak sang Pangeran bertarung. Dan Chad dia hanya duduk manis. Setelah melihat Chad, Urahara mengalihkan pandangannya ke Rukia. Seketika itu senyum yang mengembang di wajahnya langsung menghilang di gantikan tatapan serius.

' semoga anak itu baik-baik saja', ucap Urahara dalam hati.

Semenjak pembicaraan mengenai Dia, yang Rukia lakukan hanyalah diam dan diam. Sepertinya hanya dia yang tak antusias terhadap murud baru yang akan datang. Tangan mugilnya terus memegang kalung yang terpasang dilehernya. Urahara yang melihat itu hanya menutup matanya.

" Kisuke ", panggil Yoruichi sambil menepuk pelan pundak Urahara. Urahara menoleh dan menatap Yoruichi.

" Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja ", ucap Yoruichi. Sepertinya hanya Urahara dan Yoruichi yang mengerti tentang rukia.

" Hem. Aku mengerti ". Jawab Urahara.

" Ano.. Urahara-san. Kapan Pangeran Kurosaki datang ? ",Tanya Inoue dengan mata yang berbinar-binar.

" Iya, kapan Kurosaki Ichigo itu datang ? ", Renji ikut penasaran.

" Kita lihat saja ".ucap Urahara penuh teka teki.

" Yah…".

ISTANAH KERAJAAN KUROSAKI

Siang ini Kerajaan sangat ramai, karena semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Terutama dikamar sang Pangeran kerambut orange ini. Seorang Pangeran yang mempesona dan mempunyai senyum yang sanggup membuat kaum hawa tepar. Dia duduk di samping ranjangnya yang super lebar , besar dan juga nyaman. Dengan lelah ia melihat adik-adiknya yang berada di kamarnya.

" Baju , alat mandi , handuk , tisu , alat tulis , sarung tangan , senter , sofel , ringso , p3k , dan bla bla bla bla bla…. ", kata seorang putri kecil bernama Kurosaki Yuzu, adik sang Pangeran. Sepertinya dia sedang mengapsen barang bawaan kakaknya.

" Sudah.. jangan banyak-banyak barang bawaanya Yuzu ", kata sang kakak capek. Tentu saja dia capek disuruh bawa ini dan itu.

" Onni-chan nanti bawa makanan tidak ? ". Tanya Yuzu tanpa memperdulikan ucapan kakaknya tadi.

" Tak usah Yuzu, onni-chan tak akan mati kelaparan saat perjalanan nanti ", kata Kurosaki Karin saudara kembar Yuzu. Dia termasuk putri kecil yang tomboy, berbeda dengan Yuzu. Kalau Yuzu dia sangatlah polos dan lemah lembut, tapi terkadang dia juga bisah cerewet.

" Karin-chan jangan begitu. Kan kasian onni-chan ". Seru Yuzu sambil memasukkan handuk kedalam tas besar milik kakaknya.

" Tak apa Yuzu, nanti aku bisah makan di sana ". Kata Ichigo sambil membuka pintu kamarnya, tapi….

BRUAAKKKK

Pintu di tendang seseorang dari luar. Dan akhirnya Ichigo mental.

" Onni-chan!", teriak si kembar.

" Ugh…, sial. Apa yang aku lakukan Ayah ? ". teriak Ichigo terhadap ayahnya yang berdiri didepan Ichigo dengan jarak 4 meter.

" Ichigo MY SON and MY PRINCE , jangan lupa bawa Zangetsu dan memeluk ayah mu ini ". Kata sang Raja Kerajaan Kurosaki terhadap Putra Mahkotanya.

" Aku sudah tau itu, tapi aku tak sudi memelukmu. Dasar ". Jawab Ichigo sambil berdiri dari dimana dia sempat terjatuh.

BLETAKKK

" Aduh…", rintih sang Raja.

" Dasar Ayah bodoh. Kalok membuka pintu yang benar. Kasian'kan Putra Mahkotamu itu ". Marah Karin terhadap ayahnya yang sembrono itu.

" Onni-chan tak papa ? ". Teriak Yuzu sambil memasukkan switer kedalam tas Ichigo.

" Aku baik-baik saja ". Jawab Ichigo

Setelah insiden itu. Mereka mengantar Ichigo sampai depan gerbang Istanah. Tidak hanya sang Raja dan kedua Putri kembar itu, tapi semua pelayan dan prajurit mengantar kepergian sang Pangeran. Dengan seekor kuda hitam dan barang bawaan yang telah disiapkan oleh Yuzu tadi, sang Pangeran siap untuk berangkat ke Urahara Gakuen.

" Hati-hati dijalan onni-chan ". ucap si kembar dengan kompak.

" Itu pasti ", jawab sang kakak.

" My son, peluk aku dulu ". Seru sang Raja dengan pose menangis.

" itu tidak akan pernah terjadi !". jawab sang Putra Mahkotanya itu. Dengan pelan Ichigo mengendarai (?) kudanya.

" Selamat jalan Pangeran !". seru para pelayan dan prajurit.

" Ya". Jawab sang Pangeran sambil tersenyum.

" Kyaaaaa". seketika itu para pelayan berguguran, karena tidak kuat melihat senyum pangeran yang sangaaatt manis dan keren itu.

" Aku pergi ". Kata Ichigo sambil memacu kudanya lebih cepat.

TBC

Hahaha maap ya kalok pendek. Minta kritik dan saran dong , biar aku bisah perbaiki mana yang salah.

Dan terimakasih buat guru fic aq.

Mohon Review ya...