Mencintaimu bukanlah hal yang mudah, tapi jika kau ingin aku meninggalkanmu, aku dengan senang hati akan melakukannya. Meski hatiku akan tersakiti.
~ Joonie Kim ~
Title :
Farewell Snow
Main Pairing :
Raejoon x Sungmin
Pairing :
Kyuhyun x Yesung
Hyunji x Donghae
And Other
Ratting :
T
Genre :
Family
slight
Hurt/ Comfort
Romance
Author :
Kim Rae Joon { Joonie Kim }
Cast :
Kyuhyun : Namja berumur 31 tahun yang sudah menikah bekerja di sebuah perusahaan ternama Korea.
Yesung : Namja berumur 30 tahun yang sudah menikah bekerja di sebuah kafe bersama dengan adiknya.
Raejoon : Yeoja berumur 24 tahun bekerja disebuah rumah sakit ternama dikota Seoul.
Hyunji : Yeoja berumur 18 tahun pelajar dari SMA ternama di Seoul.
Warning :
YAOI slight Straight version
Thypo
Big Thank's for :
Elsya [Cho Hyunji]
Sebenarnya ini adalah FF garing buatanku bersama Elsya, dari saling tukar pikiran sampai akhirnya buat ff yang begini. Ff ini twoshoot jadi chapter depan sudah end. Joonie harap readers bisa sedikit memberikan catatan untuk Joonie.
~ Lets Begin Reading This Fiction ~
Keluarga adalah rumah yang kau miliki ketika kau tidak memiliki tempat untuk bersandar. Keluarga yang akan menjadi bagian dari hidupmu. Menjadi bagian dalam perjalanan hidupmu didunia ini. Terkadang kita butuh beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk membina sebuah keluarga yang baik.
"Hyunji,, bantu eomma mempersiapkan makan malam ne?"ucap namja yang tengah bermain dengan peralatan dapur.
"Eonni saja eomma, aku sedang sibuk?"teriak seorang yeoja yang tengah bermain dengan PSP kesayangan appanya.
"Lalu kau sedang apa heum? Main game? Mau kalahin skor milik appa? Dalam mimpi saja! Kau tidak akan bisa melakukannya!"ejek seorang yeoja yang tengah berjalan kedapur membantu sang eomma.
"Ya! Lihat saja nanti, aku pasti bisa mengalahkan skormu dan appa!"ucap sang dongsaeng garang.
"Ahahahaha,"tawa sang kepala keluarga dan sang anak sulung menggema didalam rumah itu.
"Ya! Hentikan tawa kalian berdua!"ucap yang terkecil ngambek.
"Sudahlah, hentikan. Lihat Hyunji jadi marah gitu."timpal sang ibu didalam rumah itu.
"Baiklah, sekarang apa yang ingin eomma buat untuk makan malam?"tanya si sulung.
"Eomma ingin membuat Bulgogi dan Egg Roll isi sosis. Joonie, kau bisa bantu eomma untuk membuat ini?"tanya sang eomma yang tengah mempersiapkan bahan dan bumbu-bumbu dapur untuk memasak.
"Ne,, ne,,, serahkan padaku."ucap Joonie sembari mengambil alih pekerjaan sang eomma.
"Hyunji,, siapkan air minum dimeja makan."ucap sang eomma.
'Aku ingin keluargaku tetap utuh seperti ini. Sampai saatnya aku dipanggil oleh tuhan. Aku tidak ingin kehilangan moment indah seperti ini,'batin sang kepala keluarga yang sedari tadi menatap sang istri dan kedua anaknya
"Appa? Kau sedang apa? Melamun dan senyum sendiri? Apa yang sedang kau fikirkan heum?"tanya Joonie.
"Anhi,, eobseo."ucap Kyuhyun senyum penuh arti.
Semua masakan sudah tersaji di meja makan, dengan tenang keluarga kecil nan bahagia itu menikmati santap malamnya dengan rasa senang tersendiri. Namun, salah satu dari keempat anggota itu tengah berfikir. Berfikir sesuatu hal yang mungkin akan membuatnya meninggalkan keluarga kecil itu. Namun, sampai saat itu tiba, dia berjanji akan membuat keluarga itu tersenyum bahagia.
"…-nie,,, Joonie,,,"panggil Kyuhyun.
" N-ne,, appa, waegeuraeyo?"tanya Joonie setengah gugup.
" Apa yang sedang kau fikirkan? Kau tidak menyentuh makananmu sama sekali heum?"tanya Kyuhyun lagi setengah menyelidik.
"A-anhiya appa. Nan gwaencanha."ucap Joonie setengah gugup.
"Jeongmal?"tanya Kyuhyun lagi.
"N-ne appa. Nan gwaencanha."ucap Joonie senyum tipis.
"Sudahlah appa, mungkin eonni sedang memikirkan pekerjaannya di rumah sakit."ucap Hyunji acuh.
"Jangan terlalu difikirkan Joonie, makanlah, atau kau malah yang akan sakit."ucap Yesung.
"Ne, eomma. Arraseoyo."ucap Joonie tersenyum simpul.
Semua anggota kembali menyantap makan malamnya, tak lama setelah itu sang kepala keluarga telah selesai dengan acara makannya. Terlihat dari raut wajahnya mulai khawatir dengan anak sulungnya. Sebelum ini, anak sulungnya tidak pernah melamun seperti ini. Dia pandai menyimpan sesuatu,tapi kenapa hari ini terasa aneh.
"Joonie setelah kau selesai makan temui appa diruang baca. Appa menunggumu disana."ucap Kyuhyun sembari beranjak keruang baca.
"N-ne appa."ucap Joonie pasrah.
Setelah semua anggota keluarga selesai menyantap makanan buatan sang eomma. Joonie beranjak untuk mencari sang appa dan sedikit mambawakannya teh hangat. Sedangkan sang eomma kini membersihkan peralatan makan dengan anak bungsunya.
"Hyunji, bantu eomma cuci piring."ucap Yesung.
"Ne, eomma."ucap Hyunji setengah malas.
"Waeyo? Kau terlihat malas? Kau tidak ingin membantu eomma heum?"tanya Yesung.
"Anhiya,,, hanya saja aku merasa appa lebih sayang eonni daripada denganku."ucap Hyunji.
"Jangan seperti itu chagi, kau bukankah sudah tahu heum kalau appamu itu memang selalu over protective dengan Joonie."ucap Yesung
"Arraseo eomma, aku ingat ketika pertama kalinya eonni bilang ingin berpacaran dengan teman kuliah serta rekan kerjanya di Rumah Sakit waktu itu. Appa marah besar dan appa minta namja bernama Lee Sungmin itu untuk datang kerumah dan meminta izin untuk berpacaran dengan eonni."ucap Hyunji bosan.
"Dan kau ingat wajah namja itu ketika datang kerumah?"tanya Yesung sedikit terkikik karena mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.
"Ya, sepertinya dia akan mati jika masuk rumah."ucap Hyunji memutar bola matanya.
"Wae? Kau tidak senang dan merasa lucu dengan kejadian waktu itu?"tanya Yesung lagi.
"Buat apa eomma?"tanya Hyunji tidak tertarik.
"Ehm…"gumam Yesung kehabisan kata-kata.
"Sudahlah eomma, mari kita selesaikan ini. Dan aku akan bermain game lagi serta akan mengalahkan skor eonni."ucap Hyunji bersemangat.
'Aku berjanji akan mengalahkanmu eonni, aku bersumpah.'batin Hyunji bersumpah.
Kini ditengah tumpukan rak buku, Kyuhyun tengah menunggu anak sulungnya itu datang. Ada banyak pertanyaan yang tengah mengganggu pikirannya. Apa mungkin hal tabu itu sudah diketahui anak sulungnya? Hal itu tidak bisa dibiarkan, dia harus menyembunyikannya. Bagaimanapun caranya hal itu terjadi.
Dan hanbeonman nareul saranghaejweoyo
Geudaeneun irheulge hanado eobjyo
Ponsel miliknya berbunyi nyaring ditempat yang sunyi itu. Dengan sigap Kyuhyun mengangkat telephon setelah mengetahui siapa yang menelephonnya.
"Yeoboseyo,"ucap Kyuhyun.
"Yeoboseyo appa, waeguraeyo?"tanya seseorang diseberang sana.
"Sungmin-ah, apa Joonie pernah mengatakan sesuatu padamu?"tanya Kyuhyun to the point.
"Y-ye?"gumam Sungmin yang terlihat kaget dengan pertanyaan Kyuhyun.
"Apa Joonie pernah mengatakan hal tentang dirinya? Maksudku tentang sesuatu yang terjadi padanya?"tanya Kyuhyun lagi.
"Aahh,, anhiya appa, Joonie tidak mengatakan apapun padaku."ucap Sungmin terlihat menyembunyikan sesuatu.
"Jebal, beritahu appa jika terjadi sesuatu pada Joonie. Ne?"desak Kyuhyun.
"N-ne, appa."ucap Sungmin pasrah.
"Apakah hari ini kalian berdua bertengkar?"tanya Kyuhyun.
"Ye? Ah~ anhiya appa, kami baik – baik saja. Appa jangan khawatir ne?"ucap Sungmin mencoba untuk menenangkan Kyuhyun.
"Lalu? Apakah ada pasien atau masalah di rumah sakit?"desak Kyuhyun lagi.
"Tidak ada appa, tidak terjadi apa – apa. semuanya lancar dan baik – baik saja. Appa tenang ne? Sebenarnya ada apa? Ceritakan pada Minnie."tanya Sungmin lagi.
"Sebenarnya appa merasa curia dengan sikap Joonie malam ini."ucap Kyuhyun gelisah.
"Waegeuraeyo apa? apa terjadi sesuatu?"tanya Sungmin panik.
"Nan molla, itulah yang ingin aku ketahui darimu. Apa yang telah terjadi? Kenapa Joonie menjadi seperti itu?"tanya Kyuhyun.
"Apa yang terjadi dengan Joonie appa?"tanya Sungmin setengah berteriak.
"Y-ye?"gumam Kyuhyun setengah kaget dengan suara tinggi Sungmin.
"Sungmin-ah, kau menyembunyikan sesuatu dariku?"ucap Kyuhyun mengintimidasi.
"Ye? Ahh,, an-anhiya appa. Mana mungkin aku menyembunyikan sesuatu padamu?"ucap Sungmin mengelak.
"Minnie-ah~"ucap Kyuhyun sembari mengeluarkan aura hitamnya.
"Ah,, i-itu… sebenarnya Joo-
_TOK_TOK_TOK_
"Appa~,"panggil Joonie sembari mengetuk pintu.
"Besok kita bertemu di Mom House setelah kau pulang dari Rumah sakit. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."ucap Kyuhyun telak dan menutup telephonnya.
Kyuhyun kini menyiapkan aktingnya dan kembali duduk dengan tenang sembari membaca sebuah berita saham yang tentu saja tidak bisa diterima oleh otaknya.
"Masuklah,"ucap Kyuhyun sembari menatap laptop miliknya.
"Ne appa."ucap Joonie sembari membuka pintu dan meletakan teh buatannya disamping Laptop milik Kyuhyun.
Kini Joonie duduk disofa ruang baca tersebut. Pandangannya menyapu semua buku yang terpasang melingkar di rak – rak bertumpuk disekelilingnya. Seakan dia akan pergi jauh dan akan meninggalkan semua barang – barang yang dicintainya itu. Buku adalah teman pertama yang mengikat hatinya dengan cerita – cerita fiksi yang telah dibuatnya.
Dan konyolnya, membuat cerita fiksi itu dengan karakter pemain utamanya adalah orang tuanya sendiri. Dimulai dari Mianhae Saranghaeyo, Yesungie Mianhaeyo, Countdown To The Heaven, Just Only My Kyusung Family, Sequel Yesungie Mianhaeyo, Sequel countdown To The Heaven, Gara – Gara King Of Yadong aka Eunhyuk, Tears, Separated, Who I Am, My Love For You, My Love My Kiss My heart, Your Love is Dust, Fluffy Kyusung, I Believe I Love You, dan yang terakhir adalah In Your Arm.
Dan tidak ada seorang pun tahu jika dia yang seorang dokter ahli penyakit dalam adalah seorang author cerita fiksi yang kebanyakan ratting ceritanya adalah ratting dewasa. Tidak dapat dipungkiri jika apa yang menjadi pekerjaannya sekarang ini adalah tugas berat dan memerlukan konsentrasi lebih. Dan semua itu pastinya akan membawa kita pada titik jenuh dalam kehidupan. Namun kita harus bisa mensiasati diri ketika dalam posisi yang tidak mengenakkan.
Dalam lamunannya tentang cerita – cerita fiksi yang telah dibuatnya, Joonie tersenyum bahagia dan senang. Tidak ada hal yang paling membahagiakan bagi seorang author jika cerita – cerita yang dituliskannya mendapatkan hati para pembacanya. Namun tanpa disadari oleh Joonie, Kyuhyun tengah memperhatikan gerak – geriknya.
"Joonie-ah~,,"panggil Kyuhyun sayang.
"….."
"Joonie,,"panggil Kyuhyun lagi.
".…"
"Cho Rae Joon,"ucap Kyuhyun yang kini duduk disebelah sang anak dengan sedikit meninggikan pitch suaranya.
"Y-ye? Aaahh appa, kau mengagetkanku."ucap Joonie terlihat kaget dengan kedatangan dan bentakan dari Kyuhyun.
"Waegeuraeyo? Appa sudah memanggilmu sedari tadi dan kau tidak menjawabnya. Apa yang sedang kau lamunkan heum?"tanya Kyuhyun.
"Anhiya, eobseo."ucap Joonie sembari tersenyum.
"Haahh~ katakan pada appa Joonie, apa yang sebenarnya terjadi heo?"ucap Kyuhyun menatap Joonie intens.
"Mungkin,,, aku akan mengakhiri hubunganku dengan Minnie, appa."ucap Joonie sembari tersenyum dan menyembunyikan rasa sakit yang dialaminya.
"Ye?"gumam Kyuhyun kaget.
"Waeyo chagi? Apa kalian ada masalah?"tanya Kyuhyun.
"Eobseoyo appa. Geundae, aku merasa aku sudah sampai titik dimana aku ingin mengakhiri hubunganku dengannya."ucap Joonie tersenyum lembut, mencoba untuk menyembunyikan rasa tidak rela dalam dirinya.
"Kalau begitu, baiklah chagi. Appa tidak ingin ikut campur lagi urusan kalian. Appa yakin jika semua yang kau lakukan itu adalah yang terbaik karena appa yakin, kau punya alasan yang terbaik."ucap Kyuhyun sembari memeluk Joonie mencoba untuk menyalurkan kasih sayangnya untuk sang anak.
"Gomawo appa, kau yang selalu terbaik."ucap Joonie sembari memeluk Kyuhyun erat.
Setelah percakapan singkat itu, Joonie kembali kekamarnya dan mengunci kamar itu dari dalam. Dia membuka sebuah amplop coklat, sebuah amplop yang membuatnya untuk memutuskan hubungannya dengan sang kekasih. Meski hatinya tidak rela, tapi apa boleh buat, dia tidak ingin membuat orang lain tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya saat ini. Meskipun itu orang tuanya sendiri.
Di salah satu districk kota Seoul, Sungmin menatap foto Joonie yang ada didalam layar laptop miliknya. Mungkin hanya dalam kenangan dia bisa mengenang apa yang terjadi antara dirinya dan Joonie. Sungguh kata perpisahan itu cukup menyita perhatian dan konsentrasinya. Hatinya mungkin tersakiti, karena dia tidak sanggup untuk melepaskan yeoja yang telah mengisi kekosongan hatinya.
Sejujurnya Joonie telah meminta pada Sungmin untuk mengakhiri hubungannya semenjak beberapa hari yang lalu. Meski awalnya menolak, akhirnya Sungmin menyetujui apa yang diinginkan Joonie. Apa yang dilakukan semuanya juga untuk Joonie. Dia tidak ingin dirinya menjadi beban pikiran untuk yeoja yang tengah sakit itu. Ah~ tapi apa yang akan dia lakukan pada keluarga Joonie yang akan menemuinya keesokan hari?
Haruskah ia mengungkapkan semua yang terjadi dan mengingkari janjinya pada Joonie?
Haruskah dia membohongi orang tua Joonie dari apa yang terjadi pada Joonie?
Manakah yang akan dia pilih untuk membuat semuanya sedikit terbuka dari masalah yang telah dihadapi saat ini?
Apa? jawaban apa yang harus dia siapkan untuk pertanyaan keluarga Joonie?
Donghae menatap sang kakak dengan lembut, dia tidak tahu apa yang terjadi. Tapi yang jelas, dia dapat melihat jika sang kakak tampak sangat depresi dengan masalah yang dihadapinya. Sebagai saudara, dia cukup untuk mendukung dan mensupport, karena dia yakin sang kakak pasti punya jalan keluar terbaik.
"Hyung,"panggil Donghae.
"Ah,, Hae,, waegurae?"tanya Sungmin sembari menutup laptop miliknya.
"Anhiya hyung. Aku hanya ingin bersama hyung."ucap Donghae sembari duduk disamping Sungmin.
"Wae? Apa ada masalah di kampus? Ingat kau masih mahasiswa baru, jadi jangan membuat kegaduhan."saran Sungmin.
"Ehm, hyung arraseoyo. Ah iya hyung, bolehkah aku berpacaran?"tanya Donghae.
"Wae? Kau sedang kasmaran heum? Dengan siapa?"tanya Sungmin menanggapi adiknya yang kelewat romantis itu.
"Ye? Ahahaha hanya dengan seorang yeoja kelas tiga SMA. Ehehehe."ucap Donghae sembari nyengir.
"Mwo? Dengan adik kelasmu eoh? Namanya siapa?"tanya Sungmin.
"Hehehe,,, Iya hyung, tunggu dulu hyung, jawab dulu, boleh enggak heum?"tanya Donghae lagi.
"Boleh saja Hae, asal jangan dibuat mainan. Sekarang, siapa yeoja malang itu."ucap Sungmin sembari mengacak rambut Donghae.
"Hyung~,,"rengek Donghae sembari mempoutkan bibirnya.
"Kau itu namja, kenapa suka ngambek?"ejek Sungmin.
"Biarin! Weekkkkssss~"ucap Donghae sembari keluar kamar sang hyung.
"Dasar,,"gumam Sungmin sembari beranjak dari menaruh laptopnya di tas kerjanya.
"Oh iya, namanya Hyunji, Cho Hyunji, anak dari pengusaha ternama bernama Cho Kyuhyun. meski hyung melarangku, aku sudah jalan dengan Hyunji selama satu minggu."ucap Donghae kabur dan menutup kamar Sungmin.
Sungmin masih terpaku dengan ucapan Donghae, Cho-Hyun-Ji, eja Sungmin berkali – kali. Apa ini memang takdir atau memang sudah garisan? Jika yeoja yang dicintai adik semata wayangnya adalah adik dari kekasihnya. Sungmin tidak tahu harus berbuat apa sekarang, mempertahankan cintanya atau merelakan kebahagiaan sang dongsaeng.
Sungmin tahu, jika Donghae telah sering dikecewakan oleh kekasihnya terdahulu. Dan Sungmin juga yakin jika sang adik serius dengan Hyunji. Bertambah satu lagi masalah dalam kehidupannya. Mungkin lebih baik dia bertemu dengan sahabatnya besok. Sungmin beranjak dari meja kerjanya dan mencoba menutup matanya. Membiarkan waktu membuainya kealam mimpi.
Pagi yang dingin kini telah menyapa, membuktikan jika musim dingin akan datang dan menerkam dunia dengan hawa dinginnya. Joonie telah bersiap untuk kembali bekerja dan menyiapkan mobilnya. Menaruh amplop menyedihkan itu dalam dashboard mobilnya, karena tidak ada orang yang berani menyentuh mobilnya kecuali sang adik kecilnya. Sedikit tersenyum Joonie yakin jika tidak ada yang mau menumpang satu mobil dengannya.
Sarapan seperti biasanya, dan berangkat dengan mobil pribadi milik masing – masing kecuali Hyunji yang masih belum diperbolehkan oleh Kyuhyun untuk mengendarai mobil. Keluarga itu berpisah dipagi yang cerah, Kyuhyun pergi kekantor, Yesung mengantar Hyunji dan pergi ke kafe miliknya, sedangkan Joonie pergi ke Rumah Sakit karena mendapat pasien. Hari – hari monoton dilalui mereka dengan jadwal yang sudah terlampaui ketika hari kerja dimulai. Pagi sarapan lalu kerja, pulang sore dan malamnya akan tidur. begitu seterusnya ketika esok hari.
Kini jam dinding masih menunjukkan pukul setengah empat sore, tidak biasanya Kyuhyun sudah berada dirumah bersama sang istri. Mereka tengah bersiap untuk bertemu seseorang di Mom House pukul empat sore. Mereka akhirnya meminta Hyunji untuk menunggu rumah sembari menunggu Joonie kembali kerumah. Setelah Kyuhyun dan Yesung berangkat, tak lama setelah itu Hyunji memilih untuk tidur diruang tengah sembari menunggu sang eonni. Kalau boleh dia jujur, Hyunji hanya iri dengan kasih sayang orang tuanya yang berlebih pada sang eonni. Tapi jika ditanya apakah dia menyayangi sang kakak jawabannya sudah pasti "Ya" dia "sangat menyayangi" eonni miliknya itu.
Suara mobil bergemuruh dibagasi rumah, Joonie terlihat masuk rumah dengan wajah yang sedikit pucat. Setelah dia memasuki rumah, yang didapatinya hanyalah adik kesayangannya itu tengah tertidur pulas disofa ruang tengah. Namun, saat hendak menyelimuti sang dongsaeng telah terbangun dari mimpi indahnya.
"Eonni~,"gumam Hyunji.
"Ehm, kau terbangun eoh?"tanya Joonie pada dongsaengnya.
"Jam berapa?"tanya Hyunji terlihat tengah mengucek kedua manik caramelnya.
"Masih setengah lima, wae?"tanya joonie melihat sang adik kini tengah beranjak dari singgasananya.
"Anhi~ berarti aku sudah tertidur selama satu jam."ucap Hyunji sembari menguap dan mengambil air mineral didapur.
"Appa dan eomma kemana? Tumben sepi?"tanya Joonie yang kini beranjak menghampiri sang adik.
"Nan molla, hanya saja appa bilang akan bertemu dengan seseorang di Mom House."ucap Hyunji sembari meneguk air mineral dalam gelas genggamannya.
"Nugu?"tanya Joonie mengambil gelas dan menuangkan air mineral dalam gelasnya.
"Kata eomma sih dia bertemu dengan Sungmin oppa."ucap Hyunji
_PRAANKK_
"Mworago?"gumam Joonie yang secara tidak sengaja menjatuhkan gelasnya yang berisi air.
"Eonni? Gwaencanha? Kau pucat, eonni sakit?"tanya Hyunji sembari memegang tangan Joonie.
"Anhiya, nan gwaencanha."ucap Joonie sedikit pusing.
'Sungmin? Apa yang kudengar semalam itu benar? Jika appa tengah menelepon Minnie sebelum aku masuk ruang baca?'tanya batin Joonie.
"Tapi kau pucat eonni. Kita kerumah sakit!"ucap Hyunji cemas dan khawatir.
"Anhi, nan gwaencanha saengi."ucap Joonie sembari melepaskan pegangan Hyunji dan berlari kearah tasnya di meja kamarnya.
_TRUUUUT_TRRRUT_TRRUUT_
"Aku harap kau menepati janjimu padaku Minnie~."gumam Joonie sembari menelepon Sungmin.
Ditempat lain, disebuah kafe yang tak terlalu ramai terlihat Sungmin tengah gugup menghadapi kedua orang tua kekasihnya. Apa yang harus dia katakan? Dia masih belum mendapatkan jawaban tentang pertanyaan yang dilontarkan hatinya semalam. Tapi dia sudah memantapkan hatinya untuk memberitahu keluarga Joonie tentang semua ini. Meski dia harus dibenci Joonie sekalipun. Tapi sedikit hatinya masih belum siap.
"Minnie~ sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Joonie akhir – akhir ini terlihat murung?"tanya Yesung.
"Mu-mungkin Joonie hanya sedang sakit eommanim."ucap Sungmin gugup.
"Joonie sakit? Sakit apa?"tanya Kyuhyun.
"A-aku tidak tahu appa."ucap Sungmin menunduk.
"Jangan berbohong!"bentak Kyuhyun marah.
"Kyunnie~ tenangkan dirimu!"ucap Yesung sembari mengusap punggung Kyuhyun.
"Aku tidak berbohong appa."ucap Sungmin masih menunduk.
"Jangan bohongi kami, aku tahu ada yang tidak beres."ucap Yesung.
"Mianhae eommanim, aku hanya bisa bilang kalau sedang sakit."ucap Sungmin menatap Yesung dengan perasaan bersalah.
"Iya,, tapi sakit apa?"tanya Kyuhyun kini menahan marah.
"Mian-
Neon eodi inneun geoni naui moksori deullijil anhi
Apheun nae simjangi neoreul chajaneunda neoreul bureunda michidorok
~ Joonie's Calling ~
"Mianhae appa, aku harus angkat telepon dulu."ucap Sungmin sembari mengambil ponsel miliknya yang ada dimeja.
Namun niatan itu kandas, ketika Kyuhyun dengan seenak jidatnya mengambil ponsel milik Sungmin. Pandangan Kyuhyun seolah siap menerkam Sungmin kapan saja. Sungmin hanya menelan ludah dengan susah, dia tidak ingin berada diposisi sulit. Dia tidak bisa jika harus membohongi keluarga Joonie, akan tetapi dia juga tidak mau Joonie membencinya.
"Kau menambah kecurigaanku padamu Lee Sungmin."ucap Kyuhyun menatap siapa yang menelepon Sungmin.
"…" Sungmin hanya bisa menunduk dalam tidak tahu harus apa. Kyuhyun kemudian meletakkan ponsel itu kembali dimeja.
"Jangan diangkat!"titah Kyuhyun mutlak.
"…."Sungmin hanya bisa berdiam diri dengan orangtua yang ada dihadapannya kini.
Kini scene kembali dirumah megah keluarga Cho, Joonie yang melihat teleponnya tidak diangkat oleh Sungmin mulai naik pitam. Dengan segera dia mengambil dompet dan kunci mobilnya. Joonie berencana untuk pergi ke Mom House sebelum sebuah tangan menghentikan langkahnya.
"Eonni mau kemana?"tanya Hyunji dengan wajah yang sangat cemas.
"Eonni pergi sebentar, kau dirumah saja, ne?"ucap Joonie kembali melangkahkan kakinya.
"Eonni harus tetap dirumah."ucap Hyunji sembari memegang lengan Joonie erat.
"Eonni harus pergi chagi,,,"ucap Joonie sembari kembali melangkah.
"Eonni sudah gag sayang padaku. Pergilah jika eonni memang tidak menganggapku sebagai adik."ucap Hyunji membuat Joonie membeku ditempatnya sekarang.
"Bu-bukan seperti it-
"Appa selalu pergi kerja dan eomma selalu sibuk dengan kafe miliknya. Hanya eonni yang selama ini disisiku. Tapi sekarang eonni tidak mendengarkan apa kataku. Aku sendiri, selalu seperti ini. Aku muak dengan semua ini!"teriak Hyunji memenuhi rumah itu.
"Hyu-Hyunji,,"gumam Joonie merasa bersalah.
"Apa kau tahu, aku takut sendiri. Aku takut jika eonni meninggalkanku juga. Aku sangat takut."gumam Hyunji lirih namun masih bisa didengar Joonie.
"…"
"Kenapa kalian meninggalkan aku?"tanya Ryunji yang kini tengah jongkok dan menutup kedua telinganya ketakutan.
Joonie dengan segera menghampiri adiknya, adik semata wayangnya. Ada rasa sakit menjalari relung hatinya. Dengan bergumamkan kata maaf Joonie memeluk adik manisnya itu dengan sayang. Setelah itu Joonie mengajak Hyunji untuk pergi kekamarnya dan mengajaknya untuk tidur. Katakan Joonie egois, tapi dia benar benar tidak ingin meninggalkan keluarga ini. Sembari mengelus puncak kepala Hyunji, Joonie membenarkan selimut yang menyelimuti adiknya itu.
"Mianhae, Hyunji-ah~."ucap Joonie yang kini mulai terlelap tidur dikamarnya.
Balik lagi ke tempat dimana Sungmin masih setia dengan kebungkamannya. Dia seperti raga yang kehilangan rohnya, dia masih tetap bersikeukeuh tidak akan memberitahukan keadaan Joonie. Namun, pandangan Yesung yang memohon kepadanya sebagai seorang ibu meluluhkan hatinya. Dibuka tas kerjanya dan memberikan sebuah amplop coklat kearah kedua orang tua Joonie tersebut.
"Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti, karena Joonie telah mengancamku. Bukan maksudku untuk berbohong, hanya saja aku tidak ingin melihat Joonie yang seperti ini. Itu adalah diagnosa penyakit Joonie seminggu yang lalu."ucap Sungmin.
Dengan segera Kyuhyun mengambil amplop tersebut dan membaca isi dari surut keterangan rumah sakit. Bait demi bait kalimat yang tertulis secara ilmiah itu dibaca dengan seksama oleh Kyuhyun. Dengan perasaan hancurnya Kyuhyun menggebrak meja membuat Sungmin dan Yesung berjingkit kaget.
"Diagnosa itu pasti salah, tidak mungkin Joonie mengalami ini. Tidak mungkin!"bentak Kyuhyun tak terkendali.
"tapi itulah kenyataannya appa, itulah yang membuat Joonie berpisah denganku. Dan memilih untuk menghabiskan waktu bersama kalian."ucap Sungmin semakin menundukkan wajahnya dan menyembunyikan airmata yang akan menetes.
"I-ini pasti salah, tidak mungkin Joonie mengalami ini."ucap Yesung bergetar sembari memegang kertas itu.
"Baby~ tenangkan dirimu."ucap Kyuhyun yang kini melihat Yesung yang terlihat tidak percaya.
"Katakan semua ini salah Kyu! KATAKAN!"ucap Yesung tak terkendali.
"Baby tenanglah.."ucap Kyuhyun mencoba untuk menenangkan Yesung.
"Katakan jika Joonie tidak mungkin mengidap penyakit ini Kyu,, Katakan jika Joonie tidak mungkin mengidap Leukimia. Jeball~ hikz hikz.."isak Yesung mulai terdengar.
Dalam diagnosa tersebut, Joonie divonis menderita leukemia stadium akhir. Ibu siapa yang tidak hancur melihat anaknya menderita penyakit mematikan itu. Mendengar isakan Yesung, membuat Sungmin ini mulai meneteskan airmata dalam diam. Dia tiak tahu harus bagaimana, dia tidak tahu harus melakukan apa. dia benar – benar tidak tahu.
Kini malam telah menjelang, namun Kyuhyun dan Yesung juga masih belum kembali. Saat ini Joonie terbangun dari tidurnya dan duduk diatas ranjangnya sembari minum air mineral yang telah disiapkan didekatnya. Namun, sebelum niatan itu terlaksana dia sudah mendapati dirinya mimisan. Darah itu keluar merembes kesela-sela tangannya yang mencoba untuk menutupi darah itu terlihat. Segera Joonie melarikan diri kekamar mandi dan membersihan darah yang mulai mengalir perlahan itu.
Hyunji terbangun ketika melihat sang eonni berlari kearah kamar mandi. Dia tak ambil pusing dan mulai bangkit dari ranjang kamar Joonie. Namun, sesaat dia melihat tetesan darah dari atas ranjang milik Joonie. Tidak, tidak, Hyunji tidak berfikir jika itu adalah darah menstruasi milik sang eonni karena itu terlalu terang untuk darah kotor seperti itu. Jika itu memang darah ovarium Joonie, pasti letaknya akan berada dibawah dan meluber. Namun ini sebuah tetesan, sekali lagi, tetesan.
Saat Hyunji bergelut dengan pikirannya, Joonie keluar dari kamar mandi dan wajahnya semakin memucat. Dengan senyum yang masih bertengger diwajah Joonie. Dia mengatakan pada Hyunji jika dia baik – baik saja. Dia hanya kecapaian kerja. Tentu dia berbohong, dia tidak ingin adiknya ini menatap lemah dirinya. Dengan segera dia mengambil obat painkiller dan beberapa obat dari rumah sakit. Namun, sakit yang menyerang kepalanya kian menjadi dan membuatnya membeku tak berkutik.
Joonie menjatuhkan obat – obatan miliknya dan terjatuh dilantai sambil memegang kepalanya yang sakit. Selain itu, dia juga mencoba untuk menahan erangannya meski disampingnya sudah ada adiknya yang mencoba membuatnya tetap sadar.
"Eonni,,, eonni,,, eonni,, jebal,,, waegeura?"tanya Hyunji melihat sang kakak tengah menahan erangnya.
Dengan cepat Hyunji mengambil ponsel adro milik sang kakak dan men-dial seseorang disana. Dengan harap – harap cemas Hyunji menelepon seseorang disana untuk dimintai bantuan.
Ditempat Kyuhyun saat ini, masih ada Sungmin dan Yesung yang masih terlelap dari kenyataan. Mereka semua berharap jika ini hanyalah sebuah mimpi dan dia harus bangun dari mimpi buruk ini. Sebuah ponsel bergetar disalah satu saku celana Kyuhyun. Kyuhyun melihat nama yang tertera ditelepon tersebut, dengan cekatan dia mengangkat telepon dari Joonie.
"Yeobose-
"Appa,, palliwa,, pulang. Eonni,, eonni…"ucap Hyunji panik.
"Jo-Joonie? Wae? Waegurae?"tanya Kyuhyun yang kini mulai panik.
"Aku tidak tahu, hanya saja tadi eonni bilang kecapaian dan tidak enak badan. Setelah itu saat eonni mau minum obat, namun sebelum obat itu diminum, eonni sudah terjatuh dan membuat semua obatnya berantakan dilantai. Jebal appa,, cepat pulang."ucap Hyunji yang sedikit panik.
"Kau tenang dulu ya baby, appa akan pulang,, jaga eonnimu baik-baik."ucap Kyuhyun sembari mematikan ponsel miliknya.
"Kyunnie~ wae? Waeyo? Kenapa wajahmu pusat heo?"tanya Yesung sembari menatap Kyuhyun butuh jawaban.
"Joonie… Joonie,,, kita harus pulang sekarang baby."ucap Kyuhyun membereskan semua berkas diatas meja lalu dia berlari menyusul Yesung kemobilnya.
"…" Sungmin hanya bisa diam, dia tidak tahu harus apa sekarang.
"Joonie colaps."ucap Kyuhyun sembari meninggalkan tubuh Sungmin yang menegang.
Kyuhyun dan Yesung segera meluncur meninggalkan Mom House, membelah kota Seoul dengan mobil mereka. Setelah beberapa puluh menit membelah jalanan kota, Kyuhyun kini menghentikan mobilnya dibagasi rumah dan langsung berlari kedalam rumah. Kyuhyun melihat Hyunji ada di luar kamar Joonie, terlihat dia sedang khawatir dan takut.
"Hyunji-ah, Joonie,, gwaencanha?"tanya Kyuhyun langsung menatap Hyunji.
"Hikz,,, aku tidak tahu… eonni masih di periksa uisanim. Beberapa waktu yang lalu Leeteuk uisanim datang dan sekarang sedang memeriksa keadaan eonni."ucap Hyunji cemas.
"Chagi, sini sayang sama eomma."ucap Yesung sembari memeluk Hyunji dan membawanya kekamarnya sendiri meninggalkan Kyuhyun sendiri.
Kyuhyun hanya bisa mondar – mandir sembari harap – harap cemas dengan keadaan Joonie. Ponselnya tiba – tiba bergetar dan terdengar suara kekhawatiran diseberang sana.
"Yeobseyo appa."ucap namja diseberang.
"Yeobseyo Minnie."ucap Kyuhyun yang kini tengah duduk diruang keluarga.
"Apa Leeteuk hyung sudah pulang? Bagaimana keadaan Joonie?"tanya Sungmin to the point.
"Anhi, belum. Aku masih menunggunya."ucap Kyuhyun.
"Aku yang menyuruh Leeteuk hyung datang dan memintanya untuk memeriksa Joonie."ucap Sungmin.
"Ne, gomawo."ucap Kyuhyun kini terlihat masih harap – harap cemas.
"Kita hanya bisa berdoa appa."ucap Sungmin sedikit memberi Kyuhyun kekuatan.
"Baiklah, nanti jika ada kabar aku akan hubungi."ucap Kyuhyun sembari menutup teleponnya.
Setelah Kyuhyun mengembalikan ponsel miliknya kedalam saku, terlihat sang dokter telah keluar dari pemeriksaannya. Dia nampak lelah dengan pekerjaannya saat ini. Kyuhyun dengan segera menghampiri sang dokter dan menanyakan bagaimana keadaan anaknya tersebut.
"Teukie hyung, eotte?"tanya Kyuhyun menatap Leeteuk dengan penuh harap.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Kyu, semuanya sudah terkendali. Tapi jangan biarkan Joonie untuk berfikir berat. Aku harus kembali kerumah sakit."ucap Leeteuk sembari melangkah pergi.
"Bolehkah aku menemuinya hyung?"ucap Kyuhyun menatap Leeteuk sekilas.
"Ya, temuilah dia. Ada yang ingin dibicarakan olehnya padamu."ucap Leeteuk yang kini tengah pergi ke luar dan pergi meninggalkan rumah keluarga Cho.
Perlahan tapi pasti, Kyuhyun kini berjalan mendekat kearah kamar Joonie. Pelan Kyuhyun membuka pintu kamar Joonie dengan menguatkan hatinya bahwa Joonie baik – baik saja. Kini manik caramel tersebut menatap Joonie yang tengah terbaring dengan selang infuse yang ada di lengan kirinya.
Kyuhyun berjalan mendekati Joonie dengan perlahan dan tanpa suara, agar pergerakannya tidak diketahui Joonie. Kyuhyun kini duduk diamping ranjang Joonie, dengan pelan dia memegang dan menggenggam pergelangan tangan Joonie. Tetes demi tetes Kristal bening kini mulai mengalir dipipi Kyuhyun. Kyuhyun hanya bisa menahan isakannya, agar Joonie tidak terbangun olehnya. Namun beberapa saat kemudian Joonie yang menutup matanya kini mulai menampakkan manik onyx yang tampak sayu dan lelah.
"Appa~,"panggil Joonie lirih.
"Ne, chagi. Gwaencanha? Mianhae membangunkanmu. Eoddi appeu heum?"tanya Kyuhyun penuh kasih sayang menahan isakannya.
"Nan gwaencanha."ucap Joonie sembari senyum tulus.
"Jebal, jangan bohongi appa, arra~.."ucap Kyuhyun sedikit menahan sesak didalam dadanya.
"Aku baik – baik saja appa. Jangan terlalu mengkhawatirkan aku ne~. uljima."ucap Joonie menahan desakan airmata yang menggenang dipelupuk matanya sembari mengusap pelan airmata sang ayah.
"Tapi kau janji aku harus sembuh."ucap Kyuhyun menuntut.
"Ne~,"ucap Joonie sembari menganggukkan kepalanya tanda dia setuju.
"Nah, itu baru anak appa."ucap Kyuhyun sembari memeluk Joonie.
Kyuhyun menangis dalam diam dipelukan Joonie, Kyuhyun tahu Joonie hanya membohonginya dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Kyuhyun tahu, jika yang dikatakan oleh Joonie itu adalah bohong. Namun Kyuhyun berharap sangat anaknya itu dapat sembuh dari penyakitnya. Penyakit yang turun temurun dari DNA kakak laki – laki Yesung.
"Appa tahu, aku senang bisa menjadi anak appa saat ini."ucap Joonie tersenyum penuh arti.
"Jangan berkata sembarangan! Kau itu anak appa."ucap Kyuhyun sedikit meninggi dan menegakkan tubuhnya sembari serta menatap Joonie tidak suka.
"Boleh Joonie minta tolong?"tanya Joonie menatap harap sang ayah.
"Apapun chagi."ucap Kyuhyun sembari mengusap kening Joonie.
"Ambilkan amplop coklat dalam dashboard mobil Joonie. Jangan sampai eomma tahu, ne? Joonie mohon. Biar appa saja yang tahu tentang ini. Setelah appa membacanya, tolong biarkan tetap disana."ucap Joonie menatap Kyuhyun dengan tatapan memelas
"Kau benar – benar tahu kelemahanku heum? Baiklah, tunggu disini. Appa akan segera kembali."ucap Kyuhyun sembari beranjak ke meja nakas Joonie dan mengambil kunci mobil.
Dalam bagasi rumahnya, perlahan Kyuhyun membuka mobil Joonie. Kyuhyun masuk kedalam mobil Joonie dan sedikit membungkuk untuk membuka dashboard mobil. Setelah membuka kunci dalam dashboard mobil tersebut Kyuhyun mengambil amplop coklat dan membuka dokumen tersebut.
Dengan perasaan sakit dan tak percaya, kedua manik caramel Kyuhyun membola melihat dokumen dalam genggaman tangannya tersebut. Maniknya yang tadi telah berhenti menangis kini mulai memanas dan mengeluarkan kristal-kristal bening yang mengalir deras bak air terjun.
Dalam diam Kyuhyun meremas hasil laboraturium tersebut, sebuah hasil yang meluluh lantakkan hati dan jiwanya. Sebuah rahasia yang begitu ingin dibawanya sampai mati. Sebuah rahasia yang ingin dia tutupi sampai dia tua nanti. Sebuah rahasia yang tidak ingin di ketahui kebenarannya.
"Hikz,, kenapa kau tahu,,, kenapa kau bisa tahu bahwa kau bukan anakku. Kenapa kau bisa tahu semua hal yang selalu aku sembunyikan darimu? Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku? Hikz… Hikz…"isak Kyuhyun dalam mobil Joonie.
Mobil yang sederhana namun elegan, mobil dari hadiah ulang tahun serta lulusnya Joonie dari universitas. Kyuhyun hanya bisa menangisi kenyataan yang terdapat dalam kertas tipis tersebut.
Hasil DNA Cho Rae Joon positive anak Tan Hangeng.
Preview chapter selanjutnya ~
"Aku membencimu eonni! Kau merusak hubunganku! Aku tidak ingin bertemu denganmu."
"….."
"Joonie noonna kau tahu, kau hanya penghalang hubunganku dengan Hyunji. Apa kau benar – benar ingin melakukan itu?"
"…."
"Sungmin-ah,, aku ingin hubungan kita berakhir sampai disini. Aku tidak ingin mendengar apapun. Jadi pergilah, aku tidak ingin melihatmu."
"….."
"Joonie dengarkan appa, ne,, kau harus bangun. Appa dan eomma menunggumu sayang. Jangan biarkan penyakitmu ini membawamu pergi. Eomma sangat khawatir dengan keadaanmu, apa aku harus mengatakan jika kau koma sekarang?"
"….."
"Keadaannya semakin melemah Kyu, mian aku tidak bisa berbuat banyak."
"….."
"Joonie-ah, kau akan tetap disini bersama eomma kan? Masak seperti ini bersama eomma. Kau tidak boleh pergi lagi."
"…."
~ To Be Continou ~
Holaaa~ ini ff Yaoi feat Straight pertama milik Joonie… yach sedikit ngeksis dalam ff sendiri tak apakan?
Mind to review.. thanks…
