Disclaimer : Vampire Knight isn't mine. I'm sure you've known it.


GELIDA ANIMA


Sakit…

Angin bersalju berhembus menerpaku, sementara aku terbaring di tanah yang dingin ini.

Sudah… berapa lama…?

Aku sudah kehilangan lacak waktu, sudah berapa lama aku berada di sini? Aku bahkan sudah tak bisa merasakan tubuhku lagi.

Dadaku berdetak semakin kencang seiring monster dalam tubuhku terus meraung mengejar keselamatan diri. Aku perlahan menggerakkan kepalaku, merasa terkejut dengan genangan darah di sekitarku.

Darahku sudah keluar sebanyak ini?

Aku perlahan tersenyum, menyesal atas kebodohanku sendiri.

Benar-benar bodoh…

Tawa kecil keluar dari mulutku.

Bisa-bisanya aku mempercayai dia…

Kegilaan semakin merasuk dalam diriku. Aku bisa mendengarnya. Langkah dewa kematian yang semakin mendekat.

Helaan nafas keluar dari mulutku, tersenyum menatap salju yang menghujaniku.

Bisa-bisanya aku mempercayai lelaki brengsek itu.

Dan sekarang aku mendapat balasan setimpal.

"Kau memang benar-benar bodoh, niisan."

Aku menoleh ke arah suara, melihat orang yang berwajah mirip denganku duduk di sebelahku.

"Apa kau... dewa kematian... ku, Ichiru?"

Hembusan lembut terasa di wajahku, jemarinya yang transparan perlahan menelusuri kulitku sembari menatapku dengan tatapan sedih.

"Kau sedih a... tas kema... tianku?" tanyaku, memandang warna mata yang sama.

Dia lalu berbaring disampingku. Sebelah tangannya masih mengelus wajahku, sementara tangan lainnya memegang tanganku.

"Kenapa kau masih melakukan ini?" Dia mengangkat tanganku, membuatku terkejut melihat tanganku bergerak. Dia mencium jemariku, aku bisa merasakan kehangatan di jemariku yang sudah mati rasa. "Kau tahu bahwa ritual itu membunuhmu, kenapa kau masih melakukannya?"

Kenapa…?

Benar… kenapa aku masih melakukannya…?

"Aku tidak tahu, Ichi…" gumamku, memangilnya dengan nama kecil yang sudah lama tidak kami dengar. "Mungkin… karena aku…"

mencintainya…?

Ichiru mendekatkan wajahnya, menempelkan dahinya ke dahiku, seperti yang biasa kami lakukan saat kami masih kecil. "Kau memang bodoh, niisan. Benar-benar bodoh. Padahal dirimu yang dulu tak akan peduli padanya."

Aku tidak menjawabnya. Tenggorokkanku membuatku tak mampu lagi bersuara.

"Kau benar-benar bodoh."

Aku tahu, Ichi… aku tahu…

Air mata mengalir di wajahku. Bukan air mata dari air, hal itu sudah tak ada lagi semenjak aku menjadi vampir, air mata yang mengalir ini…

"Orang bilang vampir tak bisa menangis," gumam Ichiru, sembari jemarinya mencoba menghapus air mataku. "Kalaupun mereka menangis, yang keluar pasti…"

darah.

Senyuman tersungging di bibirnya. "Sepertinya mereka benar. Kau menangis darah, niisan."

Pandanganku semakin mengabur, nafasku semakin berat.

"Kau mengantuk, niisan?" Aku mendengar adikku bertanya. "Tidurlah…"

Tapi Ichiru, aku…

"Tidak apa-apa. Tenang saja, aku akan berjaga."

aku ingin… setidaknya… aku ingin melihatnya sekali lagi… walau dia tidak mempedulikanku sama sekali… walau hatiku hancur mengetahui bahwa dia mengkhianatiku…

"Tidak apa-apa. Tenanglah. Pejamkan matamu. Segalanya akan baik-baik saja."

Aku ingin melihatnya… untuk terakhir kalinya…

"Oyasumi, niisan."

Kaname…


A/N :

Fic pertama di fandom Vampire Knight.

(bows) Maaf, bila jelek dan tidak memuaskan.

Please review if don't mind.

….

…..

…...

With crimson camellia,

#

Scarlet Natsume.