CKIIIIIIT! BRUUK!
"Akh! Apa yang barusan kau lakukan?! Ingin mencoba bunuh diri?!" Bentak gadis berkerudung merah muda kepada teman berkacamata bundarnya.
"Tidak! Aku hanya melakukan aksi heroic-ku dengan menghindari seekor tupai!" Bentak gadis berkacamata bundar itu.
"Akh! Fine! Sekarang, bagaimana kita bisa kembali pulang?!" Tanya si gadis berkerudung merah muda dengan nada tinggi.
"Hmm… Kita cari seseorang untuk mengantarlah."
"Boleh juga. Mari. Jangan lupa bawa equipment box-nya! Ini hukuman sudah menabrak mobilnya ke pohon!" Bentak si gadis berkerudung merah muda -Yaya- itu lagi.
"Baik, baik…"
Disaat Ying tengah mengambil equipment box-nya, tak tersengaja ia menemukan sebuah mobil-
"Yaya! Ada mobil!" Seru Ying menghampiri mobil itu. Yaya pun mengikutinya.
Dan mobil yang ditemukan adalah sebuah-
"Yah… Mobilnya rusak juga…" Kata Ying dengan lesu.
"Ha, sepertinya mobil ini juga memiliki nasib yang sama." Kata Yaya kesal.
Keduanya berjalan dengan tujuan yang sama. Berjalan menanjaki gunung yang tak terlalu miring.
"Huuf, dingin sekali." Keluh Yaya.
"Yaya, kita kan ada diatas gunung. Wajarlah dingin."
Langkah Yaya terhenti, "Ying! Kalau kita ada diatas gunung, bagaimana kita bisa menemukan seseorang?!" Seru Yaya didepan temannya -Ying-.
"Kalau ada kemauan, pasti terca-Rumah!" Seru Ying bergembira seraya menunjuk sebuah rumah yang cukup besar dipuncak gunung. Yaya menoleh kearah Ying menunjuk.
Skip time!
Tok! Tok! Tok!
"Permisi! Kami tersesat dan kami tak bisa pulang karena mobil kami rusak! Bisakah anda membantu?" Ucap Yaya dari luar rumah dan setelah mengetuk pintu.
"Iya, sebentar!" Seru seseorang dari dalam rumah.
Ceklek!
"Selamat datang, jarang sekali ada pengunjung. Silahkan masuk." Ucap seorang maid dengan manik golden yang mengkilap.
Yaya dan Ying memasuki rumah itu dengan sopan, sebelumnya, mereka melepas sepatu.
"Namaku Gempa. Aku pembantu disini." Ucapnya seraya menampilkan senyum manisnya.
"Aku Ying, dan ini Yaya." Kata Ying.
Disaat Ying memperkenalkan dirinya dan diri Yaya, dua anak kecil melewati hadapan Gempa, Yaya, dan Ying.
"Ah, maaf atas ketidak sopanan anak-anakku. Yang perempuan namanya Mei, yang laki namanya Ray." Kata Gempa.
"Ah, iya tak apa." Balas Yaya sopan.
Gempa tersenyum hangat. "Selagi ada tamu, bisakah anda membantu kami?"
"Bantu apa? Lalu bagaimana kita bisa pulang?"
"Soal kalian ingin pulang, itu mudah. Ayo kita keatas. Ada yang meminta bantuan." Ucap Gempa seraya menaiki anak tangga satu persatu. Yaya dan Ying mengekori.
Sesampainya diatas, sesosok kakek tua berbaring lemah diatas ranjang dengan Gempa disisinya.
"Kakek ini yang membutuhkan bantuanmu."
"Bantuan apa?"
"Mencari tau apa keiniginan besarnya."
TBC
