Tok Aba kembali melihat kalender di rumahnya. Ia kembali memastikan, apakah bulan suci Ramadhan akan benar-benar datang malam ini.

"Kenapa, Tok?" Tanya bocah beriris emas dengan posisi topi menghadap kebelakang, Gempa. "Besok sudah Ramadhan, ya?" Tanyanya lagi.

"Benar, Gempa," jawab Tok Aba, "tolong bilang ke semua saudaramu, kalau kita semua akan tarawih malam ini."

Ramadhan Days (by Abukara Namika)

(Elemental siblings,warning: OOC, Humor garing, terlalu pendek)

Oke, Boboiboy milik Monsta. Kalau nggak percaya, tanya aja sama om Nizam! (abaikan :P)

Chapter 1: First Night

"Yeay! Besok Ramadhan!" Taufan, Blaze, dan Thorn bersorak ria. Memang agak mengherankan untuk mereka. Tahun-tahun sebelumnya, mereka saling berkeluh kesah karena harus berpuasa.

"Tumben kalian seperti itu," Solar, sang anak terakhir diantara ketujuh Boboiboy bersaudara langsung mengomentari ketiga kakak kembarnya. "Kenapa kalian gembira sekali?"

"Tentu saja kami bergembira!" Seru Blaze, anak keempat. "Kalau besok Ramadhan, berarti sebentar lagi hari raya, kan?" Taufan, anak kedua, langsung menyambung.

Sementara itu, yang lainnya hanya sweatdrop mendengar jawaban dari Blaze dan Taufan. Tepok jidat aja, deh! Batin mereka.

"Hei, kita puasa sebulan, tahu?!" Halilintar, anak pertama, langsung menyahut dengan ketusnya setelah sweatdrop berjamaah. Kata-katanya sukses membuat mereka (minus Thorn) yang awalnya bersorak ria, pundung seketika disertai efek kehujanan(?).

"Sudahlah Kak Hali," Gempa menenangkan Kakak pertamanya yang memang dingin dan tempramental, "Lebih baik kita segera shalat Maghrib, nanti kita shalat tarawih, ya."

Pukul 20.32 waktu Malaysia

Setelah menikmati hidangan makan malam keluarga, terdengar suara adzan Isya dari kejauhan, "Allahu Akbar! Allahu Akbar!..."

"Semuanya sudah siap?" Tanya Tok Aba sambil melihat ketujuh cucunya. "Lho, mana- "

"Sebentar, Tok! Ice masih belum bangun!"Kalimat Tok Aba terputus akibat seruan Blaze dari kamar Ice, anak kelima. Ice memang hobi tidur. Sekali ia tidur, sulit sekali dibangunkan.

"Kalau begitu, Kak Ice di- "

BRAKK!

Belum selesai Solar bicara, kalimatnya harus mengalami nasib yang sama dengan kalimat Tok Aba. Awalnya ia hendak memberi saran kalau kakak kelimanya lebih baik diseret saja. Tapi, mendengar Ice dibanting sekeras itu, pasti akan terbangun juga.

"Hoamm... Kenapa aku harus mendengarkan ceramah panjang ini?" Keluh Ice sambil menguap, entah ini keberapa kalinya. Tok Aba hanya geleng-geleng kepala melihat salah satu cucunya mengantuk. Meskipun begitu, tahun ini tergolong hebat. Tahun sebelumnya, bahkan ia sempat tertidur di tengah sujud waktu shalat Tarawih.

Sementara itu, trio troublemaker kita justru malah asyik main ABC lima dasar ditengah-tengah khotbah. Gempa sudah berusaha mengingatkan mereka agar diam. Namun, usahanya sia-sia. Mereka tetap asyik bermain. Hingga akhirnya...

"ADUH!" Terdengar mereka berseru kesakitan. Seketika, semua jamaah, termasuk Tok Aba, menoleh menuju sumber suara. Terlihat Taufan, Blaze, dan Thorn mengibas-ngibaskan tangannya beserta Halilintar dengan percikan listrik yang masih tersisa ditangannya.

Sang Khotib yang sempat cengo melihat adegan tersebut hanya sweatdrop dan melanjutkan Khotbahnya, "ehm, berikutnya.."

Tok Aba hanya mengelus dada mengingat kejadian barusan. Jika malam pertama saja seperti ini, bagaimana dengan berikutnya?

To be continued...

Hai, ketemu lagi sama Namika! Akhirnya Namika bisa membuat Fict yang kedua kalinya!

Namika juga berharap, agar para readers berdoa agar Namika bisa menulis lanjutannya. (All: "Amiin..")

Meskipun begitu, maafkan karena fict kali ini lagi-lagi kependekan. Sebenarnya Namika penasaran, bagaimana caranya menulis cerita dengan panjang.

Kalau begitu, tolong reivew, ya! Terima kasih!