"Yifan! Disini..!" teriakku memanggil Yifan sambil melambaikan tangan untuk memanggilnya.

Aku saat ini sedang menunggu Yifan yang telah menyelesaikan kelas kuliahnya hari ini. aku menunggunya untuk memberikan kotak bekal yang telah kusiapkan dirumah untuknya. Yifan itu suka sekali lupa untuk makan, karena itu aku selalu menyiapkan bekal makan siang untuk kami berdua lalu setelah kelas yifan berakhir kami akan makan bersama di taman kampus.

Saat Yifan ingin menghampiriku tiba-tiba ada yang menghampirinya.

"Yifaaan!" ucap saja seorang yeoja yang kutahu bernama Luna memanggil Yifan dengan suara imut yang dibuat-buat.

"Yifan ayo kita makan siang, kamu udah janji mau makan sama aku kan" ucapnya dengan disertai pout yang aneh itu.

"Maaf Luna aku tidak bisa, aku sudah berjanji akan makan siang dengan Junmyeon" tolak Yifan halus

"cihh, kenapa kamu selalu makan siang dengan lelaki lemah itu sih! Lagipula dia itu laki-laki, dia bisa makan sendiri kan" cibir Luna sambil melirik ke arahku

Aku hanya bisa tertunduk diam. Ya dia benar. Aku ini bisa dikatakan laki-laki lemah, aku tidak bisa berkelahi, dan aku lemah dalam hal apapun. Aku hanya baik dalam hal pelajaran. Berbeda dengan Yifan yang baik dalam semua hal. Hingga ia digilai oleh semua wanita di kampus ini.

"Luna jangan pernah kamu menghina Junmyeon! Aku tidak suka kamu menjelekkan dia!" ucap Yifan

"Yifan sudahlah kamu makan saja dengan Luna, jangan pedulikan aku. Aku duluan oke" kataku yang tidak ingin masalah ini menjadi panjang.

"Andwae" tegas Yifan.

"Ya! Yifan kenapa kamu lebih memilih laki-laki lemah ini! aku ini pacarmu"

"cukup Luna kita putus, jangan pernah mengatakan hal buruk kepada Junmyeon seperti itu kepadaku. Kajja Junmyeon" Yifan langsung menarik tanganku.

"Ya! Ya! Ya! Wu Yifan! Kau sialan! Kamu memutuskan aku demi laki-laki bodoh itu!" teriak Luna kepada Yifan

Ketika Luna mengatakan hal itu. Sambil berjalan, Yifan segera menutup kedua telingaku dengan tangannya yang besar dan hangat itu. Aku lalu melihat ke arahnya dan dia hanya tersenyum.

Kami pun sampai di taman tempat biasa kami berdua makan siang.

"Jun, omongan Luna tadi jangan kamu dengarkan. Arraseo!"

"ne Yifan, gwenchana" kataku sambil tersenyum

Yifan malah mengelus kepalaku dengan lembut "baguslah Junmyeon" katanya.

Sungguh Yifan jangan seperti ini. aku semakin menyukai Yifan jika dia selalu melakukan hal ini terhadapku. Yifan selalu seperti ini. Dia selalu memilihku dibanding pacar-pacarnya diluar sana. Asal kalian tau Yifan itu playboy. Dia itu namja straight yang sangat suka bergonta-ganti pacar setiap harinya.

Setiap aku bertanya kepadanya dia hanya menjawab dia ingin mencari cinta sejati dan seseorang yang dia dambakan. Awalnya aku tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban konyolnya itu, cih alasan apa itu. Tapi dari tatapan seriusnya itu aku tau bahwa dia benar-benar serius ingin mencari hal itu. Dia mengatakan dia akan berhenti menjadi payboy jika dia sudah menemukan seseorang yang akan menjadi cinta sejatinya.

Mungkin sekarang aku masih tenang-tenang saja walaupun Yifan selalu bergonta-ganti pacar tetapi dia tidak menaruh hatinya kepada wanita manapun. Tetapi, aku takut jika nanti ia bertemu dengan orang yang akan menjadi cinta sejatinya, maka aku benar-benar sudah tidak punya harapan lagi dengan Yifan.

'dasar bodoh. Dari awal saja aku memang sudah tidak punya harapan dengan Yifan, dia saja straight' kataku dalam hati sambil menggelengkan kepalaku dan tersenyum miris.

Yifan heran melihat tingkah Junmyeon yang tiba-tiba menggelengkan kepalanya.

"ada apa Junmyeon?" tanya Yifan khawatir

"eobseo, aku hanya memikirkan materi kuliah Jung saem Yifan hehe" kataku sambil nyengir.

"astaga Junmyeon, aku kira tadi kamu sakit atau kenapa. Junmyeon, saat denganku kamu jangan memikirkan hal lain, ayo makan" Yifan tiba-tiba saja menyuapi aku.

"aaaaaa buka mulutmu" lanjutnya.

Sungguh ini pertama kalinya dia menyuapi aku seperti ini. aku bisa gila jika ia terus melakukan hal-hal yang membuatku semakin mengharapkannya. Tetapi aku hanya membuka mulutku sambil tersipu.


Saat ini aku sedang mengerjakan tugas kuliah di rumah dan dering telefon di ponsel membuatku meninggalkan tugas kuliahku. Tertera nama Yifan disana dan aku segera mengangkatnya.

"Ya Yifan, ada apa?"

"Junmyeon kamu lagi sibuk?"

"tidak, waeyeo?" kataku sambil melirik tugas yang sedang kukerjakan.

"bolehkah aku ke rumahmu sekarang? sebenarnya aku lagi diperjalanan menuju rumahmu"

"Ya! Kenapa kamu tidak memberitahuku terlebih dahulu!" kataku

Segera kubereskan tugas yang sedang kukerjakan dan tidak lupa membereskan kamarku yang berantakan.

"saat ini aku sedang memberitahumu Junmyeon. Sekarang aku sudah berada di depan rumahmu, cepatlah buka pintunya. Sebagai teman baikku ada yang ingin kusampaikan kepadamu."

Aku tertegun. Yifan tidak pernah berbuat seperti ini jika ia ingin menyampaikan apapun kepadaku. Dia hanya tinggal mengatakannya. Dan berbuat sesuka hatinya. 'Apakah ia ingin menjadikanku pacarnya?' aku langsung memukul kepalaku karena sudah memikirkan hal yang aneh.

"Junmyeon cepat buka pintunya. Aku menunggumu" teriak Yifan di luar sana.

Aku langsung berlari dan membuka pintu mendengar teriakannya. " ada apa Yifan? Tumben sekali kamu menelefonku terlebih dahulu"

"Junmyeon saat ini aku sangat bahagia. Kamu tau Byun Baekhyun?"

Baekhyun? Ya aku tau Baekhyun. Dia teman sekelasku di kampus. Dia merupakan yeoja yang sangat cantik dan dia merupakan orang yang sangat baik kepada siapa saja termasuk kepadaku.

Kami selalu dikatakan mirip dengan orang-orang. Mereka mengatakan kami sama-sama mungil dan cantik. Entahlah, apa yang orang-orang itu pikirkan aku ini namja dan tampan bukan cantik.

Kembali ke Yifan, 'Lalu mengapa Yifan tiba-tiba menanyakan Baekhyun kepadaku?'

"Ya dia teman sekelasku. Ada apa dengannya Yifan?"

"aku baru saja jadian dengannya Jun. Dan apa kamu tau, aku rasa dia merupakan yeoja yang aku cari selama ini" kata Yifan sambil tersenyum bahagia.

'benarkah?' jika benar, sungguh aku belum siap mendengar ini semua dari Yifan. Aku hanya tertegun.

"jun?" ucapan Yifan menyadarkan lamunanku.

"ah ne? Tapi kenapa kamu mengatakan bahwa dia merupakan orang yang kamu cari fan? Bukankah terlalu cepat menyimpulkan hal tersebut?"

"awalnya aku memikirkan hal tersebut, tetapi dia benar-benar mengejutkanku Jun! Dia bukan hanya mempunyai wajah yang cantik dia benar-benar baik dan semua yang ada padanya membuatku semakin menyukainya"

Yifan benar-benar terlihat sangat bahagia saat ini. Dia tersenyum begitu lebar tanpa tau bahwa saat ini aku sedang menguatkan hatiku. Aku tidak membalas ucapannya sungguh saat ini aku ingin menangis. Masa bodoh dengan jenis kelaminku yang mengatakan sebagai lelaki tidak boleh menangis. Aku sedang patah hati sekarang.

"Jun ada apa? Kamu dari tadi melamun terus. Kamu sakit?"

Yifan menaruh tangannya di dahiku. Wajah kami sangat dekat. Aku segera menepis tangannya.

"aku baik-baik saja Yifan, kamu tidak usah khawatir" kataku sambil tetap memaksa mengeluarkan senyumku.

Ponsel Yifan berbunyi lalu dia melihat ponselnya. Wajah khawatir yang terpasang di mukanya tadi berubah menjadi wajah bahagia. Tanpa bertanyapun aku tau itu siapa. Baekhyun.

"yeobeoseyo Baekhyunnie."

Benarkan? Sudah terlihat dari wajahnya yang terlihat bahagia itu.

"Aku sedang di rumah Junmyeon sekarang. Baiklah kalau begitu ayo kita bertemu" dan Yifan menutup ponselnya.

"Jun maaf, Baekhyun ingin bertemu denganku. Nanti kita lanjutin lagi, nanti malam aku akan menghubungimu ara! Bye Jun aku pergi"

Setelah Yifan pergi, aku benar-benar menangis. Aku menangis terseu-sedu. Apakah aku sudah tidak mempunyai harapan lagi dengan Yifan? Apakah sampai disini saja akhirnya? Tapi aku masih tetap menyukai- ani bahkan sekarang aku mencintai Yifan.

Saat sedang menangis, aku tersedak liurku sendiri dan terbatuk. Kulihat ada beberapa buah kelopak bunga berukuran kecil sedang berjatuhan. Tunggu! Kelopak bunga? Darimana asalnya kelopak-kelopak bunga itu?

Kulihat di atas langitku dan tidak ada apapun disana. Lalu aku terbatuk lagi dan aku melihat kelopak bunga itu lagi. Tidak mungkin! Kelopak bunga itu tidak mungkin berasal dari tubuhku kan? Bagaimana mungkin? Haha pasti aku benar-benar sudah gila sekarang.

Karena cintaku tidak terbalaskan aku menjadi gila. Dan hal tersebut membuatku menjadi murung kembali. Teringat Yifan dengan Baekhyun.

Lalu aku terbatuk kembali dan kembali memuntahkan kelopak-kelopak bunga berukuran kecil tersebut. Sungguh bunga tersebut terlihat sangat cantik, tetapi kecantikannya menjadi hilang karena bunga itu berasal dari tubuhku.

Akupun mulai panik, karena aku terus terbatuk dan kelopak bunga itu selalu keluar dari mulutku.

Aku segera pergi ke rumah sakit yang jaraknya tidak jauh dari rumahku.

Setelah mendengarkan penjelasan dokter aku benar-benar tertegun. Aku tidak tau harus berbuat apa sekarang. Dokter itu mengatakan bahwa aku terkena penyakit Hanahaki Disease.

Penyakit langka yang hanya dialami oleh orang-orang dengan cinta sepihak yang mencintai seseorang terlalu dalam hingga bunga pun mulai tumbuh di dalam tubuhnya tepatnya di dalam paru-paru si penderita.

Aku memang mencintai Yifan. Sangat mencintainya. Tetapi aku tidak menyangka akan mendapatkan penyakit ini.

Dokter itu menganjurkanku untuk mengoperasi dan membuang bunga-bunga itu dari dalam tubuhku. Karena jika hal tersebut tidak dilakukan, kelopak-kelopak bunga di dalam tubuhku akan terus tumuh dan semakin membesar lalu hingga menutupi seluruh paru-paruku.

Jika itu terjadi lambat laun bunga-bunga tersebut akan menghambat jalur pernapasanku dan kematianlah yang akan menungguku.

Tentu saja aku langsung mengatakan aku mau dioperasi. Tetapi dokter itu malah mengatakan jika aku dioperasi, perasaanku terhadap Yifan akan hilang dan aku akan menganggap Yifan sebagai orang lain. Aku langsung terhenyak mendengar penjelasan dokter itu.

Hei Yifan itu segalanya untukku, dan dia bukanlah orang lain di dalam kehidupanku. Aku segera menolak tawaran dokter itu untuk dioperasi. Aku tidak ingin menghilangkan perasaanku terhadap Yifan, karena Yifan adalah segalanya bagiku.

Dokter itu malah mengatakan jika penyakit ini tidak ada obatnya, bahkan obat untuk menghambat bunga-bunga itu untuk tumbuh lebih lambat pun tidak ada. Penyakit ini hanya akan hilang jika Yifan membalas perasaanku. Jadi dokter itu tetap menganjurkanku untuk segera dioperasi.

Aku tidak ingin mati dan aku juga tidak ingin menghilangkan perasaanku pada Yifan. Tetapi Yifan tidak akan mungkin membalas perasaanku karena dia seorang straight.

Jalan satu-satunya memang akulah yang harus di operasi. Tidak! Aku tidak akan pernah mau untuk dioperasi! Tidak akan pernah! Tidak apa jika aku harus mati tetapi tetap mencintai Yifan hingga ajal menjemputku daripada harus menghilangkan perasaanku padanya.


Malam ini Junmyeon benar-benar menunggu Yifan menghubungi dirinya. Dia sudah berjanji akan menghubungi Junmyeon malam ini dan Junmyeon menunggunya.

Tetapi, hingga tengah malampun tidak ada tanda-tanda Yifan akan menghubungi Junmyeon. Junmyeon hanya terus menatapi ponselnya dengan posisi tidur menyamping. Lelah menunggu panggilan dari Yifan ia tertidur dan Yifan memang tidak menghubungi Junmyeon hingga pagi.

Junmyeon terbangun dan langsung mengecek ponselnya. Dia terus merutuki dirinya yang malah tertidur saat menunggu Yifan yang akan menghubunginya. Tetapi saat ia membuka ponselnya, tidak ada apapun disana. Yifan tidak menghubunginya. Dan ini pertama kalinya Yifan tidak menepati janjinya dengan Junmyeon.

'apakah ini ada hubungannya dengan Yifan yang sudah berpacaran dengan Baekhyun?'

Junmyeon hanya menggelengkan kepalanya.

Hatinya terasa nyeri jika mengingat hal tersebut. Hal ini malah membuatnya kembali mengeluarkan kelopak bunga dari dalam tubuhnya.

'Fiuh, jumlahnya bertambah dari yang kemarin' ucapnya dalam hati.

Dia teringat ucapan dokter itu kemarin. Dia mengatakan bahwa selain semakin membesar, jumlah bunga yang keluar akan semakin banyak. Awalnya mungkin Junmyeon tidak akan merasakan sakit apapun. Tetapi semakin lama itu akan menjadi menyakitkan untuk seluruh tubuh Junmyon. Junmyeon tetap tidak peduli, dia tidak ingin dioperasi.

Dia hanya mengumpulkan bunga tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Lalu bersiap-siap untuk pergi ke kampus tidak lupa juga dengan menyiapkan bekal untuk dirinya dan Yifan.


Junmyeon telah menyelesaikan kelasnya dan dengan segera pergi ke depan pintu kelas Yifan.

Sampai disana ternyata kelas tersebut telah kosong dan ia tidak melihat Yifan disana, hanya ada seorang yang juga sedang berkemas yang Junmyeon tau bahwa ia adalah teman Yifan dikelas yang bernama Chanyeol.

Lalu Junmyeon menghampiri Chanyeol untuk menanyakan keberadaan Yifan.

"Cheogiyo, Chanyeol-ssi?"

Chanyeol berhenti mengemasi barangnya dan membalikkan badannya, ia terkejut ada namja mungil yang menurutnya sangat imut di depannya.

"ah ne, nuguseyo?"

"ah mianhaeyo, aku Junmyeon teman Yifan. Chogiyo, apakah kamu tau Yifan kemana?" tanya Junmyeon dengan suara yang menurut Chanyeol sangat lembut.

'apakah ini Junmyeon yang sering dibicarakan Yifan itu? astaga pantas saja Yifan selalu berbicara tentang dengan namja ini, dia benar-benar cantik dan lembut' pikir Chanyeol ber-fanboy ria.

"chogi? Chanyeol-ssi?" ucap Junmyeon sambil melambaikan tangannya ke arah Chanyeol.

"ah ne, maafkan aku malah melamun disaat seperti ini"

"gwenchana, jadi kamu tau dimana Yifan?"

'bukankah tadi Yifan bilang dia mau makan siang? Ahh dia pergi bersama baekkie tadi. Jadi dia tidak mengajak Junmyeon? Bukankah mereka setiap hari selalu makan siang bersama?'

"maafkan aku Junmyeon-ssi. Aku tidak tau Yifan ada dimana. Tetapi tadi ia mengatakan akan makan siang dan ia pergi bersama baekhyun"

Chanyeol melihat perubahan raut wajah, di wajah cantik Junmyeon. Wajahnya berubah menjadi murung.

"ah geuraeseoyo, kamsahamnida Chanyeol-ssi" ucap Junmyeon sambil tersenyum yang dipaksakan.

Lalu ia segera keluar dari kelas itu. Junmyeon tidak tau sekarang ia harus kemana, ia hanya melihat bekalnya dengan tatapan miris.

'tak apa, sesekali aku juga butuh waktu sendirian bukan?' ucap Junmyeon dalam hatinya berusaha untuk menghibur diri.

Saat ia melewati kantin di Fakultas Yifan, ia melihat Yifan sedang makan berdua dengan Baekhyun. Disana Yifan dengan mesranya tengah menyuapi Baekhyun lalu mengelus rambut yeoja itu dengan penuh cinta. Mereka berdua benar-benar terlihat sangat romantis walaupun hanya melakukan hal yang sederhana.

Junmyeon yang tidak siap melihat adegan mesra Yifan, langsung lemas melihat semua itu. Ia merasakan ada sesuatu yang sangat kuat ingin keluar dari dadanya. Ia segera berlari menuju toilet.

Benar saja, semua bunga itu keluar dengan jumlah dua kali lipat dari bunga yang ia muntahkan pagi ini. Kelopak bunga yang keluar kali ini berbeda dengan yang tadi pagi. Kelopak bunga ini bewarna kuning dengan ukuran yang lebih besar dari yang tadi pagi.

'cantik sekali' pikir junmyeon.

Ia tidak tau itu adalah bunga apa, tetapi warna kuning sering diartikan sebagai kecemburuan dan sakit hati bukan? Ya benar Junmyeon sekarang sedang benar-benar cemburu dan hatinya merasa seperti dipukul oleh palu, karena melihat adegan yang seharusnya tidak ia lihat.

Lalu ia memutar kloset dan menghilangkan semua kelopak bunga yang ada disana.


Chanyeol tadi menghampiri Yifan dan berkata bahwa Junmyeon menanyakan keberadaan Yifan.

'astaga, aku bodoh sekali. Aku lupa untuk mengabari Junmyeon dan pasti tadi ia kebingungan mencariku'

Lalu Yifan mencari ponselnya berniat untuk menghubungi Junmyeon untuk meminta maaf. Tetapi saat ia mencari ponselnya, ia melihat Junmyeon sedang melintasi koridor yang menuju perpustakaan.

"Junmyeon-ah" ucap Yifan sambil melambaikan tangannya lalu berlari ke arah namja mungil itu.

'pucat sekali, apa Junmyeon sedang sakit?'

"Junmyeon gwenchana? Kamu pucat sekali jun" ucap Yifan yang langsung menempelkan tangannya ke kening junmyeon.

'tidak panas' pikir Yifan

Junmyeon langsung menepis halus tangan Yifan pada dahinya.

"aku baik-baik saja Yifan. Ada apa?"

"eumm.. ta- tadi siang aku benar-benar minta maaf Jun. A- a..aku lupa mengabarimu kalau aku akan makan siang dengan Baekhyun. Maafkan aku Jun" ucap Yifan dengan kepala yang ditundukkan.

Junmyeon melihat Yifan yang seperti ini jadi tidak tega. Sebenarnya ia tidak marah dengan Yifan, hanya saja ia marah karna harus melihat adegan yang seharusnya tidak ia lihat yang mengakibatkan ia harus memuntahkan bunga-bunga itu di kampus.

"tidak apa-apa Yifan" ucap Junmyeon dengan senyum malaikatnya.

Entah mengapa Yifan lega sekali melihat senyum Junmyeon yang sebenarnya ia sukai itu. Tetapi ia mengingat bahwa ia melupakan suatu hal.

"AHHH, aku lupa Jun!"

"lupa apa Yifan?"

"Aku tidak menepati janjiku untuk menghubungimu kemarin malam. Maafkan aku Jun, kemarin saat bertemu dengan Baekhyun, aku pulang saat sudah malam dan aku kehujanan lalu sampai rumah aku malah tertidur. Maafkan aku Jun sungguh aku minta maaf"

Ucapan Yifan yang panjang lebar itu membuat Junmyeon tersenyum. Yifan ini adalah jenis orang yang sangat irit bicara, tetapi jika dengan Junmyeon dia bisa cerewet seperti wanita dan Junmyeon sangat menyukai itu.

"aku mengerti Yifan, kamu kehujanan? Kamu gak demam kan?" kata Junmyeon khawatir dan berusaha menempelkan tangannya ke dahi Yifan.

Yifan hanya tersenyum melihat namja yang seperti malaikat ini sedang berusaha menggapai dahinya dengan tubuhnya yang mungil itu. Ia lalu mendekatkan mukanya ke muka Junmyeon agar namja mungil itu bisa menempelkan tangannya ke dahi Yifan.

Tetapi hal tersebut justru membuat Junmyeon kaget dan mukanya langsung memerah.

Yifan tau, Junmyeon memang seperti itu. Jika ia mendekatkan mukanya ke muka Junmyeon maka pipinya akan langsung memerah. Yifan pikir itu karena Junmyeon adalah orang yang sangat pemalu.

'manis sekali' pikir Yifan

"aku baik-baik saja Jun, lihat tidak panas kan?"

"ahh ne, yasudah aku ke perpus dulu ya Yifan" Ucap Junmyeon sambil memalingkan mukanya.

"biar aku antar, kajja!" ucap Yifan lalu menggandeng tangan mungil Junmyeon

Junmyeon sangat kaget karena tangannya tiba-tiba di gandeng Yifan. Ia melihat Yifan, tetapi Yifan tidak seperti merasa ada yang salah. Diam-diam Junmyeon tersenyum.

Junmyeon tau, Yifan pasti akan mengantarnya jika ia ingin ke perpustakaan karena tempat itu berada di paling belakang bagian kampus. Disana terkenal ada perkumpulan laki-laki yang akan menggoda dan memukuli orang-orang lemah.

Yifan tidak mau Junmyeon diapa-apakan oleh mereka, karena itu Yifan selalu menemani Junmyeon jika ia ingin ke perpustakaan.


Sudah dua minggu ini aku tidak makan siang bersama Yifan. Bekal yang selalu aku bawa hanya terbuang sia-sia. Aku selalu menyiapkan Yifan bekal meskipun aku mengetahui bahwa itu akan sia-sia saja karena Yifan selalu makan siang bersama Baekhyun.

Ucapan Yifan yang mengatakan Baekhyun adalah wanita yang ia cari sepertinya benar. Hubungan terlama Yifan dengan para mantannya adalah 12 hari dan itu sudah putus nyambung dan juga atas permohonan wanita itu yang tidak ingin diputusi oleh Yifan.

Tetapi Yifan dan Baekhyun baik-baik saja dan bahkan semakin mesra setiap harinya. Tidak ada tanda-tanda perpisahan, bahkan Yifan sering menceritakan perihal hubungannya yang bahagia dengan baekhyun.

Rasa nyeri di hatiku semakin menjadi dan aku kembali memuntahkan kelopak-kelopak bunga. Kelopak bunga yang aku muntahkan semakin banyak setiap harinya dan semakin membesar satu milimeter setiap harinya. Aku selalu mengukur ukuran bunga-bunga itu dan aku mempercayai ucapan dokter itu.

Saat aku ingin memuntahkan bunga itu-

"Hyung lihat flashdiskku tidak?" ucap sehun yang tanpa permisi langsung masuk ke kamarku.

"OMO! HYUNG IGAE MWOYA?" ucap sehun panik karena aku memuntahkan kelopak bunga itu di depan dirinya dengan tidak sengaja.

"Ya! Sehun ketuk pintunya dahulu kalau mau masuk kamar Hyung, kenapa kamu tidak pernah mendengarkan ucapanku!" kataku panik

"Hyung gwenchana? Hyung kamu kenapa memuntahkan bunga-bunga itu? Hyung ini tidak mungkin kan? Sejak kapan hyung? Siapa orang brengsek itu hyung?" tanya sehun dengan rentetan pertanyaan yang membuat Junmyeon bingung untuk menjawabnya.

"Hyung baik-baik saja hunnie, sudahlah cepat kerjakan kembali tugasmu"

"YA! HYUNG!" teriak sehun "Hyung jebal jangan menyembunyikan ini dariku" mohon Sehun dan tatapannya berubah menjadi sendu.

"arra arra, tapi kamu janji jangan beritahukan siapapun dan jangan melakukan apapun. Arraseo!"

"ne cepat katakan kepadaku Hyung!"

Aku menceritakan semuanya kepada Sehun.


"Kajja Hyung, ayo kita ke rumah sakit, hyung harus dioperasi. Aku tidak ingin kehilangan dirimu Hyung" isak Sehun

"Hyung tidak bisa Hunnie, Hyung tidak mau menghilangkan perasaanku dengan Yifan dan menganggap Yifan menjadi orang lain" tolak Junmyeon

"Bagaimana denganku Hyung? Apa Hyung tidak memikirkan diriku? Hyung ingin meninggalkanku?" isak sehun yang semakin kencang.

"ahh bagaimana jika Hyung menyatakan perasaan Hyung dengan Yifan hyung? Jika ia menolak, Hyung hanya tinggal mengoperasi saja bukan?"

Junmyeon yang mendengar langsung menjitak kepala Sehun

"ya Hyung! Kenapa kamu memukul kepalaku?"

"Pabboya, kamu kira gampang untuk menyatakan perasaan. Lagipula, ingat Sehun Yifan itu namja straight. Hyung tidak ingin ia melihat diriku dengan tatapan jijik" kata Junmyeon

Junmyeon benar-benar tidak ingin hal itu terjadi. Membayangkannya saja sudah membuat dadanya kembali sesak. Membayangkan bahwa nantinya Yifan akan selalu memandang jijik kearahnya membuatnya kembali memuntahkan bunga itu.

"Hyung!" sehun kembali terisak melihat kondisi Junmyeon

"Gwenchana Hunnie" ucap Junmyeon dengan senyum agar ia bisa menenangkan dongsaeng tersayangnya itu.

Sehun langsung memeluk Junmyeon.

"Hyung! Aku sungguh tidak mau kehilangan dirimu. Siapa yang nanti akan memperhatikan diriku kalau Hyung udah gak ada lagi?" ucap sehun

"Siapa yang akan menyayangi diriku seperti Hyung menyayangiku jika Hyung pergi? Kumohon Hyung! Hyung harus dioperasi. Tak apa jika hyung tidak ingin sekarang, tetapi hyung tetap harus dioperasi" lanjut Sehun dengan terisak

Junmyeon ikut menangis mendengar penuturan Sehun.

"baiklah Hunnie, Hyung akan dioperasi jika Hyung sudah menyatakan perasaanku dengan Yifan. Tetapi aku butuh waktu untuk melakukan itu" ucap Junmyeon sambil menerawang.

Ada dua opsi jawaban dari hal yang akan dia lakukan itu. Yifan menerimanya, atau Yifan menolaknya dan pergi dari hidup Junmyeon selamanya.


Sudah tiga minggu sejak Yifan mengatakan kepadaku bahwa ia berpacaran dengan Baekhyun. Sekarang aku sudah tidak pernah membuatkan bekal lagi untuk Yifan. Semakin hari aku semakin jarang bertemu dengan Yifan.

Aku bertemu dengan Yifan hanya jika kami sedang berpapasan. Yifan pasti akan menyapaku tetapi tetap tidak mengurangi intensitas kemesraannya dengan Baekhyun.

Seperti hari ini. Saat aku sedang melintasi taman kampus, aku melihat Yifan sedang mencium pipi Baekhyun. Melihat kemesraan mereka, dadaku kembali merasa sesak. Kelopak-kelopak bunga ini memaksa untuk keluar dari tubuhku.

Untungnya saat itu sedang sepi dan tidak ada orang. Aku lalu bersembunyi di balik pohon dan memuntahkan kelopak-kelopak bunga itu dari tubuhku.

Setelah kupastikan tidak ada lagi kelopak bunga yang ingin kumuntahkan. Aku kembali berjalan, dan mereka berdua malah melihatku. Yifan langsung menyapaku dan mereka berdua berjalan kesini. Kulihat Yifan tidak melepaskan tangannya dari pinggang Baekhyun.

Dadaku kembali sesak.

"Hai Junmyeon" sapa Baekhyun

"kamu mau kemana Jun?" tanya Yifan

"Hai Baekhyun. Aku mau ke perpustakaan Yifan. Aku duluan ya" ucapku sambil tersenyum dan segera pergi meninggalkan mereka. Aku tidak ingin berlama-lama bertemu dengan mereka karena itu akan membuat diriku semakin merasakan sesak. Segera ku cari toilet.

Sesampainya di toilet, muntahan bunga dari tubuhku saat ini benar-benar banyak dan seperti tidak ingin berhenti. Hingga kulihat pada kelopak bunga itu seperti ada bercak merah.

'apa ini? darah?'

Aku kembali memuntahkan bunga itu dan benar saja ada darah yang ikut keluar dari tubuhku beserta dengan bunga itu. Aku tau ini akan terjadi. Dokter itu juga mengatakan kepadaku jika penyakit ini tidak diangkat akan ada hal-hal lebih buruk yang akan menimpaku. Seperti darah inilah contohnya.

Setalah kuyakini tidak ada darah yang keluar, aku segera membuang bunga itu pada kloset toilet lalu segera menuju perpustakaan.


'kenapa sepi sekali, tidak biasanya jalan menuju perpus sesepi ini. apa aku pulang saja ya?' pikir Junmyeon

Tetapi ia ingat bahwa tugas dari Han Saem harus segera dikumpulkan besok pagi dan artinya Junmyeon hanya punya waktu hari ini untuk mengerjakannya. Akhirnya ia tetap memutuskan untuk berjalan menuju perpustakaan.

Tiba-tiba saja ia dikagetkan oleh ucapan seseorang yang menggema.

"AKHIRNYA YANG KITA TUNGGU-TUNGGU DATANG JUGA!"

Junmyeon melihat beberapa namja berjalan menyeringai kearahnya. Ia berusaha untuk tenang, tetapi para-namja itu bergerak dengan formasi seperti ingin mengepungnya.

"kulihat akhir-akhir ini dia tidak bersama namja playboy bodoh itu bos, dia selalu berjalan sendiri"

"Ya! Yifan tidak bodoh, kalianlah yang bodoh" Junmyeon yang tidak tau situasi malah membela Yifan.

"benarkah? Lalu kenapa dia meninggalkan namja secantik dirimu humm?" Kata orang yang dipanggil Bos lalu memegang dagu Junmyeon

"Ya! Siapa yang kau sebut cantik disini? Aku ini tampan!" sebut Junmyeon tidak terima dipanggil cantik

"baiklah kalau begitu kita buktikan apakah kamu akan tetap mengatakan dirimu tampan atau tidak dibawah desahanku nanti" ucap orang yang dipanggil Bos itu sambil menyeringai ke arah Junmyeon.

Lalu semua namja yang ada disana mulai memegang Junmyeon.

"YA! KALIAN MAU APA! JANGAN MENYENTUHKU! AKHH"

Tiba-tiba saja salah satu dari mereka mendorong Junmyeon hingga ia jatuh.

"ANDWAE! YIFAN! YIFAN TOLONG AKU!" ucap Junmyeon sambil menangis

"namja bodoh itu tidak akan menolongmu manis. Ayo seret dia ke gudang"

Mereka lalu menyeret Junmyeon ke Gudang belakang Kampus yang dikenal sebagai tempat menyeramkan hingga tidak pernah ada orang yang berada disana, kecuali mereka.

'tidak! Yifan kumohon tolong aku' jerit Junmyeon di dalam hatinya.

END?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC


hallooooooo. Ini fanfic pertamaku. Ini pertama kalinya aku mencoba untuk menulis.

Gimana? Jelek ya? aku sih bilang ini jelek banget *pundung*

Aku ngerasa cerita ini sangat amat memalukan untuk di publish _ tetapi karena ngikut prompt dan aku di WAJIBkan untuk menulis *cry*

daaaaaan akhirnya cerita ini pun lahir hohoho XD

biasanya sih aku selalu jadi reader, tapi aku lebih aktif di wattpad

ffn? jarang karna author Krisho menghilang seiring waktu berlalu~ *plak*