Disclaimer : SMEnt & CJESEnt

Main cast : Kim Jaejoong Jung Yunho

Gendre : Drama, Romance.

Theme : Summer

Warning : Penuh typo. Alur berantakan. Bikin sarap kepala jadi tegang. Dan, DON'T LIKE DON'T READ. NO BASH my character in my fic.

Flame jangan tapi kalu konkrit sangat boleh. ^^

Shin SeounRa| Choco Momo

[Sweet Apple]

Presented

An Alternative Universe Fanfiction

Baby GoodNight

Story presented by © Sora Yagami

Inspired by © Are you Good Girl?_DBSK

Cast and anything in this story © They self and they parent

Prolog

"Ya, kim Jaejoong! Cepat lepaskan tanganmu." teriaknya sambil berusaha melepaskan pelukan ketat Jaejoong pada tubuh Kibum yang sedari tadi hanya diam membisu memperhatikan tingkah laku ayah dan hyungnya.

"Tidak mau." teriak Jaejoong tidak mau kalah.

"Kalau kau tidak melepaskan tanganmu, appa benar-benar akan menyita semua fasilitas yang kau dapatkan." ancam sang ayah.

Jaejoong bergeming dan justru semakin mengetatkan pelukannya pada tubuh adiknya. "Cabut saja, aku tidak perduli. Aku tidak mau pergi."

"Aish, anak ini benar-benar!" gerutu sang ayah. "Apa kau tidak tahu betapa penting pertemuan malam ini, hah?"

Jaejoong bergeming. "Sama sekali tidak ada urusannya denganku. Kalau appa mau, appa saja yang menikah dengannya."

"Kau?" tuding sang ayah.

Merasa percuma, namja berusia pertengan empat puluh itu melepaskan tarikan tangannya pada tubuh sang putra dan kemudian duduk menghempaskan tubuhnya diatas sofa sambil memijat pangkal hidungnya untuk sekedar mengurangi rasa pening.

"Apa kau berniat membuat appamu ini masuk rumah sakit melihat sikapmu yang seperti itu. Hah?" bentaknya menggelegar, membuat sang istri yang berada disampingnya hanya bisa mengelus dada sang suami untuk sekedar meredakan emosi namja itu.

"Kau lihat bagaimana perilaku kurang ajar anakmu itu, dia bahkan tidak bersedia menuruti kata-kataku." marah Kim Youngwon pada istrinya.

"Appa," rengek Jaejoong manja.

Jungsoo hanya terkekeh pelan menghadapi kemarahan sang suami. "Kenapa kau malah tertawa?"

"Ada baiknya kalau kau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu." bujuk Jungsoo.

"Apalagi yang harus dibicarakan, aku berusaha memberikan yang terbaik untuknya. Tapi apa yang dilakukan oleh anak kurang ajar ini." serunya sambil memukul kepala Jaejoong dengan menggunakn gulungan koran hingga membuat sang korban meringis sakit sambil memajukan bibirnya kesal.

Jaejoong mengusap kepalanya pelan. "Kalau memang appa menyayangiku, kenapa appa berusaha menjodohkanku dengan beruang mesum itu." ucapnya kesal.

"Itu karena aku benar-benar sudah tidak sanggup memikirkan kelakuanmu yang tidak pernah beres itu." bentaknya.

Jaejoong berjengit sambil menggigit bagian bawah bibirnya. Dia tahu selama ini dia sudah berulang kali membuat appa dan eommanya hampir masuk rumah sakit karena terkena serangan jantung menyaksikan sepak terjangnya yang luar biasa.

"Aku tahu aku bersalah, tapi tidak dengan cara menikahkanku dengannya."

Kim Youngwon menghembuskan napasnya kasar. "Appa tidak perduli. Suka atau tidak kau akan tetap menikah dengan Jung Yunho atau aku akan mengusirmu dari sini."

Jaejoong tertegun dengan mulut menganga, kali ini dia benar-benar shock. Apa mungkin ayahnya tega mengusirnya hanya karena beruang mesum satu itu.

"Eommma." rengeknya manja sambil mengeluarkan jurus andalan memelasnya pada sang ibu. Memasang wajah semenyedihkan mungkin.

"Yeobo," ucapnya pelan sambil menatap sang suami.

Youngwon mendadak menjadi salah tingkah mendapat tatapan seperti itu dari sang istri. "Apa? Kau jangan coba membelanya. Dia sudah terlalu sering dimanjakan."

kata-kata tegas Yungwoon membuat kedua namja cantik itu hanya bisa diam, percuma membantah sang kepala keluarga kalau sudah seperti ini. Jaejoong menekuk wajahnya yang sejak awal sudah terlihat masam meskipun sama sekali tidak mengurangi kecantikannya.

"Tapi kenapa harus aku appa, masih ada Kibum dan Key." ucapnya lirih.

Sang ayah mendelik tajam, membuat Jaejoong ciut seketika. "Kalau kau berniat membuat seluruh kelurga kita hilang membekas tanpa jejak ditangan keluarga Choi."

Jaejoong menelan ludahnya gugup.

"Sudahlah chagi, kau turuti saja kata-kata appamu." ucap Jungsoo sambil mengelus pelan helaian rambut hitam yang dia wariskan pada putra keduanya setelah Youngwon dan Kibum pergi meninggalkan kedua orang itu.

"Tapi aku masih normal eooma, aku masih ingin mengencani wanita bukan Jung Yunho yang mesum itu." rengeknya manja.

Sang eomma hanya tersenyum menanggapi kata-kata putranya. "Kau tahu kalau hanya kau harapan keluarga ini."

Jaejoong hanya bisa menghela napas kasar, dia tahu dia adalah satu-satu yang masih berstatus single dipertanyakan dikelurganya karena keempat saudaranya telah memiliki pasangan, bahkan Kibum yang paling pendiampun telah berstatus sebagai tunangan seorang Choi Siwon yang terhormat. Dan jangan tanya mengenai ketiga saudaranya yang lain, karena Kim Heechul yang adalah hyung tertua bahkan telah menikah dengan namja konglomerat asal china dan sudah memiliki seorang putra, atau Key yang beru saja meresmikan hubungannya dengan putra keluarga pengusaha properti terbesar dikorea.

Sejak dulu, Jaejoong percaya kalau dirinya terkena kutukan hasil bawaan ketidak baikan sikap appanya yang cenderung tempramental, para gadis tidak bersedia menjadi kekasihnya hanya karena alasan yang menurut Jaejoong sangat tidak masuk akal 'aku tidak bisa memiliki kekasih yang bahkan lebih cantik daripada aku'. Dan seakan mantra mengerikan itu seolah tidak menjadi bencana dalam hidupnya, dia terlahir sebagai seorang hemoprodit, singkatnya dia hanya bisa dihamili bukan menghamili wanita. Dan kalau harus hamil, berarti dia harus menjadi pihak yang berada dibawah, alis memiliki suami.

.

.

.

Dan sekarang disinilah dia, duduk kaku didepan seorang jung Yunho yang sedang menatapnya dengan sulas senyuman genit nan mesum. "Dasar cabul." pikir Jaejoong sakartis.

Namja bermata musang itu terkekeh menyaksikan tampang ingin membunuh yang dilemparkan kim Jaejoong atau lebih tepat disebut Jung Jaejoong yang beberapa menit lalu telah sah menjadi istrinya.

"Kau tenang saja, aku hanya menjadi mesum kalau didepanmu." goda Yunho, membuat kedua bola mata Jaejoong melotot sempurna dan reflek semakin merapatkan tubuhnya pada sandara kursi.

Paska pertengkarannya dengan sang ayah, kim Youngwon tiba-tiba harus dilarikan kerumah sakit karena mengalami serangan jantung setelah mendaptkan telepon dari sang sekretaris yang mengatakan kalau perusahaan keluarga kim yang dia bangun mengalami pailit karena penurunan harga saham yang sangat drastis dan Dan memaksa Jaejoong mengambil langkah pasti ditengah kegamangannya dengan bersedia menikahi penerus satu-satunya keluarga jung yang menawarkan kerja sama untuk menyelamatkan perusahaan keluarganya yang memberikan pekerjaan untuk lebih dari sepuluh ribu karyawan dari ancaman PHK. Menerima tawaran proyek dari perusahaan besar yang menguasai hampir seluruh perekonomian korea adalah satu-satunya jalan yang tersisa.

"Jangan memandangiku seperti itu! Kau mesum." bentak Jaejoong kesal.

Bagaimana dia tidak naik darah kalau sedari tadi yang hanya dilakukan namja itu hanyalah menatapnya dengan seulas senyum mencurigakan.

"Kau jangan salah paham, aku melakukan semua ini demi appaku."

Yunho hanya tersenyum simpul. "Aku mengerti, tapi sekarang kau adalah milikku."

Jaejoong menghela napas lelah. Beberapa saat yang lalu dia telah resmi mengucapkan janji sakral didepan tuhan dengan disaksikan orang-orang terdekatnya dengan tambahan keluarga besar jung yang hanya terdiri dari ayah dan ibu beserta seorang putra tunggal juga para sepupu namja yang telah resmi menjadi suaminya itu setelah sempat diwarnai dengan kehebohan berupa Jaejoong yang nyaris melompat dari lantai sebelas gedung hotel mewah berbintang delapan milik keluraga besar Jung karena menyesali keputusannya dan berkahir dengan dirinya yang menangis sesenggukan didepan pastor karena lagi-lagi membuat ayahnya nyaris kembali mendekam di ICU. Dan seperti itulah jalannya upacara pengesahan kedua insan yang dilakukan sesederhana mungkin itu harus berakhir.

Seandainya saja dia bisa menolak, tentu saja dia tidak harus terjebak dengan perjodohan konyol yang dilakukan oleh keluarganya. Masih terekam dengan begitu jelas bagaimana pertemuan pertamanya dengan seorang Jung Yunho yang ternyata sangat digilai para gadis.

Flaskback.

Saat itu dia tidak sengaja menjatuhkan gelas berisi air minum yang dibawanya, membasahi seluruh bagian kemeja putih Yunho hingga merembes hingga kecelana dan kemudian harus berakhir dengan kakinya yang terpeleset karena menginjak genangan air saat berusaha membersihkan kemeja namja itu, tubuhnya mendadak oleng dan memaksa tubuh Yunho yang dia jadikan pegangan ikut merasakan tarikan gaya grafitasi bumi hingga keduanya pun terjatuh dilantai dengan posisi Jaejoong menindih Yunho.

Namja cantik itu merasakan semburat merah mulai merambati wajah putihnya, merutuki kebodohannya sendiri. "Mianhae," ucapnya pelan.

"Ngh," Yunho mendesah tertahan ketika lutut Jaejoong tanpa sengaja mengenai benda diantara selangkangannya.

Seseorang harus bertanggung jawab untuk itu.

Yunho kembali menari kasar tubuh Jaejoong hingga kembali terhempas jatuh menimpa tubuh besarnya. Dengan sengaja dilingkarkannya tangan kekarnya disekitar pinggang Jaejoong yang diluar dugaan ternyata sangat ramping, mengunci pergerakan tubuh namja cantik itu.

"Kau sedang berusaha menggodaku eoh," ucap Yunho seduktif, membuat sekujur tubuh Jaejoong meremang.

Onyx bertemu obisidian.

"Apa makmmphf,"

Yunho segera saja memberikan lumatan -lumatan pada bibir merah itu sambil sesekali menggigiti bagian bawah bibir Jaejoong sementara namja itu berusaha memberontak melepaskan diri yang sebenarnya percuma.

Mereka saat ini sedang berada diatas sekolah, jadi kecil kemungkinan ada seseorang yang memergoki mereka.

Tangan Yunho bergeriliya menjamah salah satu tempat yang menjadi incarannya sejak awal. Jaejoong melenguh tertahan hingga memudahkan akses Yunho untuk menjelejahi bagian dalam mulutnya yang basah dan hangat ketika tangan-tangan yang telah terlatih itu meremas kasar kedua bongkahan pantatnya yang menggoda iman.

Mendengar desahan Jaejoong, Yunho semakin tidak terkendali dengan mamsukkan tangan kanannya kedalam celana Jaejoong, mencari-cari hingga menemukan tempat penetuan akhir kegiatan mereka.

"Akh, hhentikan," desahnya tertahan ketika Yunho melepaskan ciuman mereka dan beralih untuk menggiti bagian leher dan pundaknya kasar.

Jaejoong berusaha menggerakkan tubuhnya yang terasa lemas luar biasa dan kemudian melayangkan tangannya menampar pipi namja kurang ajar yang telah berani memperawani pantat perawannya.

Tersengal, "Kau!" tudingnya marah sambil berusaha menormalkan kembali detak jantungnya yang menggila. "Brengsek."

Jaejoong berdiri dari posisinya dan kemudian berlari menuju kepintu dengan gemuruh api kemarahan didadanya, sedangkan Yunho yang seolah telah membeku ditempatnya hanya bisa tersenyum sambil meperhatikan langkah namja cantik yang telah sukses memukaunya. Senyuman tulus yang jarang dia perlihatkan pada orang lain.

Tangannya memungut benda yang sepertinya tidak sengaja dijatuhkan oleh namja cantik bermata indah itu dan kemudian mengecupnya perlahan.

"Kim Jaejoong, kau akan menjadi milikku."

end of flaskback.

Dan jujur saja, kalau dia bisa dia ingin sekali menghapus ingatan memalukan itu dari kepalanya dan mencuci otaknya yang saat itu begitu mudah terperdaya hingga membuatnya terbuai oleh ciuman memabukkan yang dengan sangat terpaksa harus dia akui adalah ciuman pertamanya.

"Boo?" panggilan Yunho yang dengan seenak jidat merubah namanya berhasil mengembalikan Jaejoong ke alam nyata.

Jaejoong mendengus kesal. "Sudah kukatakan berapa kali, namaku itu kim Jaejoong. Bukan Boo."

"Tapi aku lebih suka memanggilmu seperti itu."

membuat Jaejoong berdecak tidak suka, percuma saja berdebat dengan pemuda satu ini. "Terserah kau saja."

Yunho menyerahkan segelas jus apel hijau ketangan Jaejoong disambut dengan tatapan penuh curiga dari namja itu. "Apa tujuanmu?"

tanyanya selidik.

"Huum, memang tidak boleh kalau aku melayani istriku." ucap Yunho dengan nada sengaja dipanjang-panjangkan.

Mendengar kata melayani dan istri yang Yunho ucapkan entah kenapa seakan memiliki makna yang berbeda dikepala Jaejoong, membuat sekujur tubuhnya bergid. Namja itu lantas meminum jus yang telah Yunho berikan dengan satu tegukan besar untuk menghilangkan kegugupannya hingga separuh isinya tandas.

Suasana menjadi hening, jenis ketenangan yang entah kenapa terasa sangat mengganggu. Kedua orang suami istri yang baru saja melangsungkan upacara pernikahan itu hanya terdiam ruang tamu salah satu kamar suit mewah kelas pertama hotel keluarga jung.

Keduanya duduk diam hingga entah kenapa Jaejoong merasa suhu didalam ruangan besar nan mewah ini terasa sangat pengap, keringat mengalir turun dari pelipisnya dan membasahi sekujur tubuhnya. Dia mulai berkeringat. Jaejoong menggeram tertahan sambi menggigit bibirnya untuk meredam desahan yang terancam menggema keluar dari tenggorokannya ketika sensasi menyenangkan itu berputar diperutnya, seperti ada sesuatu yang ingin meledak.

Namja cantik itu mulai gelisah sementara Yunho yang sedari tadi hanya duduk dia mengawasi istrinya, menyunggingkan senyum kemenangang tanpa sepengetahuan Jaejoong. Yunho bangkit dari posisi duduknya dan kemudian berjalan mendekat kearah Jaejoong.

"Kenapa Boo, apa kau sakit? wajahmu memerah?"

Tubuh Jaejoong beraksi seketika merasakan sentuhan tangan Yunho dikulitnya. Rasanya sangat sesak. Jaejoong perlahan melirik kebawah dan sepertinya bagian tubuhnya itu sedang berusaha memberontak mencari perhatian.

"Kau!" bentaknya, walaupun lebih terdengar seperti desahan ditelinga Yunho. "Apa yang sudah kau masukkan kedalam minuman itu! Hah!"

Yunho perlahan membelai perlahan kening Jaejoong, mengusah peluh yang membasahi. "Tidak ada. Hanya sedikit aprodisiak, dan aku tidak sangka akan berkerja dengans angat cepat." ucapnya sambil melirik bagian bawah tubuh Jaejoong yang masih ditutupi kain celana.

Mengetahui kemana tatapan mata tajam Yunho terarah, Jaejoong lantas refleks mengambil bantalan sofa untuk menutupi tubuhnya. "Kau lihat apa kau hah!" bentaknya kasar, mendatangkan senyuman menggoda diwajah Yunho.

"Kau tenang saja, aku janji malam ini akan menjadi malam yang tidak akan pernah terlupakan untuk kita berdua."

Belum selesai Jaejoong mencerna kata-kata Yunho, namja itu sudah lebih dahulu mendaratkan bibirnya pada bibir menggida Jaejoong. Membungkamnya tanpa namja itu sempat menyuarakan protes dan kemudian tangannya dengan cekatan menyingkirkan bantalan sofa yang sempat membuat Yunho merasa iri dari tubuh Jaejoong, membuatnya merasa terekspos. melumat kasar. Merapatkan tubuh keduanya dengan Jaejoong yang terhimpit sandaran kursi, menggesekkan bagian pribadi tubuh keduanya hingga mendatangjan desahan nikmat.

Jaejoong terbuai dan tanpa sadar membalas lumatan-lumatan bibir Yunho dengan tidak kalah bersemangat.

Nafsu telah berhasil mengaburkan akal sehatnya. Pikirannya terasa kosong.

Yunho melingkarkan kedua kaki Jaejoong disekeliling pingganggnya dan tanpa melepaskan tautan bibir mereka, membawa tubuh mungil itu menuju kekamar mereka.

Yunho menempatkan wajahnya disela-sela lekukan leher Jaejoong sembari menarik napas dalam untuk mengembalikan kerja jantungnya yang berdetak sangat kencang, berusaha menghirup aroma menggoda yang menguar dari tubuh dari tubuh istrinya sambil sesekali menggigiti perpotongan leher Jaejoong dengan gemas seakan bercak-bercak merah keunguan yang menghiasi kulit itu masih belum cukup.

"Hentikan Yun," Jaejoong berusaha mendorong tubuh besar namja itu untuk segera menyingkir dari atas tubuhnya. Seluruh tubuhnya terasa sakit dengan napas yang sudah sangat acak-acakan setelah kegiatan panas mereka membuat ranjang berdecit nyaring yang entah sudah keberapa kali hingga Jaejoong yakin dia pasti tidak akan mampu berjalan untuk beberapa hari kedepan, atau lebih.

Jaejoong bergerak-gerak seperti cacing dan menciptakan sensasi menyenangkan untuk tubuh keduanya yang masih menyatu.

Yunho menyeringai. "Kau seharusnya tidak melakukan itu BooJaejoongie."

dan jadilah lagi-lagi kamar mewah itu dipenuhi suara desahan nikmat Jaejoong dan geraman Yunho.

So, Delete or Continue?