Disclaimer : Punya si Fujoshi (Fujimaki Tadatoshi) #PLAKPLAKPLAK!# Ampun, bang! Bukan diriku yang memiliki KnB! Saya cuma modal mengkhayal..

Warning : Maunya humor, tapi malah banyakan bahasa melankolis - .- Typo(s). EYD tidak bersahabat. And karena KnB beneran bukan punya saya, jelas OOC dong! #dor!

Enjoy!


Unbelievable!

First Shot : Kise Ryouta


Semakin kets putih seharga dua buah motor bebek milik Kise Ryouta melangkah mendekati gym, samar makin terdengar suara komando Akashi yang membuat suara dencitan sepatu klub basket Teiko menggema merayapi tembok besar gym. Si surai pirang terdiam cukup lama sebelum mendekati pintu masuk, kemudian mencolek daun pintu besar berwarna cokelat tersebut, dan sejenak melongokkan kepala kuningnya dari balik sana―atau bahasa sederhananya 'mengintip'.

Yang kedua pasang mata madunya temukan adalah teman-temannya yang sedang berlari mengitari bagian dalam gym sebagai dasar pemanasan. Sesi latihan menjelang Winter Cup telah dimulai. Semua terlihat bersemangat, optimis dengan gelar juara yang akan kembali mereka sambar dengan mudah secara berturut.

Api semangat Kise pun tak kalah besar dengan teman-temannya yang lain―sangat jelas dari wajahnya yang terlihat gatal untuk segera memegang bola, tapi…

'Aku mau masuk. Aku mau latihan. Aku benar-benar ingin main basket!' Wajahnya makin terlihat merana mengikuti sebuah bola yang bergulir dari satu tangan ke tangan lain. Kedua pasang kakinya yang masih terbungkus pakaian formal pelajar Teiko terus bergerak gelisah, terlihat seperti seseorang yang tengah penuh perjuangan menahan buang air kecil.

Dengan gestur tubuhnya yang kian condong ke arah jalan masuk―Kise sudah tidak dapat membendung hasratnya.

'Tidak bisa…' Gerakannya seketika berhenti, kembali membenamkan tubuh jangkungnya di balik pintu. 'Aku yang seperti ini tidak boleh muncul di hadapan semuanya.' Ia menggigit bibir bawahnya. Kuku-kuku jemarinya beradu dengan daun pintu tebal saat Kise merematnya dengan kencang dan tak berperasaan.

'Aku tidak ingin mereka yang kusukai mengetahui diriku yang seperti ini.' Ia menatap teman-teman satu timnya dengan raut sendu. Kemudian secara ajaib dan tiba-tiba ia mengibaskan rambut pirangnya dengan kencang. 'Tidak…pokoknya tidak boleh! Mulai saat ini mereka tidak boleh melihatku! Bagaimana kalau mereka jadi membenciku? Atau.. malah menjauhiku?' Sambil menerawang parno, sang model nampak frustasi dan makin terlihat menggila sambil memeluk daun pintu besar yang telah diakuinya secara sepihak sebagai sejawat sehati.

'Aaaah, aku harus apaa? Harus apa, harus apa, harus ap?!'

"Dimana Ryouta?"

Suara berat barusan menghentikan aksi anarkis pemain regular bernomor delapan tersebut. Kise dengan cepat kembali menyembunyikan tubuhnya di balik pintu. Wajah remaja tersebut memucat secara perlahan―kini nyaris sewarna milkshake kesukaan sahabatnya. Ia tidak perlu melongokkan kepalanya secara percuma untuk sekedar mengintip wujud si pemilik suara yang barusan menyebut-nyebut namanya. Oh..demi gunting melayang, tidak, terima kasih! Ia hapal di luar kepala suara milik sang kapten.

"Kenapa kau malah tanya padaku? Itu bukan urusanku."

Mendengar timpalan bernada tajam dan tak berperasaan tersebut, Kise harus menahan diri untuk tidak menerjang Midorima dan mulai merengek padanya dengan mata berlinang.

"Ara? Mine-chin juga tidak ada." Selanjutnya terdengar suara renyahnya keripik kentang yang sedang dimakan oleh Murasakibara.

"Lari mengitari gedung sekolah dua puluh keliling. Hukuman kecil untuk seseorang yang terlambat datang."

Tanpa melihat pun, Kise tahu saat ini Akashi tengah tersenyum dengan wajah innocent. Pernyataan Akashi barusan pun makin mengukuhkan hatinya untuk segera angkat kaki dari sana.

"Omong-omong soal Kise, kurasa dia―" Nada suara Midorima kian mendalam.

Murasakibara berhenti mengunyah. "Ah, maksud Mido-chin yang kemarin, ya?"

Mendengarnya, Kise merasa tertohok. Tanpa sadar ia menarik mundur satu langkah kakinya. Kedua mata caramel-nya berkilat terluka.

"Hukuman itu pantas untuknya karena tidak mendengarkan perintahku."

"Dasar… padahal aku juga sudah katakan untuk tidak melakukannya."

"Tapi yang Mido-chin katakan pada Kise-chin kemarin 'keuangan Gemini tengah dilanda kekeringan'. Tidak nyambung..."

"Dasar bodoh! Itu pesan tersirat!"

Perdebatan Midorima dan Murasakibara terus berlanjut, meninggalkan Kise yang makin terpuruk di balik pintu. Pemuda itu menyandar pasrah pada badan pintu yang dingin dengan kedua tangan yang mengepal.

'Ya…benar. Aku menyesal―sungguh-sungguh menyesal! Seandainya saja saat itu aku mematuhi Akashicchi, dan mendengarkan apa yang dikatakan Midorimacchi, semua tidak akan jadi seperti ini! Dasar bodoh! Apa yang sudah kulakukan!'

Penyesalan yang sangat khusyuk itu pun terputus saat Kise mendadak berjengit karena shock. Ia menunduk ketika merasakan sesuatu menyentuh kakinya. Sebuah bola karet oranye menggelinding, menyentuh dasar kakinya. Tanpa sadar Kise membungkuk untuk menangkap benda bulat tersebut. Mata cokelatnya terus menatap bola yang ada di kedua tangannya―lama.

"…Se."

'Celaka…' Suara decihannya lolos saat rahangnya mengeras.

"…Kise."

'Aku benar-benar ingin bermain.' Hatinya kembali goyah.

"Kise-kun."

Kise nyaris terjengkang menemukan sepasang bola mata biru menatapnya dengan datar dari seberang bola yang digenggamnya.

"Kurokocchi!"

Sekilas sepasang soft-blue di kedua mata Kuroko Tetsuya terlihat melebar, membuat si pirang menutup mulut dengan tangan kanannya secara dramatis.

'Tidak..Kurokocchi sudah melihatku!'

Bola oranye kembali bertemu dengan lantai yang dingin.

Satu tangan Kuroko terulur ke arah wajah melankolis sang copycat. Kise mulai berkeringat menatap sebuah lengan putih yang menjulur ke arahnya.

"Kise-kun?" Kuroko hanya mampu menggapai angin saat Kise Ryouta membalik tubuhnya dengan sangat cepat dan segera berlari dari sana―sekedar bertubrukan langsung dengan tubuh berkeringat Aomine yang berada persis di balik punggungnya.

"Sakit! Kau ngapain, sih, Kise!" sengit Aomine saat lantai menyapa bokongnya. Aomine akan terus memaki saat tiba-tiba kedua telapak tangan Kise menyerang wajahnya. "Apa―"

"Jangan lihat! Pokoknya jangan! Aku tidak mau Aominecchi mengetahuinya juga! Aku―diriku yang seperti ini sudah tidak pantas bermain bersama Aominecchi dan yang lain!" Kise menjerit hiperbolis. Ia berusaha memejamkan kedua matanya saat merasakan sensasi panas yang merayapi pengelihatannya.

"Kau bicara apa? Singkirkan tanganmu―itte! Jangan tusuk mataku, bodoh!" Aomine memberontak, berusaha menyingkirkan tangan Kise dari wajahnya. Ia mulai kehabisan nafas karena telapak tangan Kise menekan hidung mancungnya dengan sangat keras.

"Ano…Kise-kun―"

"Sayonara, Kurokocchi, Aominecchi... Semoga kalian berbahagia!"

"Oey, Kise!"

Dan kalimat barusan pun diakhiri dengan setitik air mata si rambut pirang sebelum ia berlari kencang meninggalkan kedua temannya yang melengos.

"Kenapa dengan anak itu?" Yang berkulit gelap menggaruk kepalanya dengan heran.

Kuroko baru akan membuka mulut ketika Akashi muncul di belakangnya.

"Sudah kuduga akan jadi begini." Sang kapten berambut merah menyilangkan tangannya dengan santai.

Murasakibara dan Midorima mengekor, muncul dari balik tubuh Akashi. "Kasihan Kise-chin. Kalau saja aku tahu, mungkin tidak akan kuberikan semudah itu." Walau ia mengucapkan kalimat penuh simpati, wajah cueknya tetap jauh dari penyesalan.

"Hmph! Aku 'kan sudah peringatkan sebelumnya, jangan berikan makananmu padanya. Kadar minyak pada makananmu itu cukup tinggi," ucap Midorima santai sambil menekan bingkai kacamatanya. Samar Murasakibara menggumamkan ketidaksetujuannya atas kalimat si rambut hijau.

Mendengar komentar-komentar rancu dari ketiga orang lainnya, Aomine hanya mengernyit. Ia bangkit dari posisi terjengkangnya, membersihkan debu yang menempel di sekitar celananya sebelum menoleh pada Kuroko yang berada persis di depannya. "Serius, soal apa ini? Apa aku meninggalkan sesuatu?" Pandangannya kini menyerbu tiga wajah lainnya.

"Ah, soal itu…" Kuroko terlihat menerawang dengan telunjuk dan ibu jari yang menjepit dagunya.

"…ada jerawat besar yang menyala di hidung Kise-kun."


First chapter : Pimple

-end-


A/N : Intinya, camilan berkalori tinggi Murasakibara itu nggak baik buat kesehatan kulit Kise = w=)/ #gampared!

Or continue? Who should be the next character? '- w-)a

Reviews are loved!