RANUNCULUS
Masashi Kishimoto
Warn: Typo, OOC, etc.
Genre: Fantasy, Romance, Crime.
PROLOG
Malam yang dingin, ketika angin menghembuskan dedaunan yang terjatuh begitu saja. Lorong jalanan yang berkelok kelok ini tampak membingungkan bagi orang asing, tapi tidak dengan penduduk sekitar.
Cahaya rumahan telah padam seutuhnya, hanya tersisa penerang jalanan yang berkedap kedip untuk menemani malam yang sunyi.
Suara langkah yang berasal dari tapak kaki seseorang terdengar cukup nyaring, ia memeluk dirinya sendiri dengan kedua lengan seraya mengelus bahunya. Terlihat wajahnya yang tampak ketakutan saat melewati lorong tersebut,dan di detik detik tersebut ia mengingat rumor yang sering didengarnya dari orang orang.
Sepatu merah berhaknya terus melangkah walau jaraknya hanya pendek pendek, ia menyesal telah memilih untuk melewati jalan ini dan merasa bahwa jalanan di pinggir kota terasa aman walau harus memutar jauh. Ia melirik ke kiri dan kanan, menatap lingkungan sekitar yang tampak unik di matanya.
"Di dindingnya terdapat mural bercorak bunga yang indah,"
Ia berhenti sejenak untuk menatap dinding yang ada di hadapannya dan saat itu kedua mata coklatnya menampakkan sinar kagum.
"Sesaat kau ingin memotret dirimu di sana untuk mengabadikan lukisan indah itu,"
Jari lentik miliknya menyentuh mural dinding tersebut,
"Warnanya yang beragam dan cerah, cukup membuat diri rileks saat menatapnya,"
-menari narikan jarinya di atas semen bercat dingin dan mengikuti setiap garis yang ada pada gambar tersebut.
"Tapi jangan pernah kau berhenti hanya untuk melihat mural bunga itu,"
Suara langkah yang berasal dari berlawanan arah terdengar, sampai sampai si sepatu merah tidak menyadarinya dan tetap bermain main dengan mural tersebut.
Kedua langkah tadi berhenti tepat di belakang si sepatu merah, mengarahkan telapak tangannya ke wajah bagian mulut si sepatu merah. Seketika dirinya tersadar, dan memberontak begitu mengetahui bahwa dia tengah di culik.
Dia berteriak dengan lantang walau suaranya tidak kedengaran, dan mencakar cakar wajah si penculik secara kasar hingga cukup membuat wajahnya terluka akibat goresan kuku si sepatu merah. Ia mendesis kesal, lalu memukul tengkuknya dan membuat si sepatu merah pingsan.
Saat itu tanpa sengaja tangan miliknya menuruni hoodie si penculik dan menampilkan punggung berambut merah muda yang menghilang di telan kegelapan.
"Karena kau akan dibawa entah kemana oleh orang berpakaian serba hitam."
Fic untuk menghilangkan rasa bosan saja,
Terima kasih sudah membaca.
See ya!
