(BLEACH©Tite Kubo)
Chapter 1: Battle Scars
Sesuatu datang tanpa diduga maupun diundang. Yah, beginilah Soul Society pada saat ini. Tidak ada lagi hari-hari tenang seperti dulu. Semua rasa percaya itu mengikis sejak tiga orang kapten yang sangat dihormati mengkhianati seluruh rekan dan bawahan yang mengagumi dan rela mengorbankan nyawa untuk mereka. Dan berbagai macam kekacauan pun terjadi.
Saat itu benar-benar kacau.
Para tentara dari Gotei 13 sedang disibukkan oleh lima hollow berukuran gigantik dengan kemampuan dan intelegensi tinggi pula. Hanya dalam waktu beberapa menit, hollow-hollow itu sudah memporak-porandakan Seireitei. Beberapa tentara telah tewas dan terluka.
"Bagaimana mereka bisa masuk ke sini sekaligus tanpa terdeteksi sebelumnya?" Ukitake yang biasanya bekerja di dalam kantor kini harus ikut bertarung melawan hollow-hollow itu.
"Hm, sepertinya ada yang mengamankan reiatsu mereka, kemudian membuat mereka mengeluarkan kekuatan penuh setelah berhasil tiba di Seireitei," sahut Kyouraku yang bertempur di dekatnya.
Di tempat itu juga terlihat Komamura yang berusaha mengincar kepala seekor hollow. Tetapi serangannya berhasil ditangkis oleh tangan si hollow yang menyerupai capit berduri yang keras. "Tidak hanya itu, sepertinya mereka memiliki reiatsu berbeda dari hollow biasa. Tidak lebih kuat, hanya saja… berbeda," kata Komamura.
"Mereka hollow yang dimodifikasi," ujar Byakuya. "Sepertinya begitu. Samar-samar, rasanya seperti hollow-hollow yang ada di hutan dalam Hueco Mundo."
"Mungkinkah… Aizen yang mengirim mereka ke sini?" kata Ukitake geram sambil melompat untuk menghindari pukulan hollow yang mampu merubuhkan barisan pohon besar di hutan itu.
"Pokoknya," kata Kyouraku, "Jauhkan mereka dari gedung kantor. Kumpulkan pasukan yang terdiri dari prajurit terlatih. Sisanya ditugaskan untuk berjaga." Para kapten yang ada di lokasi lalu mulai menarik perhatian para hollow agar serangan mereka menjauhi orang-orang di sekitarnya, sesuai petunjuk Kyouraku. "Nanao-chan, tidak perlu mengikutiku kalau kau merasa tidak aman. Berjagalah dengan Isane-fukutaichou di bawah sana." Kata Kyouraku pada wakilnya yang setia berlari di belakangnya. "Tidak mungkin. Melindungi seluruh pasukan memang tugasku, tapi melindungi seorang kapten juga tugas yang lebih penting." Nanao menjawab dengan ekspresi datar, meski sebenarnya ia sangat tegang di situasi seperti ini. Kyouraku hanya tersenyum. Ia begitu mempercayai wakilnya. Setelah beberapa langkah shunpo, mereka berdua menghampiri Ukitake yang sedang menghadapi hollow, didampingi Hisagi dan Kira. Bahkan dengan kekuatan mereka bertiga pun, hollow ini belum mampu ditaklukkan.
"Bagaimana?" tanya Kyouraku. "Sulit, tapi dengan strategi yang baik kita bisa mengalahkannya," jawab Ukitake. "Aku mencoba membuat strategi. Kita coba serangan lima arah sekaligus." Kata Kira.
Setelah melakukan diskusi kilat, semua mengambil langkah shunpo, hingga Kira berdiri sendirian di depan hollow raksasa itu. "Hm? Punya rencana apa kalian? Hmph, apapun itu, tak akan berhasil padaku!" ujar hollow raksasa itu.
"Huh? Mengapa kau bisa begitu yakin akan hal itu?" jawab Kira kalem tanpa menunjukkan perubaha ekspresi sedikitpun.
"Tentu saja, karena aku berbeda dari hollow biasa!"
"Berbeda bagaimana? Kau sama sekali tidak ada bedanya dengan hollow-hollow murahan yang biasa muncul di dunia manusia, begitu kelaparan dan menyedihkan."
Merasa direndahkan, hollow itu berkata dengan lancangnya, "Dasar shinigami bodoh! Kau tak tahu apa-apa ya? Kekuatanku bertambah ratusan, bahkan ribuan kali lipat! Kekuatan yang dibentuk dari Hougyoku tak mungkin terkalahkan!"
Bingo. Pancingan Kira ternyata berhasil. Para hollow itu memang dikirim oleh Aizen.
"Jadi benar, kau anak buah Aizen. Apa tujuannya?" Kira menarik pedangnya keluar.
"Huh, itu bukan urusanmu! Sekarang hancurlah kalian!" hollow itu menyerang Kira dengan tangan capitnya.
"Angkatlah kepalamu, Wabisuke!" seketika zanpakutou Kira membentuk seperti kail, lalu Kira menebas capit besar hollow itu berkali-kali dengan kecepatan tinggi. Setelah beberapa detik, hollow itu terjungkal karena capitnya terasa sangat berat. Dengan cepat Kyouraku, Ukitake, dan Hisagi mengepung hollow yang lengah itu.
Dengan pedang masing-masing, mereka menyerang bagian tubuh yang menjadi senjata vital hollow tersebut, hingga si hollow terbaring tak berdaya setelah anggota tubuhnya terpotong-potong. Nanao bersiap untuk serangan terakhir.
"Hadou 33!" sahutnya mengucapkan mantra kidou sambil mengarahkan tembakannya ke kepala si hollow.
Hollow itu tiba-tiba bergerak dan di dahinya terbentuk sebuah lubang. "Kau tidak bisa membunuhku!" jeritnya, lalu mengeluarkan tembakan berupa tombak-tombak raksasa yang diluncurkan sekaligus. Nanao tersentak kaget, lalu berusaha menghindar. Tiba-tiba tembakan itu mengenai hakama dan lengan bajunya, sehingga ia terbaring di atas tanah. Nanao berusaha melepaskan diri, tetapi ia kesulitan bergerak. "Nanao!" ia mendengar kaptennya meneriakkan namanya. Beberapa detik kemudian, tembakan terakhir dari hollow melayang di atas tubuhnya, dan dalam waktu singkat akan menembus tubuhnya. Nanao sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi.
Setelah selesai menyelesaikan serangannya, hollow itu pun tersungkur kembali, tetapi ia mencoba bertahan untuk menyambung anggota-anggota tubuhnya yang sudah terpotong kembali. Tetapi, para kapten yang cerdas tentunya memahami bahwa saat ini adalah saat dimana kekuatan musuh berada di tingkat terendah, kemudian dua murid kesayangan Yamamoto-soutaichou itu melancarkan serangan dengan masing-masing sepasang zanpakutou mereka ke kepala hollow tersebut. Satu hollow berhasil dimusnahkan.
Saat itu Nanao merasakan tubuhnya mati rasa. Apa aku sudah mati? Begitu pikirnya. Pandangan matanya kabur dan kacamatanya retak. Tetapi ia masih hidup. Perlahan-lahan ia mendapatkan kesadarannya kembali. Tetapi yang terlihat di matanya hanya sesuatu berwarna hitam. Hingga beberapa detik ia menyadari bahwa warna hitam itu adalah warna shihakusho.
"Hei, kau nggak apa-apa, kan?" tanya si pemakai shihakusho, tak lain dan tak bukan adalah Shuuhei Hisagi. Nanao berusaha bangkit untuk duduk setelah posisinya lebih bebas.
"Yah, aku baik—" Nanao menghentikan kalimatnya setelah menggengam pakaian Hisagi. Pakaian hitam itu dibasahi oleh darah. Sedetik kemudian, Shuuhei Hisagi ambruk di depannya, menunjukkan sisa-sisa dari serangan hollow berupa serpihan-serpihan tombak menancap di punggungnya yang mengalirkan darah. "Hi-hisagi-fukutaichou!" pekik Nanao panik melihat rekannya tergolek lemas di pangkuannya. Kyouraku, Ukitake dan Kira yang juga terluka segera berkumpul.
"Hisagi-fukutaichou! Ise-fukutaichou!" panggil Kira sambil memegangi pahanya yang patah. "Apa yang—" Napasnya terhenti sejenak melihat kedua letnan itu. Dengan tangkas Ukitake menghampiri Hisagi dan Nanao.
"Kyouraku, bantulah Kira berjalan. Ise, kau bisa papah Hisagi?" Nanao mengangguk lemas. "Aku akan segera memanggil pasukan penyelamat."
A/N: Ini fic pertama saya yang chapter pertamanya berhasil diselesaikan dengan sukses! Chapter-chapter awal mungkin kurang terasa Nanao/Shuuhei-nya, tapi... kemungkinan besar... lime? Atau bahkan lemon? Haha, gak tau deh! Lagipula, karena pairing ini sungguh-sangat-jarang-sekali dibuat, bingung juga cari ide buat momen yang pas untuk 'saat-saat indah' [lebay]. Semoga-semoga-semoga bisa sampe ke chapter terakhir dengan selamat! Kalo beneran ngarep lemon, atau hal-hal lain [tidak menerima OC, maap ya!] silakan kirim message! R&R, very appreciated! Thanks!
