"Bagaimana? Apa kau sudah menghubungi Nourve?"

Seorang namja paruh baya tengah duduk dengan santainya di kursi kebesarannya. Tampak di hadapannya berdiri sesosok namja gagah dengan raut wajah datar. Namja itu juga memakai pakaian formal. Begitu kontras dengan orang yang tengah duduk santai di depannya. Dia hanya memakai pakaian rumahan biasa.

"Sudah, Sir. Tapi Nourve Kim tetap bersih tegas ingin menjodohkan putrinya dengan putri anda."

Namja paruh baya itu menghela napas berat. "Orang itu selalu bertindak semaunya sendiri. Sudahlah, biar putraku sendiri yang memutuskannya."

"Permisi, Tuan Cho. Tuan muda Cho ingin bertemu anda."

Seorang yeoja yang juga berpenampilan formal datang sambil membawa sebuah buku hitam di tangannya. Tuan Cho mengangguk mempersilahkan.

"Abeoji! Bukankah sudah aku bilang jika aku tidak menginginkan segala perjodohan yang kau buat itu?!"

Seorang namja yang cukup tampan, yang sejak tadi berdiri di belakang yeoja tadi tiba-tiba berteriak. Seperti anak puber yang selalu dikekang orang tuanya.

"Duduklah dulu, Kyuhyun. Kita bicarakan ini baik-baik."

"Jika menyangkut masalah perjodohan, aku tidak ingin itu dibicarakan dengan baik!"

"Lalu kau ingin kita bicara dengan nada tiga oktaf begitu? Jangan karena suaramu lebih bagus dariku, kau jadi sombong, Cho Kyuhyun!"

Kyuhyun mendengus kesal. Dengan berat hati ia duduk di sebuah kursi yang ia sebut sebagai kursi panas itu. Kursi yang selalu menjadi tempat perdebatan dengan ayahnya.

"Pokoknya aku tidak mau dijodohkan!" Lihat, belum apa-apa sudah seperti ini.

"Kau pikir aku mau kau berhubungan dengan anak dari Si Nourve itu?!"

"Ya sudah, kalau begitu batalkan saja!"

"Kau gila! Mereka itu gangster terkuat di Las Vegas! Sekali tiup, habislah kita."

"Tapi aku masih SMA tahun ketiga, Abeoji!"

"Terserahlah. Sekarang sebaiknya kau pergi sekolah. Tiga puluh menit lagi kelasmu dimulai."

Kyuhyun hanya bisa berdecak jika ayahnya sudah menghentikan perdebatan dengan cara seperti itu. Namja itu cukup heran. Bahkan ayahnya jarang melihat jam, tapi bisa tahu pukul berapa sekarang. Benar-benar orang tua yang ajaib.

**KyuMin**

This Story Has Been Changed!

Cast:

Cho Kyuhyun

Lee Sungmin

Lee Donghae

Lee Hyukjae

Kim Jongwoon

Kim Ryeowook

Others of SJ Member…

Genre: School Life, Romance

Warning: Genderswitch!

Rate: T (For some chapter)

Sebuah fanfiction yang terinspirasi oleh sebuah anime yang berjudul Nisekoi, tapi jangan berpikir jika kisahnya akan sama. Kalau anda tidak suka, boleh tutup tab atau tombol back sekarang. Dan… selamat membaca ^^

**KyuMin**

"Hey, apa kalian melihat tv kemarin? Woah... Kim Tae Hee benar-benar yeoja yang mengerikan!"

Seorang namja tampan, duduk di atas meja sambil bercerita dengan penuh semangat pada Kyuhyun yang nampak risih dengan hal itu.

"Bagaimana kau bisa mengatakan yeoja cantik itu mengerikan, Lee Donghae?" Tanya namja lain yang tertarik dengan ceritanya.

"Apa kau tidak sadar, Minho? Aktingnya benar-benar bisa membuat namja sepertiku meleleh!"

"Aku turut berduka cita, Hae. Semoga kau tenang di sisi Tuhan," sahut Kyuhyun asal.

Donghae berdecak kesal. "Kau benar-benar, Kyu. Itu hanya peribahasa. Keterlaluan jika kau tidak mengerti."

"Aku memang tidak mengerti dan sama sekali tidak tertarik dengan peribahasa konyolmu itu."

"Eyy, pantas saja nilai bahasamu lebih baik dariku," sahut Minho sambil memainkan lengan baju Donghae. Sang pemilik baju merasa risih dan langsung menyingkirkannya.

"Aisshh.. Hey, Minho! Kau kan anak kelas 4, dan ini kelas 1. Apa kau bosan dengan kelasmu sendiri?" Donghae mendengus kala melihat Minho yang ternyata lebih fokus terhadap pemandangan di luar jendela.

"Kau dicueki oleh anak sok tahu ini, Hae. Lagipula siapa bilang nilai bahasaku lebih buruk dari dia?" Kyuhyun sedikit kesal jika kejeniusannya dijatuhkan seperti tadi.

"Sudahlah jangan bertengkar."

"SIAPA YANG BERTENGKAR, HUH?"

Sontak Minho sedikit terjungkal ke belakang mendengar kekompakan dua sahabat di depannya ini. Mereka benar-benar tidak tahu situasi, batinnya.

"Lihatlah di luar jendela."

Donghae terperangah melihat sosok bak model melangkah dengan tatapan tajamnya memasuki ruang kelas mereka. Tampak guru Lee yang bersiap untuk mengenalkan yeoja tersebut. Siswa-siswi yang lain pun dengan segera menuju tempat mereka masing-masing, kecuali Minho yang bersembunyi di belakang tempat duduk Kyuhyun. Yahh, untung saja dia duduk di bagian belakang sendiri.

"Perhatiannya, Kelas 1! Hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Nah, Nona Lee, silahkan perkenalkan dirimu."

Yeoja di sampingnya mengangguk. "Lee Sungmin imnida. Bangapseumnida."

"Nona Lee ini adalah siswi pindahan dari Amerika. Tapi dia asli orang Korea. Baik-baiklah dengannya. Silahkan pilih sendiri tempat dudukmu."

Sungmin mengangguk. Kedua matanya menatap bangku kosong di sebelah seorang yeoja berambut ikal, panjang, dan berwarna coklat tua di bagian kanannya nomor dua dari depan. Tanpa pikir panjang ia segera menghampiri tempat tersebut.

"Baiklah. Sebelumnya saya minta maaf karena pada jam pertama ini saya tidak bisa mengajar. Jadi kerjakan soal di buku kalian halaman 137-139, dan sampai nanti."

Guru Lee pun pergi meninggalkan kelas. Sesaat setelahnya anak-anak di ruangan itu beteriak kegirangan. Jam kosong di pagi hari itu menyenangkan.

"Hey, aku harus kembali sebelum Guru Shin menghujaniku dengan air liurnya."

"Ukh, kau menjijikkan, Minho," Donghae mendorong Minho dengan kasar. Namja itu hanya menggaruk-garuk tengkuknya.

"Hehe, maaf."

"Memangnya kenapa?" Tanya Kyuhyun setelah Minho pergi.

"Dia tadi buang angin. Kau tidak mencium baunya?"

Kyuhyun menggeleng. "Aku sedang flu."

Donghae hanya ber-oh-ria sambil mengibas-ngibaskan tangannya berharap agar baunya cepat hilang.

Tiba-tiba sang ketua kelas, Onew, berdiri dan menggebrak mejanya. "YA! SIAPA YANG BUANG ANGIN SEMBARANGAN DI SINI? BAUNYA SEPERTI KOTORAN BABI SAJA!"

Donghae dan Kyuhyun hanya bisa menahan tawanya. Di saat seperti ini lebih baik bungkam saja. Kasihan sekali Minho jika mereka sampai tahu.

"Maaf ya, Sungmin-ssi. Hari pertamamu diawali dengan kejadian buruk seperti tadi."

"Tidak apa-apa, ehm..." Sungmin melihat name tag yeoja itu, "Hyukjae-ssi."

"Ahh, panggil saja aku Eunhyuk. Tidak perlu formal."

"Ah ya. Eunhyuk. Kau juga tidak perlu formal kepadaku. Di Amerika, bahkan dengan orang yang lebih tua pun jarang ada yang memakai ucapan formal."

"Ya, aku pernah mendengar tentang itu. Oh iya, nanti saat istirahat mau aku kenalkan tentang sekolah ini?"

"Boleh."

Dari kejauhan, terlihat Donghae yang memperhatikan kedua yeoja yang tengah asik berbincang itu. Kyuhyun yang tadinya fokus terhadap soal di buku, jadi penasaran apa yang tengah diperhatikan Donghae dan dia hanya mendengus.

"Hey.. apa kau mencoba untuk selingkuh?" Sindir Kyuhyun.

Donghae beralih menatap Kyuhyun. "Huh? Aku hanya menatap My Lovely Hyukie."

"Benarkah? Tapi sepertinya kau kagum sekali melihat Lee Sungmin itu."

"Eyy, kau tidak bisa membedakan antara kagum dengan cinta ya, Cho?"

"Jika kau mencintainya, kenapa kau belum menjadikan Eunhyuk sebagai kekasihmu saja?"

"Aisshh... kau pikir itu mudah? Butuh keberanian besar tahu."

"Apanya? Kau kan playboy."

Donghae memutar kedua matanya jengah. "Kau saja yang tidak mengerti. Makanya, cobalah untuk menyukai seseorang. Seperti Lee Sungmin misalnya. Dia itu sempurna, Kyu." Donghae menaruh kedua tangannya di sebelah Sungmin seolah tengah menangkap yeoja itu.

Kyuhyun melirik Sungmin sekilas. Jujur saja yeoja itu memang sesuai dengan tipenya. Tapi ada hal yang harus ia perhatikan. Dan ini bukan main-main.

'Aku hanya tidak ingin ada orang biasa yang berurusan dengan keluargaku,' batinnya yang masih memandangi Sungmin.

"Hey, apa kau sudah mengerjakannya?" Donghae meraih buku milik Kyuhyun. "Woah.. oke, aku pinjam sebentar."

**KyuMin**

Sungmin dan Eunhyuk saat ini tengah berada di dalam kantin. Sungmin memperhatikan setiap sudut tempat tersebut.

"Katanya kau akan mengenalkan sekolah ini padaku," kata Sungmin yang sejak tadi melihat Eunhyuk yang melahap makanannya.

"Iya. Tapi bukan bangunannya."

"Lalu?"

"Dengan beberapa orang penting yang harus kau tahu." Eunhyuk meletakkan sumpitnya dan menghabiskan seperempat dari jus strawberry miliknya.

"Yang pertama, Kim Jong Woon, atau Yesung. Dia yang duduk bersama teman-temannya di pojok, pindahan dari Jepang beberapa bulan lalu. Siswa tahun ketiga kelas dua."

"Ya, tapi apa yang bisa dianggap penting darinya itu?" Tanya Sungmin setelah menyeruput teh lemonnya.

"Dia itu cukup populer di sini. Orang yang sangat kaya, namun keluarganya sangat tertutup. Bahkan pihak sekolah pun harus memberikan privasi ketika ada pertemuan orangtua sekolah."

"Benarkah? Yang aku lihat dia itu orang yang aneh."

"Haha.. kau benar. Tapi ada sumber yang mengatakan jika kau harus berhati-hati dengan Yesung."

"Siapa?"

"Seseorang yang sudah pindah sekolah beberapa hari yang lalu." Eunhyuk beralih pada satu orang lagi yang baru saja datang. "Yang kedua adalah salah satu teman sekelas kita, Cho Kyuhyun."

Sungmin memperhatikan namja itu dari atas ke bawah. "Dia sepertinya orang yang dingin ya?"

"Benar! Ada yang mengatakan kalau dia itu sama sekali tidak mengenal apa itu cinta. Padahal sahabat yang berdiri di sebelahnya itu, Lee Donghae, adalah namja playboy."

"Ahh.. pantas," gumam Sungmin pelan.

"Selain itu, Kyuhyun adalah musuh bebuyutan Yesung. Bisa dikatakan mereka itu sama. Pihak sekolah juga memberikan privasi pada orang tua Kyuhyun."

"Kenapa bisa jadi musuh?"

"Entahlah. Kudengar karena ada seorang yeoja yang disukai Yesung menyukai Kyuhyun."

"Eh? Kekanakan sekali. Tapi tentang pemberian privasi itu, apakah tidak terlalu aneh?"

Mungkin iya. Namun, apalah daya kita yang hanya murid biasa. Semua guru dipaksa bungkam untuk hal semacam itu.

Benar-benar hal yang aneh, gumam Sungmin pelan. Namun, tetap bisa didengar oleh Eunhyuk.

"Sudahlah, Min. Sebaiknya kita jangan ikut campur dalam masalah orang-orang itu. Kau hanya perlu tahu saja tanpa harus mengetahui penyebabnya.

Sungmin menatap Yesung yang tengah sibuk dengan tabletnya. Benar-benar sosok yang poker face. Setelah itu ia mengalihkan fokusnya pada Kyuhyun yang menatap ke arah luar lewat jendela. Dari wajahnya yang seperti itu, ia merasa ada banyak rahasia yang tersimpan dibalik wajah datarnya.

Tak disangka sosok yang Sungmin perhatikan tiba-tiba membalas tatapannya. Perasaan gugup yang langsung menderanya membuat Sungmin menoleh ke arah lain secepat mungkin. Dia terlihat seperti seorang penguntit saja.

"Ada apa, Min?" Tanya Eunhyuk yang heran melihat Sungmin yang tampak aneh.

"Ti... tidak ada apa-apa."

Sementara itu, Kyuhyun yang masih menatap Sungmin menyunggingkan senyum tipisnya. Bahkan Donghae berhasil dibuat bingung olehnya. Bagaimana tidak? Namja itu bahkan jarang sekali tersenyum.

"Tumben sekali kau tersenyum," cibir Donghae.

Senyum di bibir Kyuhyun menghilang seketika. "Kau pikir aku tidak bisa tersenyum, huh?"

"Bukan begitu. Hanya saja, sebagai seorang pencinta wanita, aku baru saja mengartikan jika itu adalah sebuah senyum yang diciptakan langsung dari hati."

"Sok tahu sekali kau."

"Eyy... ya sudah kalau tidak percaya."

Kyuhyun hanya mengedikkan bahunya tak peduli. Ia lalu meraih ponselnya dan melakukan sesuatu di sana.

**KyuMin**

"Jadi bagaimana, Tuan Kim? Kudengar putrimu sedang dalam perjalanan menuju Korea."

"..."

"Ahh... baiklah. Tapi bagaimana jika putraku tidak menyetujuinya?"

"..."

Entah apa yang orang disebrang katakan hingga namja paruh baya ini sampai menjauhkan ponsel iti dari telinganya.

"Ba... baiklah, Tuan. Akan segera di atasi."

Dan sambungan telepon itu pun putus. Tentu saja yang melakukannya adalah orang yang berada di sebrang.

"Bagaimana, Tuan Cho?"

"Apa kau tidak melihat tampang kusutku ini, Siwon? Nourve gila itu benar-benar pemaksa! Bisa hancur kita jika Kyuhyun sampai menolak putrinya!"

"Anda benar. Semua ini bergantung pada, Tuan muda Cho."

**KyuMin**

Kyuhyun menoleh ke kanan dan kiri. Semoga saja tidak ada yang sedang mengunjungi taman sekolah ini. Setelah dirasa aman, namja itu mendekati namja lain yang dengan santainya duduk bersandar pada batang pohon.

"Kita buat perjanjian, Kim Jong Woon." Mendengar namanya yang disebut, ia segera berdiri dan menatap jengah Kyuhyun.

"Apa maksudmu, Cho?"

"Analisismu benar. Aku akan dijodohkan dengan putrinya Nourve Kim. Kau menyukai putrinya kan? Maka dari itu, sebelum putrinya tahu aku adalah teman semasa kecilnya, aku ingin kau melakukan sesuatu."

"Kau sedang menyuruhku, Cho?"

"Ya, dan ini sangat menguntungkan kita berdua. Selain itu, kita bisa berhenti bermusuhan."

Yesung memandang Kyuhyun ragu. Apakah rencana namja ini benar-benar menguntungkan dirinya?

"Baiklah."

.

.

.

To Be Continue…

Annyeong!

Ini adalah Fanfiction kedua yang aku publish di FFN. Sebenernya ini bukan ff yang aku janjikan dulu. Tahu sendiri kan kalau hilang? *Readers: Kagak!*. Tapi ini tetap akan bergenre M jika sampai pada some next chapter nantinya.

Okelah… bagi seluruh readers, boleh mengisi kotak review sebelum meninggalkan laman ini ^^

Kamsahamnida #Bow