Title: That Guy Was Splendid (judul boleh minjem -_-v)
Main Cast: KaiLu
Support Cast: Baekhyun, Sehun, Chanyeol, Suho, Hangeng dll.
Rated: T
Length: Chapter 1-?
Genre: Boys love, Fun-Romance, Complicated, terusnya terserah(?)
Disclaimer: All cast punya Tuhan dan SME, tapi cerita punya author. Cerita banyak terinspirasi dari manhwa (komik korea) jadul punya author :3 yang tau judulnya pasti udah pernah baca komiknya deh, nggak semuanya author nyontek, cerita selebihnya murni hasil pemikiran dari author sendiri.
Warning! OOC, abal, aneh, gaje, murahan, dll.
Hello reader-nim specialonyou is back with KaiLu story~~^^
FYI, ff ini re-post dari FB dengan judul yang sama dan tentu dengan author yang sama. so, i'm not an plagiator! kalo kalian merasa familiar dengan ff ini, coba deh buka halaman FB Korean FanFiction (Yaoi Only) :)
ff ini juga sebagian ada yang di edit, jadi sedikit ada yang beda yang dipost di FB^^
That Guy Was Splendid Chapter 1
Kali ini Luhan hanya menghabiskan waktu libur akhir semester hanya berkutat dengan komputernya—bermain game sepanjang hari, dan 2 hari lagi semester baru telah dimulai. Sesekali browsing, skype dengan Baekhyun yang sedang liburan di pulau Jeju dengan keluarganya dan chatting dengan beberapa siswa sekolah lainnya di Damoim—forum internet antar sekolah terkenal di Korea.
"Huah~~ sebentar lagi naik level, baiklah siapkan dirimu Xi Luhan." Luhan meregangkan otot setelah seharian ia berkutat dengan game online. Dan ketika ia akan memulai bermain game lagi, terdengar suara menggelegar di bawah tangga...
"Luhaan! Aish~~ anak ini! Mau sampai kapan kamu hanya diam dikamar sepanjang liburan?! Daripada hanya menempel terus di meja komputer lebih baik kau bantu mama-mu ini memasak makan malam! Cepat turun!" Mama Luhan mengomel di ambang tangga sambil mengacung-acungkan sendok sayur keatas—kamar Luhan.
"Aigoo~ tapi maa.. aku sedang melanjutkan kenaikan level..." jawab Luhan malas sambil tetap melanjutkan game-nya.
"Geurae. Mungkin kamu lebih tertarik dengan jurus centong nasi melayang." lanjut mama Luhan dan kembali ke dapur.
"Mwo?! Ne, ne aku turun, tapi... Ya! Kenapa hanya selalu aku saja yang disuruh?! Kenapa makhluk pemalas satu itu tidak dipanggil?! Mama tidak adil!" Protes Luhan, pada akhirnya juga (terpaksa) keluar dari kamarnya daripada pantatnya kena jurus centong nasi sang mama -_- *pukpuk Luhan XD*
"Berhenti protes atau kau tidak dapat jatah makan malam kali ini" ancam Mama Luhan dengan entengnya sambil mengaduk sayur.
"mamaa... -_-"
_Skip Dinner_
Setelah selesai makan malam dan mencuci semua peralatan makan malam Luhan kembali ke kamar sambil tetap menggerutu. Tetapi ketika kembali duduk menghadap komputer suasana hatinya mulai membaik. Sedang unmood bermain game, Luhan iseng membuka Damoim.
"Eoh? Sepi begini. Apa tidak ada kunjungan hari ini?" Luhan bertanya sendiri, mencoba membuka daftar pengunjung forum di buku tamu.
Terlihat sesosok(?) nickname bernama "Cool Guy" menuliskan suatu topik hari ini, dan setelah Luhan meng-klik topik tersebut, seketika Luhan langsung melotot, hidung kembang kempis, tangan mengepal, dan gigi gemeretak (apaan sih thor -_-), karena postingan tersebut sudah membuat Luhan kesal setengah mati apabila sudah menyangkut dengan almamater sekolahnya.
Name: "Cool Guy" (Kai)
School: SMA Gimseong
Topic Today: kurasa siswa di SMA Dongju tidak ada apa-apanya, yah karena banyak yang kutu buku sih. Tampang juga nggak ada yang bisa dilihat hahaha~ N.E.R.D.
N.E.R.D. Kalimat terakhir yang membuat Luhan naik darah. Hey! apa masalahmu bung?! demi apa dia mengatai semua siswa SMA Dongju begitu? Memangnya apa salahnya kalau kutu buku, lebih baik daripada pecundang yang hanya berani mengoceh melalui dunia maya, Seru Luhan dalam hati. Berusaha menenangkan pikirannya dan merangkai kalimat yang pantas untuk membalas si "Kai" itu.
"Kai? Aku rasa pernah mendengar nama itu dari Baekhyun, tapi siapa? Molla." Luhan mengedikkan bahu. Saat ini siapa dia tidak penting, mengejek almamater sekolahnya berarti sama saja menabuh genderang perang.
Butuh beberapa menit untuk merangkai kalimat, akhirnya Luhan telah memposting balasannya kepada Kai. Karena cukup menguras pikiran dan energi, Luhan turun ke dapur untuk mengambil segelas jus jeruk untuk menyegarkan pikirannya kembali.
Baru saja meneguk jus jeruk, ponsel di kantong celananya berdering...
"Yeoboseyo?"
"Apaan kau ini" jawab seseorang di seberang.
"Hah?!"
"Kau ini apa-apaan?!" bentak orang itu di telepon
"Heh?! Apa masalahmu? Memangnya kau siapa main bentak di telepon? kau ini cari siapa?!"
"Kau Luhan dari SMA Dongju kan?"
"EEH?!"
"BENAR ATAU TIDAK?!"
"Kau—aigoo.. benar-benar tidak tahu sopan santun menelpon orang. YA BENAR AKU LUHAN! Sekarang kau puas hah?! Dan kau sendiri siapa?" akhirnya kesabaran Luhan sudah habis gara-gara makhluk satu ini.
"Perlu kah aku memberi tahumu? Baiklah jika kau memaksa. Aku yang memasang topik tentang SMA Dongju di Damoim" jawab orang itu dengan entengnya.
DEG!
Seketika badan Luhan menegang. Apa-apaan orang ini, tapi mungkinkah dia... tapi seingat Luhan tidak menuliskan kata-kata makian di Damoim.
-Hey! Apa masalahmu bung? Memangnya kau punya tampang seperti apa bisa-bisanya mengejek sekolah kami?!- (Deleted)
-Dasar pecundang, mulut besar, matilah kau di neraka! kalau berani hadapi kami langsung! (ini juga dihapus -_-)
-Apa kau tidak tahu itu sangat kelewatan? apa salahnya kalau kami semua kutu buku? Memangnya kita punya salah apa sampai-sampai kau mengejek sekolahku?! Dan itu terserah jika kalian berpikiran seperti itu. Mungkin hanya pecundang yang berani berbuat seperti kau ini.-
Luhan ingat ia hanya menuliskan ini tadi. Tapi bukankah benar jika hanya manusia seperti tidak ada kerjaan yang melakukan perbuatan seperti ini?
"Ya. Aku Kai, salam kenal Luhan" ujar Kai dengan penekanan ketika menyebut nama Luhan
"MWO?! K-kenapa kau b-bisa menelponku?!"
"bukankah kau mencantumkan nomor ponsel diprofilmu?" tanya Kai balik.
GLEK!
Astaga! kenapa Luhan bisa melupakan hal yang satu ini, tapi demi membela kebenaran (halah-_-) dengan sekuat tenaga mencegah rasa takut menghadapi makhluk pecicilan seperti Kai.
"Geurom, apa yang kau minta dariku? Uang ganti rugi? Cih.. tidak sudi."
"Apa seluruh murid SMA Dongju berpikiran sempit seperti ini? Hahaha~" Kai tertawa mengejek.
"dan kau, Luhan. Besok pukul 10 pagi kita bertemu di samping sekolahmu. Lihat saja kalau kau tidak datang." Lanjut Kai
"Wae? Kalau aku tidak datang? Kau akan membakar sekolahku? Silahkan saja kalau kau bisa" tantang Luhan.
"dan kau akan mati jika tidak datang"
"Apa?! Ya! Memangnya aku takut hah! Sila—"
Kai memutus teleponnya ketika Luhan akan memaki Kai habis-habisan. Dasar manusia tidak tahu di untung. Tapi siapa peduli, toh Luhan besok tetap tidak akan datang, karena kenaikan level gamenya lebih penting daripada meladeni orang tidak , tidak akan datang, catat hal itu.
Esok harinya ketika usai menyelesaikan kenaikan level di game online, mendadak Luhan ingin membeli bubble tea di kedai langganannya. Tampaknya ia sudah tidak mempermasalahkan kejadian di telepon tadi malam. Sudah hampir beberapa minggu Luhan tidak mengunyah bola-bola kenyal menggemaskan itu membuat mulut Luhan terasa hampa(?) *author lebay -_-*.
BRAK!
Baru saja Luhan akan keluar dari kamarnya, tetapi pintu kamar Luhan di buka tiba-tiba dari luar.
"Ya! Kau ini membuatku kaget setengah mati. Sudah kubilang berkali-kali ketuk pintu sebelum masuk kamarku! Aish~ jantungku hampir copot" Omel Luhan sambil mengelus dada karena ulah hyungnya ini.
"Hehe mian Lu. Kukira tadi kamu masih tidur," Jawab Hankyung—kakak Luhan sambil memperlihatkan gigi rapinya. "Eoh? Kau mau pergi? Baru saja aku mau meminta bantuanmu adik kecil" ujar Hankyung mengusap kepala Luhan.
"Shireo. Aku tidak mau. Kau paksa pun aku tidak akan mau. Mian aku sedang buru-buru. Anny—" tolak Luhan mentah-mentah tetapi langsung dihadang Hankyung.
"Xi Luhan. Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?"
Akhirnya dengan terpaksa juga Luhan harus tetap membelikan pesanan 'makhluk menyebalkan' itu. Bagaimana Luhan tidak menolak kalau iming-imingnya berupa bubble tea gratis selama satu minggu, Luhan tidak bisa menolak kalau berurusan dengan bubble tea, apapun itu.
Akhirnya Luhan sampai di kedai bubble tea langganannya, banyak anak-anak muda termasuk Luhan yang sering berkunjung kesini karena tempatnya yang berada tidak jauh dari sekolahnya dan juga tempatnya sangat nyaman. Sang pemilik kedai pun juga sudah hafal dengan pesanan Luhan, Bubble tea rasa taro.
"Oh. Luhan-ah. Sudah beberapa minggu ini kau tidak berkunjung. Kukira kau sedang berlibur di luar kota" Sapa seorang yeoja cantik pemilik kedai dengan ramah ketika Luhan sampai di counter.
Noona pemilik kedai sudah mengenal Luhan dan juga Baekhyun—termasuk Hankyung, ia menganggap mereka seperti adik sendiri.
"A-ah.. tidak noona, aku hanya ada urusan jadi tidak pergi kemanapun selama liburan ini" jawab Luhan sekenanya, yang dimaksud Luhan urusan itu tidak lain adalah menghabiskan waktu liburan dengan bermain game. "Ohya, tambah bubble green tea satu ya."
"Oh benarkah itu? Ok. Ngomong-ngomong ini untuk hyungmu atau Baekhyun?" tanya noona sambil membuat bubble tea.
"untuk Hankyung. Apa Hankyung hyung masih sering kesini?"
"Ne. Dia suka bubble green tea. Tetapi akhir-akhir ini dia sudah jarang kemari, apakah dia sedang sibuk? Eoh? Tidak biasanya kamu sendirian kesini, lalu dimana Baekhyun?" noona terlihat mencari seseorang di sekeliling counter.
"Sepertinya begitu. Oh. Dia sedang liburan, katanya hari ini dia pulang dari pulau Jeju."
"Jinjja? Menyenangkan sekali bisa berlibur kesana, ini bubble tea rasa taro dan green tea. Salam untuk hyungmu" Noona itu menyerahkan bungkusan berisi 2 bubble tea pesanan Luhan.
"Haha. Ne, nanti akan kusampaikan, ini uangnya." Luhan menyerahkan beberapa lembar uang dan segera menyeruput bubble tea kesukaannya.
Setelah menerima uang kembalian, Luhan hendak membuka pintu kedai tetapi seseorang tidak sengaja menabrak Luhan dan membuat bubble tea kesayangannya menumpahi celananya.
"EH?! Aigoo~ Bubble tea ku... Ya! Kau taruh mana matamu?! Kalau mau lari-larian di lapangan sepak bola jangan disini tahu!" rutuk Luhan sambil menunduk membersihkan celananya yang terkena bubble tea.
"Ah! Jeongmal mianhae. Aku benar-benar tidak sengaja. Jeongmal jeongmal mianhae.. Ini, pakai sapu tangan punyaku. Dan aku akan mengganti bubble tea yang kau beli" seseorang itu menunduk memberikan sapu tangannya kepada Luhan.
"Ah tidak usah, aku bisa membelinya sendiri. Eh, Goma...wo..." ketika menerima sapu tangan dan ketika mendongak, Luhan sadar bahwa orang itu sungguh... tampan.
Biarpun kulitnya sedikit pucat, tetapi rambut cokelat lurusnya menambah kesan tampan.
Apa ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Sungguh sebuah masterpiece dari Tuhan yang mungkin ditakdirkan untuk bertemu dengan Luhan.
"Gwenchana? Apa kau terluka?" orang itu terlihat sedikit khawatir kepada Luhan karena sedari tadi hanya melongo.
"A-aah, aniyo. g-gwenchana." Luhan jadi gugup mendadak.
"Baiklah. Aku akan mengganti bubble tea mu. Itu bubble tea rasa taro kan? Tunggu, aku akan membelinya." Ucap orang itu ramah serta senyum sekilasnya yang membuat Luhan tambah meleleh. /EHEM/
"c-chankaman. Ini... sapu tanganmu, a-aku sudah selesai membersihkan celanaku. Gomawo..." ujar Luhan malu-malu
"Oh. Itu kau simpan saja. Aku masih ada cadangan sapu tangan yang lainnya." Orang asing itu tersenyum manis.
Blush!
Orang asing yang tampan ini sukses membuat pipi Luhan menjadi merona. Kurasa Luhan memang telah jatuh cinta dengan orang asing ini.
Luhan menunggu orang itu di luar kedai sambil duduk di meja yang kosong.
"Ini bubble tea rasa taro. Kurasa kita impas ne?" orang tampan itu menyerahkan bubble tea pengganti milik Luhan yang ia tumpahkan.
"Gomawo."
"Ngomong-ngomong siapa namamu?"
"Ne?" Luhan tidak mendengar pertanyaannya karena sejak tadi dia sibuk dengan pikirannya tentang orang tampan ini.
"Aku menanyakan namamu."
"o-oh.. mian. a-aku Luhan." Jawab Luhan malu-malu
"hmm.. jadi kau Luhan ya? Aku Sehun. Bangapta ne?" Sehun menyodorkan tangannya untuk menjabat tangan Luhan.
"nado, Sehun-ssi."
"ah tidak perlu seformal itu. kau masih SMA kan?"
"Baiklah jika itu maumu. Ya begitulah.. lalu bagaimana denganmu?"
"aku juga masih SMA. Ehm. Kau Luhan... dari SMA Dongju bukan?" selidik Sehun.
"Eh?! Bagaimana kau tahu?" perasaan Luhan diantara geer dan bingung bagaimana Sehun mengetahuinya.
"Jadi benar? Wah tak kusangka aku bertemu denganmu, Luhan. Kebetulan temanku juga ingin bertemu denganmu." Sehun tersenyum puas tetapi terlihat misterius di mata Luhan.
"Tu-tunggu, Apa? Temanmu? Siapa?" Luhan merasa ada yang aneh dengan Sehun.
"Hey! Jongin! Aku disini!" Sehun melambaikan tangannya kepada seseorang yang dibelakangi oleh Luhan.
"Jongin?" Luhan menoleh kebelakang yang dipanggil oleh Sehun.
Ternyata segerombolan anak laki-laki yang datang menghampiri Luhan dan Sehun. Tapi yang disebut Jongin itu yang mana? Apa makhluk tinggi yang senyum terus dengan memamerkan gigi-giginya kepada para gadis yang ia temui di kedai ini? Atau dia yang berwajah kalem lebih tepatnya mirip dengan malaikat? Atau... namja berkulit tan memakai kemeja yang lengannya sudah dipotong—memperlihatkan lengannya dengan muka angkuh.
Jadi... Sehun juga termasuk dalam gerombolan ini? Feeling Luhan mengatakan hal buruk akan segera terjadi. ia hanya bisa berdoa dalam hati mudah-mudahan tidak terlalu buruk.
"Oh Sehun. Kau menyebalkan, sudah kubilang jangan memanggilku begitu di depan orang lain!" ujar namja tan yang masih setia dengan wajah angkuhnya.
Dan mungkinkah dia ini yang bernama Jongin? Dia yang ingin bertemu denganku? Sepertinya aku tidak punya teman yang berwajah sombong seperti orang ini, batin Luhan.
"em, ma-maaf. Apa ada yang ingin bertemu denganku?" akhirnya Luhan berani membuka mulutnya.
"Oh! Luhan, ini temanku, Kai yang ingin bertemu denganmu."
Seketika Luhan memucat. Baru ingat hari ini ia disuruh datang ke samping sekolahnya pukul 10 pagi, tetapi ini sudah lewat beberapa jam. Luhan benar-benar akan mati di tangan Kai saat ini juga. Mama tolooong T_T
TBC
keep or delete?
kalo banyak yang nyimak sih author akan nerusin chapter 2, kalo ngga yaa hapus aja :v
thanks for readers and siders for reading this (gaje) ff^^ and i'm always waiting ur feedback (esp. for siders) c:
