"Those sound is make me calm. And when I saw him, i feel like im gonna reborn"
.
Furin
A Kirigaya Kyuu Fiction
Kuroko no Basuke © Tadoshi Fujimaki
A Drabble
.
Hari ini gue mau ke café deket sekolah. Bosen juga kalo setiap pulang sekolah main basket. Kata para senpai juga, katanya café itu bagus buat nongkrong. Yah, meski ntar juga gue palingan baca majalah doang.
"Oi Kuroko! Gue balik duluan ya!"
Bayangan gue–dia minta gue buat manggil gitu–Kuroko Tetsuya, sekaligus sahabat paling deket. Hari ini, gue lagi ga mau balik sama dia, toh gue mau ke café kan?
"Huh? Ah, yasudah. Hati-hati di jalan, Kagami-kun"
Abis itu gue ngicrit ke café. Buru-buru takut ketauan.
Gue gak tau nama café itu. Senpai cuman bilang café, gak bilang namanya. Merasa udah aman dari jangkauan mata Kuroko, gue mulai jalan biasa. Tempatnya gak jauh-jauh amat. Eh, EH IYA! Kalo gue gak tau nama café-nya gimana gue mau kesana?!
Ah, iya. Senpai pernah ngasih tau dimana tempatnya, tapi… gue gak yakin deh.
Tring…
Hm? Bunyinya agak familiar…
Jeh, gue ikutin juga tuh suara akhirnya.
"Eh? Ini kah?" kaki gue berhenti di depan sebuah toko. Ah, café. Café yang gue maksud.
'Furiefie, the Furin café'
Sebuah papan besar di atas pintu itu gue tatapin terus. Ternyata nama café-nya itu Furiefie, hm keren juga slogannya.
Tring…
Ah, bunyi yang tadi.
Kaki gue melangkah masuk.
"Su–"
Gue membeku.
Tring… Tring… Tring…
Suara ini… suara furin… haha, gak salah nih café di kasih slogan 'the furin café'. Suara yang bikin gue…
Tentram?
Njir lebay banget gue.
"Hoam… Irrashai…"
Eh?
Tring… Tring…
Lantunan Furin terdengar dari seluruh penjuru café. Mata crimson itu tertuju pada seorang lelaki berkulit dim yang mengenakan seragam dan membawa buku menu. Dia yakin lelaki itu adalah pegawai disini.
Di balik suara yang mententramkan ini. Dua pasang mata saling tatap menatap.
Mereka terlalu sibuk terhanyut dalam tatapan satu sama lain dan suara-suara furin. Sampai mereka berdua terhenyak.
'ganteng juga tuh orang…'
"Eh! Ah! Mikir apa gu–" jir malu banget gue.
"Hm, mau duduk dimana?"
'suaranya… gak kalah keren sama mukanya… suara furin juga kayak mendukung omongan dia…'
Tring… Tring…
"Di-di– G-gue Kagami" bego banget gue! Ditanya mau duduk dimana malah jawab yang lain. ARGGHH!
"Hm? Ah, gue Aomine. Gak usah formal kalo ngomong sama gue. Dan sekarang, lo mau mesen apa?"
Tring… Tring…
'Apa mungkin ini yang namanya love in first sight?'
.
.
.
Kagami memesan sebuah milk shake. Bukannya membaca majalah–seperti apa yang dipikirkannya sendiri–melainkan Kagami mengobrol dengan pegawai itu. Aomine.
Suara furin di café dan chit-chat antara Aomine dan Kagami.
Mereka berdua seakan hidup di dalam dimensi sendiri.
.
.
.
Tiap hari Kagami datang ke Furiefie, tentunya untuk bertemu Aomine. Kuroko dan senpai bahkan tidak bingung dengan kegiatan Kagami setelah club akhir-akhir ini.
Tring…
"Irrashai…" mata mereka bertemu, suara furin mengalun di sela-sela suara si dim "… Kagami"
Senyuman terpatri di wajah Kagami.
"Ung! Satu milk shake seperti biasa ya–"
Chu…
Tring… Tring…
"Eh?" Kagami diam di tempat. Seingatnya dia baru saja ingin berjalan ketempat favourite nya di Furiefie, lalu tangannya di tahan dan…
Sesuatu yang manis dan lembut menyentuh bibirnya.
"Ao-mine?"
"Hm? Ah maaf. Duduk aja dulu, gue buat pesenan lo" dan dengan kalimat itu, Aomine berjalan masuk ke pintu yang bertuliskan 'Staff only'.
"Barusan… itu ciuman, kan?"
Pipi Kagami memerah. Uap imajiner menguap di atas kepalanya. Langkahnya menuju meja di pojokkan itu bukan hanya di iringi dengan suara furin. Namun juga dengan senyuman tulusnya.
"Gue serasa lahir kembali… dasar. Ahomine"
END
A/n:
hai lagi.
AH IYA. INI GAJE TO THE MAX IYA GAJE.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHH ANEEEHHH GAJEEEE
TAPI IDE INI TERLINTAS DI OTAK :V
fufu... maap ga bisa di deteilkan ceritanya :v silahkan berimajinasi dengan Quoble ini :"
Akhir kata,
Read n Review Please~ even just a dot~
