Cast : Kim Jaejoong (22)
Jung Yunho (22)
And The Other
Genre : Romance, Family, Fantasy, Friendship
Rate : M
Disclaimer : Jaejoong is belong to Yunho. But this fanfic is belongs to me.
Warning : Yaoi alias Boys x boys love, alur gak jelas, mungkin agak OOC di awal.
And the story is begin …
.
.
Don't like don't read
Gak suka gak usah baca
.
.
Musim dingin itu, diberitakan di sebuah surat kabar tentang badai salju yang diperkirakan datang seminggu lagi, juga tentang seorang pejabat yang terbukti korupsi dan sekelompok kawanan merpati yang menghalangi jalan. Tetapi Jung Yunho tidak tertarik sama sekali dengan berita itu, ia lebih baik berdiri berjam-jam memandangi foto hitam putih atau berjam-jam berada di ruang pencucian film yang gelap.
Musim dingin kali ini Yunho menemukan objek-objek fotonya dimana-mana. Seperti pertigaan jalanan yang terlihat suram karena tak pernah dilewati orang dan palang nama jalan yang hanya tinggal hampir terlepas juga cahaya-cahaya yang merembes masuk melalui celah celah sebuah pohon dan menimbulkan bayangan yang selalu dikagumi Yunho.
Hari ini Yunho memutuskan untuk mencari objeknya disebuah hutan tak jauh dari mansionnya bernama Enghem. Dulu ia ingat bagaimana ayahnya bercerita tentang seorang pengelana yang memasuki hutan itu dan mengikuti jalan setapak, tapi kemudian ia berpaling dari jalan setapak tersebut mengejar sebuah kerlipan cahaya. Dan kemudian keesokan harinya pengelana itu ditemukan mati di Sungai Pitfall lima mil dari Hutan Enghem. Tapi Yunho cukup tahu semua yang dikatakan ayahnya itu omong kosong. Ia yakin bahwa semua yang menyangkut tentang ayahnya itu adalah omong kosong.
Yunho melihat seekor burung hinggap di ranting pohon dengan latar belakang cahaya matahari lalu bulu burung yang membuatnya memesona, seluruh tubuhnya berwarna putih bersih tanpa cacat, mata bulat hitam dan paruh kecil berwarna coklat kehitaman. Terpesona. Yunho mengambil kamera yang menggantung di lehernya dan mebidiknya. Belum sempat ia memotret burung itu, ia dikejutkan dengan seorang pria yang tak sengaja berdiri tak jauh dari objeknya dan memandangi dirinya tajam.
Namja itu seperti keluar dari film tahun 1950-an, hanya kesan hitam putih yang keluar dari namja itu, walaupun dirinya memakai pakaian terang sekalipun. Rambut cokelat almnond yang tertutupi oleh topi rajut berwarna hitam, mata doe yang indah namun sayang tak ada yang dapat ditangkap dari pandangan namja itu. Hidung dan pipinya tampak memerah akibat cuaca dingin, lalu cherry lips-nya yang berwarna pink pucat melengkung manis.
"Maaf mengagetkanmu."
Yunho mengerjabkan matanya berusaha tidak terlalu terlihat bahwa ia sedang mengagumi wajah namja cantik didepannya. Ia tak dapat menangkap kesan apapun dari perkataan namja itu. Padahal ia dapat mendengar dengan jelas bahwa namja itu meminta maaf padanya tapi yang didapat hanya kesan kelabu. Yunho terlonjak kaget dan hampir melepaskan genggamannya pada kameranya saat mendengar dengusan dari seekor kuda liar yang tak jauh darinya.
"Kau ini gampang kagetan ya ?" kekeh namja itu. Namja itu mengeluarkan tawa kecil yang lebih terdengar sama seperti dengusan kuda liar itu. Yunho tak menyukai suara itu.
"Kau fotografer ?"
"Ya"
"Kau professional"
"Tidak."
"Kau amatiran ?"
Yunho mengerutkan keningya lalu berucap,
"Fotografi adalah caraku berbicara, memandang, dan menilai semua yang ada didunia. Bagiku fotografer bukanlah hobi, pekerjaan atau obsesi, fotografi itu seperti perpanjangan dariku, seperti tongkat yang kau pakai." Yunho menunjuk pada tongkat penyangga yang dipakai namja cantik itu.
"Boleh aku memotretmu ?" Yunho tersentak. Apa yang barusan diucapkannya ? Bagaimana kalau namja itu menolak dan menamparnya ? Ia benar-benar tak habis pikir bagaimana ia bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu ? Dalam hatinya semoga namja itu berkata tidak.
"Boleh saja, tapi maafkan aku kalau pipiku agak tirus, akhir-akhir ini aku sedang tidak sehat."
Yunho mengangkat kameranya dengan tangan gemetar dan membidik namja itu. Indah sekali. Tampan dan cantik di waktu yang bersamaan. Bagaimana caranya Tuhan menciptakan makhluk se-indah ini.
Yunho tersenyum sambil memandangi layar kameranya, namja itu tersenyum sambil memandang lurus ke depan. Wajahnya yang tertimpa cahaya makin menguarkan aura hitam putih yang dimilikinya. Namun senyuman Yunho memudar setelah ia melihat sepatu bot yang dikenakan namja itu. Sepatu itu sangat besar sampai mencapai lututnya, telalu besar untuk ukuran namja mungil sepertinya.
"Ini sepatu bot ayahku." Kata namja itu menjelaskan, seolah-olah mengerti apa yang sedang dipikirkan Yunho.
"Boleh aku melihat hasil fotomu ?" Tanya namja itu.
Yunho belum sempat mengatakan tidak, jangan atau sebaiknya jangan. Karena sebernarnya ia tidak suka kalau orang lain memegang kameranya. Namun namja mungil itu sudah lebih dulu mengambil kamera yang masih digenggamnya. Tali kamera yang masih menggantung di leher, membuat Yunho harus mendekatkan tubuhnya ke namja mungil itu. Saking dekatnya Yunho sampai bisa mencium aroma yang menguar dari rambut namja itu. Menenangkan dan lembut.
"Aku terlihat aneh disini. Tapi kau adalah fotografer yang hebat." Puji namja itu sambil mendongakkan kepalanya. Jarak diantara keduanya sangat dekat. Doe eyes itu bertemu dengan mata musang Yunho. Seketika waktu serasa berhenti, keduanya saling menatap sampai mereka memalingkan wajahnya dan memundurkan wajahnya yang sekarang terlihat merah itu. Suasana hening menyergap keduanya.
"Musim dingin kali ini terlalu berbeda, dulu ada banyak warna disini. Tapi kini hanya hitam putih, aku merindukan saat-saat itu cahaya-cahaya itu terbias dan menjadi banyak warna. Tapi sepertinya kau tidak, kebanyakan fotografer menyukai hitam putih di dalam frame-nya." Yunho hanya tersenyum mendengar celotehan namja itu. Entah mengapa ia suka mendengar namja itu berbicara. Suaranya terdengar lembut dan kelabu.
"Seperti vampire memandang benda di sekitarnya." Yunho agak kaget mendengar perkataan namja itu. Yunho melirik arlojinya, ia ingat kalau ada janji denga bos-nya.
"Sepertinya aku harus pergi sekarang, sampai jumpa." Belum sempat Yunho melangkah namun ia merasakan pergelangan tangannya digenggam oleh tangan dingin. Yunho hampir saja memekik saking kagetnya. Ia menoleh kebelakang,
"Siapa namamu ?"
"Yunho. Jung Yunho."
"Senang bertemu denganmu Yunnie-ah, aku Kim Jaejoong."
Ada debaran halus saat mendengar Jaejoong menyebut namanya.
"Kau bekerja dimana ?" Tanya Jaejoong.
"Shim's Corp. Kau sendiri ?"
"Aku tidak bisa."
"Kau sakit ?"
"Aku tidak tahu Yunnie-ah, aku tidak bisa mengatakan kalau aku sakit tapi aku juga tidak bisa mengatakan kalau aku baik-baik saja."
Suasana kembali hening,
"Baiklah, aku pergi sekarang. Hangatkan dirimu, hidungmu sudah memerah. Dan … semoga cepat sembuh." Yunho mengelus kepala Jaejoong dengan sayang sambil tersenyum. Yunho sendiri tak tahu mengapa ia bertingkah seperti ini. Yunho juga tak tahu mengapa ia menjadi sangat peduli pada namja ini.
CUP..
Yunho terpaku ditempatnya, merasakan sesuatu yang lembut dan dingin menyentuh pipi kanannya. JAEJOONG MENCIUM PIPINYA.
Demi apa Yunho bisa merasakan detak jantungnya memburu. Sampai-sampai ia bisa mendengar detak jantungnya dikepalanya. Dan bisa dipastikan kini pipinya sedang merona. Ia seperti seorang gadis yang jatuh cinta.
"Annyeong Yunnie-ah. Kuharap kita bisa bertemu lagi." Ucap Jaejoong seraya meninggalkan tempat itu dengan langkah agak pincang dan jangan lupakan rona di pipinya karena apa yang baru saja dilakukannya.
Yunho tidak habis pikir namja mungil itu baru saja mencium pipinya. Mereka bahkan baru bertemu kali ini. Bagaimana bisa namja mungil itu dengan santainya mencium pipinya.
Oh god …
Sepertinya Yunho harus memeriksakan dirinya ke dokter jantung. Dari beberapa saat yang lalu jantung berdetak tak normal, tepatnya saatn ia bersama dengan Jaejoong. Yunho menyentuh pipinya yang dicium oleh Jaejoong, dan ia tersenyum. Jaejoong sangat manis ternyata. Ia pun meninggalkan tempat itu setelah memastikan Jaejoong menghilang dari pandangannya memasuki hutan itu dan hilang di balik pepohonan yang tinggi.
.
.
TBC
.
.
Sebelumnya aku mau bilang terima kasih buat yang udah review di Before The Light yang aku repost. Ff ini juga ff repost dari YunJaeRLJ. Dan seperti biasa aku minta dukungan kalian, biar aku semakin semangat melanjutkan ff nya. Oh ya, ini ff remake dari novel karya Ali Shaw yang berjudul The Girl with Glass Feet, tapi aku hanya pinjam idenya dan sebagian alurnya untuk yang lain itu murni dari saya sendiri.
.
.
As usual, review please …
